Disusun oleh:
JACKSONS
BIM. D1031171009
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
FEBRUARI, 2022
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh:
JACKSONS
NIM. D1031171009
Penulis
DAFTAR ISI
PERANCANGAN FOOD COURT DI KOTA PONTIANAK
ABSTRAK
Kata Kunci: Food Court, Kuliner, Ruang Komunal, Ruang Terbuka Hijau
BAB I
PENDAHULUAN
Tren kuliner saat ini masih menjamur masih menjadi salah satu
sektor andalan penopang pertumbukan ekonomi nasional. Peran penting
sektor strategis ini terlihat dari konstribursi konsisten dan signifikan
terhadap produk domestik bruto (PDB), perkembangan ini terlihat dari
sumbangan industri makanan dan minuman kepada PDB yang rata-rata
mengalami peningkatan pada tahun 2021 (Badan Pusat Statistik, 2021).
Kuliner menjadi bagian dari ekonomi kreatif merupakan subsektor uang
potensial bagi sektor lainnya. Kuliner juga mempunyai peran strategis dan
akan berdampak positif bagi perekonomian. Perkembangan tersebut
tentunya diiringi dengan jenis makanan yang bervariatif mulai dari lokal dan
non-lokal.
The Garden
1 Ruang parkir yang
minim
Bab I Pendahuluan
Bab Pendahuluan adalah bagian pertama dalam penulisan laporan
perancangan tugas akhir yang berisikan pengantar secara keseluruhan dari
proses perancangan. Bab ini memuat antara lain: latar belakang, rumusan
masalah, tujuan dan sasaran perancangan, lingkup perancangan, dan
sistematika penulisan laporan. Rincian subbab dalam bab ini adalah sebagai
berikut:
- Pendekatan Perancangan
Daftar Pustaka
Lampiran
TINJAUAN PUSTAKA
II.1.2. Fungsi
Food court adalah tempat dimana para pedagang/penggiat usaha di
bidang kuliner menjual produk makanan dan minumannya dengan
melalui gerai gerai yang pengunjung secara langsung datang untuk
memesan makanan atau minuman. Di tempat ini para
pedagang/penggiat usaha kuliner akan menjual berbagai macam jenis
makanan dan minuman mulai dari makanan lokal maupun makanan
non-lokal sehingga pelanggang dapat dengan memilih secara variatif.
Para pelanggang juga akan diberikan tempat untuk mereka menyantap
makanan mereka serta di iringi dengan hiburang bisa berupa live music.
II.1.3. Klasifikasi
1. Restoran Formal
Restoran formal adalah bentuk dari industri jasa pelayanan
makanan dan minuman yang di Kelola secara komersial dan
profesional dengan pelayanan yang eksklusif. Berikut adalah ciri-ciri
restoran formal:
1. Penerumaan pelanggang dengan sistem pemesanan tempat
terlebih dahulu.
2. Para pelanggan terikat menggunakan pakaian resmi.
3. Menu pilihan yang disediakan adalah menu klasik atau menu
Eropa popular.
4. Sistem penyajian yang dipakai adalah Russian Service atau
French Service atau dimodifikasi dari kedua Table Service
tersebut.
5. Disedikan ruangan cocktail selain ruangan jamuan makan
digunakan sebagai tempat untuk minum yang beralkohol
sebelum santap makanan.
6. Dibuka untuk pelayanan makan malam atau makan suang atau
untuk makan malam dan makan siang tetapi tidak untuk makan
pagi.
7. Menyediakan berbagai merk minuman bar secara lengkap
khususnya wine dan champagne dari berbagai negara penghasil
wine di dunia.
8. Menyediakan hiburan music hidup/libe music dan tempat untuk
melantai dengan suasana romantic dan ekslusif.
9. Harga makanandan minuman relative tinggi dibandingkan
dengan harga makanan dan minuman di restoran informal.
10. Penataan meja dan bangku memiliki area service yang lebih luas
untuk dilewati gueridon.
11. Tenaga relatif banyak dengan standar kebutuhan astu pramusaji
untuk melayani 4 – 8 pelanggan.
2. Restoran Informal
3. Restoran Khusus
a. Menyiapkan makanan
Makanan bisa disiapkan secara table d’hote ataupun a’la carte,
tergantung kepada jenis menu yang akan disajikan.
b. Pengambilan pesanan
Pengambilan pesanan dilakukan oleh langsung dari pramusaji.
c. Penyajian makanan
Makanan secara keseluruhan dipersiapkan dari dapur yang sudah
diracik, dipotong, oleh seseorang tukang masak.
d. Meletakkan piring kosong di atas meja tamu/pengunjung
Piring kosong yang bersih, baik itu panas atau dingin diletakan di
meja tamu/pengunjung dari sebelah kanan tamu/pengunjung
menggunakan tangan kanan.
e. Pengambilan makanan dari dapur
Makanan diambil dari daput dan diatur di atas pinggan secara rapi,
lalu dibawa ke restoran yang diletakan di atas side stand.
f. Memperlihatkan makanan
Makanan disajikan dari platter kepiring tamu/pengunjung, dari
sebelah kiri tamu menggunakan service set (spoon and fork) dengan
tangan kanan.
5. English Service
1. Food Counter
Bisa disebut juga dengan meja counter, merupakan sebuah
meja yang biasanya terdiri dari meja kasir, display, dan tempat
memasak. Fungsinya sebagai tempat aktivitas penjual dalam
berinteraksi dengan pembeli/pengunjung.
2. Kios
Berbentuk sebuah mini counter yang bisa berkonsep outdoor
atau indoor. Dengan ukuran yang tidak lebih dari 2m2 dan dibuat
tanpa disediakan mobilitas berupa roda.
3. Mobile cart (rombong)
Berbeda dengan kios, rombong biasanya dilengkapi dengan
fasilitas mobilitas yang baik, yakni di lengkapi sebuah roda sehingga
memungkinkan berpindah tempat dari lokasi ke lokasi lainnya. Serta
memiliki dimensi yang kecil sehingga tidak memerlukan tempat
yang luas.
Jenis rombong biasanya beragam, terkadang ada yang
memiliki roda dan tidak ada yang memiliki roda. Terkadang
rombong ini dilengkapi dengan becak sehingga mudah dibawa
berkeliling, serta biasanya di lengkapi dengan tenda kecil (atap) agar
penjual tidak terkena hujan.
4. Tenda
Tenda biasanya dipakai penjual di Kawasan pedagang kaki
lima atau pujasera. Penjual biasanya yang menggunakan tenda hanya
akan menggunakan meja khusus untuk mempersiapkan sajiannya
dan fasilitas untuk pembeli berupa tempat duduk dan meja. Tenda
biasanya membutuhkan area minimal 2 m x 2 m. Konsep tenda
biasanya di padukan dengan rombong.
II.2.1. Restoran
a. Dapur
- Luas dapur sekurang – kurangnya 40% dari makan atau 27%
dari luas bangunan;
- Permukaan lantai dibuat cukup landau kea rah saluran
pembuangan air limbah;
- Permukaan langit – langit harus menutup seluruh atap dapur,
permukaan rata, bewarna terang dan mudah dibersihkan;
- Penghawaan dilengkapi dengan alat pengeluaran udara panas
maupun bau – bauan /exhauster yang dipasang setinggi 2meter
dari lantai dan kapasitasnya sesuai bangunan;
- Tungku dapur dilengkapi sungkup asap (hood), alat perangkap
asap, cerobong asap, saringan dan saluran serta pengumpul
lemak;
- Semua tungku terletak dibawah sungkup asap (hood);
- Pintu yang berhubungan dengan halaman luar dibuat rangkap,
dengan pintu bagian luar membuka kearah luar;
- Daun pintu bagian dalam dilengkapi engan alat pencegah
masuknya serangga yang dapat menutup sendiri;
- Tampat pencucian peralatan;
- Tempat penyimpanan bahan;
- Tempat pengepakan;
- Tempat persiapan;
- Tempat administrasi;
- Intensitas pencahayaan alam maupun buatan minimal 10
foodcandle (fc);
- Pertukaran udara sekurang – kurangnya 15 kali per jam untuk
menjamin kenyamanan kerja di dapur, dengan menghilangkan
asap dan debu;
- Dapur harus terbebas dari serangga, tikus dan hewan lainnya;
- Udara dapur tidak boleh mengandung anka kuman lebih dari
5juta/gram;
- Tersedia sedikitnya meja peracikan, peralatanan
lemari/fasilitas penyimpanan rak dingin, rak – rak peralatan,
bak – bak pencucian yang berfungsi dan terpelihara dengan
baik;
- Harus di pasang tulisan “cucilah tangan anda sebelum
menjamah makanan dan peralatan” di tempat yang mudah
terlihat; dan
- Tidak boleh berhubungan langsung dengan jamban/wc,
peterusan/urinoir kamar mandi dan tempat tinggal.
b. Makan
- Setiap kursi tersedia an minimal 0,85 m2;
- Meja, kursi dan taplak meja harus dalam keadaan bersih;
- Tampat untuk menyediakan/peragaan makanan jadi harus
dibuat fasilitas khusus yang menjamin tidak tecemarnya
makanan;
- Rumah makan dan restoran yang tidak mempunyai dinding
harus terhindar dari pencemaran;
- Tidak boleh berhubungan langsung dengan jamban/wc,
peturasan/urinoir, kamar mandi dan tempat tinggal;
- Harus bebas dari serangga, tikus dan hewan lainnya;
- Lantai, dinding dan langit-langit harus selalu bersih, warna
terang;
- Perlengkapan set kursi harus bersih; dan
- Perlengkapan set kursi tidak boleh mengandung kutu
busuk/kepinding.
c. Gudang Bahan Makanan
- Jumlah bahan makanan yang disimpan sesuaikan dengan
ukuran Gudang;
- Gudang bahan makanan tidak boleh untuk menyimpan bahan
lain selain bahan makanan;
- Pencahayaan Gudang minimal 4 food candle (fc) pada bidang
setinggi lutut;
- Gudang dilengkapi dengan rak – rak tempat penyimpanan
makanan;
- Gudang dilengkapi dengan ventilasi yang menjamin sikulasi
udara; dan
- Gudang harus dilengkapi dengan perlindungan dari serangga
dan tikus.
II.2.8. Penghawaan
Persyaratan umum mendirikan jasa bosa berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor, 2003:
II.3.2. Penduduk
METODE PERANCANGAN
1. Data primer
Data primer adalah data yang didapat melalui proses
pengambilan data secara langsung pada lokasi, dengan cara:
a. Survei Lapangan
Survei lapangan dilakukan untuk mengidentifikasi
suatu tempat atau lokasi tapak perancangan. Selain itu
untuk medapatkan referensi data yang jelas dan
mengetahui keadaan tentang wilayah sekitar lokasi tapak
perancangan. Hasil dari survei berupa:
Luas site
Batasan site
Kondisi kontur site
Kondisi sekitar site
Kondisi vegetasi dan drainase pada tapak
Kondisi iklim pada tapak
Sirkulasi pada tapak
Studi kelayakan pada tapak
b. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk memperkuat data
tentang bagaimana kondisi tapak perancangan.
Dokumentasi berhubungan dengan penyimpanan data
secara visual atau terkait data yang sudah didapat. Hal ini
dilakukan agar data yang telah didapat tersusun dengan
sistematis berguna untuk proses desain
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang didapat secara tidak
langsung melalui media perantara. Data tersebut dapat berupa
studi pustaka atau literatur.
IDENTIFIKASI MASALAH
PENGUMPULAN DATA
PENYUSUNAN DATA
ANALISA DATA
ANALISA SINTESIS
PRA RANCANGAN