Makalah 2 Jamuuur
Makalah 2 Jamuuur
NIM : 1711304102
YOGYAKARTA
1
2019
KATA PENGANTAR
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak
lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, serta orang-orang
terdekat, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi teratasi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca. Kami menyadari bahwa makalah
ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu, saran dan
kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan.
2
Fenny Risna Sari Br Regar
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................................
BAB I.................................................................................................................................
PENDAHULUAN.............................................................................................................
A. LATAR BELAKANG.............................................................................................
BAB II...............................................................................................................................
PEMBAHASAN................................................................................................................
C. MACAM PEMERIKSAAN……………………………………………........6
D. METODE PEMERIKSAAN…………………………………………...…....7
BAB III..........................................................................................................................
PENUTUP.....................................................................................................................
A. KESIMPULAN....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Infeksi jamur merupakan penyakit yang disebabkan oleh jamur.
Penyakit ini dapat dialami oleh siapa saja. Namun demikian, individu dengan
sistem kekebalan tubuh yang lemah lebih berisiko terserang infeksi jamur.
Misalnya, penderita HIV atau AIDS, pasien kemoterapi, serta pasien pasca
transplantasi organ. Jamur adalah organisme yang dapat hidup secara alami di
tanah maupun tumbuhan. Bahkan jamur bisa hidup di kulit dan tubuh
manusia. Meskipun normalnya tidak berbahaya, namun beberapa jamur dapat
mengakibatkan pada gangguan kesehatan yang serius. (Djojodibroto DR.
2009)
Penyebab infeksi jamur tergantung kepada jenis infeksi itu sendiri.
Contohnya jamur Aspergillus, jamur ini disebabkan oleh perpaduan antara
sistem kekebalan tubuh yang lemah dan paparan jamur Aspergillus. Jamur ini
dapat ditemukan di tumpukan kompos, tumpukan gandum, dan sayuran yang
membusuk. Selain pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah
(misalnya kondisi sel darah putih rendah atau sedang mengonsumsi obat
kortikosteroid), risiko aspergillosis lebih tinggi pada penderita asma atau
cystic fibrosis.
Kecepatan tumbuh jamur yang bertambah pada manusia dapat terjadi
akibat berbagai penggunaan obat-obatan, alat-alat kesehatan invasif, juga
terdapat faktor predisposisi berupa penyakit kronik yang berat termasuk
penyakit keganasan. Aspergillus fumigatus merupakan salah satu spesies
jamur sistemik yang dapat menginfeksi manusia. Penggunaan pemeriksaan
polymerase chain reaction (PCR) untuk mendeteksi jamur merupakan
diagnostik yang optimal. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis
Aspergillus fumigatus menggunakan PCR dan kultur pada sputum pasien
penderita batuk kronik. (Sukamto. 2004)
4
Pemeriksaan PCR dapat dipergunakan sebagai salah satu pmeriksaan
jamur yang cepat dan tepat, dan diperkuat dengan pemeriksaan kulturnya.
BAB II
PEMBAHASAN
5
lebih cepat dari waktu kurang dari satu hari dibanding dengan analisis kultur
yang memakan waktu berhari-hari. (WHO. 2009)
C. MACAM PEMERIKSAAN
Pada pemeriksaan infeksi jamur pada batuk kronik yang disebabkan
oleh jamur Aspergillus Fumigatus ini dilakukan dengan dua macam metode
pemeriksaan, yaitu molekuler polymerase chain reaction (PCR) dan kultur
jamur.
PCR (polymerase chain reaction) merupakan suatu teknik atau metode
untuk memperbanyak (replikasi) DNA secara enzimatik tanpa menggunakan
organisme. Dengan teknik ini, DNA dapat dihasilkan dalam jumlah besar
dengan waktu relatif singkat sehingga memudahkan berbagai teknik lain yang
menggunakan DNA. Penerapan PCR banyak dilakukan di bidang biokimia
6
dan biologi molekular karena relatif murah dan hanya memerlukan jumlah
sampel yang kecil. Polymerase Chain Reaction (PCR) merupakan suatu
proses sintesis enzimatik untuk mengamplifikasi nukleotida secara in-vitro.
(Japardi I. 2002)
Metode PCR dapat meningkatkan jumlah urutan DNA ribuan bahkan
jutaan kali dari jumlah yang semula. Setiap urutan basa nukleotida yang
diamplifikasi akan menjadi dua kali jumlahnya. Kunci utama pengembangan
PCR adalah menemukan bagaimana cara amplifikasi hanya pada urutan DNA
target dan meminimalkan amplifikasi urutan non-target.
PCR juga didasarkan pada amplifikasi enzimatik fragmen DNA dengan
menggunakan dua oligonukleotida primer yaitu komplementer dengan ujung
dari dua untaian skuen target. Oligonukleotida ini digunakan sebagai primer
(primer PCR) untuk memungkikan DNA template dikopi oleh DNA
polimerase. Untuk mendukung terjadinya annealing primer ini pada template
pertama kali diperlukan untuk memisahkan untaian DNA substrat melalui
pemanasan.
Metode kultur yaitu melakukan penanaman atau isolasi mikrobia pada
media di cawan atau tabung yang dilakukan guna untuk mendapatkan biakan
murni yang steril dan kemudian hasilnya diteliti secara mikroskopis maupun
makroskopis. Dalam kegiatan isolasi mikrobia perlu dilakukanya sterilisasi
yaitu bertujuan untuk menghindari dari terkontaminasi oleh mikrobia-
mikrobia yang tidak ingin ditumbuhkan dalam media agar tersebut.
Perkembangbiakan jamur dan bakteri akan dipengaruhi oleh beberapa unsur
nutrisi yang dibutuhkannya baik itu dalam jumlah makro maupun mikro.
(Unus, S. 1999)
D. METODE PEMERIKSAAN
Sampel yang digunakan pada pemeriksaan PCR ini menggunakan
sampel sputum. Kriteria ekslusi adalah penderita yang telah terdiagnosis
menderita penyakit jamur, dan lokal maupun sistemik. Sampel sputum yang
didapat dari pasien dibagi menjadi dua, yaitu untuk pemeriksaan PCR dan
pemeriksaan kultur.
7
Metode kultur yang digunakan adalah untuk melihat koloni jamur yang
diperhatikan pertumbuhannya pada media miring Sabouraud Dextrose Agar.
Dengan mengambil 10 µl sputum menggunakan sengkelit. Goreskan pada
permukaan media miring Sabouraud Dextrose Agar, kemudian inkubasi pada
suhu ruang 26°C-28°C selama 10 hari. Rendam inokulum (mounting) dalam
larutan Lactophenol Cotton Blue (LPCB), lalu tutup dengan deck glass.
Periksa dibawah mikroskop perbesaran 10x. (Sastrahidayat. 1990)
Untuk isolasi DNA dilakukan dengan cara, 900 µl cell lysis solution
dimasukkan ke dalam tabung 1,5 ml dan tambahkan 300 µl sampel sputum.
Bolak balikkan tabung agar larutan tercampur. Kemudian inkubasi selama 10
menit pada suhu ruang, lalu sentrifugasi pada kecepatan 13.000-16.000 rpm
selama 20 detik pada suhu ruangan. Buang supernatannya, vortexs selama 10-
15 detik, kemudian tabung itu ditambahkan 100 µl protein precipitation
solution, dan vortexs lagi 10-20 detik. Pindahkan supernatannya ke tabung
1,5 ml steril baru yang berisi dengan isopropanol 300 µl.
Sentrifugasi tabung dengan kecepatan 13.000-16.000 rpm selama 3
menit dengan suhu ruang. Larutan di aduk hingga terlihat benang-benang
putih halus DNA. Tabung di sentrifugasi lagi hingga dapat terlihat pellet pada
dasar tabung. Supernatan dibuang kemudian ditambahkan 300 µl etanol 70%.
Balikkan tabung agar larutan tercampur dan sentrifugasi lagi. Tabung
dibalikkan di atas kertas absorben dan pellet dikeringkan selama 10-15 menit.
Terakhir tambahkan 50 µl DNA rehydration solution ke dalam tabung.
Kemudian simpan DNA semalaman.
Untuk metode PCR digunakan dua tahap dengan mempergunakan dua
pasang primer yang berbeda. Tahap PCR pertama bertujuan untuk
meningkatkan jumlah DNA cetakan pada PCR tahap kedua. PCR dengan
menggunakan metode thermal cycler dengan urutan PCR pertama prosesnya
2 menit pada suhu 94°C, kemudian lakukan sebanyak 35 siklus selama 40
detik pada suhu 94°C, 1 menit pada suhu 60°C, 1 menit pada suhu 72°C, dan
terakhir 5 menit pada suhu 72°C, dan simpan pada suhu 4°C. PCR kedua
menggunakan hasil dari PCR pertama sebanyak 10 µl. Prosesnya 2 menit
pada suhu 94°C sebanyak 45 siklus selama 40 detik pada suhu 94°C, 1 menit
8
pada suhu 72°C, dan terakhir 5 menit pada suhu 72°C, dan simpan pada suhu
4°C.
Hasil PCR dipisahkan memakai 2% agarose gel electrophoresis dan
warnai dengan etidium bromid. Gel dimasak dan didinginkan dengan suhu
50-60°C, biarkan gel mengeras, letakkan pada tank electrophoresis,
dijalankan pada tengangan 70v selama 1 jam. DNA hasil amplifikasi tersebut
yang telah di elektroforesis divisualisasi menggunakan gel documentation.
Pita DNA akan terlihat dan dapat diketahui ukurannya berdasarkan atas
penanda ukuran molekul yang dinyatakan dengan base pair. Hasil negatif jika
tidak terbentuk band atau pita berukuran di atas atau di bawah 236 bp dan
positif jika terbentuk pita berukuran 236 bp.
9
terdeteksi.hasil negatif pada kultur disebabkan karena jamur yang mati atau
tidak berhasil tumbuh dengan baik pada media.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
10
DAFTAR PUSTAKA
Japardi I. 2002. Infeksi Jamur Pada Susunan Saraf Pusat. Medan: Bagian Bedah
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. USU Press.
11