KELAS : IX b
1. Buatlah sebuah cerpen tentang kemiskinan ilmu dalam sebuah cerpen 300 kata
Perkenalkan nama saya supardin, biasa disapa adin saya anak pertama dari lima bersaudara. Saya
lahir dari keluarga yang sangat sederhana, walaupun demikian saya memiliki motivasi yang
sangat besar dalam hal dunia pendidikan. perjuangan saya bisa dikatakan sangat ekstrim, dan
penuh tantangan bukan berati perjuangan saya menjadi pupus, justru hal tersebut yang
membuat saya kian semangat.
Kepahitan itu kian membuat kehidupan keluarga ku terpukul, setelah ayah ku pergi meninggalkan
kami semua, tentu semua tanggung jawab dibebankan kepada ibu. Mengingat usia kami yang
masih sangat kecil dan masih membutuhkan kasih sayang.
Seiring berjalanya waktu dan usiaku pun kian bertambah, kini aku berumur 7 tahun tentu di umur
seperti itu sudah selayaknya aku harus mulai masuk dunia pendidikan sekolah dasar, melihat
kehidupan keluarga yang kian memburuk membuat ku kian giat menuntut ilmu. Demi satu tujuan
yaitu ingin membahagiakan ibu ku.
Waktu terus bergulir dan kini aku pun naik ke kelas dua sekolah dasar. Tentu biaya kian tahun
makin bertambah, maklum pada saat itu belum ada program wajib belajar Sembilan tahun. ibu ku
pun kian semakin kesulitan untuk membiayaiku. Bahkan sempat terdengar di telingaku perkataan
ibu ku yang menginginkan agar aku berhenti sekolah, karena tak sanggup lagi dengan biaya yang
semakin bertambah, hal terebut tentu membuatku kian terpukul.
Senada ibu pun mngatakan “Nak… maafkan ketidaksanggupan ibu dalam mengurus kamu, ibu
rasa perjuangan mu untuk menimba ilmu cukup sampai disini, ibu tidak memiliki apa-apa
sekarang. Jadi maafkan ibu”.
Mendengar hal tersebut membuat ku terhenyak sejenak, terlintas di pikiran ku akankah semua ini
akan berakhir..?
Mendengar hal tersebut tentu membuat sanak keluarga ku merasa empati kepada keadaan ku,
merasa tidak ingin aku putus sekolah aku pun dibawa keluar kota. tante NAFSIA lah yang
membawa ku dan membiayai semua kebutuhan ku. Meski demikian bukan berati aku bisa
bersantai, maklum sebaik-baiknya seorang tante tidak lah lebih baik dari seorang ibu.
Hari yang dinantikan pun tiba, tepatnya pada tanggal 22 november 1997 aku didaftarkan di SDN
REO II. Sebuah sekolah dasar negeri yang berada di kecamatan REOK dan berkabupaten
MANGGARAI, hari pun telah berganti waktu terus bergulir aku mulai masuk sekolah di hari
pertama ku di sekolah baru. Rasa gembira pun terpancar di raut wajah ku, menggingat aku dapat
melanjutkan sekolah ku.
Lonceng sekolah pun berbunyi menandakan waktu pelajaran usai, aku pun berkemas dan
bergegas meninggalkan ruangan, untuk segera pulang bersama teman baru ku.
Sesampai di rumah akupun langsung di suguhkan dengan sebuah baskom kecil yang berisikan kue
lemet.
“Din hari ini kamu mulai berjualan kue, ini kuenya dan skarang juga kamu mulai berjualan”
“tapi tante saya kan belum makan, bisa kah saya berjualan setelah makan..?”
“oh.. tentu silakan .. tapi jangan lama ya.. makannya..”
“ia tante..”
Setelah makan aku pun bergegas untuk berjualan, langkah demi langkah aku menatih kan kaki ku,
bersuara kan merdu bertedu kan mata hari yang cukup panas, soalnya aku berjualan tepat pada
pukul 14:00 tentu cuaca masih panas.. badan bercucuran keringat dan aku pun mulai bersuara
lantang.
“Bu, Kue.. kue.. bu kue bu..”
Waktu pu kian semakin sore, kue pun semua habis, dengan hati yang amat senang aku pun
bergegas untuk pulang. Dan memberikan semua uang hasil jualan ku hari ini kepada tante ku..
itulah kegiatan sehari-hari ku setelah sepulang sekolah..
Waktu bergulir sangat cepat dan sekarang aku sudah lulus dan ingin melanjutkan pendidikan ku
ketingkat SLTP, aku pun mulai mendaftarkan diri hati ku pun kian bertambah senang dapat
melanjutkan sekolah.. dengan semangat aku kian giat belajar, agar dapat naik kelas alhasil usaha
ku rupanya tak sia-sia, aku dapat naik ke kelas berikutnya, sampai akhirnya lulus pada tahun 2005
dan mendapat kan nilai yang sangat memuaskan.
Setelah lulus SLTP, aku pun ingin melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. Tapi sayang
harapan itu hampir sirna akibat tante ku tak dapat melanjutkan ku ke tingkat SMA, dikarenakan
suaminya mengalami kecelakaan kerja dan harus membutuh kan biaya yang cukup banyak untuk
keperluan pengobatan Dan lain lain.
Aku pun kembali di belit cobaan yang amat berat, dengan hati yang amat sedih aku pun
menerima dengan hati yang lapang. Dalam hati kecil terucap akankah ini semua akan berahir
sampai disini..?
Karena keadaan yang tidak memungkinkan lagi untuk melanjutkan sekolah aku pun kembali ke
kampung halaman ku. Setelah di kampung akupun mulai memikirkan bagaimana caranya agar
aku dapat melanjutkan pendidikanku. Sebab aku memiliki impian yang sangat besar dalam dunia
pendidikan. Karena merasa iBu ku sudah tak sanggup lagi membiayai ku. Aku pun mulai meencari
pekerjaan, apapun itu yang terpenting aku dapat bersekolah kembali.
eklamasi berasal dari bahasa Latin yang maksudnya declamare atau declaim yang membawa
makna membaca sesuatu hasil sastra yang berbentuk puisi dengan lagu atau gerak tubuh sebagai
alat bantu. Gerak yang dimaksudkan ialah gerak alat bantu yang puitis, yang seirama dengan isi
bacaan.
Menurut Abdullah Syukur Ibrahim (1987 : 147) deklamasi sebenarnya merupakan peristiwa seni,
yaitu seni mengungkapkan sebuah puisi kepada pendengarnya dengan gerak-gerik, mimik, dan
sebagainya. Dengan kata lain, deklamasi ialah seni bercerita. Orang yang melakukan deklamasi
disebut “ Deklamator” untuk laki-laki dan “ Deklamatris” untuk perempuan. Sedangkan tujuan
deklamasi ialah untuk mengutarakan pikiran/ kebijakan yang terdapat dalam sebuah puisi,
sehingga nilai-nilai keindahannya terucap keluar dan terdengar oleh orang lain.
Bahan yang dideklamasikan biasanya berupa karya sastra, seperti pantun, sajak, atau puisi. Tentu
saja tidak semua pantun, sajak atau puisi dapat dideklamasikan, karena sebelum berdeklamasi
kita harus mencari dulu mana sajak, puisi, pantun-pantun yang baik dan menarik untuk
dideklamasikan. Supaya orang dapat melakukan deklamasi dengan baik perlu dipersiapkan dan
latihan jauh sebelumnya. Semua orang dapat melakukan deklamasi, asalkan tahu cara dan
tujuannya.
Istilah membaca puisi diambil dari bahasa Inggris, yaitu Poetry Reading. Hakekat membaca puisi
adalah seni menyatakan kembali ciptaan pengarang dengan keseluruhan jiwa disertai intonasi,
ekspresi, irama dan interpretasi yang baik.
Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam membaca puisi sebagai berikut :
1.Ketepatan ekspresi / mimik.
Ekpresi adalah pernyataan perasaan hasil penjiwaan puisi. Mimik adalah gerak air muka.
2.kinesik yaitu gerak anggota tubuh.
3.Kejelasan artikulasi.
Artikulasi yaitu ketepatan dalam melafalkan kata- kata.
4.Timbre yaitu warna bunyi suara (bawaan) yang dimilikinya.
5.Irama puisi artinya panjang pendek, keras lembut, tinggi rendahnya suara.
6.Intonasi atau lagu suara.
Dalam sebuah puisi, ada tiga jenis intonasi antara lain sebagai berikut :
* Tekanan dinamik yaitu tekanan pada kata- kata yang dianggap penting.
* Tekanan nada yaitu tekanan tinggi rendahnya suara.
Misalnya : Suara tinggi menggambarkan keriangan, marah, takjud, dan sebagainya.Suara
rendah mengungkapkan kesedihan, pasrah, ragu, putus asa dan sebagainya.
* Tekanan tempo yaitu cepat lambat pengucapan suku kata atau kata
HAMBA BURUH
Aku menimbang-menimbang mungkin
Kita berdua menjadi satu
Gaji dihitung-hitung
Cukup tidak untuk berdua
Hati ingin sempurna dengan engkau
Sama derita sama gembira
Kepala Pusing menimbang
Menghitung-hitung uang bagi kita
Aku ingin hidup damai tua
Mikir anak istri setia
Kalbu pecah merasa susah
Hamba buruh apa dikata
Oleh Armin Pane
ANALISIS INTRINSIK
a. Tema
Nasib buruh
b. Rima
Bersajak bebas / menggunakan rima bebas
c. Diksi
Pilihan kata bermakna lugas atau mudah dipahami
d. Citraan
Citraan yang digunakan oleh puisi di atas adalah pencitraan perasaan. Sama derita
sama gembira.
f. Makna
Puisi di atas menggambarkan tentang kesulitan atau kesedihan yang dirasakan oleh
seorang buruh. Karena pendapatan yang diperoleh tidak mencukupi kebutuhan
keluarga.
ANALISIS EKSTRINSIK
a. Latar Belakang
Puisi di atas merupakan gambaran perasaan sedih yang dialami oleh seorang hamba
buruh yang dituangkannya ke dalam sebuah puisi. Dimana dia bercerita tentang
kepedihan hidupnya sebagai seorang buruh.
b. Amanat/ Pesan
Penulis ingin menyampaikan kepada kita, agar kita tidak putus asa terhadap apa
yang kita jalani. Tetapi, harus tetap optimis untuk mendapatkan hasil yang lebih baik
sehingga nasib kita bisa berubah.
c. Tujuan
Puisi ini mempunyai tujuan yang mengajak pembaca atau pendengar untuk selalu
memperhatikan nasib seorang petani.
d. Bentuk
Bentuk puisi “hamba buruh” terdiri dari bait yang dibuat teratur, sehingga hampir
semua larik memiliki susunan kata yang sama jumlahnya
Pengertian majas adalah bahasa indah yang digunakan dalam mempercantik susunan kalimat
agar memperoleh kesan imajinatif atau menciptakan efek tertentu bagi pembaca dan
pendengarnya. Pengertian majas yang lainnya adalah pemanfaatan gaya bahasa dalam
memperoleh nuansa tertentu sehingga mampu menciptakan kesan kata-kata yang imajinatif.
1. Majas Perbandingan
Pengertian majas pertentangan adalah kata kiasan yang menyatakan perbandingan dalam
menciptakan kesan dan pengaruh kepada pembaca dan pendengar.
Macam-macam majas perbandingan
Perumpamaan atau Asosiasi : perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang berbeda,
namun dianggap sama yang menggunakan kata seperti, umpama, ibarat, sebagainya,
bagai. Contohnya : Semangat belajarnya ibarat baja, Mukanya pucat bagai mayat,
wajahnya terlihat bagai bulan purnama, kamu sangat cantik bagai awan dilangit,
pendiriannya selalu berubah-ubah bagai air didaun alas.
Metafora : metafora adalah majas berisi ungkapan secara langsung berupa perbandingan
analogis. Metafora merupakan pemakaian kata buka dengan arti sebenarnya yang
digunakan dalam persamaan dan perbandingan. Contohnya : Jonathan adalah bintang
kelas dunia, sampah masyarkat akhirnya ditangkap oleh polisi, satu persatu tikus-tikus
berhasil ditangkap KPK, Perpustakaan adalah gudang nya ilmu, Raja siang keluar dari ufuk
timur, jantung hatinya hilang tiada berita.
Alegori : alegori adalah penggunaan bahasa yang menyatakan dengan cara lain dengan
kiasan dan penggambaran. Pada umumnya alegori berbentuk cerita dengan simbol-
simbol bermuatan moral. Contohnya : iman adalah kemudi dalam mengarungi zaman,
suami sebagai nahkoda dan istri sebagai juru mudi, Contoh alegori berbentuk cerita :
Pernikahan bagai bahtera yang harus dijalani dengan hati-hati. Suami sebagai nahkoda
dan istri sebagai juru mudi yang melayarkan bahterai mengarungi lautan penuh badai dan
gelombang.
Simbolik : simbolik adalah majas yang menggunakan kiasan atau melukiskan dengan
menggunakan simbolik atau lambang dalam menyatakan maksudnya. Contohnya : Dia
terkenal sebagai buaya darat, Rumah itu hangus dilalap oleh sijago merah, Teratai adalah
lambang pengabdian, Bunglon adalah lambang orang tak berpendirian, Melati adalah
lambang kesucian.
2. Majas Pertentangan
Pengertian majas pertentangan adalah kata-kata kias yang menyatakan pertentangan yang
dimaksud oleh penulis atau pembicara dalam memberikan pengaruh atau kesan kepada
pembaca dan pendengar.
Hiperbola : hiperbola adalah majas yang memberikan kesan yang berlebihan dari
kenyataannya agar lebih berkesan atau meminta perhatian.Contohnya : ia terkejut
setengah mati begitu melihat mayat perempuan tersebut, tubuhnya tinggal kulit
pembalut tulang, keringatnya menganak sungai, kita berjuang sampai titik darah
penghabisan, suaranya menggelegar ke angkasa.
Antitesis : antitesis adalah majas yang menggunakan pasangan kata yang artinya
berlawanan. Contohnya : Tua muda, besar kecil ikut meramaikan pesta kembang api,
Miskin kaya, cantik buruk sama saja di mata tuhan, hidup matinya manusia ada di tangan
tuhan.
Litotes : litoses adalah majas yang menyatakan dengan berlawanan dari kenyataannya
yang bertujuan untuk merendahkan diri. Contohnya : Terimalah kado tidak berharga ini
sebagai tanda terima kasihku, perjuangan kami hanya setitik air dalam samudra luas,
Karangan ini belum sempurna sertakan kritik dan sarannya, Sebenarnya ini sangat dulit
tapi dapat diselesaikan.
3. Majas Pertautan
Pengertian majas pertautan adalah kata-kata kias yang bertautan dengan gagasan, ingatan.
Sinekdode : sinekdode adalah penggunaan kata yang sama dengan faktanya yang
bertujuan memperjelas. Contohnya : lewat gardu belanda dengan berani, thailand
memboyong piala kemerdekaan setelah menggulung PSSI harimau, indonesia akan
memilih idolanya pada malam nanti, setiap kepala dikenakan pajak.
Metonimia : metonimia adalah pengungkapan berupa penggunaan nama benda yang lain
seperti merek, atribut, atau ciri khas. Contohnya : Sering menghisap jarum, dia terserang
penyakit paru-paru(rokok djarum) , Setiap pagi ayah selalu menghirup kapal api (kopi
kapal api), Orang tersebut sangat berclass dalam menghirupnya (rokok class mild), Dia
selalu menaiki kuda hitam (Mobil Ferrari), atlet andalan kita mendapat perak, si kaos
merah berusaha untuk mencetak gol.
Alusio : Alusio adalah majas yang menggunakan kata-kata berkaitan dengan peristiwa
umum yang terjadi atau penggunaan kata yang umum dalam menunjukkan maksud.
Contohnya : sudah dua hari ia tidak terlihat batang hidungnya, kamu jangan kura-kura
dalam perahu, ceritakan semua hal tersebut dengan jujur.
Eufimisme : eufimisme adalah majas yang menggunakan kata-kata sopan dan halus.
Contohnya : Dimana saja bisa menemukan kamar kecilnya, anak ibu lamban menerima
pelajaran, anak ibu tidak bodoh tapi hanya malas belajar.
4. Majas Perulangan/Penegasan
Pengertian majas perulangan/penegasan adalah kata-kata kias yang menyatakan penegasan
untuk meningkatkan kesan dan pengaruh kepada pendengar dan pembaca.
Aliterasi : aliterasi adalah kata-kata yang memanfaatkan kata yang permulaannya sama
dengan bunyinya. Contohnya : Dara damba daku, datang dari danau.
Pleonasme : pleonasme adalah majas yang menggunakan kata-kata dengan berlebihan
untuk menegaskan arti suatu kata. Contohnya : Saya naik ke tangga ke atas, ayo kita
berjalan ke depan untuk melihat sendiri, aku menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri,
Dara yang merah itu membasahi bajunya, Dia menangis dengan meluarkan air
dimatanya.
Anataklasis : anataklasis adalah majas yang mengandung pengulangan kata yang sama,
dengan makna yang berbeda. Contohnya : Ayah selalu membawa buah ditangan untuk
buah hatinya, Karena buah penanya sudah jadi buah bibir masyarakat.
Repetisi : repetisi adalah majas perulangan kata atau kelompok kata yang sama dalam
menarik perhatian atau menegaskan. Contohnya : tidak setiap penderitaan menjadi luka
dan tidak setiap sepi jadi duri, dialah yang kutunggu, dialah yang kunanti, dialah yang
kuharapkan.
Paralelisme : paralelisme adalah majas perulangan yang pada umumnya terdapat dalam
puisi yang disusun atas baris yang berbeda. Contohnya :
Sunyi itu duka
Sunyi itu kudus
Sunyi itu lupa
Sunyi itu lapus
Peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang menyatakan suatu maksud, keadaan
seseorang, atau hal yang mengungkapkan kelakuan, perbuatan atau hal mengenai diri seseorang.
Peribahasa mencakup ungkapan, pepatah, perumpamaan, ibarat, tamsil. (Kamus Umum Bahasa
Indonesia susunan Badudu-Zain (1994).
Peribahasa merupakan ungkapan yang walaupun tidak langsung namun secara tersirat
menyampaikan suatu hal yang dapat dipahami oleh pendengarnya atau pembacanya karena
sama-sama hidup dalam ruang lingkup budaya yang sama.