Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN HASIL PENUGASAN PARTAI

DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN


KADER PRATAMA ANGAKATAN 2021
( IMPLEMENTASI AJARAN BUNG KARNO DALAM USAHA MEBEL)

Disusun Oleh :

NATALIA BITA BISIK


Kelompok Keadilan
Kata Pengantar

Salam Sejahtera, Syalom, Assalamualaikum Wr.Wb,Om Suastiastu, Namo Budaya, Salam


Kebajikan, Salve.

Segala Puji dan syukur atas limpahan karunia dan rahmat Tuhan sehingga atas perkenanan-Nya,
penulis dapat menyelesaikan laporan penugasan Partai sebagai tindaklanjut dari Pendidikan Kader
Pratama Angkatan 2021 dengan tema “Implementasi ajaran Bung Karno dalam Bisnis Usaha Mebel”,
dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.

Penyusunan laporan ini selebihnya dimaksudkan agar Siswa Kader Pratama mampu memahami secara
benar, implementasi ajaran-ajaran Bung Karno dan nantinya dapat diinternalisasikan serta
diwujudnyatakan dalam kerja-kerja kreatif sebagai bukti Cinta kepada Tuhan, Tanah Air dan Bangsa.

Hasil pengamatan lapangan atas Implementasi Ajaran Bung Karno dalam kaitannya dengan mandiri
secara ekonomi, dilakukan penulis pada Bisnis usaha mebel yang ada di Kelurahan Belo, Kecamatan
Maulafa, Kota Kupang- NTT pada tanggal tanggal 3 Februari 2022 dengan berbagai macam hasil dan
juga kondisi sebagaimana yang akan Penulis jabarkan pada isi dari laporan ini.

Selanjutnya, Penulis juga sangat berterimakasih kepada semua pihak, baik para Guru Kader
Pratama, Pendamping Kader, Badiklatda PDI Perjuangan Nusa Tenggara Timur, terkhususnya
Pelaku Bisnis usaha mebel dan teman-teman pekerja usaha mebel yang telah terlibat dan membantu
baik dalam pengamatan serta analisa Implementasi Ajaran Bung Karno dalam usaha.

Mohon Maaf yang sebesar-besarnya atas kekurangan dalam penulisan laporan ini. Tak lupa,
Penulis juga ikut berbesar hati menerima kritik dan saran dari para Guru Kader, Pendamping
Kader, terkhusus Badiklatda PDI Perjuangan Nusa Tengara Timur sebagai Penilai akhir dari
Pendidikan Kader Pratama Angkatan 2021.

Akhirnya Penulis Mengucapkan Terimakasih Berlimpah.


Wasalam-Syalom- M e r d e k a!

Kupang, 06 Februari 2022


Penulis

NATALIA BITA BISIK


Bab 1
Pendahuluan

1.1. Latar Belakang Masalah


Kaderisasi merupakan hal penting bagi sebuah partai politik, karena ini merupakan inti
dari kelanjutan perjuangan partai ke depan dan juga inti dari keberadaan partai politik. Tanpa
kaderisasi kepemimpinan, rasanya sangat sulit dibayangkan sebuah partai politik dapat bergerak
dan melakukan tugas-tugasnya dengan baik dan dinamis. Kaderisasi kepemimpinan adalah
sebuah syarat mutlak dalam membangun struktur kerja yang mandiri dan berkelanjutan.
Kaderisasi sangat penting mengingat perlu ada transfer pengetahuan, keterampilan, dan
keahlian dalam suatu kajian tertentu. Fungsi kaderisasi dalam partai politik adalah
mempersiapkan calon-calon untuk siap menerima mengelola partainya ke depan. Kaderisasi
juga merupakan proses untuk melatih dan mempersiapkan anggota partai dengan berbagai
keterampilan, disiplin ilmu dan pengalaman untuk mencapai tujuan partai.
Penugasan dan pengamatan kader ke lapangan merupakan langkah strategis dalam
membangun konsolidasi partai untuk menghasilkan kaderisasi yang berkualitas, ideologis dan
berjiwa kepemimpinan untuk dalam mengaplikasi di tengah masyarakat sehingga PDI
Perjuangan dapat dicintai rakyat karena mampu bermanfaat membantu masyarakat dalam
berbagai kegiatan masyarakat,”
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) terus memperkuat wajah kerakyatan dan
kebudayaan partai. Untuk itu kaderisasi diperkuat dan dijalankan untuk menanamkan ideologi
kepada para kader agar mereka memahami permasalahan masyarakat dan memperkuat ikatan
emosional dengan Bung Karno, sang Proklamator RI. Hal ini jga ditekankan kepada para kader
agar dapat membangun kesadaran kolektif ideologis, sehingga ke depan bisa konsisten sebagai
partai berwajah kerakyatan.
Bung Karno telah menghadirkan dan meninggalkan sumber daya alam yang kaya dan
mumpuni. Bung Karno juga meninggalkan konsep-konsep membangun dan mempertahankan
Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai bukti Cinta Bung Karno kepada Tuhan, Tanah Air
dan Bangsa. Implementasi Ajaran-ajaran Bung Karno, kaitannya dengan berdikari, harus diakui
sebagai yang sudah dijalankan dan diterapkan oleh rakyat Indonesia dibawah kendali, tangan-
tangan pelayan organisasi Negara dari masa ke masa. Oleh karena itu cara yang cukup efektif
untuk mengenal Pengaruh dan Dampak dari Implementasi Ajaran Bung Karno, hanya bisa
dilakukan melalui pengamatan lapangan.
Pengamatan Lapangan dan analisa masalah terhadap Implementasi ajaran Bung Karno
yang terfokus di Kelurahan Belo, Kota Kupang khususnya pada sasaran usaha Mebel jelas
menunjukan masih adanya stagnasi sentuhan alat bantu modern (Mesin furniture), teknologi dan
akses terhadap modal dan support dari Pemerintah. Analisa masalah yang didapat dari hasil
pengamatan lapangan bisa disimpulkan dengan permasalahan yang dihadapi saat ini oleh pelaku
usaha kecil dan menengah. Oleh karena itu butuh sentuhan pendampingan peningkatan kapasitas
dan sosialisasi yang berkelanjutan.
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas, Penulis merumuskan permasalahan yang ditemukan adalah
sebagai berikut :

1. Usaha masih dijalankan secara tradisional.


2. Para pekerja masih bekeja secara manual.
3. Strategi pemasaran masih dilakukan secara tradisional.
4. Tidak ada pembukuan.
5. Tidak ada surat izin usaha, SITU dan SIUP
6. Tidak tahu untuk mengakses modal
7. Tidak ada pelatian bagi para Tenaga kerja secara proesional (masih di latih sendiri oleh
pemilik usaha)

8. Tidak ada mesin mebel yang cangih

1.3. Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan laporan merupakan hasil pengamatan lapangan terhadap
Implementasi ajaran Bung Karno yang telah diterapkan secara berdikari dalam usaha
perekonomian. Tujuan dari penulisan ini juga melihat masalah atau kendala yang di hadapi
dalam usaha yang dijalankan agar partai melalui struktur, legislatif dan eksekutif mendapat
gambaran mengenai kondisi riil di lingkungan para Pengusaha Kecil dan Menengah
termasuk soal capaian pembangunan suatu daerah. Hal ini sekaligus untuk memudahkan para
pengambil kebijakan untuk mengevaluasi program – program pembangunan dan
menentukan kebijakan yang lebih baik lagi ke depannya.
Bab II.

Kegiatan

2.1. Jenis Kegiatan.

2.1.1. Pengamatan Langsung.

Salah satu kegiatan yang dilakukan penulis adalah mendatangi langsung Bisnis Usaha
Mebel yang didirikan secara personal untuk mengamati managemen usaha, manajemen kerja,
area kerja, pemilik usaha, jumlah anggota kerja dan jenis kerajinan Furniture mebel apa saja
yang dikerjakan.

2.1.2. Pengambilan Gambar.

Saat melakukan pengamatan lapangan, penulis tak lupa mengabadikannya dengan


pengambilan gambar (visual). (Bukti terlampir)

2.1.3. Wawancara dan Dialog.

Usaha mebel ini didirikan sendiri oleh Bapak Robby Nailasa sesuai dengan pengelaman
yang dimiliki ketika bekerja di salah satu mebel milik orang china. Beliau termotivasi daripada
bekerja pada orang lain lebih baik miliki usaha sendiri. Kemudian dengan pengelaman yang ada
yang didapat ketika bekerja beliau kemudian memutuskan untuk membangun mebel miliknya
sendiri dengan modal seadanya hingga saat ini. Lokasi usaha mebel ini berada di 2 tempat yakni
di Kelurahan Sikumana dan 1 berada di lokasi perumahan Belo permai Kelurahan Belo,
Kecamatan Maulafa, Kota Kupang -NTT. Usaha ini telah dijalankan selama 15 tahun walapun
tekadang jatuh bangun terhenti karena kendala modal.
Ada beberapa hal baik yang di dapatkan dari usaha ini yang telah dijalankan ini yakni
dapat memperbaiki dan meningkatkan perekonomian keluarga dan masyarakat desa, Merubah
mindset masyarakat desa untuk tidak mencari kerja di luar daerah, menambah skill permebelan
bagi masyarakat desa, dikenal oleh orang banyak dan menciptakan lahan kerja bagi orang lain.
Saat ini bisnis ini sudah memiliki 2 tempat kerja dan memiliki 6 orang staf. Para pekeja di ambil
dari masyarakat lokal, ada yang karena putus sekolah dan orang-orang yang memiliki ekonomi
rendah/yang tidak memiliki pekerjaan tetap prinsipnya untuk pemberdayaan masyarakat dari
desa. Jenis furniture yang di produksi dalam bisnis mebel ini adalah lemari pakian, lemari
makan, tempat tidur, kursi, meja, pintu, dan jendela.
Ada beberapa permasalahan yang dihadapi oleh pemilik usaha dalam menjalankan
bisnis mebel ini. Usaha ini masih dijalankan secara tradisional dan belum memiliki managemen
yang baik sehingga terkadang harus terhenti ketika ada kendala dengan modal kerja, karena
tidak ada pembukuan terkait uang masuk dan keluar sehingga membuat Bapa Robby kewalahan
tidak bisa mengontrol keuangan, ini dikarenakan tidak ada kapasitas terkait pembukuan &
administrasi. Usaha mebel inipun belum memiliki Izin usaha, SITU dan SIUP dikarenakan
penggurusan yang begitu berbelit-belit. Penjualan/pemasaran masih dilakukan secara tradisional
penjualan hanya dilakukan di sekitar lingkungan rumah dan di jual pada orang-orang yang
sudah dikenal kemudian disampaikan lagi dari mulut ke mulut. Kemudian untuk
mengembangkan usaha ini beliau terkendala dengan modal untuk membeli mesin permebelan
yang modern dan bagus sehingga dapat menambah jumlah dan kualitas mutu mebel. Para
pekerjanyapun masih di latih sendiri dengan skill yang ada pada pemilik usaha. Pemilik mebel
juga mengalami kesulitan untuk mengakses modal baik dari perbankan ataupun dari pemerintah
untuk meningkatkan jumlah dan kualitas mutu furniture yang di produksi.
Pemilik mebel berharap ke depan bisnis mebelnya ini bisa berkembang semakin luas
dan dapat memberikan lapangan kerja yang lebih besar lagi untuk masyarakat yang tidak
memiliki pekerjaan tetap dan bagi anak-anak yang putus sekolah.
Bab III

Analisa

3.1. Adanya Hakikat Marhaenisme.

Marhaenisme pada esensinya adalah sebuah ideologi perjuangan yang terbentuk dari
Sosio-Nasionalisme, Sosio-Demokrasi dan Ketuhanan Yang Berkebudayaan Bung Karno.
Menurut marhaenisme, agar mandiri secara ekonomi dan terbebas dari eksploitasi pihak lain,
tiap orang atau rumah tangga memerlukan faktor produksi atau modal jika dikorelasikan dengan
permasalahan dari Bisnis mebel yang dijalankan oleh Bapak Robby di kota Kupang jelas
mengandung pesan tertentu bahwa dari masa ke masa, masyarakat pribumi yang terus
dilingkungi belenggu kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan masih harus terus berjuang
melepaskan diri dari tekanan kekuasaan yang dapat dikatakan terus didominasi budaya
feodalistik, hierarkis-vertikal, sentripetal, etatik, nepotik, dan bahkan despotik. Fakta yang
ditemukan di lapangan, Pemilik usaha mengalami kesulitan untuk mendapatkan izin usaha dari
pemerintah sehingga terkendala untuk mengakses modal atau bantuan baik yang ada pada
pemerintah maupun yang ada pada bank negara.
Dan bila kenyataan ini terus saja hidup dan tumbuh subur maka hal yang pasti dalam
kaitannya dengan pasal 33 ayat 1 dan ayat 3 yang berbunyi ; ”Cabang-cabang produksi yang
penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara” dan
”Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip
kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta
dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional”, hanya akan menjadi
darasan sirene yang terus berbunyi dan tidak digubris. Rakyat tidak dapat mandiri secara
ekonomi dan tetap tereksploitasi pada pihak lain sehingga dapat menghambat masyarakat untuk
mengolah segala potensi ekonomi sendiri dengan jargon “Berdiri di Atas Kaki Sendiri” atau
Berdikari tanpa bergantung pada bangsa lain. Dan, menjadi bangsa yang memiliki karakter,
watak, dan kepribadian sesuai dengan warisan leluhur berupa nilai-nilai positif dan keluluhuran
budaya yang telah berkembang di masyarakat sebagai warisan nenek moyang.

3.2. Relevansi Tri Sakti Bung Karno

3.2.1. Berdaulat di Bidang Politik.

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, yang terus hadir dengan Pikiran, Pandangan
dan Karakter melayani rakyat dengan iklas, yang tercermin jelas dalam program perjuangan
dan sikap politiknya, harus bisa menjadi yang terdepan. Mengingat kedaulatan sepenuhnya
ada ditangan rakyat dan dipercayakan sebesar besarnya kepada para wakilnya yang duduk di
Parlamen dan eksekutif.
3.2.2. Berdikari di Bidang Ekonomi.

"Seperti yang dikatakan Bung Karno dalam Trisakti-nya, kita harus berdikari di bidang
ekonomi. Sehingga kita tidak mudah ditekan siapapun, negara manapun. Pikiran Bung Karno ini
sebenarnya mengandung pesan prinsip bahwa kesepakatan kesepakatan usaha ekonomi yang di
gali-nya dari 1.340 suku dan etnic yang tersebar di 17.491 pulau, harus bisa diwujudnyatakan
dalam praktek hidup bernegara. Negara harus hadir sebagai yang terdepan dalam batasan
kesepakatan sekunder dengan parameter produk perundang-undangan hingga produksi aturan
yang paling kecil dengan prinsip keadilan.

3.2.3. Berkepribadian di Bidang Kebudayaan.

Bung Karno mempertegas bahwa Indonesia adalah bagian dari dunia. Yang sudah
seharusnya memiliki identitas pribadi yang hanya akan menjadi milik Indonesia, yaitu
kebudayaannya. Jika dunia adalah populasi negara-negara, maka Indonesia adalah individu
dengan watak, karakter, dan pribadi yang berbeda dari yang lain. Dimana seluruh negara di
dunia akan mengenal Indonesia karena kebudayaanya.
Kebudayaan yang Bung Karno harapkan adalah kebudayaan yang merupakan warisan
dari para leluhur bangsa Indonesia. Kebudayaan tradisional yang mengandung nilai-nilai,
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, dan adat istiadat. Kebudayaan dalam berprilaku
masyarakat maupun hasil dari kehidupan bermasyarakat. Seperti budaya senyum, gotong
royong, tepa selira, dan saling menolong. Itu semua adalah ciri yang seharusnya menjadi lestari
sebagai identitas masyarakat dan negara Indonesia.
Bung Karno adalah tipikal pemimpin yang sangat menjunjung tinggi keluhuran budaya.
Dan karena itu, konsep berkepribadian di Bidang Kebudayaan yang ditawarkan kepada seluruh
anak bangsa ini, tersurat pesan, jika rakyat dan pemimpinnya harus sebangun secara budaya.
Pemimpin yang memiliki tipikal budaya holistik akan bisa mengayomi rakyat yang memiliki
budaya pluralis. Usaha Mebel yang dijalankan oleh Pak Robby di Kota Kupang ini dilakukan
dengan pendekatan budaya yakni saling membantu satu sama lain. Jika ingin mandiri dan
berkembang, mereka perlu disegarkan kembali akan keluhuran filosofi Ketimuran. Tanah,
Bumi, Air, Air Laut, Udara, Pohon, Batu, Binatang Darat dan Laut yang diyakini sebagai ibu
dan ayah serta saudara tertua, yang mendatangkan kemakmuran hidup penting diposisikan
secara terhormat.
Bab IV

Penutup

4.1. Rekomendasi

Berangkat dari permasalahan yang ditemukan, penulis merekomendasikan agar partai


melalui kekuatan struktur, legislatif dan eksekutif, harus bisa bekerja secara kolaboratif untuk
menjawab apa yang kini dibutuhkan oleh pelaku bisnis mebel yang sedang dijalankan saat ini
yakni Pendekatan untuk mengakses modal, peningkatan kapasitas manajemen usaha dan
peningkatan keterampilan. Kekurangan alat bantu berupa mesin, Strategi pemasaran, Izin usaha
dan pembukuan perlu juga ditindaklanjuti secara terukur. Selebihnya pendampingan, edukasi dan
sosialisasi dari organ partai penting dilakukan secara terus menerus agar kedepannya partai terus
mendapat simpati dan penerimaan.

4.2. RKTL (Rencana Kerja Tindak Lanjut)

Indikator kurangnya pengetahuan akan managemen bisnis mebel modern dan


berkelanjutan perlu disikapi secara terukur. Minimal ada identifikasi permasalahan
rentan yang sering melingkupi usaha kecil dan menengah. Yang paling utama
memiliki bisnis Plan usaha mebel, selanjutnya para petugas partai ditugas untuk terus
mengidentifikasi persoalan sosial ekonomi masyarakat.
Disamping itu, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dengan kapasitas
kerakyatan harus mampu menjadi katalisator, dinamisator, aniator, creator, mediator,
fasilitator dan publisitator agar cita-cita yang tetuang dalam platform, jiwa, spirit juga
program partai dapat terurut alur dari hari ke hari dan bahkan dari masa ke masa.
Selebihnya identifikasi masalah dan persoalan kerakyatan harus juga menjadi konsen
partai. Jika ingin terus diterima dan terus mendapat simpati besar rakyat, maka para
petugas partai wajib hukumnya ada senasip dan sepenanggungan dengan rakyat, sembari
selalu menghadirkan harapan dan tindakan keberpihakan demi terus menjawab keluhan
rakyat
DOKUMENTASI KUNJUNGAN LAPANGAN
BISNIS USAHA MEBEL
Kupang, 3 Februari 2022

Anda mungkin juga menyukai