2797525.pdf File
2797525.pdf File
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
KRISNA (4113240016)
DEDE ARYA NINGSIH
DEWI PERONIKA MANULANG
JETRO RAJAGUKGUK
ORIFA
SOFYAN
SWAR NINGSIH
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini yang
berjudul "alat ukur listrik dan pengukuran ac " .
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam
kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
Pengukuran adalah suatu perbandingan antara suatu besaran dengan besaran lain yang
sejenis secara eksperimen dan salah satu besaran dianggap sebagai standar. Dalam pengukuran
listrik terjadi juga pembandingan, dalam pembandingan ini digunakan suatu alat bantu (alat
ukur). Alat ukur ini sudah dikalibrasi , sehingga dalam pengukuran listrikpun telah terjadi
pembandingan. Sebagai contoh pengukuran tegangan pada jaringan tenaga listrik dalam hal ini
tegangan yang akan diukur diperbandingkan dengan penunjukan dari voltmeter.
Pada pengukuran listrik dapat dibedakan dua hal:a. Pengukuran besaran listrik, seperti arus
(ampere), Tegangan (Volt), Daya Listrik (watt), dllb. Pengukuran besaran nonlistrik, seperti suhu,
kuat cahaya, tekanan dll.
Dalam melakukan pengukuran pertama harus ditentukan cara pengukurannya. Cara dan
pelaksanaan pengukuran itu dipilih sedemkian rupa sehingga alat ukur yang ada dapat digunakan
dan diperoleh efisiensi setinggi tingginya. Jika cara pengukuran dan alatnya sudah ditentukan ,
penggunaanya harus dengan baik pula. Setiap alat harus diketahui dan diyakini cara kerjanya. Dan
harus diketahui pula apakah alat alat yang akan digunakan dalam keadaan baik dan mempunyai
kelas ketelitian sesuai dengan keperluannya.
Alat ukur listrik yaitu peralatan yang memungkinkan untuk mengamati besaran-besaran
listrik, instrumentasi perlu dipelajari agar dalam pemakaian tidak terjadi kesalahan.
Yang perlu diperhatikan dalam pengukuran adalah: - Alat ukur tidak boleh
membebani/mempengaruhi yang diukur atau disebut mempunyai impedansi masuk yang besar.
- Mempunyai keseksamaan yang tinggi, yaitu alat harus mempunyai ketepatan dan ketelitian yang
tinggi (mempunyai accuracy error dan precision error yang tinggi).
- Mempunyai kepekaan (sensitifitas) yang tinggi, yaitu batas input signal yang sekecil-kecilnya
sehingga mampu membedakan gejala-gejala yang kecil.
- Mempunyai stabilitas yang tinggi sehingga menolong dalam pembacaan dan tidak terganggu
karena keadaan yang tidak dikehendaki.
- Kemampuan baca (realibilitas) yang baik, hal ini banyak tergantung dari skala dan alat penunjukan
serta piranti untuk menghindari kesalahan paralak.
- Kemantapan(reabilitas) alat tinggi, yaitu alat yang dapat dipercaya kebenarannya untuk jangka
waktu yg lama
BAB II ALAT UKUR LISTRIK
Multitester adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur tegangan listrik, arus listrik, dan
tahanan (resistansi). Itu adalah pengertian multitester. secara umum, sedangkan pada
perkembangannya multitester masih bisa digunakan untuk beberapa fungsi seperti mengukur
temperatur, induktansi, frekuensi, dan sebagainya. Ada juga yang menyebut sebagai VOM
(Volt/Ohm meter) yang dapat mengukur tegangan (voltmeter), hambatan (ohm-meter), maupun
arus (amper-meter). Ada dua kategori multimeter: multimeter digital atau DMM (digital multi-
meter)(untuk yang baru dan lebih akurat hasil pengukurannya), dan multimeter analog. Masing-
masing kategori dapat mengukur listrik AC, maupun listrik DC.
1. Definisi Pengukuran
Untuk mengetahui besaran listrik DC maupun AC seperti tegangan, arus, resistansi, daya,
faktor kerja, dan frekuensi kita menggunakan alat ukur listrik. Awalnya dipakai alat-alat ukur analog
dengan penunjukan menggunakan jarum dan membaca dari skala. Kini banyak dipakai alat ukur
listrik digital yang praktis dan hasilnya tinggalmembaca pada layar display (Gambar 1).
Bahkan dalam satu alat ukur listrik dapat digunakan untuk mengukur beberapa
besaran,misalnya tegangan AC dan DC, arus listrik DC dan AC, resistansi kita menyebutnya Multitster
Untuk kebutuhan praktis tetap dipakai alat ukur tunggal, misalnya untuk mengukur tegangan saja,
atau daya listrik saja. Sampai saat ini alat ukur analog masih tetap digunakan karena handal,
ekonomis, dan praktis (Gambar 2). Namun alat ukur digital makin luas dipakai, karena harganya
makin terjangkau, praktis dalam pemakaian, dan penunjukannya makin akurat dan presisi.
2. Sistem Satuan
1. Standar amper
Menurut ketentuan Standar Internasional (SI) adalah arus konstan yang dialirkan pada dua
konduktor dalam ruang hampa udara dengan jarak 1 meter, di antara kedua penghantar
menimbulkan gaya = 2 × 10-7 newton/m panjang.
2. Standar resistansi
Menurut ketentuan SI adalah kawat alloy manganin resistansi 1 yang memiliki tahanan listrik
tinggi dan koefisien temperatur rendah, ditempatkan dalam tabung terisolasi yang menjaga dari
perubahan temperatur atmosfer.
3. Standar tegangan
Ketentuan SI adalah tabung gelas Weston mirip huruh H memiliki dua elektrode, tabung
elektrode positip berisi elektrolit mercury dan tabung elektrode negatip diisi elektrolit cadmium,
ditempatkan dalam suhu ruangan. Tegangan elektrode Weston pada suhu 20°C sebesar 1.01858 V.
4. Standar Kapasitansi
Menurut ketentuan SI, diturunkan dari standart resistansi SI dan standar tegangan SI, dengan
menggunakan sistem jembatan Maxwell, dengan diketahui resistansi dan frekuensi secara teliti akan
diperoleh standar kapasitansi (farad).
5. Standar Induktansi
Menurut ketentuan SI, diturunkan dari standar resistansi dan standar kapasitansi, dengan
metode geometris, standar induktor akan diperoleh.
Alat ukur listrik analog merupakan alat ukur generasi awal dan sampai saat ini masih
digunakan. Bagiannya banyak komponen listrik dan mekanik yang saling berhubungan. Bagian listrik
yang penting adalah, magnet permanen, tahanan meter, dan kumparan putar. Bagian mekanik
meliputi jarum penunjuk, skala dan sekrup pengatur jarum penunjuk.
Alat ukur analog memiliki komponen putar yang akan bereaksi begitu mendapat sinyal
listrik. Cara bereaksi jarum penunjuk ada yang menyimpang dulu baru menunjukkan angka
pengukuran. Atau jarum penunjuk bergerak ke angka penunjukan perlahan-lahan tanpa ada
penyimpangan. Untuk itu digunakan peredam mekanik berupa pegas yang terpasang pada poros
jarum atau bilah sebagai penahan gerakan jarum berupa bilah dalam ruang udara .
Pada meter dengan kelas industri baik dari jenis kumparan putar maupun jenis besi putar
seperti meter yang dipasang pada panel meter banyak dipakai peredam jenis pegas.
Bentuk skala memanjang saat kini jarang ditemukan. Bentuk skala melingkar dan skala kuadran
banyak dipakai untuk alat ukur voltmeter dan ampermeter pada panel meter
a. Multitester Analog
Multitester salah satu meter analog yang banyak dipakai untuk pekerjaan kelistrikan dan bidang
elektronika (Gambar 4).
Alat ukur digital saat sekarang banyak dipakai dengan berbagai kelebihannya, murah, mudah
dioperaikan, dan praktis. Multimeter digital mampu menampilkan beberapa pengukuran untuk arus
miliamper, temperatur °C, tegangan milivolt, resistansi ohm, frekuensi Hz, daya listrik mW sampai
kapasitansi nF (Gambar 5).
Pada dasarnya data /informasi yang akan diukur bersifat analog. Blok diagram alat ukur
digital terdiri komponen sensor, penguat sinyal analog, analog to digital converter, mikroprosesor,
alat cetak, dan display digital.
Gambar 5
Sensor mengubah besaran listrik dan non elektrik menjadi tegangan, karena tegangan masih
dalam orde mV perlu diperkuat oleh penguat input. Sinyal input analog yang sudah diperkuat, dari
sinyal analog diubah menjadi sinyal digital dengan (ADC) analog to digital akan diolah oleh perangkat
PC atau mikroprosessor dengan program tertentu dan hasil pengolahan disimpan dalam sistem
memori digital. Informasi digital ditampilkan dalam display atau dihubungkan dicetak dengan mesin
cetak. Display digital akan menampilkan angka diskrit dari 0 sampai angka 9 ada tiga jenis, yaitu 7-
segmen, 14-segmen dan dot matrik 5 x 7 .
Sinyal digital terdiri atas 0 dan 1, ketika sinyal 0 tidak bertegangan atau OFF, ketika sinyal 1
bertegangan atau ON.
C. PENGGUNAAN MULTITESTER
o Skala ohmmeter biasanya terletak pada papan skala paling atas, ciri-cirinya adalah angka 0 berada
disebelah kanan dan disebelahnya ada simbol ohm.
o Untuk menentukan nilai resistor yang diukur caranya adalah dengan mengalikan angka yang
ditunjukkan oleh jarum penunjuk dikalikan dengan batas ukur.
o Contoh : misal jarum menunjuk ke angka 5 dan posisi batas ukur pada X100, maka nilai resistor
tersebut adalah 5 X100 = 5.000 ohm atau 5Kohm.
o Pada beberapa multimeter ada yang papan skalanya dibedakan antara skala X1 dan skala X1K.
o Skala V-A biasanya terletak dibawah skala ohmmeter, ciri-cirinya adalah angka 0 berada disebelah kiri
dan disebelahnya ada tanda V-A.
o Berbeda dengan ohmmeter, skala V-A biasanya ada lebih dari satu, berdasarkan batas ukur yang ada.
o Contoh: multimeter yang mempunyai batas ukur 0.25, 2.5, 10, 50, 250, dan 1000 maka ada 3 ukuran
skala yaitu 10, 50 dan 250.
o Cara pembacaannya adalah langsung menentukan nilai sesuai dengan angka yang ditunjukkan oleh
jarum penunjuk dengan memperhatikan ukuran skala mana yang dipakai.
o Misal kita menggunakan batas ukur 2.5 maka ukuran skala yang dipakai adalah yang skala 250V lalu
angka yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk dibagi dengan 100. angka 100 diperoleh dari 250V
dibagi 2.5
o Contoh : Saat mengukur tegangan batu battery 1.5 V maka batas ukur kita atur pada posisi 2.5V, jadi
yang dipakai deretan skala 250. Misalnya jarum menunjuk di posisi 150 berarti tagangan battery
adalah 150/100 = 1.5 Volt
1) Pertama-tama harus diingat bahwa apakah yang diukur itu tegangan AC ataUuDC
2) Kita ukur tegangan AC.
3) Harus diingat pula batas ukurnya. Misalnya jaringan listrik PLN 220 Volt.
4) Saklar Batas Ukur menunjuk AC Volt, ke angka yang lebih tinggi dari batas ukur, misal ke angka 250
Volt.
5) Tempelkan colok yang satu ke + dn yang lain ke - karena yang akan diukur arus arusnya bolak-balik.
6) Pada waktu mengukut ini misalnya jarum penunjuk menunjuk angka 220, ini berarti tegangan PLN
disitu 220 Volt. Tentu saja skala yang dipakai adalah yang batas kiri 0 dan batas kanan 250
Pasang Kabel hitam ke COM (Ground), dan pasang Kabel Merah ke Lubang palingkanan
(V/Ohm). Tentukan object pengukuran, misalnya akan mengukur battere Nokia yang berkapasitas
3,7V.
Lihat skala pada Multitester pd bagian V (Volt) ada dua yaitu:
DC Volt -- (Tegangan searah) : Tegangan Batere, Teg. Output IC Power, dsb (Terdapat Polaritas + dan
-) AC Volt ~ (Tegangan Bolak Balik) : Tegangan PLN, dan sejenisnya. Umumnya yg digunakan dalam
pengukuran arus lemah seperti pengukuran ponsel, dll dipilih yg DC Volt – Setelah dipilih skala DC
Volt, ada nilai2 yang tertera pada bagian DC Volt tsb.
Contoh:
200mV artinya akan mengukur tegangan yang maximal 0,2 Volt
2V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 2 Volt
20V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 20 Volt
200V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 200V
750V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 750V
Gunakan skala yang tepat utk pengukuran, misal Battere 3,6 Volt gunakan skala pada 20V.
Maka hasilnya akan akurat misal terbaca : 3,76 Volt. Jika menggunakan skala 2 V akan muncul angka
1 (pertanda overload/ melebihi skala) Jika menggunakan skala 200V akan terbaca hasilnya namun
tidak akurat mis terbaca : 3,6V atau 3,7 V saja (1digit belakang koma) Jika menggunakan 750V bisa
saja namun hasilnya akan terbaca 3 atau 4 volt (Dibulatkan lsg tanpa koma)
Setelah object pengukuran sudah ada, dan skala sudah dipilih yang tepat, maka lakukan pengukuran
dengan menempelkan kab el merah ke positif battere dan kabel hitam ke negatif batere. Akan
muncul hasil pengukurannya. Jika kabel terbalik hasilnya akan tetap muncul, namun ada tanda
negatif didepan hasilnya. Beda dengan Multitester Analog. Jika kabel terbalik jarum akan mentok
kekiri.
NB : jika Multitester ada tombol DH, artinya Data Hold. Jika ditekan maka hasilnya akan freeze, dan
bisa dicatat hasilnya.
1. MULTIMETER MANUAL
Kelebihannya adalah mudah dalam pembacaannya dengan tampilan yang lebih simple.
Sedangkan kekurangannya adalah akurasinya rendah, jadi untuk pengukuran yang memerlukan
ketelitian tinggi sebaiknya menggunakan multimeter digital.
2. MULTIMETER DIGITAL
Multimeter digital biasanya dipakai pada penelitian atau kerja-kerja mengukur yang
memerlukan kecermatan tinggi, tetapi sekarang ini banyak juga bengkel-bengkel komputer dan
service center yang memakai multimeter digital. Kekurangannya adalah susah untuk memonitor
tegangan yang tidak stabil. Jadi bila melakukan pengukuran tegangan yang bergerak naik-
turun,sebaiknya menggunakan multimeter analog.
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Alat ukur elektronika adalah suatu alat yang dapat mengetahui besarnya nilai yang digunakan
dalam sebuah alat ukur elektronika berdasarkan tingkat ketelitian tertentu. Beberapa contoh alat-
alat elektronika adalah sebagai berikut :
• Amperemeter
• Voltmeter
• Ohmmeter
• Multimeter
• Osiloskop
• Kapasitor
Masing-masing dari alat tersebut mempunyai kegunaan / fungsi yang berbeda-beda.
Amperemeter : Untuk mengukur arus listrik baik untuk listrik DC maupun AC Alat amper-meter ini
mempunyai simbol A m, A-m, atau A•m dalam satuan SI, dan dapat berupa alat ukur analog.
Voltmeter : untuk mengukur besar tegangan listrik dalam suatu rangkaian listrik.
Ohmmeter : alat pengukur hambatan listrik, yaitu daya untuk menahan mengalirnya arus
listrik dalam suat konduktor.
Multimeter : untuk mengukur harga resistensi (tahanan),tegangan AC (Alternating
current),tegangan DC (Direct current), dan arus DC.
Osiloskop : alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik.
Kapasitor : alat yang dapat menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan
ketidakseimbangan internal dari muatan listrik.
B. SARAN
Mengukur menggunakan alat ukur elektronik mungkin menjadi sesuatu yang menakutkan
bagi sebagian orang.Hal-hal seperti ini harus dihilangkan karena hal tersebut dapat menjadi kendala
pada saat kita melakukan pengukuran. Mengukur tidaklah susah jika kita tidak membuatnya
susah.Yan harus kita perhatikan ketika ingin memulai suatu pengukuran adalah bagaimana langkah-
langkahnya atau prosedur pengukuran tersebut.Apabila dalam melakukan suatu pengukuran kita
telah melaksanakannya sesuai prosedur,maka hasilnya pun akan sesuai dengan apa yang kita
harapkan. Maka dari itu,janganlah pernah takut untuk melakukan sebuah pengukuran
menggunaakan alat ukur elektronik. Mudah-mudahan makalah ini bisa menjadi suatu referensi
untuk kita untuk mulai mencoba melekukan pengukuran menggunakan alat ukur elektronik.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Multimeter
http://nabilarik.blogspot.com/2010/02/alat-ukur-multimeter.html
http://www.borneoflasher-training.com/showthread.php?t=129
http://abisabrina.wordpress.com/2010/07/29/mengenal-multimeter/
http://forum.djawir.com/elektronika-handphone-128/penggunaan-multitester-digital-23644/
http://www.sisilain.net/2010/10/pengertian-dan-fungsi-multimeter.html
http://abisantoso.multiply.com/journal
http://marulloh.multiply.com/journal/1/PRINSIP_KERJA_MULTIMETER
http://anggitsetiyadi87.blogspot.com/2011/01/makalah-alat-bantu-dan-ukur.html