Disusun Oleh :
Segala Puji dan syukur atas limpahan karunia dan rahmat Tuhan sehingga atas perkenanan-Nya,
penulis dapat menyelesaikan laporan penugasan Partai sebagai tindaklanjut dari Pendidikan Kader
Pratama Angkatan 2021 dengan tema “Implementasi ajaran Bung Karno dalam Bisnis Usaha Mebel”,
dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penyusunan laporan ini selebihnya dimaksudkan agar Siswa Kader Pratama mampu memahami secara
benar, implementasi ajaran-ajaran Bung Karno dan nantinya dapat diinternalisasikan serta
diwujudnyatakan dalam kerja-kerja kreatif sebagai bukti Cinta kepada Tuhan, Tanah Air dan Bangsa.
Hasil pengamatan lapangan atas Implementasi Ajaran Bung Karno dalam kaitannya dengan mandiri
secara ekonomi, dilakukan penulis pada Bisnis usaha mebel yang ada di Kelurahan Belo, Kecamatan
Maulafa, Kota Kupang- NTT pada tanggal tanggal 3 Februari 2022 dengan berbagai macam hasil dan
juga kondisi sebagaimana yang akan Penulis jabarkan pada isi dari laporan ini.
Selanjutnya, Penulis juga sangat berterimakasih kepada semua pihak, baik para Guru Kader
Pratama, Pendamping Kader, Badiklatda PDI Perjuangan Nusa Tenggara Timur, terkhususnya
Pelaku Bisnis usaha mebel dan teman-teman pekerja usaha mebel yang telah terlibat dan membantu
baik dalam pengamatan serta analisa Implementasi Ajaran Bung Karno dalam usaha.
Mohon Maaf yang sebesar-besarnya atas kekurangan dalam penulisan laporan ini. Tak lupa,
Penulis juga ikut berbesar hati menerima kritik dan saran dari para Guru Kader, Pendamping
Kader, terkhusus Badiklatda PDI Perjuangan Nusa Tengara Timur sebagai Penilai akhir dari
Pendidikan Kader Pratama Angkatan 2021.
Kegiatan
Salah satu kegiatan yang dilakukan penulis adalah mendatangi langsung Bisnis Usaha
Mebel yang didirikan secara personal untuk mengamati managemen usaha, manajemen kerja,
area kerja, pemilik usaha, jumlah anggota kerja dan jenis kerajinan Furniture mebel apa saja
yang dikerjakan.
Usaha mebel ini didirikan sendiri oleh Bapak Robby Nailasa sesuai dengan pengelaman
yang dimiliki ketika bekerja di salah satu mebel milik orang china. Beliau termotivasi daripada
bekerja pada orang lain lebih baik miliki usaha sendiri. Kemudian dengan pengelaman yang ada
yang didapat ketika bekerja beliau kemudian memutuskan untuk membangun mebel miliknya
sendiri dengan modal seadanya hingga saat ini. Lokasi usaha mebel ini berada di 2 tempat yakni
di Kelurahan Sikumana dan 1 berada di lokasi perumahan Belo permai Kelurahan Belo,
Kecamatan Maulafa, Kota Kupang -NTT. Usaha ini telah dijalankan selama 15 tahun walapun
tekadang jatuh bangun terhenti karena kendala modal.
Ada beberapa hal baik yang di dapatkan dari usaha ini yang telah dijalankan ini yakni
dapat memperbaiki dan meningkatkan perekonomian keluarga dan masyarakat desa, Merubah
mindset masyarakat desa untuk tidak mencari kerja di luar daerah, menambah skill permebelan
bagi masyarakat desa, dikenal oleh orang banyak dan menciptakan lahan kerja bagi orang lain.
Saat ini bisnis ini sudah memiliki 2 tempat kerja dan memiliki 6 orang staf. Para pekeja di ambil
dari masyarakat lokal, ada yang karena putus sekolah dan orang-orang yang memiliki ekonomi
rendah/yang tidak memiliki pekerjaan tetap prinsipnya untuk pemberdayaan masyarakat dari
desa. Jenis furniture yang di produksi dalam bisnis mebel ini adalah lemari pakian, lemari
makan, tempat tidur, kursi, meja, pintu, dan jendela.
Ada beberapa permasalahan yang dihadapi oleh pemilik usaha dalam menjalankan
bisnis mebel ini. Usaha ini masih dijalankan secara tradisional dan belum memiliki managemen
yang baik sehingga terkadang harus terhenti ketika ada kendala dengan modal kerja, karena
tidak ada pembukuan terkait uang masuk dan keluar sehingga membuat Bapa Robby kewalahan
tidak bisa mengontrol keuangan, ini dikarenakan tidak ada kapasitas terkait pembukuan &
administrasi. Usaha mebel inipun belum memiliki Izin usaha, SITU dan SIUP dikarenakan
penggurusan yang begitu berbelit-belit. Penjualan/pemasaran masih dilakukan secara tradisional
penjualan hanya dilakukan di sekitar lingkungan rumah dan di jual pada orang-orang yang
sudah dikenal kemudian disampaikan lagi dari mulut ke mulut. Kemudian untuk
mengembangkan usaha ini beliau terkendala dengan modal untuk membeli mesin permebelan
yang modern dan bagus sehingga dapat menambah jumlah dan kualitas mutu mebel. Para
pekerjanyapun masih di latih sendiri dengan skill yang ada pada pemilik usaha. Pemilik mebel
juga mengalami kesulitan untuk mengakses modal baik dari perbankan ataupun dari pemerintah
untuk meningkatkan jumlah dan kualitas mutu furniture yang di produksi.
Pemilik mebel berharap ke depan bisnis mebelnya ini bisa berkembang semakin luas
dan dapat memberikan lapangan kerja yang lebih besar lagi untuk masyarakat yang tidak
memiliki pekerjaan tetap dan bagi anak-anak yang putus sekolah.
Bab III
Analisa
Marhaenisme pada esensinya adalah sebuah ideologi perjuangan yang terbentuk dari
Sosio-Nasionalisme, Sosio-Demokrasi dan Ketuhanan Yang Berkebudayaan Bung Karno.
Menurut marhaenisme, agar mandiri secara ekonomi dan terbebas dari eksploitasi pihak lain,
tiap orang atau rumah tangga memerlukan faktor produksi atau modal jika dikorelasikan dengan
permasalahan dari Bisnis mebel yang dijalankan oleh Bapak Robby di kota Kupang jelas
mengandung pesan tertentu bahwa dari masa ke masa, masyarakat pribumi yang terus
dilingkungi belenggu kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan masih harus terus berjuang
melepaskan diri dari tekanan kekuasaan yang dapat dikatakan terus didominasi budaya
feodalistik, hierarkis-vertikal, sentripetal, etatik, nepotik, dan bahkan despotik. Fakta yang
ditemukan di lapangan, Pemilik usaha mengalami kesulitan untuk mendapatkan izin usaha dari
pemerintah sehingga terkendala untuk mengakses modal atau bantuan baik yang ada pada
pemerintah maupun yang ada pada bank negara.
Dan bila kenyataan ini terus saja hidup dan tumbuh subur maka hal yang pasti dalam
kaitannya dengan pasal 33 ayat 1 dan ayat 3 yang berbunyi ; ”Cabang-cabang produksi yang
penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara” dan
”Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip
kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta
dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional”, hanya akan menjadi
darasan sirene yang terus berbunyi dan tidak digubris. Rakyat tidak dapat mandiri secara
ekonomi dan tetap tereksploitasi pada pihak lain sehingga dapat menghambat masyarakat untuk
mengolah segala potensi ekonomi sendiri dengan jargon “Berdiri di Atas Kaki Sendiri” atau
Berdikari tanpa bergantung pada bangsa lain. Dan, menjadi bangsa yang memiliki karakter,
watak, dan kepribadian sesuai dengan warisan leluhur berupa nilai-nilai positif dan keluluhuran
budaya yang telah berkembang di masyarakat sebagai warisan nenek moyang.
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, yang terus hadir dengan Pikiran, Pandangan
dan Karakter melayani rakyat dengan iklas, yang tercermin jelas dalam program perjuangan
dan sikap politiknya, harus bisa menjadi yang terdepan. Mengingat kedaulatan sepenuhnya
ada ditangan rakyat dan dipercayakan sebesar besarnya kepada para wakilnya yang duduk di
Parlamen dan eksekutif.
3.2.2. Berdikari di Bidang Ekonomi.
"Seperti yang dikatakan Bung Karno dalam Trisakti-nya, kita harus berdikari di bidang
ekonomi. Sehingga kita tidak mudah ditekan siapapun, negara manapun. Pikiran Bung Karno ini
sebenarnya mengandung pesan prinsip bahwa kesepakatan kesepakatan usaha ekonomi yang di
gali-nya dari 1.340 suku dan etnic yang tersebar di 17.491 pulau, harus bisa diwujudnyatakan
dalam praktek hidup bernegara. Negara harus hadir sebagai yang terdepan dalam batasan
kesepakatan sekunder dengan parameter produk perundang-undangan hingga produksi aturan
yang paling kecil dengan prinsip keadilan.
Bung Karno mempertegas bahwa Indonesia adalah bagian dari dunia. Yang sudah
seharusnya memiliki identitas pribadi yang hanya akan menjadi milik Indonesia, yaitu
kebudayaannya. Jika dunia adalah populasi negara-negara, maka Indonesia adalah individu
dengan watak, karakter, dan pribadi yang berbeda dari yang lain. Dimana seluruh negara di
dunia akan mengenal Indonesia karena kebudayaanya.
Kebudayaan yang Bung Karno harapkan adalah kebudayaan yang merupakan warisan
dari para leluhur bangsa Indonesia. Kebudayaan tradisional yang mengandung nilai-nilai,
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, dan adat istiadat. Kebudayaan dalam berprilaku
masyarakat maupun hasil dari kehidupan bermasyarakat. Seperti budaya senyum, gotong
royong, tepa selira, dan saling menolong. Itu semua adalah ciri yang seharusnya menjadi lestari
sebagai identitas masyarakat dan negara Indonesia.
Bung Karno adalah tipikal pemimpin yang sangat menjunjung tinggi keluhuran budaya.
Dan karena itu, konsep berkepribadian di Bidang Kebudayaan yang ditawarkan kepada seluruh
anak bangsa ini, tersurat pesan, jika rakyat dan pemimpinnya harus sebangun secara budaya.
Pemimpin yang memiliki tipikal budaya holistik akan bisa mengayomi rakyat yang memiliki
budaya pluralis. Usaha Mebel yang dijalankan oleh Pak Robby di Kota Kupang ini dilakukan
dengan pendekatan budaya yakni saling membantu satu sama lain. Jika ingin mandiri dan
berkembang, mereka perlu disegarkan kembali akan keluhuran filosofi Ketimuran. Tanah,
Bumi, Air, Air Laut, Udara, Pohon, Batu, Binatang Darat dan Laut yang diyakini sebagai ibu
dan ayah serta saudara tertua, yang mendatangkan kemakmuran hidup penting diposisikan
secara terhormat.
Bab IV
Penutup
4.1. Rekomendasi