Sumber-Sumber Pendidikan Karakter
Sumber-Sumber Pendidikan Karakter
Disusun oleh ;
Hisnil Mubarok
Hoksi Ardila
Tasya Putri
FAKULTAS USHULUDDIN
2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah dengan memanjatkan rasa puja dan puji syukur kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan segala rahmat,taufiq,serta inayahnya kepada kami
sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Sholawat beserta salam semoga tetap terlimpah curahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW,yang telah memberi risalah yang penuh ilmu dan
pengetahuan sehingga makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembacanya dan
semoga kita selaku umatnya mendapatkan syafaatnya di akhirat kelak,tak lupa
terimakasih juga kami sampaikan kepada Bpk Umar Faizi M.pdi selaku dosen
mata kuliah Pendidikan kewarganegaraan.
Sebagai penutup kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembacanya dan menambah keberkahan bagi kita semua,besar harapan kami agar
para pembaca memberikan kritik dan saran agar kami dapat memberikan yang
lebih baik lagi untuk makalah kami selanjutnya.
Kediri, 22 Desember
2021
DAFTAR ISI
BAB l. ...................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................... 1
A. Latar belakang .......................................................... 1
B. Rumusan masalah ..................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................... 2
PEMBAHASAN ...................................................................... 3
A. Kesimpulan ............................................................. 12
B. Daftar pustaka ......................................................... 13
BAB l
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang
berkualitas. Untuk memenuhi hal tersebut, pendidikan memiliki peran yang sangat
penting. Hal ini sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional pada pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan
nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, kreatif, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Akan tetapi, dampak globalisasi yang terjadi saat ini
membawa masyarakat Indonesia melupakan pendidikan karakter. Pendidikan
karakter merupakan suatu pondasi bangsa dan perlu ditanamkan sejak dini kepada
anak-anak. Pendidikan karakter dapat diartikan sebagai the deliberate us of all
dimensions of school life to foster optimal character development yaitu usaha kita
secara sengaja dari seluruh dimensi kehidupan sekolah/madrasah untuk membantu
pembentukan karakter secara optimal. Hal tersebut berkaitan dengan pembentukan
karakter peserta didik sehingga mampu bersaing, beretika, sopan santun dan
berinteraksi dengan masyarakat. Berdasarkan penelitian di Harvard University
Amerika Serikat (Ali Ibrahim Akbar, 2000), ternyata kesuksesan seseorang tidak
ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan (hard skill) saja, tetapi
lebih oleh kemampuan mengolah diri dan orang lain (soft skill). Bahkan orang-
orang tersukses didunia bisa berhasil dikarenakan lebih banyak didukung oleh
kemampuan soft skill daripada hard skill. Hal ini mengisyaratkan bahwa mutu
pendidikan karakter peserta didik sangat penting untuk ditingkatkan. Untuk
mencapai tujuan tersebut terdapat beberapa sumber pendidikan karakter agar
sesuai untuk diterapkan didalam kehidupan.
B. RUMUSAN MASALAH
C TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud pendidikan karakter bangsa
2. Untuk mengetahuu apa saja sumber sumber pendidikan karakter bangsa.
3. Untuk mengetahui tantangan pendidikan karakter bangsa.
BAB II
PEMBAHASAN
Pendidikan karakter merupakan gabungan dari dua kata, yaitu pendidikan dan
karakter. Kita ketahui bahwa pengertian pendidikan begitu banyak versi yang
menyebutkan. Salah satunya adalah Ki Hadjar Dewantara dalam Kongres Taman
Siswa yang pertama tahun 1930 mengatakan bahwa pendidikan umumnya berarti
daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin,
karakter), pikiran (intelek), dan tubuh anak; dalam Taman Siswa tidak boleh
dipisahkan bagian-bagian itu agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup,
kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik selaras dengan dunianya.
Sedangkan istilah karakter secara etimologis berasal dari bahasa Yunani
“Charassein” yang mempunyai arti “mengukir”. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia karakter merupakan tabiat; sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti
yang membedakan seseorang dengan yang lain. Definisi lainnya dikemukakan
oleh Simon Philips dalam bukunya Refleksi Karakter Bangsa (2008:235),
karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem yang
melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan. Imam Ghozali
menganggap bahwa karakter lebih dekat dengan akhlak, yaitu spontanitas manusia
dalam bersikap, atau perbuatan yang telah menyatu dalam diri manusia sehingga
ketika muncul tidak dipikirkan lagi. Sementara itu, Koesoema A (2007:80)
menyatakan bahwa karakter sama dengan kepribadian. Dari berbagai pendapat di
atas dapat disimpulkan bahwa karakter itu berkaitan dengan kekuatan moral, jadi
orang yang berkarakter adalah orang yang memiliki kualitas moral positif. Maka
pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan
secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilai-nilai perilaku
manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama
manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap,
perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum,
tata krama, budaya, dan adat istiadat. Pendidikan karakter melibatkan aspek
pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action).
- Agama
- Pancasila
- Budaya
- Media
- Pendidikan
1. Agama
Dalam kehidupan, sudah tentu kita mempunyai agama yang sesuai dengan
keyakinan kita masing-masing. Agama merupakan kunci utama dalam
pembentukan karakter manusia, karna agama merupakan tuntunan untuk
kehidupan kita agar kita dapat bersikap, berucap, dan memiliki karakter yang
sesuai dengan norma dan etika, oleh karena itu kehidupan individu, masyarakat
atau sosial, serta bangsa harus selalu didasari pada ajaran-ajaran agama. Dalam
devinisi Islam, nilai yang sangat terkenal dan melekat yang mencerminkan akhlak
atau perilaku yang luar biasa tercermin pada Nabi Muhammad Saw, yaitu sidik,
amanah, tablig, fatonah. Selain itu Nabi Muhammad Saw juga terkenal dengan
karakter kesabaranya, ketangguhanya, dan berbagai karakter lain. Dengan
demikian karakter beliau patut kita contoh dan kita implementasikan dalam
kehidupan kita sehari-hari. Atas dasar pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka
nilai-nilai pendidikan karakter harus di dasarkan pada nilai-nilai dan kaidah yang
berasal dari agama. Terdapat beberapa fungsi agama, antara lain:
• Pembaharuan agama menjadi agen perubahan basis-basis nilai dan moral bagi
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
2. Pancasila
3. Budaya
a. Kesenian
Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi
hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun telinga.
Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan
berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujudan kesenian
yang kompleks.
Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan
sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan
manusia dengan makhluk hidup yang lain.
d. Bahasa
Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk
saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan
(bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada
lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan
diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan mudah
membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat.
f. Sistem pengetahuan
Sistem yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang
berbeda sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula,
sehingga perlu disampaikan agar yang lain juga mengerti.
g. Sistem kepercayaan
Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang muncul karena
kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan Maha Kuasa.
Sehingga suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup bermasyarakat
yang tidak didasari oleh nilai-nilai. Nilai-nilai budaya itu dijadikan dasar dalam
pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antaranggota
masyarakat tersebut. Budaya yang demikian sangat penting dalam kehidupan
masyarakat yang mengharuskan budaya menjadi sumber nilai dalam pendidikan
budaya dan karakter bangsa.
4. Media massa
Media masa, baik media cetak maupun elektronik, harus sadar bahwa yang di
tampilkan selalu menjadi perhatian publik. Oleh karena itu, berita yang di
tampilkan harus melalui seleksi yang ketat ditinjau dari efek negatif bagi publik.
Tayangan televisi dalam bentuk sinetron, hiburan, dan acara lain yang tidak
mendidik publik harus dihindari, sehingga tidak berdampak negative bagi
pemirsanya terutama kalangan anak anak. Adapun fungsi media masa:
1. Pengawasan (surveillance).
2. Penafsiran (interpretation).
3. Keterkaitan (linkage).
4. Penyebaran nilai (transmission of values).
5. Hiburan (entertainment).
5. Pendidikan
1. Learning to know
2. Learning to do
3. Learning to be
- Sekolah belum dapat memilih nilai-nilai karakter yang sesuai dengan misinya.
Umumnya sekolah menghadapi kesulitan dalam memilih nilai-nilai karakter yang
cocok dan sesuai dengan visi sekolahnya. Hal ini berdampak pada gerakan
membangun karakter di sekolah menjadi kurang terarah dan fokus, sehingga tidak
jelas juga penilaian dan monitoringnya.
- Guru belum dapat memilih nilai-nilai karakter yang sesuai dengan mata
pelajaran yang diampu. Dalam mata pelajaran juga terdapat nilai-nilai karakter
yang harus dikembangkan oleh guru pengampu. Nilai-nilai karakter mata
pelajaran belum dapat dipelajari dengan baik untuk dikembangkan dalam proses
pembelajaran.
- Guru belum dapat menjadi teladan atas nilai-nilai karakter yang dipilihnya.
Peran guru untuk menjadi teladan dalam mewujudkan nilai-nilai karakter secara
khusus sesuai dengan nilai karakter mata pelajaran dan nilai-nilai umum di
sekolah belum dapat dilaksanakan dengan baik. Sedangkan tantangan yang
bersifat eksternal:
-Pengaruh globalisasi
-Perubahan lingkungan sosial secara global yang mengubah tata nilai, norma
suatu bangsa menjadi lebih terbuka
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2015/01/17/sumber-sumber-pendidikan-
karakter-3/
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2015/01/17/sumber-sumber-pendidikan-
karakter-2