Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

DAKWAH SUNAN KUDUS DALAM BIDANG EKONOMI

Tugas ini Disusun untuk Mata Kuliah Integrasi dan Moderasi Beragama
Yang Diampu Oleh : Muhammad Saifullah
Di susun oleh:

Ahmad Anshor Hasibuan (2105026059)


Ghina Adhela (2105026060)
Nur Maulina Maftukhah (2105026061)

PROGRAM STUDI SARJANA 1 EKONOMI ISLAM


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
2021

Kata Pengantar
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Dakwah Sunan
Kudus Dalam Bidang Ekonomi” ini dapat tepat waktu. Makalah ini disusun memenuhi tugas
kelompok mata kuliah Integrasi dan Moderasi Beragama semester satu pada program studi
Ekonomi Islam. Kami berharap makalah ini dapat memberikan informasi mengenai Integrasi dan
Moderasi Beragama bagi Mahasiswa.

Dalam penulisan makalah ini, penyusun mengucapkan terimakasih kepada:

Bapak Muhammad Saifullah selaku dosen pengampu mata kuliah Integrasi dan Moderasi
Beragama. Rekan-rekan yang mengikuti mata kuliah Integrasi dan Moderasi Beragama. Semua
pihak yang ingin membantu dalam proses penyusunan makalah “Dakwah Sunan Kudus Dalam
Bidang Ekonomi”, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam penulisan makalah ini,
penulis menyadari bahwa makalah ini tidak sepenuhnya sempurna baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis masih terbatas. Tapi
penyusun berharap tugas ini dapat berguna bagi para pembacanya sekarang atau masa depan dan
menjadi pengalaman yang berharga bagi penyusun dalam proses pembuatannya. Kritik dan saran
yang membangun sangat penyusun harapkan.

15 September 2021

Penyusun

Daftar Isi

2
Kata Pengantar ...........................................................................................................2
DAFTAR ISI .............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................4
A. Latar Belakang .....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah ...............................................................................................4
C. Tujuan ..................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................5

A. Sejarah Singkat Sunan Kudus ..............................................................................5


B. Peran Sunan Kudus dalam Bidang Ekonomi.........................................................6
C. Contoh Dakwah Sunan Kudus dalam Bidang Ekonomi....................................... 7

BAB III PENUTUP ...................................................................................................8

A. Kesimpulan ..........................................................................................................8
B. Saran ....................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................9

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Walisongo merupakan para ulama yang menyebarkan agama islam melalui
dakwahnya. Dalam melaksanakan dakwah walisongo memiliki strategi yang berbeda-
beda. Strategi ini dibentuk sebaik mungkin agar masyarakat dapat menerima ajaran
dengan mudah. Karena pada masa itu presentase pendidikan yang dianut masyarakat
masih sangat rendah, sehingga mereka dapat mengikuti suatu paham baru dengan suatu
hal yang dapat mereka lakukan sehari hari.
Salah satu Walisongo yang ada di Jawa Tengah yaitu Sunan Kudus. Sunan Kudus
mengambil beberapa strategi untuk menyebarkan dakwah, diantaranya bidang budaya
dan seni, social, seni arsitektur, dan ekonomi. Sampai saat ini peninggalan Sunan Kudus
masih diabadikan oleh masyarakat sekitar. Peninggalan ini biasanya dijadikan tempat
wisata dan tentunya sangat membantu perekonomian masyarakat sekitar nya. Disini kami
akan menguraikan strategi dakwah Sunan Kudus dibidang ekonomi.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan sejarah Sunan Kudus secara singkat !
2. Bagaimana peran yang diambil oleh Sunan Kudus dalam bidang ekonomi ?
3. Apa saja contoh dakwah Sunan Kudus dalam bidang ekonomi ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui sejarah singkat tentang Sunan Kudus
2. Mengetahui peran yang diambil oleh Sunan Kudus dalam bidang ekonomi
3. Mengetahui contoh dakwah Sunan Kudus dalam bidang ekonomi

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat Sunan Kudus

Sunan Kudus adalah putera dari R. Usman Haji atau Sunan ngudung. Sunan Kudus
sebagai walisongo diberikan wewenang untuk menyebarkan islam ke daerah Kudus.
Beliau dikenal sebagai “waliyul ilmi” diantara kesembilan wali yang lainnya, sebagai
seorang yang memiliki keahlian di bidang agama meliputi tauhid, hadits, usul, tafsir,
sastra, mantiq terkhusus dalam bidang fiqih. Sunan Kudus atau Syekh Ja'far Shodiq
adalah orang yang tidak hanya seorang senopati di Kerajaan Demak Bintaro tetapi juga
seorang ahli hukum Islam. Saat itu suasana di Kudus penuh dengan penindasan. Banyak
orang menyukai pemborosan, judi, mabuk-mabukan. Hal ini membuat Sunan Kudus
khawatir apakah orang-orang yang dholim bisa disadarkan. Melalui dakwahnya Sunan
Kudus berhasil mengajak mereka memeluk agama Islam.

Dalam menyebarkan agama Islam, beliau menggunakan cara-cara yang sangat bijak,
melihat situasi dan kondisi masyarakat setempat. Hal ini terlihat dari bangunan Masjid
dan Menara Suci disesuaikan dengan seni bangunan atau arsitektur Hindu. Hal ini akan
memberikan kesan bahwa agama yang dibawa oleh Sunan Kudus sama dengan agama
Hindu. Lubang pancuran wudhu berjumlah delapan dan berbentuk seperti kepala patung.
Menurut umat Hindu, angka delapan berarti delapan jalan kebenaran.

Selain itu umat Hindu menganggap bahwa sapi sebagai hewan suci yang tidak boleh
diganggu. Sunan Kudus juga berpesan kepada masyarakat untuk tidak menyembelih sapi.
Jika hal ini terjadi, maka orang akan marah, karena hewan peliharaannya diganggu.

5
B. Peran yang Diambil Sunan Kudus dalam Bidang Ekonomi
Dalam melakukan dakwahnya Sunan Kudus mendirikan tempat ibadah umat
muslim yang sering disebut Masjid Al-Aqsa. Menara Masjid Al-Aqsa dengan pernik-
pernik yang tertempel berupa keramik. Sakai Takashi dan Takimoto Tadashi, arkeolog
Jepang menelusuri asal mula berbagai keramik di Masjid dan Menara Kudus pada 28
Agustus 2008 dikaitkan dengan agama dan peradaban. Keberadaan Masjid Al-Aqsa
memiliki kekhasan berupa menara di halaman masjid, kompleks makam Sunan Kudus di
belakang masjid, tempat wudlu (padasan) terdiri 8 pancuran (kran). Dalam ajaran
Buddha, 8 kepala arca yang semula ada di 8 pancuran wudu Masjid al-Aqsha sebelum
diperbaiki (sebagaimana kini) yang dikenal astasanghikamarga (asta: 8, sanghika:
berlipat, dan marga: jalan) yakni 8 jalan utama yang benar dalam hal pemgetahuan,
keputusan, perkataan, perbuatan, cara penghidupan, daya usaha, meditasi, dan
kontemplasi yang benar (suci, murni, luhur). Hal ini merupakan penafsiran dari teman
penulis warga Kudus yang beragama Buddha. Sampai sekarang Masjid Al-Aqsa masih
berdiri tegak. Pengunjung nya pun dari berbagai penjuru dunia. Mereka berkunjung
dengan tujuan yang berbeda beda, beribadah, ziarah, pecinta ornamen, dan sebagainya.
Dengan ini perekonomian disekitar masjid al-aqsha sangat berkembang pesat.
Selain itu Sunan Kudus juga memiliki etos kerja yang tinggi. Dalam menanamkan
etos kerja ideal ini menjelaskan usaha besar Sunan Kudus membangun konsep
“Gusjigang”, yaitu pemuda harus bagus, pinter mengaji dan pandai berdagang. Besarnya
usaha yang dibangun oleh Sunan Kudus dalam rangka menghasilkan format agama yang
murni berhaluan sosial ekonomi kemasyarakatan serta keinginan kuat dirinya
menciptakan fakta ini sebagai aturan niscaya kehidupan masyarakat Kudus, menguatkan
eksistensinya sebagai Wali Saudagar. Meskipun secara deskriptif analitik, memposisikan
fakta ini sebagai hakikat simbolik dalam perjalanan dakwah Sunan Kudus di Kudus,
namun ritme kesejarahan yang berjalan dan menjadi arsitektur peninggalannya,
menunjukkan bahwa predikat ini memiliki sebuah keniscayaan yang bisa
dipertanggungjawabkan.

6
C. Contoh Dakwah Sunan Kudus dalam Bidang Ekonomi
Dalam melakukan dakwah, Sunan Kudus memiliki strategi yang bermacam macam.
Salah satunya di bidang ekonomi. Berikut contoh dakwah Sunan Kudus dalam Bidang
Ekonomi.
1. Sunan Kudus adalah seorang pedagang, sehingga di masyarakat Kudus semangat untuk
mengikuti jejak Sunan Kudus yakni semangat berdagang. Mengingat tanah wilayah
Kudus yang cocok untuk berwirausaha jika dibandingkan dengan bertani atau bercocok
tanam. Komoditi dagang yang dahulu dibawa oleh Sunan Kudus berupa kain. Yang
sekarang ini kerap disebut “gusjigang” yaitu pemuda dapat menerapkan karakter bagus,
ngaji, dagang.
2. Sunan Kudus juga mengambul konsep akulturasi budaya tepatnya pengapdosian dari
ajaran Budha yakni Asta Sanghika Marga atau Delapan Jalan Utama. Yang diterapkan
dalam bentuk pancuran atau padasan yang berjumlah delapan dan difungsikan sebagai
tempat wudhu. Tiap pancuran dihiasi dengan relief arca sebagai ornament penambah
estetika. Hal inilah yang mengundang daya tarik masyarakat luar untuk berkunjung ke
Kudus. Yang kemudian tempat ini berfungsi ganda yaitu sebagai tempat berwudhu dan
tempat wisata. Dengan adanya wisata ini perekonomian di Kudus dapat meningkat.
3. Pola akulturasi budaya local Hindu-budha dengan Islam juga direalisasikan oleh Sunan
Kudus, yaitu berupa bangunan atau yang kerap disebut Menara Kudus. Menara Kudus
bukanlah Menara yang berarsitektur Timur Tengah, melainkan lebih mirip dengan
bangunan Candi Jago atau serupa dengan bangunan Pura di Bali. Sampai saat ini Menara
Kudus masih berdiri tegak dan sering dikunjungi oleh wisatawan religi.

7
BAB III
Penutup

A. Kesimpulan

Sunan Kudus adalah putera dari R. Usman Haji atau Sunan ngudung.Sunan Kudus
atau Syekh Ja’far Shodiq adalah orang yang tidak hanya seorang senopati di Kerajaan Demak
Bintaro tetapi juga seorang ahli hukum Islam.Dalam melakukan dakwahnya Sunan Kudus
mendirikan tempat ibadah umat muslim yang sering disebut Masjid Al-Aqsa.

Dalam ajaran Buddha, 8 kepala arca yang semula ada di 8 pancuran wudu Masjid al-
Aqsha sebelum diperbaiki (sebagaimana kini) yang dikenal astasanghikamarga (asta: 8,
sanghika: berlipat, dan marga: jalan) yakni 8 jalan utama yang benar dalam hal pemgetahuan,
keputusan, perkataan, perbuatan, cara penghidupan, daya usaha, meditasi, dan kontemplasi yang
benar (suci, murni, luhur).

1. Sunan Kudus adalah seorang pedagang, sehingga di masyarakat Kudus semangat


untuk mengikuti jejak Sunan Kudus yakni semangat berdagang. Mengingat tanah
wilayah Kudus yang cocok untuk berwirausaha jika dibandingkan dengan bertani
atau bercocok tanam.
2. Sunan Kudus juga mengambul konsep akulturasi budaya tepatnya pengapdosian
dari ajaran Budha yakni Asta Sanghika Marga atau Delapan Jalan Utama. Yang
diterapkan dalam bentuk pancuran atau padasan yang berjumlah delapan dan
difungsikan sebagai tempat wudhu
3. Pola akulturasi budaya local Hindu-budha dengan Islam juga direalisasikan oleh
Sunan Kudus, yaitu berupa bangunan atau yang kerap disebut Menara Kudus.
B. Saran

Demikianlah makalah yang dapat kami buat, kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan
semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan manfaat bagi pembaca.

8
Daftar Pustaka

https://bappeda.kuduskab.go.id, Sejarah Singkat Sunan Kudus. Dikutip pada tanggal 29


September 2021
http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/indo-islamika/index, Islamisasi Jawa: Sayyid Ja’far Shadiq
dan Menara Kudus Sebagai Media Dakwahnya. Dikutip pada tanggal 4 Oktober 2021
https://media.neliti.com, Humanisasi Strategi Dakwah Sunan Kudus. Dikutip pada tanggal 28
September 2021

Anda mungkin juga menyukai