Anda di halaman 1dari 53

DAFTAR ISI

Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah

BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PENGALAMAN PERUSAHAAN
BAB 3 PEMAHAMAN TERHADAP KAK
BAB 4 TANGGAPAN TERHADAP KAK
BAB 5 METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
BAB 6 RENCANA KERJA KONSULTAN
BAB 7 ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN

CV. BINA LESTARI CONUSLTANT Daftar Isi


Bab 1
Pendahuluan
Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah

1.1. LATAR BELAKANG

Kabupaten Nias Barat merupakan pemekaran dari Kabupaten Nias dan dibentuk
berdasarkan Undang-Undang Nomor 46 Tahun 2008 tentang Pembentukan
Kabupaten Nias Barat di Provinsi Sumatera Utara, melaksanakan pembangunan
diberbagai sektor sebagai upaya untuk memajukan kesejahteraan masyarakat.
Salah satu sektor yang mendapat perhatian khusus adalah pembangunan kesehatan
secara menyeluruh dan terpadu sesuai dengan kebijakan Pemerintah.

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan setiap hal yang menyebabkan
terjadinya gangguan kesehatan pada masyarakat akan menimbulkan kerugian
ekonomi yang besar, serta setiap upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat
juga berarti investasi bagi pembangunan. Sehingga setiap upaya pembangunan
harus dilandasi dengan wawasan kesehatan dalam arti pembangunan harus
memperhatikan kesehatan masyarakat dan merupakan tanggung jawab semua
pihak.

Seuai dengan amanah pasal 6 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 44 Tahun
2009 tentang Rumah Sakit dinyatakan bahwa Pemerintah dan pemerintah daerah
bertanggung jawab untuk menyediakan Rumah Sakit berdasarkan kebutuhan
masyarakat. Rumah Sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan
merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam
mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

CV. BINA LESTARI CONUSLTANT Bab 1-1


Mengingat bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat maka
Penyelenggaran pelayanan kesehatan di Rumah Sakit mempunyai karakteristik dan
organisasi yang sangat kompleks. Untuk itu pembangunan rumah sakit harus
memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, sumber daya manusia,
kefarmasian, dan peralatan.

Dengan adanya persyaratan tersebut, sesuai ketentuan perundangan yang berlaku


sebelum melaksanakan Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah, Pemkab Nias
Barat diwajibkan melaksanakan kajian studi kelayakan pembangunan rumah sakit.

Studi kelayakan Rumah Sakit merupakan suatu kegiatan perencanaan Rumah Sakit
secara fisik dan nonfisik agar Rumah Sakit berfungsi secara optimal pada kurun
waktu tertentu berupa hasil Analisis dan Penjelasan Kelayakan dari segala aspek
yang akan mendasari pembangunan dan rencana kerja pelayanan suatu Rumah
Sakit.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Pelaksanaan pekerjaan ini bermaksud supaya Pemerintah Daerah Kabupaten


Nias Barat dalam merencanakan pembangunan rumah sakit mampu
mendeterminasi fungsi layanan yang tepat dan terintegrasi sehingga sesuai dengan
kebutuhan pelayanan kesehatan yang diinginkan (;health needs), kebudayaan
daerah setempat (;cultures), kondisi alam daerah setempat (;climate), lahan yang
tersedia (;sites) dan kondisi keuangan manajemen RS (;budget).
Pelaksanaan pekerjaan ini bertujuan untuk tersedianya dokumen studi kelayakan
pembangunan rumah sakit daerah yang menjadi acuan dalam merencanakan

CV. BINA LESTARI CONUSLTANT Bab 1-2


dan membangun rumah sakit daerah, sehingga setiap pemangku kepentingan dapat
memiliki persepsi yang sama

1.3. SASARAN

Terwujudnya pembangunan rumah sakit umum daerah yang mendukung


peyelenggaraan upaya kesehatan di Kabupaten Nias Barat.

1.4. LOKASI KEGIATAN

Lokasi pekerjaan adalah Kabupaten Nias Barat

1.5. REFERENSI HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4247);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4421);
3. Undang-Undang Republik Indonesia No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
4. Undang-Undang Nomor 46 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten
Nias Barat di Provinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 183, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4930);

CV. BINA LESTARI CONUSLTANT Bab 1-3


5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5072);\Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5587) sebagaimana diubah beberapa kali terakhir dengan
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607)
8. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 83, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4532);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4737);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2010 tentang Tata Cara Perubahan
Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5097);

CV. BINA LESTARI CONUSLTANT Bab 1-4


11. Peraturan Presiden Nomor 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan Bangunan
Gedung Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4532);
12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29/PRT/M/2006 tentang
Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 147 Tahun 2010 tentang Perizinan
Rumah Sakit (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 266);
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2013 tentang Pola Tarif
Badan Layanan Umum Rumah Sakit di Lingkungan Kementerian
Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 266);
15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 69 Tahun 2013 tentang Standar
Tarif Pelayanan Kesehatan bagi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dan
Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan Dalam Penyelenggaraan Program
Jaminan Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor
1392);
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan
Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
32);
17. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333 Tahun 1999 tentang Standar
Pelayanan Rumah Sakit;
18. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 340 Tahun 2010 tentang Klasifikasi
Rumah Sakit;
19. Peraturan Daerah Kabupaten Nias Barat Nomor Tahun 2013 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Nias Barat Tahun
2012 – 2016.
20. Peraturan Daerah Kabupaten Nias Barat Nomor Tahun 2014 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Nias Barat Tahun 2005
– 2025.
21. Peraturan Daerah Kabupaten Nias Barat Nomor Tahun 2014 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Nias Barat Tahun 2014 – 2034.

CV. BINA LESTARI CONUSLTANT Bab 1-5


1.6. KELUARAN

Keluaran dari pekerjaan ini adalah: Dokumen Studi Kelayakan Rumah Sakit Daerah
Kabupaten Nias Barat, yang memuat paling tidak :

1. Kajian kebutuhan pelayanan rumah sakit, meliputi:


 Kajian Demografi, yang mempertimbangkan luas wilayah dan kepadatan
penduduk, serta karakteristik penduduk yang meliputi umur, jenis kelamin
dan status perkawinan);
KajianSosio-ekonomi, yang mempertimbangkan kultur/kebudayaan,
tingkat pendidikan, angkatan kerja, lapangan pekerjaan, pendapatan
domestik rata-rata bruto;
 Kajian Morbiditas dan mortalitas, yang mempertimbangkan 10 penyakit
utama (Rumah Sakit, Puskesmas Rawat jalan, Rawat inap), angka
kematian (GDR, NDR), angka persalinan, dan seterusnya;
Kajian Sarana dan prasarana kesehatan yang mempertimbangkan
jumlah, jenis dan kinerja layanan kesehatan , jumlah spesialisasi dan
kualifikasi tenaga kesehatan, jumlah dan jenis layanan penunjang
(canggih, sederhana dan seterusnya); dan
 Kajian Peraturan perundang-undangan yang mempertimbangkan
kebijakan pengembangan wilayah pembangunan sektor non kesehatan,
kebijakan sektor kesehatan dan perumah sakitan.

2. Kajian kebutuhan sarana/fasilitas dan peralatan medik/non medik, dana dan


tenaga yang dibutuhkan untuk layanan yang akan diberikan, meliputi:
 Kajian Sarana dan fasilitas fisik yang mempertimbangkan rencana
cakupan, jenis layanan dan fasilitas lain dengan mengacu dari kajian
kebutuhan dan permintaan (program fungsi dan pogram ruang);
Kajian Peralatan medik dan non medik yang
mempertimbangkan perkiraan peralatan yang akan digunakan dalam
kegiatan layanan;

CV. BINA LESTARI CONUSLTANT Bab 1-6


 Kajian Tenaga / sumber daya manusia yang
mempertimbangkan perkiraan kebutuhan tenaga dan kualifikasi;
dan
 Kajian Pendanaan yang mempertimbangkan perkiraan
kebutuhan dana investasi.

3. Kajian kemampuan pembiayaan, meliputi:


 Kajian Prakiraan pendapatan yang mempertimbangkan proyeksi
pendapatan yang mengacu dari perkiraan jumlah kunjungan dan
pengisian tempat tidur;
 Kajian Prakiraan biaya yang mempertimbangkan proyeksi biaya tetap dan
biaya tidak tetap dengan mengacu pada perkiraan sumber daya manusia;
 Proyeksi Arus Kas (5 -10 tahun);dan
 Proyeksi Laba/Rugi (5 – 10 tahun).

1.7. LAPORAN

a. Laporan Pendahuluan merupakan laporan awal yang setidaknya memuat


gambaran awal kegiatan, kajian awal data sekunder, metodologi pelaksanaan
pekerjaan, dan rencana pelaksanaan survey. Laporan pendahuluan
dipresentasikan oleh penyedia dan setelah dilakukan perbaikan
(apabila ada), diserahkan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kelendar
sejak penerbitan SPMK sebanyak 10 (sepuluh) buku

b. Laporan Antara memuat hasil pengumpulan, pengolahan dan rincian analisis


data yang meliputi: Analisis Lingkungan/ Situasi Kecenderungan Aspek
Internal dan Eksternal, Analisis Permintaan terkait Kelayakan dari Aspek-
aspek yang dapat mempengaruhinya, Analisis Kebutuhan dan Analisis
Keuangan. Laporan antara dipresentasikan oleh penyedia dan setelah
dilakukan perbaikan (apabila ada), diserahkan selambat-lambatnya 60 (enam
puluh) hari kelendar sejak penerbitan SPMK sebanyak 10 (sepuluh) buku.

CV. BINA LESTARI CONUSLTANT Bab 1-7


c. Laporan Akhir merupakan Dokumen Studi kelayakan Rumah Sakit Umum
Daerah yang memuat hasil kajian Kajian kebutuhan pelayanan rumah sakit,
Kajian kebutuhan sarana/fasilitas dan peralatan medik/non medik, dana dan
tenaga yang dibutuhkan untuk layanan yang akan diberikan, Kajian
kemampuan pembiayaan dan Rekomendasi Kelayakan.Laporan akhir
dipresentasikan oleh penyedia dan setelah dilakukan perbaikan (apabila ada),
diserahkan selambat-lambatnya 90 (sembilan puluh) hari kelendar sejak
penerbitan SPMK sebanyak 10 (sepuluh) buku. Seluruh dokumen hasil
perencanaan disalin ke dalam CD (compact disk) dan diserahkan sebanyak
10 keping

CV. BINA LESTARI CONUSLTANT Bab 1-8


Bab 2
PENGALAMAN PERUSAHAAN
Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah

CV. Bina Lestari Consultant Didirikan Pada Tanggal 19 Februari 2003. CV. Bina
Lestari Consultant Mempunyai Karyawan dan Tenaga Ahli Yang Terdiri dari
tenaga-tenaga ahli yang berkualitas terdiri dari Sarjana Teknik Sipil, Sarjana Teknik
Arsitektur, Sarjana Teknik Geodesi, Sarjana Teknik Planologi Sarjana Ekonomi dan
Sarjana Sosial lainnya serta Tenaga Ahli dari Sarjana Muda dan dari tamatan
sekolah umum maupun kejuruan.

Kegiatan utama CV. Bina Lestari Consultant dikonsentrasikan pada Bidang


Perencanaan dan Pengawasan yang meliputi antara lain :
 Perencanaan Kota dan Pariwisata.
 Perencanaan / Pengawasan Gedung dan Bangunan
 Perencanaan / Pengawasan Dermaga dan Pelabuhan Laut.

Dibawah Pimpinan Dwi Budi Hartanti, SE. Sebagai Direktur, CV. Bina Lestari
Consultant mulai bergerak dan bekerja secara professional dengan didukungan
oleh beberapa tenaga ahli Planologi, Pemberdayaan dan Arsitektur serta Sarjana
Teknik lainnya yang merupakan cikal bakal dari Struktur Organisasi Perusahaan.

Dalam perjalanannya perusahaan mulai membina dan meningkatkan hubungan baik


dengan sejumlah instansi pemerintah maupun instansi swasta yang diwujudkan
dalam pelayanan serta penampilan teknis dan administrasi yang professional,
sehingga diharapkan perkembangan perusahaan dapat lebih ditingkatkan dan
menjadi salah satu perusahaan Architect & Consulting Engineers yang diakui
eksistensinya di Indonesia.Kondisi hubungan baik dengan sejumlah instansi

CV. BINA LESTARI CONUSLTANT Bab 2-1


pemerintah maupun swasta yang telah dibina dan terus ditingkatkan secara
profesional, baik dalam bentuk pelayanan teknis maupun administratif.

2.1. PENGEMBANGAN USAHA

Dengan melihat adanya suatu peningkatan kepercayaan serta hubungan yang telah
terjalin dengan berbagai instansi dan keinginan yang kuat untuk mengembangkan
wilayah usaha di luar Propinsi Riau, maka para pemilik saham setuju untuk
menambah jumlah modal kerja, karena hal ini mengingatkan adanya suatu potensi
usaha serta adanya kebutuhan modal kerja dalam rangka pengembangan wilayah
kerja.Dibawah manajemen yang sistematis, dikelola dan diarahkan Dewan Direksi
yang profesional, Perusahaan mulai mengembangkan bidang-bidang usaha
enginering yang cakupanya lebih luas dan meliputi bidang-bidang kegiatan antara
lain :

 Pengembangan Kawasan & Real Estate


 Perencanaan kota & Pariwisata
 Tata Kota & Tata Lingkungan
 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ( AMDAL)
 Perencanaan / Pengawasan Gedung & Bangunan
 Jalan Raya, Jalan Toll & Jembatan
 Lapangan Terbang, Pelabuhan Laut & Prasarananya
 Pencetakan Sawah dan Irigasi
 Studi Kelayakan
 Kehutanan dan Perkebunan
 Survey Pengukuran dan Pemetaan

2.1.1. Jenis Kegiatan Pelayanan Teknis


1. Survey :
a. Hidrologi dan Hidrografi
b. Hidroceanografi

CV. BINA LESTARI CONUSLTANT Bab 2-2


c. Geoteknik
d. Hidrogeologi
e. Topografi
f. Fotogrametri
g. Sosio Ekonomi
2. Pengkajian
a. Sektoral dan Regional
b. Perancangan
c. Study Kelayakan
 Ekonomi dan Manajemen
 Pasar
 Teknik Produksi
 Lingkungan
d. Operasi dan Pemeliharaan Instalasi
e. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
3. Perencanaan :
a. Arsitektur :
 Bangunan Gedung Kantor
Gedung Bank
Gedung Perdagangan
Gedung Pendidikan
Gedung Industri / Pabrik
 Bangunan Pasar
Pergudangan
Rumah Tinggal
Komplek Perumahan
 Lanskap
 Interior
b. Teknik Sipil :
 Struktur dan Pondasi
 Jalan dan Jembatan

CV. BINA LESTARI CONUSLTANT Bab 2-3


 Irigasi dan Drainase
c. Teknik Penyehatan :
 Penyediaan air Bersih dan Pembuangan Air Kotor
d. Teknik Planologi :
 Perencanaan Kota dan Kawasan
 Perencanaan Pariwisata
 Tata Kota / Daerah dan Tata Lingkungan
4. Manajemen Konstruksi :
a. Pengawasan
b. Manajemen Proyek
c. Penaksiran Kuantitas Bahan
d. Penaksiran Biaya Proyek
e. Penyiapan Dokumen & Logistik
f. Perencanaan dan Penjadwalan Proyek
g. Administrasi Kontrak
h. Rekayasa Nilai
5. Manajemen Operasi dan Pemeliharaan Instalasi :
a. Peningkatan Sistem Manajemen
b. Peningkatan Efisiensi Produksi
c. Sistem Informasi
d. Sistem Kontrol
e. Pelatihan

2.2. RISET – AKSI untuk HASIL YANG BERORIENTASI PADA AKSI

Perusahaan kami selalu mendekati pekerjaan - pekerjaan melalui rencana aksi.


Metode pengerjaan ini telah memberdayakan kami untuk membawa kami pada
sebuah proses pemikiran yang lebih mendalam, lebih kaya teori namun membumi.
Tak dapat disangkal lagi, produk akhir menjadi lebih dapat dimplementasikan.
Adalah suatu realita apabila kita menangani berbagai variasi karakter,

CV. BINA LESTARI CONUSLTANT Bab 2-4


permasalahan, pemahaman dan hal-hal yang penuh kekhususan. Akibat dari
komitmen untuk memperhatikan hal - hal tersebut diatas, kami telah berhasil
mengembangkan kerangka dan isi pengetahuan dan keahlian yang lebih inovatif
dalam perusahaan kami. Dan lagi kami menjadi lebih peka terhadap kebutuhan, visi,
aspirasi, termasuk kompetisi atau kecocokan kepentingan dari pihak publik, swasta
dan masyarakat.

2.3. KLIEN DAN JARINGAN KERJA

Kami memberikan pelayanan pada berbagai kementrian, sektor swasta dan juga
masyarakat di Indonesia. Sampai saat ini kami telah melaksanakan berbgai macam
mulai dari proyek irigasi, perencanan jalan, pendampingan & pelatihan, dan
melayani berbagai klien yang berasal dari pemerintah pusat, Pemda Propinsi dan
Pemda Kab/Kota. Perusahaan juga melayani berbagai klien dari perusahaan swasta
nasional, sampai pada kelompok masyarakat berpenghasilan rendah. Disamping itu
kami juga bekerja dalam skala pengembangan yang berbeda - beda mulai dari skala
daerah, metropolitan, perkotaan, kota sekunder, kota kecil, lingkungan, distrik dan
bahkan kawasan - kawasan kumuh.

Kami telah bekerja dengan berbagai lembaga nasional dan


internasional, diantaranya adalah:
• IBRD (Bank Dunia)
• ADB
• UNDP / UNCHS
• UNESCO
• LSM, lembaga penelitian dan lembaga pengembangan lainnya.

2.4. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN

CV. BINA LESTARI CONUSLTANT Bab 2-5


Struktur organisasi CV. Bina Lestari Consultant disusun sedemikian rupa
dimaksudkan untuk menjamin profesionalisme konsultan teknik dalam
melaksanakan pekerjaan yang di percayakan.

Adapun Struktur Organisasi CV. Bina Lestari Consultant dapat dilihat pada gambar
2.1. dibawah ini :
Divisi dalam tubuh organisasi CV. Bina Lestari Consultant dibentuk atas dasar
bidang spesialisasi usaha sesuai dengan kebutuhan pasar Jasa Konsultasi yang
meliputi :

a. Divisi Bangunan
b. Divisi Survey dan Pemetaan
c. Divisi Jalan dan Jembatan
d. Divisi Air dan Listrik
Dengan dibentuknya divisi-divisi dalam organisasi, hal ini dimaksudkan agar :

a. Menyederhanakan Birokrasi
b. Mempermudah pengendalian pelaksanaan Proyek
c. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja
d. Meningkatkan kualitas / mutu pelaksanaan Proyek

2.5. SISTEM DAN METODE KERJA

Dalam melaksanakan suatu proyek, satu regu tenaga ahli dibentuk untuk setiap
proyek dibawah pimpinan Ketua Regu Pelaksana Tugas (KRPT) yang bertugas
mempersiapkan, mengkoordinasikan, merencanakan dan mengarahtugaskan dalam
suatu pengelolaan yang sistematis.

2.6. TENAGA PROFESIONAL

CV. BINA LESTARI CONUSLTANT Bab 2-6


CV. Bina Lestari Consultant didukung oleh tenaga profesional dan sub profesional
tetap dan tidak tetap dari berbagai keahlian antara lain di bidang:

• Teknik Geodesi
• Teknik / Geoteknik dan Hidrogeologi
• Teknik Sipil, Teknik Lingkungan, Pengairan, dan Arsitektur
• Pertanian, peternakan dan Kehutanan
• Mekanikal, Kelistrikan dan Teknik Industri
• Kimia Teknik, Biokimia dan Fisika
• Tenaga Sosial Ekonomi
• Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat (Community Depelopment)

2.7. PENGALAMAN PERUSAHAAN

Pengalaman CV. Bina Lestari Consultant yang telah dilaksanakan selama kurun
waktu 7 (tujuh) tahun terakhir dan yang sejenis dengan pekerjaan tertera pada
lampiran setelah akhir bab ini.

2.8. PERALATAN

Untuk menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan, maka CV. BINA LESTARI


CONSULTANT telah melengkapi peralatan-peralatan yang diperlukan antara lain
dapat dilihat dari lampi

CV. BINA LESTARI CONUSLTANT Bab 2-7


\

Bab 3
PEMAHAMAN TERHADAP KAK
Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah

3.1. PEMAHAMAN KONSULTAN TERHADAP KAK

Term of reference sebagai satu-satunya standar yang digunakan untuk menyusun


dokumen usulan teknis maupun dokumen usulan biaya memang semestinya dapat
memberikan suatu gambaran yang jelas bukan hanya mengenai isi dari pekerjan
tetapi langkah-langkah kedepan yang di inginkan dari pekerjaan ini, terlebih untuk
pekerjaan yang perencanaan dan study, sehingga hasil akhirnya nanti dapat benar-
benar menjadi satu hasil yang tepat guna serta tepat sasaran atau dengan kata lain
langkah selanjutnya dapat dengan mudah mengadopsi hasil kegiatan ini untuk
dijadikan dasar atau pijakan tanpa harus melakukan kajian ulang. Lalu, kalau
kemudian dalam dokumen usulan teknis diminta untuk dimasukan satu bagian
berisikan pemahaman terhadap term of reference, kami mengartikan bahwa pemilik
pekerjaan tidak menginginkan adanya suatu beda persepsi dalam menelah setiap
kegiatan yang harus dilakukan atau yang mesti dikerjakan, dan kami mencoba
menyingkapinya dengan uraian dalam bab ini yang lebih pada suatu upaya
penjelasan akan setiap bagian dalam term of refence sesuai dengan pemahaman
yang kami tangkap, tentunya hal ini sangat bergantung pada tolok ukur yang kami
pegang sejak awal bahwa pekerjaan ini adalah kegiatan bantuan teknis identifikasi
dan itu adalah potret kondisi yang di lengkapi dengan uraian peluang untuk
eksploitasi atau Pengembangan selanjutanya.

CV. BINA LESTARI CONUSLTANT Bab 3-1


\
3.1.1. PENDAHULUAN

Kabupaten Nias Barat merupakan pemekaran dari Kabupaten Nias dan dibentuk
berdasarkan Undang-Undang Nomor 46 Tahun 2008 tentang Pembentukan
Kabupaten Nias Barat di Provinsi Sumatera Utara, melaksanakan pembangunan
diberbagai sektor sebagai upaya untuk memajukan kesejahteraan masyarakat. Salah
satu sektor yang mendapat perhatian khusus adalah pembangunan kesehatan
secara menyeluruh dan terpadu sesuai dengan kebijakan Pemerintah. Kesehatan
merupakan hak asasi manusia dan setiap hal yang menyebabkan terjadinya
gangguan kesehatan pada masyarakat akan menimbulkan kerugian ekonomi yang
besar, serta setiap upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat juga berarti
investasi bagi pembangunan. Sehingga setiap upaya pembangunan harus dilandasi
dengan wawasan kesehatan dalam arti pembangunan harus memperhatikan
kesehatan masyarakat dan merupakan tanggung jawab semua pihak. Seuai dengan
amanah pasal 6 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit dinyatakan bahwa Pemerintah dan pemerintah daerah
bertanggung jawab untuk menyediakan Rumah Sakit berdasarkan kebutuhan
masyarakat. Rumah Sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan
merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam
mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.
Mengingat bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat maka
Penyelenggaran pelayanan kesehatan di Rumah Sakit mempunyai karakteristik dan
organisasi yang sangat kompleks. Untuk itu pembangunan rumah sakit harus
memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, sumber daya manusia,
kefarmasian, dan peralatan. Dengan adanya persyaratan tersebut, sesuai ketentuan
perundangan yang berlaku sebelum melaksanakan Pembangunan Rumah Sakit
Umum Daerah, Pemkab Nias Barat diwajibkan melaksanakan kajian studi kelayakan
pembangunan rumah sakit. Studi kelayakan Rumah Sakit merupakan
suatu kegiatan perencanaan Rumah Sakit secara fisik dan nonfisik agar Rumah

CV. BINA LESTARI CONUSLTANT Bab 3-2


\
Sakit berfungsi secara optimal pada kurun waktu tertentu berupa hasil Analisis dan
Penjelasan Kelayakan dari segala aspek yang akan mendasari pembangunan dan
rencana kerja pelayanan suatu Rumah Sakit.

3.1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Pelaksanaan pekerjaan ini bermaksud supaya Pemerintah Daerah Kabupaten Nias


Barat dalam merencanakan pembangunan rumah sakit mampu mendeterminasi
fungsi layanan yang tepat dan terintegrasi sehingga sesuai dengan kebutuhan
pelayanan kesehatan yang diinginkan (;health needs), kebudayaan daerah setempat
(;cultures), kondisi alam daerah setempat (;climate), lahan yang tersedia (;sites) dan
kondisi keuangan manajemen RS (;budget). Pelaksanaan pekerjaan ini bertujuan
untuk tersedianya dokumen studi kelayakan pembangunan rumah sakit daerah yang
menjadi acuan dalam merencanakan dan membangun rumah sakit daerah, sehingga
setiap pemangku kepentingan dapat memiliki persepsi yang sama

3.1.3. Ruang Lingkup Pekerjaan

Apa yang disampaikan dalam term of reference untuk bagian ini secara umum dapat
dipahami. Dalam Ruang Lingkup Pekerjaan dapat dipahami bahwa kegiatan-kegiatan
yang disebutkan dalam KAK merupakan tahapan yang mengiindikasikan suatu
keinginan pemilik pekerjaan untuk memperoleh beberapa hasil kegiatan yang
berhubungan dengan hasil akhir studi ini. Pengumpulan data, evaluasi, pembahasan
dan analisa, formulasi penyelesaian masalah serta gagasan ke depan, dapat kami
pahami sebagai suatu lingkup kegiatan yang harus dilakukan, namun ada sedikit
pertanyaan yang timbul dari pemahaman bagian ini, yaitu seberapa jauh
penggunaan jasa akan menyediakan beberapa kelengkapan data yang dimaksud,
karena bagai manapun juga beberapa data adalah milik pemerintah, dan untuk itu
tentunya pengguna jasa lebih mengerti sejauh mana konsultan dapat menerima dan
menggunakanya .

CV. BINA LESTARI CONUSLTANT Bab 3-3


\

3.1.4. Pelaporan (Produk Akhir)


Apa yang digambarkan dalam Term Of Reference sudah jelas, dan kami memahami
sepenuhnya bahwa langkah pengendalian akan dilakukan dengan sistem pelaporan.
dan untuk pengendalian pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan laporan berkala
berdasarkan tahapan. Sementara pengendalian mutu akan dilakukan dalam bentuk
1. Laporan Pendahuluan
2. Laporan Konsep Akhir
3. Laporan Akhir

3.1.5. Waktu Pelaksanaan


Sebagaimana telah ditetapkan dalam kerangka acuan pekerjaan, waktu pelaksanaan
pekerjaan sudah cukup jelas yaitu adalah selama 3 (tiga) bulan atau 90 (sembilan
puluh) hari kalender. Dalam hal ini Konsultan memandang bahwa waktu yang
disediakan akan sangat bergantung dari progres pekerjaan yang telah dilakukan.
Mengingat waktu yang relatif ‘singkat’ ini, konsultan mengharapkan dukungan
sepenuhnya dari pihak pemberi kerja dalam rangka lebih mengefektifkan
pelaksanaan pekerjaan dalam rangka mencapai target yang telah ditetapkan dalam
rencana kerja.

3.1.6. Tenaga Ahli


Bagian yang mengimformasikan kebutuhan tenaga ahli ini dapat kami pahami
sebagai suatu tuntutan untuk penyedian pelaksanaan pekerjaan yang sudah
dirancang seideal mungkin oleh pengguna jasa, dan hal ini juga kami pahami
sebagai suatu kebutuhan standar untuk pelaksanaan kegiatan ini. Dari uraian di atas,
dapat ditambahkan bahwa secara umum Term Of Refrence sudah dapat kami
pahami, dan dapat kami mengerti, selanjutnya sebagai bagian dari kepahaman serta
pengertian kami tersebut maka kami menyusun dokumen usulan teknis ini. Kalau
memang ada yang berubah dari ketentuan dalam Term Of Reference itu karena
kami ingin mengembangkanya sesuai dengan karakter dan ciri khas kami yang terus

CV. BINA LESTARI CONUSLTANT Bab 3-4


\
berinovasi dan tak mau berhenti, tetapi tentunya kami tak akan lepas dari kaidah-
kaidah dasar yang sudah baku dan sudah ditetapkan sebelumnya.

CV. BINA LESTARI CONUSLTANT Bab 3-5


Bab 4
TANGGAPAN TERHADAP KAK
Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah

4.1. TANGGAPAN KONSULTAN TERHADAP KAK

Setelah mempelajari Kerangka Acuan Kerja atau yang sering juga disebut Term of
Reference (KAK), ada beberapa tanggapan dari konsultan terutama dalam
penjelasan pendekatan perencanaan dan lingkup wilayah perencanaan. Secara
umum KAK yang diberikan sudah dapat memberikan gambaran tentang pekerjaan
yang akan dilaksanakan, namun dalam beberapa bagian perlu ditegaskan lagi untuk
menghindari perbedaan persepsi antara pemberi pekerjaan dengan konsultan selaku
penyedia jasa. Tanggapan terhadap Term of Reference dapat diuraikan sebagai
berikut :

4.1.1. KEDUDUKAN KAK

Pada dasarnya suatu Kerangka Acuan Kerja adalah dokumen yang menjelaskan
keringinan-keinginan pemberi pekerjaan yang harus dipenuhi oleh penyedia jasa
(konsultan). Selama proses pelaksanaan pekerjaan, pemberi pekerjaan akan terus
memantau kinerja penyedia jasa dengan menggunakan KAK sebagai tolok ukur.
Pemberi pekerjaan tidak boleh menuntut kinerja penyedia jasa di luar lingkup
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam KAK, sebaliknya penyedia jasa tidak boleh
mengelak dari kewajiban yang telah ditetapkan dalam KAK.

4.1.2. Isi Kerangka Acuan Kerja

Mencemati uraian dalam Kerangka Acuan Kerja (TOR), Konsultan berpendapat


bahwa uraian tersebut sudah cukup jelas dan lengkap. Demikian juga penjelasan

CV. BINA LESTARI CONUSLTANT Bab 4-1


untuk Pekerjaan Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Rumah Sakit Umum
Daerah

A. Tanggapan terhadap Waktu Pelaksanaan Pekerjaan

Waktu pelaksanaan untuk Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Rumah Sakit


Umum Daerah. yang tercantum dalam KAK selama 3 bulan atau 90 (sembilan
puluh) hari kalender terhitung dari diterbitkannya Surat Perintah Kerja (SPK).
Menurut Konsultan waktu yang disediakan dirasa cukup.

B. Tanggapan terhadap Kebutuhan Tenaga Ahli

Konsultan dalam hal ini berkewajiban untuk menyusun time and manning schedule
dalam penyusunan pekerjaan tersebut. Selain itu juga konsultan akan membuat
struktur organisasi dalam pekerjaan Studi Kelayakan Rencana Pembangunan
Rumah Sakit Umum Daerah.

CV. BINA LESTARI CONUSLTANT Bab 4-2


Bab 5
METODOLOGI PELAKSANAAN
PEKERJAAN
Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah

Metodologi dan pendekatan yang diajukan merupakan konsep pemecahan


permasalahan dengan mengacu kepada tujuan dan sasaran pekerjaan. Pada
dasarnya, metodologi ini berusaha menggabungkan dan mengadopsi lingkup
kegiatan utama sebagaimana diamanatkan oleh Kerangka Acuan Kerja (Term Of
Reference). Pada bagian ini akan dipaparkan aspek-aspek yang menjadi
pertimbangan dalam pelaksanaan Penyusunan Studi Kelayakan Rencana
Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah

5.1. PENDEKATAN UMUM

Pendekatan dan metodologi yang akan digunakan konsultan dalam pelaksanaan


pekerjaan ini akan dibahas pada bab ini, dimana dasarnya mengacu pada Kerangka
Acuan Kerja yang telah diterima dan dipelajari konsultan. Pendekatan umum untuk
melaksanakan pekerjaan ini dilakukan dengan melalui 3 pendekatan, yaitu :

 Pendekatan Strategi Dasar


 Pendekatan Strategi Operasional
 Pendekatan Penanganan Pekerjaan

Hal ini dilakukan dengan maksud agar diperoleh pemahaman terhadap masalah dan
agar mampu memberikan rekomendasi obyektif.

CV. BINA LESTARI CONUSLTANT Bab 5-1


5.1.1. Pendekatan Strategi Dasar
Strategi dasar yang akan menjadi jiwa dalam setiap pelaksanaan tahapan kegiatan
yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, meliputi :
 Akuntabilitas  bahwa semua kegiatan pelaksanaan yang dilakukan
harus dapat dipertanggungjawabkan dikemudian hari dan terukur,
terutama dalam pengelolaan seluruh data.
 Inovasi  sebagai penterjemahan ide yang relatif baru, diperlukan inovasi
sehingga rumusan konsep pedoman yang digunakan akan bisa diterima
dengan baik oleh semua pihak.
 Kerjasama  bahwa pekerjaan ini memerlukan kerjasama yang erat
dengan instansi lain maupun seluruh stakeholder terutama pada saat
pengumpulan data sekunder dan primer.
 Optimasi  baik proses maupun hasilnya dapat berjalan seoptimal
mungkin dan dapat memuaskan semua pihak.

5.1.2. Pendekatan Strategi Operasional


Pendekatan strategi operasional untuk menjamin agar kinerja dari pelaksanaan
operasional tetap terjaga merupakan salah satu pendekatan yang digunakan dalam
pelaksanaan Penyusunan Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Rumah Sakit
Umum Daerah ini, dimana pendekatan ini digunakan agar mampu mencapai tujuan
dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Strategi operasional yang dimaksud
adalah:

 Pengumpulan data (Data Collecting)  baik berupa data primer maupun


data sekunder yang diperlukan untuk menganalisis pekerjaan
 Pelaporan (Reporting)  untuk mendokumentasikan semua hasil kegiatan
yang dilaksanakan sejak dimulainya sampai dengan selesainya pekerjaan.
 Bisa dipertanggungjawabkan  bahwa setiap hasil kerja dari seluruh
kegiatan konsultan harus dapat dipertahankan kehandalannya. Untuk itu
diadakan beberapa konfirmasi dengan kunjungan atau survey ke daerah dan
ke beberapa pihak yang akan menjadi pengguna. Konfirmasi ini diadakan

CV. BINA LESTARI CONUSLTANT Bab 5-2


dalam bentuk berupa diskusi pada setiap tahapan laporan dan dilakukan
seminar pada tahapan konsep rencana.
 Koordinasi Secara Berkelanjutan  yang akan melibatkan banyak pihak
terutama pada tahap pengumpulan data, diskusi serta workshop. Koordinasi
yang baik dari team leader sangat penting untuk dilaksanakan, antara lain
berupa :
∼ Konsultasi intensif dengan tim teknis atau nara sumber yang ditunjuk
∼ Kontrol secara terus menerus terhadap proses pekerjaan
∼ Berhubungan secara intensif dengan pemberi data misalnya dengan
instansi daerah, masyarakat dan pengusaha.

5.1.3. Pendekatan Penanganan Pekerjaan


Penekanan manajemen yang diterapkan di dalam melaksanakan pekerjaan ini,
merupakan salah satu upaya pencapaian sasaran program dan tidak semata-mata
untuk mencapai produk fisik saja. Oleh karena itu, proses yang akan menunjang
tercapainya sasaran tersebut sangat ditekankan dalam melaksanakan pekerjaan ini.
Pendekatan ini berkaitan dengan pihak yang terlibat dalam perumusan konsep
pekerjaan.

Sebelum merancang langkah-langkah kongkrit dalam penanganan pekerjaan ini,


pihak-pihak yang terlibat dalam pekerjaan perlu diidentifikasikan terlebih dahulu.
Dalam pekerjan Penyusunan Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Rumah Sakit
Umum Daerah.

secara garis besar ada tiga pihak yang terlibat di dalamnya, yaitu :
 Pihak Pemerintah  yang diwakili oleh pejabat terkait untuk memberikan
arahan pada pekerjaan ini dan menyediakan data-data yang diperlukan, baik
data primer maupun data sekunder.
 Pihak masyarakat  diharapkan dapat menyediakan data tentang hasil
pelaksanaan pembangunan dan perencanaan kawasan berdasarkan rencana

CV. BINA LESTARI CONUSLTANT Bab 5-3


yang lalu maupun aspirasi mereka sebagai bahan masukan perencanaan
yang akan datang.
 Pihak konsultan  yang merupakan pihak yang akan berperan aktif untuk
memperoleh dan mengumpilkan data yang diperlukan sebagai bahan analisis
dalam penyelesaian pekerjaan.

Konsep perencanaan Top-down dan Bottom-up merupakan pendekatan


perencanaan yang umumnya digunakan dalam pembangunan pada konsep
penanganan pekerjaan. Konsep perencanaan top-down, yang diterapkan pada
sistem perencanaan pembangunan di Indonesia pada masa lalu banyak
mendapatkan kritikan karena membawa dampak buruk bagi perkembangan daerah
itu sendiri.

Oleh karena itu, diterapkan konsep Bottom-up yang pelaksanaannya tidak dapat
diterapkan secara murni, untuk mengimbangi keadaan yang sudah ada. Didasari
oleh alasan tersebut, perlu diterapkan konsep pelaksanaan yang menjembatani
kedua konsep tersebut.

Konsep perencanaan dengan aspirasi yang muncul dari bawah merupakan makna
dari konsep perencanaan Bottom-up. Yang dimaksud dengan konsep rencana
Bottom-up dalam konteks penanganan pekerjaan Penyusunan Studi Kelayakan
Rencana Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah. adalah dilakukannya
konfirmasi baik pada saat survey kawasan perencanaan maupun pada kesempatan
rembug warga. Masukan dari pihak pemerintah daerah, masyarakat dan pengusaha
(swasta) sebagai pengguna produk ini merupakan hal yang ingin didapatkan dari
perlakuan tersebut.

Diakibatkan karena masih harus adanya aturan-aturan umum agar penerapan


konsep perencanaan tersebut selaras dengan tujuan perencanaan pembangunan
dalam skala regional dan nasional, maka konsep bottom-up ini tidak bisa begitu saja
diterapkan.

CV. BINA LESTARI CONUSLTANT Bab 5-4


Standar-standar teknis dalam pengumpulan data, pedoman atau petunjuk teknis
umum revitalisasi kawasan, serta kegiatan administrasi pekerjaan yang dibutuhkan
merupakan sebagian contoh dari penerapan konsep ini.

Dengan demikian, pada prinsipnya gabungan antara konsep perencanaan bottom-up


dan top-down merupakan konsep yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan
Penyusunan Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah.

5.2. PENDEKATAN TEKNIK OPERASIONAL

Agar maksud dan tujuan pekerjaan ini akan dapat dicapai dengan menggunakan
cara yang terbaik dan yang paling mungkin ditempuh, dengan tetap menjamin hasil
kualitas keluarannya, maka pendekatan teknik operasional merupakan metoda yang
digunakan oleh konsultan untuk menjaga maksud dan tujuan tersebut.

Oleh karena itu, setiap tenaga kerja yang terlibat dalam pekerjaan ini, bisa
mengetahui dengan jelas tanggung jawab, tugas, kewenangan, metode kerja,
penulisan laporan beserta dokumentasi yang diperlukan bagi terselenggaranya
pekerjaan ini, merupakan prinsip utama yang digunakan dalam pendekatan pada
penanganan pekerjaan ini.

Setiap tenaga kerja yang terlibat dalam pekerjaan ini akan mengetahui dengan jelas
apa yang harus dikerjakan, bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan, kepada
siapa harus bertanggung jawab dan kapan harus diselesaikan sesuai dengan jadwal
waktu yang tersedia akan dijamin dengan adanya pendekatan teknik operasional
yang baik.

Dalam pendekatan teknik operasional akan dilakukan langkah sebagai berikut untuk
menghasilkan pencapaian maksud dan tujuan pekerjaan ini :

CV. BINA LESTARI CONUSLTANT Bab 5-5


5.2.1. Tahap Persiapan

Untuk melaksanakan pekerjaan, pada tahap ini akan dilakukan berbagai persiapan,
dimana beberapa kegiatan pokok yang dilakukan adalah :

1. Mobilisasi personil  dalam pelaksanaan tugas sampai dengan proses


pengerahan tenaga ahli untuk melaksanakan pekerjaan, sebelumnya
dilakukan pelaksanaan rekruitmen tenaga ahli. Segera setelah
penandatanganan Surat Perintah Kerja dilakukan, konsultan akan
memobilisasi tenaga ahli dan tenaga penunjang yang terlibat dalam
pekerjaan ini.

2. Kaji ulang mengenai maksud, tujuan dan sasaran pekerjaan  agar


semua tenaga ahli yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan ini dapat
memahami materi pekerjaan dengan baik, maka dilakukan pendalaman
materi pekerjaan. Diskusi internal di lingkungan perusahaan konsultan
merupakan salah satu cara yang dilakukan pada pendalaman ini.

Pada kegiatan ini mungkin terjadi perubahan materi pekerjaan yang tidak
begitu mendasar, namun tidak berakibat pada perubahan jadwal
pelaksanaan yang sudah disepakati kedua belah pihak.Menyamakan
persepsi yang dimiliki oleh konsultan dengan pemberi tugas, sehingga
konsultan akan berjalan pada arah yang benar, sesuai seperti yang
diinginkan oleh pemberi tugas merupakan tujuan utama dari kegiatan ini.

5.2.2. Studi Literatur

Data yang dikumpulkan dalam pekerjaan ini adalah data primer dan data sekunder
yang terdapat pada dinas/lembaga/instansi terkait, terutama data yang berkaitan
langsung atau tidak langsung dengan Kepraiwisataan demografi, ekonomi, sosial
dan budaya.

CV. BINA LESTARI CONUSLTANT Bab 5-6


Kajian literatur ini meliputi 5 (lima) jenis kegiatan, yaitu: Kajian Teoritik, Review Studi
Terdahulu, Penelahaan Kebijakan Tata Ruang dan Kebijakan Pengembangan
Kawasan, Studi Banding.

STUDI LITERATUR tentang kebututuhan animo masyarakat dalam perkembangan


kebutuhan prasarana Rumah Sakit Umum Daerah

Dari kajian tersebut dapat diketahui rencana pengembangan Kawasan studi yang
menjadi wilayah Perencanaan. Studi literatur juga dilakukan untuk menentukan detail
kriteria kelayakan program yang akan dikerjakan. Dengan diperolehnya gambaran
teoritis dan praktis tentang data di atas, maka diharapkan hasil yang diperoleh dapat
optimal dan sesuai dengan aturan yang ada.

5.2.3. Survey Lapangan

Survei lapangan dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data lapangan yang
lebih akurat. Survei lapangan yang dilakukan meliputi kegiatan sebagai berikut:
a) Pengamatan Lapangan. Pengamatan lapangan dilakukan untuk memperoleh
gambaran kondisi eksisting kawasan, kegiatan-kegiatan ekonomi potensial,
penduduk, struktur tata ruang kawasan, dan lain-lain yang terkait dengan
pariwisata
b) Wawancara dengan Masyarakat. Wawancara dengan masyarakat dimaksudkan
untuk memperoleh tanggapan masyarakat mengenai kondisi kawasan studi serta
masalah-masalah yang mereka rasakan, kebutuhan dan harapan akan kegiatan
dan program pada tahun-tahun berikutnya. Wawancara dilakukan secara
purposive dengan jumlah yang terbatas sesuai dengan berbagai keterbatasan
waktu.
c) Wawancara Instansi. Wawancara terhadap pejabat instansi terkait dilakukan
untuk klarifikasi data yang diperoleh, gambaran masalah yang dihadapi institusi
dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya dalam perencanaan,

CV. BINA LESTARI CONUSLTANT Bab 5-7


pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kawasan, rencana-rencana
yang dimiliki, serta kegiatan yang pernah dan sedang dilakukan, hambatan yang
dihadapi, kemampuan institusi, komitmen, serta harapan masa depan bidang
Pariwisata

5.2.4. Metode Analisa Data

Pada dasarnya kegiatan analisa data merupakan kegiatan interpretasi data hasil
pengamatan di lapangan maupun kajian literatur dari instansi dengan menggunakan
teknik analisis deskriptif dan eksploratif. Teknik analisis eksploratif dipergunakan
dalam meneliti tipologi atau klasifikasi dari permasalahan-permasalahan yang
dihadapi dalam Bidang Kesehatan.

Analisis dilakukan terhadap berbagai potensi (fisik geografis dan sosial


kependudukan) yang dimiliki masing-masing kawasan untuk menentukan tingkat
pertumbuhannya. Analisis yang dilakukan, antara lain analisis kondisi perkembangan
perekonomian, analisis ketersediaan prasarana dan sarana, dan analisis
kecenderungan perkembangan bidang Kesehatan.

Kegiatan analisis dengan metodologi yang akan diuraikan ini bukan merupakan
sesuatu yang mutlak dilakukan dalam penelitian ini. Model-model ini merupakan
alternatif-alternatif metode yang mungkin akan digunakan jika data dan informasi
sudah diperoleh. Mungkin saja dalam analisis penelitian ini akan digunakan
kombinasi antara metode teoritis dan hasil kajian lapangan bahkan mungkin saja
akan ditemukan suatu model lain yang dianggap lebih tepat untuk
merepresentasikan kondisi yang ada.

Data-data yang diperoleh melalui survei (baik data primer maupun data sekunder)
tersebut dikumpulkan dan disusun sedemikian rupa dengan menggunkan software
computer. Penyusunan data tersebut dipilah-pilah berdasarkan data umum yaitu data
makro yang dimana setiap Tim Ahli membutuhkan data tersebut dan data khusus

CV. BINA LESTARI CONUSLTANT Bab 5-8


yaitu data yang lebih dominant dibutuhkan oleh Tim Ahli tertentu, tetapi tidak lepas
kemungkinan adanya lintas data yang terkait.

Kajian dan evaluasi terhadap data dilakukan dengan studi comparative terhadap data
yang lama apakah masih layak untuk tetap digunakan atau dialkukan survei ulang
kembali. Kajian dan evaluasi awal data ini digunkan untuk penyusunan rencana
survei. Agar tidak terjadi pemborosan dana dan biaya survei.

5.3. METODE PENILAIAN KELAYAKAN KEGIATAN

Rencana Investasi Kesehatan disusun dengan mempertimbangkan Visi dan Misi


Pemerintah Daerah yang menjadi wilayah studi, rencana-rencana yang sudah ada,
hasil analisis kebutuhan, mempertimbangkan aspirasi masyarakat, serta
memperhatikan prinsip keterpaduan.

Potensi sumberdaya utama untuk dapat mengembangkan dalam upaya


pengembangan Sarana Kesehatan adalah sumberdaya fisik, sumberdaya manusia,
sumberdaya keuangan, dan sumberdaya kelembagaan.

Faktor-faktor Keseluruhan faktor tersebut akan menjadi suatu rangkuman yang dapat
mencerminkan karakteristik terhadap program dan kegiatan yang mungkin dapat
dikembangkan, dan faktor tersebut dapat ditelusuri lebih dalam sebagai data dan
informasi yang dapat dianalisis lebih lanjut untuk memperoleh rumusan rencana
dalam upaya pengembangan Bidang Kesehatan. Oleh karenanya data dan informasi
yang terkait dengan kondisi daerah, baik fisik, lingkungan, sosial-ekonomi, sosial-
budaya, lingkungan, sumberdaya manusia dan kelembagaan menjadi suatu objek
yang sangat menentukan untuk mendapatkan rumusan sesuai dengan spesifik
daerah.

CV. BINA LESTARI CONUSLTANT Bab 5-9


5.3.1. Penilaian Kelayakan Rencana
Penilaian kelayakan rencana feasibilitiy Studi Kelayakan Rencana Pembangunan
Rumah Sakit Umum Daerah dilakukan dengan menggunakan 4 aspek kelayakan
masing-masing dengan prinsip sebagai berikut:

1) Kelayakan Teknis ( Technical Feasibility )


Penilaian kelayakan teknis terhadap program Kesehatan dilakukan untuk
mengukur manfaat dan program yang direncanakan, apakah akan mencapai
atau sesuai dengan tujuan dan apakah program tersebut secara teknis dapat
dilaksanakan. Ada 2 prinsip yang dinilai dalam kelayakan teknis, yaitu :

a. Keefektifan ( Effectiveness )
Keefektifan adalah ukuran kemampuan (kegunaan) suatu program yang
direncanakan untuk dapat menyelesaikan persoalan yang ada. Parameter
keefektifan tersebut adalah :
 Baik, berarti program tersebut dapat mencapai tujuan dengan baik.
 Cukup, berarti program tersebut cukup mencapai tujuan.
 Kurang, berarti program tersebut kurang atau tidak dapat mencapai
tujuan.

b. Kecukupan ( Adequacy ).
Kecukupan adalah ukuran sejauhmana solusi yang ditawarkan melalui
program tersebut dapat dilaksanakan dengan sumber daya yang dimiliki.
Parameter kecukupan tersebut adalah :
 Baik, apabila program tersebut dapat menyelesaikan persoalan dan
dapat dilaksanakan dengan sumber daya yang dimiliki.
 Cukup, apabila program tersebut cukup dapat menyelesaikan persoalan
dan cukup dapat dilaksanakan dengan sumber daya yang dimiliki.
 Kurang, apabila program tersebut tidak dapat menyelesaikan persoalan
dan tidak dapat dilaksanakan dengan sumber daya yang dimiliki.

CV. BINA LESTARI CONUSLTANT Bab 5-10


2) Kelayakan Ekonomi dan Finansial (Economic and Financial Feasibility )
Dalam analisa kelayakan ekonomi dan finansial akan dihitung biaya dan
manfaat yang akan ditimbulkan oleh program yang akan dilaksanakan. Analisa
kelayakan ekonomi dilakukan untuk program-program yang tidak cost recovery.
Analisa finansial dilakukan untuk program-program yang cost recovery. Dalam
menghitung kelayakan ekonomi dan finansial digunakan 3 ukuran sebagai
berikut:

a. Net Present Value (NPV)


NPV adalah ukuran yang menunjukkan nilai program pada masa yang akan
datang dalam bentuk nilai saat ini. Penghitungan NPV didasarkan pada
konsep mendiskonto seluruh aliran kas ke nilai sekarang, baik aliran yang
masuk atau yang keluar. Kemudian dihitung angka netto, sehingga akan
diketahui selisih aliran dana masuk dan keluar dengan memakai dasar yang
sama, yaitu harga (pasar) saat ini. Adapun aliran kas investasi yang akan
dikaji meliputi keseluruhan, yaitu biaya awal, operasi, produksi, pemeliharaan
dan biaya-biaya pengeluaran lainnya.

n Ct
NPV = ∑ t − Co
t (1 k)

Ct dimulai dari C1, C2... Cn dan merupakan net cash flow mulai dari tahun 1,
2 sampai dengan tahun ke k.
• Co adalah initial cost atau biaya investasi yang diperlukan.
• n adalah perkiraan umur proyek
• k adalah tingkat suku bunga yang berlaku

CV. BINA LESTARI CONUSLTANT Bab 5-11


Parameter penilaian kelayakan program dengan NPV adalah :
• program Iayak apabila nilai NPV > 0
• program tidak Iayak apabila nilai NPV < 0
• program masih bisa dipertimbangkan bila NPV = 0

b. Benefit Cost Ratio (BCR)


BCR adalah rasio perbandingan benefit (manfaat) dengan cost (biaya) dari
proyek yang dijalankan. Kriteria penilaian kelayakan program dengan BCR
adalah :
• program layak apabila nilai BCR > 1
• program tidak Iayak apabila nilai BCR < 1
• program masih bisa dipertimbangkan bila BCR = 0

Parameter yang digunakan dalam menentukan kelayakan program dengan


menggunakan metode BCR adalah :
• Untuk BCR > 2 disebut Iayak dengan kualifikasi baik
• Untuk 1 ≤ BCR ≤ 2 disebut Iayak dengan kualifikasi sedang
• Dan untuk BCR < 1 disebut tidak Iayak.

c. Internal Rate of Return (IRR)

IRR adalah metode untuk mengukur tingkat pengembalian investasi, apakah


rencana investasi cukup menarik bila dilihat dan arus pengembalian yang
telah direncanakan. Perhitungan IRR akan menghasilkan nilai r (tingkat suku
bunga) pada kondisi NPV=O. Nilai r dapat dihitung dengan cara trial and error
atau dengan metoda interpolasi. Nilai r dan hasil perhitungan menunjukkan
tingkat pengembalian investasi, dan untuk menyatakan suatu program Iayak
atau tidak, nilai r hasil perhitungan akan dibandingkan dengan tingkat suku
bunga bank yang berlaku (i = suku bunga SBI). Suatu program akan menarik
bagi investor apabila tingkat pengembalian investasi pada program tsb lebih
besar dari suku bunga bank yang berlaku. Namun apabila tingkat
pengembalian investasi Iebih kecil daripada suku bunga bank, maka secara

CV. BINA LESTARI CONUSLTANT Bab 5-12


logis investor tersebut Iebih baik mendepositokan uangnya dibank daripada
menginvestasikan pada program tersebut.

Kriteria penilaian kelayakan program dengan IRR adalah:


• program layak apabila nilai IRR > i
• program tidak Iayak apabila nilai IRR < i
• program masih bisa dipertimbangkan bila IRR = i

Penentuan cost opportunity atau tingkat suku bunga yang akan digunakan
dalam menjalankan proyek ini adalah tingkat suku bunga Bank Indonesia
(SBI) yaitu sebesar 12%, sehingga IRR yang akan diharapkan keluar sebagai
parameter yang Iayak adalah harus Iebih besar dari 12%.

Parameter kelayakan dengan metode IRR adalah :


• Untuk IRR > 12% adalah kualifikasi baik
• Untuk IRR = 12% adalah kualifikasi sedang
• Dan untuk IRR < 12% adalah kualifikasi kurang

3) Kelayakan Secara Sosial Politik (SocioPolitical Feasibility)


Dukungan secara politik merupakan aspek yang sangat penting dalam
menentukan keberhasilan melaksanakan suatu program, termasuk program
Penyediaan Kebutuhan Infrastruktur (dukungan PSD) di Kawasan Perumahan
dan Permukiman. Untuk itu semua stakeholder (pembuat keputusan, legislatif,
kelompok-kelompok masyarakat) sedapat mungkin dilibatkan dalam penilaian
kelayakan sosial politik ini. Namun dalam studi ini, stakeholder yang dilibatkan
terbatas pada masyarakat dan instansi pelaksana, sedangkan legislatif belum
dilibatkan. Oleh sebab itu rencana program yang dihasilkan masih harus melalui
proses penilaian oleh legislatif, dimana legislatif tentunya akan memperhatikan
aspirasi masyarakat dan institusi pelaksana. Dalam kelayakan secara politik ini,
kriteria yang diperhatikan yaitu:

CV. BINA LESTARI CONUSLTANT Bab 5-13


a. Penerimaan (Acceptability)
Program yang direncanakan akan dinilai layak apabila mendapat dukungan
dari stakeholder (pemerintah maupun masyarakat nantinya yang akan terkena
dampak) yang terlibat dalam proses maupun dalam pelaksanaannya (misalnya
penerimaan secara sosial masyarakat).

Parameter dari kriteria penerimaan adalah :


 Baik, apabila program ini dapat diterima oleh stakeholders, khususnya
masyarakat.
 Cukup, apabila program ini cukup diterima oleh stakeholders, khususnya
masyarakat.
 Kurang, apabila program ini tidak dapat diterima oleh stakeholders,
khususnya masyarakat

b. Kepantasan/kepatutan (Appropriateness )
Program yang direncanakan dinilai layak bila sesuai dengan
norma-norma/nilai yang ada di masyarakat. Parameter dari kriteria kepantasan
adalah :
 Baik, apabila program yang akan dilaksanakan sesuai dengan norma-
norma/nilai yang ada di masyarakat.
 Cukup, apabila program yang akan dilaksanakan cukup sesuai dengan
norma-norma/ nilai yang ada di masyarakat.
 Kurang, apabila program yang akan dilaksanakan tidak sesuai dengan
norma-norma/nilai yang ada di masyarakat.

c. Menjawab Kebutuhan (Responsiveness )


Program yang direncanakan dinilai layak bila dapat menjawab atau
menyelesaikan permasalahan atau kebutuhan masyarakat. Parameter dari
menjawab kebutuhan (responsiveness) adalah :
 Baik, apabila program yang dilaksanakan benar-benar sesuai atau sangat
dibutuhkan oleh masyarakat.

CV. BINA LESTARI CONUSLTANT Bab 5-14


 Cukup, apabila program yang dilaksanakan cukup sesuai atau cukup
dibutuhkan oleh masyarakat.
 Kurang, apabila program yang dilaksanakan tidak sesuai atau tidak
dibutuhkan oleh masyarakat.

d. Hukum (Legal )
Program yang direncanakan dinilai layak bila mempunyai legitimasi
pelaksanaan dengan adanya dukungan oleh perangkat hukum yang cukup
kuat. Parameter dari aspek hukum tersebut adalah :
 Baik, apabila program didukung oleh perangkat hukum yang cukup kuat.
 Cukup, apabila program cukup didukung oleh perangkat hukum yang cukup
kuat.
 Kurang, apabila program tidak didukung oleh perangkat hukum yang cukup
kuat.

e. Keadilan/ kewajaran ( Equity )


Program yang direncanakan dinilai layak bila dampak negatif program tersebut
yang seringkali tidak dapat dihindari (defferential impact) seminimal mungkin
bagi semua stakeholder. Dengan kata lain tidak ada dampak negatif yang
akan mengenai golongan masyarakat tertentu.
Parameter keadilan (equity) tersebut adalah :
 Baik, apabila manfaat program dapat dinikmati oleh semua stakeholders
tanpa terkecuali.
 Cukup, apabila manfaat program cukup dapat dinikmati oleh semua
stakeholders tanpa terkecuali.
 Kurang, apabila manfaat program tidak dapat dinikmati oleh semua
stakeholders tanpa terkecuali.

4) Kelayakan Kelembagaan (Administrative Operability)

CV. BINA LESTARI CONUSLTANT Bab 5-15


Penilaian kelayakan kelembagaan program Penyediaan Kebutuhan Infrastruktur
(dukungan PSD) di Kawasan Perumahan dan Permukiman dilakukan dengan
menggunakan kriteria sebagai berikut:

a. Otoritas ( Authority )
Kriteria ini digunakan untuk menilai apakah sudah ada otoritas penuh yang
diberikan kepada lembaga (institusi) atau kepada staf dalam melaksanakan
tugas seperti yang tercakup dalam program yang direncanakan. Parameter
otoritas tersebut adalah :
 Terpenuhi, apabila lembaga yang bersangkutan memiliki otoritas (Tupoksi)
berdasarkan Peraturan Perundangan yang kuat seperti Perda, SK.
WaliKabupaten.
 Tidak Terpenuhi, apabila lembaga yang bersangkutan tidak memiliki
otoritas (Tupoksi) berdasarkan Peraturan Perundangan yang kuat seperti
Perda, Surat Keputusan Walikawasan studi/ Bupati.

b. Komitmen Lembaga ( Institutional Commitment )


Kriteria ini digunakan untuk menilai apakah semua staf dari atas hingga
bawah (pimpinan hingga petugas lapangan) secara bersama-sama memiliki
komitmen yang tinggi untuk melaksanakan tugas atau program yang
direncanakan. Parameter komitmen lembaga tersebut adalah :
 Terpenuhi, apabila lembaga yang bersangkutan memiliki Komitmen yang
baik berdasarkan Historis Program Kerja maupun komitmen individu.
 Tidak Terpenuhi, apabila lembaga yang bersangkutan tidak memiliki
Komitmen yang baik berdasarkan Historis Program Kerja maupun
komitmen individu.

c. Kemampuan (Capability)
Kriteria ini digunakan untuk menilai apakah ada kemampuan lembaga, baik
dari segi sumber daya manusia (SDM) maupun keuangan untuk menjalankan
program yang direncanakan. SDM dinilai mampu apabila orang-orang yang

CV. BINA LESTARI CONUSLTANT Bab 5-16


ada dalam lembaga tersebut mempunyai kompetensi (dari segi pendidikan
dan pengalaman) dalam melaksanakan program tersebut. Dari sisi keuangan,
lembaga tersebut dinilai mampu bila didukung oleh ketersediaan keuangan
yang memadai dalam operasionalnya. Parameter kemampuan lembaga
tersebut adalah :
 Terpenuhi, apabila lembaga yang bersangkutan memiliki kemampuan
Sumber Daya Manusia dan Pendanaan yang baik untuk menjalankan
program.
 Tidak Terpenuhi, apabila lembaga yang bersangkutan tidak memiliki
kemampuan Sumber Daya Manusia dan Pendanaan yang baik untuk
menjalankan program.

d. Sarana Pendukung (Organizational Support)


Kriteria ini digunakan untuk menilai apakah lembaga yang akan menjalankan
program tersebut didukung oleh ketersediaan sarana yang memadai seperti
kantor serta alat-alat kerja yang sesuai dan cukup memadai untuk dapat
melaksanakan program tersebut.
Parameter sarana pendukung tersebut adalah :
 Terpenuhi, apabila lembaga yang bersangkutan memiliki sarana dan
prasarana yang baik guna menunjang dan melaksanakan program.
 Tidak Terpenuhi, apabila lembaga yang bersangkutan tidak memiliki sarana
dan prasarana yang baik guna menunjang dan melaksanakan program

CV. BINA LESTARI CONUSLTANT Bab 5-17


Bab 6
RENCANA KERJA KONSULTAN
Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah

6.1. RENCANA KERJA KONSULTAN

Agar maksud dan tujuan pekerjaan ini akan dapat dicapai dengan menggunakan
cara yang terbaik dan yang paling mungkin ditempuh, dengan tetap menjamin hasil
kualitas keluarannya, maka pendekatan teknik operasional merupakan metoda yang
digunakan oleh konsultan untuk menjaga maksud dan tujuan tersebut.

Oleh karena itu, setiap tenaga kerja yang terlibat dalam pekerjaan ini, bisa
mengetahui dengan jelas tanggung jawab, tugas, kewenangan, metode kerja,
penulisan laporan beserta dokumentasi yang diperlukan bagi terselenggaranya
pekerjaan ini, merupakan prinsip utama yang digunakan dalam pendekatan pada
penanganan pekerjaan ini. Setiap tenaga kerja yang terlibat dalam pekerjaan ini akan
mengetahui dengan jelas apa yang harus dikerjakan, bagaimana pekerjaan tersebut
dilaksanakan, kepada siapa harus bertanggung jawab dan kapan harus diselesaikan
sesuai dengan jadwal waktu yang tersedia akan dijamin dengan adanya pendekatan
teknik operasional yang baik. Berikut ini adalah tahapan-tahapan pekerjaan yang
akan dilaksanakan konsultan :

6.1.1. TAHAP PERSIAPAN

Untuk melaksanakan pekerjaan, pada tahap ini akan dilakukan berbagai persiapan,
dimana beberapa kegiatan pokok yang dilakukan adalah :

CV. BINA LESTARI CONUSLTANT Bab 6-1


1. Mobilisasi personil  dalam pelaksanaan tugas sampai dengan proses
pengerahan tenaga ahli untuk melaksanakan pekerjaan, sebelumnya dilakukan
pelaksanaan rekruitmen tenaga ahli. Segera setelah penandatanganan Surat
Perintah Kerja dilakukan, konsultan akan memobilisasi tenaga ahli dan tenaga
penunjang yang terlibat dalam pekerjaan ini.

2. Kaji ulang mengenai maksud, tujuan dan sasaran pekerjaan  agar semua
tenaga ahli yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan ini dapat memahami
materi pekerjaan dengan baik, maka dilakukan pendalaman materi pekerjaan.
Diskusi internal di lingkungan perusahaan konsultan merupakan salah satu cara
yang dilakukan pada pendalaman ini.

Pada kegiatan ini mungkin terjadi perubahan materi pekerjaan yang tidak begitu
mendasar, namun tidak berakibat pada perubahan jadwal pelaksanaan yang
sudah disepakati kedua belah pihak.Menyamakan persepsi yang dimiliki oleh
konsultan dengan pemberi tugas, sehingga konsultan akan berjalan pada arah
yang benar, sesuai seperti yang diinginkan oleh pemberi tugas merupakan tujuan
utama dari kegiatan ini.

6.1.2. STUDI LITERATUR

Data yang dikumpulkan dalam pekerjaan ini adalah data primer dan data sekunder
yang terdapat pada dinas/lembaga/instansi terkait, terutama data yang berkaitan
langsung atau tidak langsung dengan transportasi, demografi, ekonomi, sosial dan
budaya.

Kajian literatur ini meliputi 5 (lima) jenis kegiatan, yaitu: Kajian Teoritik, Review Studi
Terdahulu, Penelahaan Kebijakan Tata Ruang dan Kebijakan Pengembangan
Kawasan, Studi Banding. Dari kajian tersebut dapat diketahui rencana

CV. BINA LESTARI CONUSLTANT Bab 6-2


pengembangan Kawasan studi yang menjadi wilayah Perencanaan. Studi literatur
juga dilakukan untuk menentukan detail kriteria kelayakan program yang akan
dikerjakan. Dengan diperolehnya gambaran teoritis dan praktis tentang data di atas,
maka diharapkan hasil yang diperoleh dapat optimal dan sesuai dengan aturan yang
ada.

6.1.3. Survey Lapangan

Survei lapangan dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data lapangan yang
lebih akurat. Survei lapangan yang dilakukan meliputi kegiatan sebagai berikut:
a) Pengamatan Lapangan. Pengamatan lapangan dilakukan untuk memperoleh
gambaran kondisi eksisting kawasan, kegiatan-kegiatan ekonomi potensial,
penduduk, struktur tata ruang kawasan, dan lain-lain yang terkait dengan
pariwisata
b) Wawancara dengan Masyarakat. Wawancara dengan masyarakat dimaksudkan
untuk memperoleh tanggapan masyarakat mengenai kondisi kawasan studi serta
masalah-masalah yang mereka rasakan, kebutuhan dan harapan akan kegiatan
dan program pada tahun-tahun berikutnya. Wawancara dilakukan secara
purposive dengan jumlah yang terbatas sesuai dengan berbagai keterbatasan
waktu.
c) Wawancara Instansi. Wawancara terhadap pejabat instansi terkait dilakukan
untuk klarifikasi data yang diperoleh, gambaran masalah yang dihadapi institusi
dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya dalam perencanaan,
pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kawasan, rencana-rencana
yang dimiliki, serta kegiatan yang pernah dan sedang dilakukan, hambatan yang
dihadapi, kemampuan institusi, komitmen, serta harapan masa depan bidang
Pariwisata

6.1.4. Tahap Analisa Data

CV. BINA LESTARI CONUSLTANT Bab 6-3


Pada dasarnya kegiatan analisa data merupakan kegiatan interpretasi data hasil
pengamatan di lapangan maupun kajian literatur dari instansi dengan menggunakan
teknik analisis deskriptif dan eksploratif. Teknik analisis eksploratif dipergunakan
dalam meneliti tipologi atau klasifikasi dari permasalahan-permasalahan yang
dihadapi dalam Bidang Kesehatan.

Analisis dilakukan terhadap berbagai potensi (fisik geografis dan sosial


kependudukan) yang dimiliki masing-masing kawasan untuk menentukan tingkat
pertumbuhannya. Analisis yang dilakukan, antara lain analisis kondisi perkembangan
perekonomian, analisis ketersediaan prasarana dan sarana, dan analisis
kecenderungan perkembangan bidang Kesehatan.

Kegiatan analisis dengan metodologi yang akan diuraikan ini bukan merupakan
sesuatu yang mutlak dilakukan dalam penelitian ini. Model-model ini merupakan
alternatif-alternatif metode yang mungkin akan digunakan jika data dan informasi
sudah diperoleh. Mungkin saja dalam analisis penelitian ini akan digunakan
kombinasi antara metode teoritis dan hasil kajian lapangan bahkan mungkin saja
akan ditemukan suatu model lain yang dianggap lebih tepat untuk
merepresentasikan kondisi yang ada.

Data-data yang diperoleh melalui survei (baik data primer maupun data sekunder)
tersebut dikumpulkan dan disusun sedemikian rupa dengan menggunkan software
computer. Penyusunan data tersebut dipilah-pilah berdasarkan data umum yaitu data
makro yang dimana setiap Tim Ahli membutuhkan data tersebut dan data khusus
yaitu data yang lebih dominant dibutuhkan oleh Tim Ahli tertentu, tetapi tidak lepas
kemungkinan adanya lintas data yang terkait.

Kajian dan evaluasi terhadap data dilakukan dengan studi comparative terhadap data
yang lama apakah masih layak untuk tetap digunakan atau dialkukan survei

CV. BINA LESTARI CONUSLTANT Bab 6-4


ulang kembali. Kajian dan evaluasi awal data ini digunkan untuk penyusunan
rencana survei. Agar tidak terjadi pemborosan dana dan biaya survei.

6.1.5. Tahap analisa dan justifikasi potensi dan permasalahan


Pada tahapan ini disusun Matrik Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Rumah
Sakit Umum Daerah yang meliputi kajian :

1. Mengetahui Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Bisnis


2. Mengidentifikasi dan menganalisis kondisi psikografi, demografi dan kultur
kabupaten Siak, yang dilengkapi dengan analisa potensi dan pergerakan arus
lalu lintas dan kebutuhan terminal.
3. Mengetahui kapasitas kebutuhan
• Mengidentifikasi dan menganalisis need size, need share, trend market, dan
target market.
• Mengidentifikasi dan rnenganalisis streght-weakness-opportunity-threat
(SWOT).

6.1.6. Tahap penyusunan skenario (alternatif konsep).


Membuat ide dasar pengembangan Rencana Pembangunan Rumah Sakit Umum
Daerahberdasarkan studi eksisting yang dilakukan, meliputi : Pengembangan
Komersial Area, Zona Inti Terminal, dan pendukung lainnya.

6.1.7. Tahap penyusunan kesimpulan dan rekomendasi kelayakan


pembangunan (lokasi, ekonomi, sosial-budaya, lingkungan, arsitektural,
teknis teknologi, manajemen dan sumber daya manusia).

CV. BINA LESTARI CONUSLTANT Bab 6-5


Pada tahapan ini dirumuskan REKOMENDASI Strategi pengembangan sarana dan
prasarana pengembangan Pembangunan Terminal yang berkaitan dengan aspek
pembiayaan, regulasi pendukung, kelembagaan, teknis teknologis, kerjasama
pemerintah-pemerintah, pemerintah swasta/masyarakat, dan kebijakan capacity
building.

6.1.8. Tahap Pelaporan


A. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan memuat Latar Belakang Proyek, deskripsi wilayah/pra
analisis wilayah kajian, isu strategis, metodelogi pendekatan, strategi
penangan proyek, mekanisme organisasi dan rencana kerja, alokasi personil,
desain riset, kueseoner dan alat survey lainnya.

B. Laporan Antara
Laporan antara memuat hasil sementara pelaksanaan kegiatan yang meliputi
hasil survey-survey, identifikasi dan analisa sementara kegiatan. Laporan
harus diserahkan selambat-lambatnya

C. Draf Laporan Akhir


Draft Laporan akhir memuat draft output seluruh pekerjaan , Laporan harus
diserahkan selambat-lambatnya:.

D. Laporan Akhir
Laporan Akhir merupakan laporan akhir seluruh Kegiatan yang berisi seluruh
muatan dari awal pekerjaan hingga akhir pekerjaan setelah dilakukan revisi
dan penyempurnaan laporan sebelumnya. Laporan harus diserahkan
selambat-lambatnya:

CV. BINA LESTARI CONUSLTANT Bab 6-6


JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
STUDI KELAYAKAN RENCANA PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
CV. BINA LESTARI CONSULTANT
BULAN KE
No URAIAN PEKERJAAN
1 2 3

I KEGIATAN PERSIAPAN
1 Mobilisasi Personil
2 Pemahaman Konsep KAK
3 Penyiapan Instrumen Lapangan
4 Persiapan Peta Kawasan

II TAHAP PELAKSANAAN KEGIATAN


1 Kegiatan Survei Instansional dan Koordinasi
2 Kegiatan Survai Data Primer dan Sekunder
a. Survai Instansional dan Sinkronisasi Kegiatan
b. Kajian Data Lapangan
3 Kegiatan Kajian
a. Tahap analisa dan justifikasi potensi dan permasalahan
b. Tahap penyusunan skenario (alternatif konsep).
c. Tahap penyusunan kesimpulan dan rekomendasi kelayakan pembangunan

III KEGIATAN PELAPORAN


1 Laporan Pendahuluan
2 Laporan Antara
3 Laporan Draft Final
4 Laporan Akhir + CD
Bab 7
ORGANISASI PELAKSANAAN
PEKERJAAN
Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah

7.1. UMUM

Berdasarkan pengalaman konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan sejenis, sangat


diperlukan sebuah organisasi pelaksanaan pekerjaan disertai dengan ketersediaan
personil yang berkualitas sesuai bidangnya masing-masing, serta penyediaan sarana
pekerjaan dengan kualitas kerja yang dapat dipertanggung-jawabkan.

Kemudian diperlukan juga pengaturan jadwal pelaksanaan penugasan personil dan


sampai sejauh mana keterlibatan masing-masing personil terhadap kegiatan
pekerjaan ini, agar dapat dicapai suatu pola tata koordinasi pekerjaan secara baik.

7.2. ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN

Dalam pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Studi Kelayakan Rencana


Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah ini, faktor efektivitas dan efisiensi dalam
hubungan kerja antara proyek melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Nias Barat dan Konsultan secara langsung sangat mempengaruhi hasil
akhir pekerjaan tersebut. Oleh karena itu, koordinasi melalui tata laksana struktur
organisasi antara pemberi pekerjaan dan konsultannya adalah penting.

CV. BINA LESTARI CONUSLTANT Bab 7-1


Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Nias Barat, selaku pemberi
kerja mengharapkan hasil pekerjaan ini dapat optimal. melalui Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Nias Barat senantiasa akan memberikan
perintah/instruksi kerja, menyetujui dan atau membatalkan hasil pekerjaan yang
dihasilkan oleh konsultan.

Organisasi Tim Konsultan Perencana disusun berdasarkan macam pekerjaan dan


waktu yang tersurat di dalam kerangka acuan kerja. Tim didukung sepenuhnya oleh
semua tingkat fungsional dari perusahaan CV. BINA LLESTARI CONSULTANT.

Bagan organisasi Tim Konsultan dan nama personil tenaga profesional yang terlibat
secara langsung dalam proyek ini dapat dilihat pada Lampiran.

Layanan jasa konsultan pekerjaan Penyusunan Studi Kelayakan Rencana


Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah. Dengan mengacu kepada maksud,
tujuan dan sasaran dari pekerjaan yang akan dilaksanakan, seyogyanya organisasi
kerja antara instansi terkait sebagai pemilik kegiatan, pemerintah daerah setempat
sesuai dengan tingkatannya dan konsultan, ditetapkan sedemikian rupa sehingga
arus komunikasi atau jalur koordinasi terselenggara dengan efektif dan efisien.

Untuk memudahkan dan memelihara efisiensi kerja, perlu disusun suatu organisasi
pelaksanaan dari pekerjaan Penyusunan Studi Kelayakan Rencana Pembangunan
Rumah Sakit Umum Daerah agar dapat berjalan lancar sesuai dengan maksud,
tujuan dan sasaran serta jadwal yang telah ditetapkan. Pada dasarnya dalam
penyusunan organisasi pelaksanaan pekerjaan tersebut menyangkut hubungan kerja
antara pemberi tugas dan penerima/pelaksana pekerjaan.

Dalam melaksanakan pekerjaan yang dimaksud, konsultan telah membentuk satu


tim yang dipimpin oleh Team Leader dengan didukung oleh beberapa tenaga ahli
dan juga beberapa tenaga penunjang yang berkompeten. Untuk mengetahui lebih
jelas, struktur organisasi pelaksanaan dari pekerjaan Penyusunan Studi Kelayakan

CV. BINA LESTARI CONUSLTANT Bab 7-2


Rencana Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah dapat dilihat pada
gambar/bagan 7.1.

7.3. JADWAL PENUGASAN PERSONIL

Personal yang ditugaskan Konsultan untuk menjalankan pekerjaan Penyusunan


Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah merupakan
Tenaga yang sudah berpengalaman dalam mengerjakan pekerjaan yang sejenis
dengan pekerjaan tersebut diatas.

Keterlibatan tenaga ahli yang dialokasikan berdasarkan pada jadwal kegiatan yang
telah ditentukan. Keterlibatan tenaga ahli ditunjukan dengan jumlah bobot
keterlibatan masing-masing tenaga ahli dalam satu jenis komponen kegiatan, dan
lama jumlah keterlibatan setiap personil untuk keseluruhan kegiatan mulai dari awal
hingga akhir pekerjaan (ditunjukkan dengan orang bulan/Man Month). Setiap tenaga
ahli ke dalam satu satuan waktu kegiatan di antara 3 (Tiga) bulan atau 90 hari
kalender waktu pelaksanaan pekerjaan, yang diturunkan berdasarkan jadwal
kegiatan.

Penugasan Tenaga Ahli dalam pekerjaan ini akan berlangsung selama 3 (Tiga)
bulan atau 90 hari kalender. Konsultan akan menugaskan 1 (satu) orang Pemimpin
Tim (Team Leader), dan 4 (empat) orang tenaga ahli, yaitu :

Jumlah Orang
Team Leader  S-2 Administrasi
Rumah Sakit/Kesehatan
 Memiliki pengalaman kerja 3 OB
profesional di bidangnya selama

CV. BINA LESTARI CONUSLTANT Bab 7-3


Ahli S-1 Planologi
Perencanaan Ahli Muda 3 OB
Wilayah Memiliki pengalaman
kerja profesional di bidangnya
selama minimal 3 (tiga) tahun

Ahli Ekonomi  S-1 Ekonomi


Keuangan  Memiliki pengalaman
kerja profesional di bidangnya 3 OB
selama minimal 3 (tiga) tahun

Arsitek  S-1 Teknik Arsitektur


 Ahli muda Arsitek 2 OB
 Memiliki pengalaman
kerja profesional di bidangnya
selama minimal 3 (tiga) tahun

CV. BINA LESTARI CONUSLTANT Bab 7-4


JADWAL PERSONIL

PEKERJAAN : Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Nias Barat
LOKASI : Kabupaten Nias Barat
NAMA PERUSAHAAN : CV. BINA LESTARI CONSULTANT

BULAN KE-
NO. NAMA PESONIL POSISI NAMA PERUSAHAAN I II III
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 JUMLAH
TENAGA AHLI

1 Masri Robiansyah Putra Team Leader CV. BINA LESTARI CONSULTANT 3


2 Ade Mayareza Ahli Perencanaan Wilayah CV. BINA LESTARI CONSULTANT 3
3 Deasy Iryani Rahayu Ahli Ekonomi Keuangan CV. BINA LESTARI CONSULTANT 3
4 Didi Ardiansyah Arsitek CV. BINA LESTARI CONSULTANT 2

Subtotal 11
TENAGA PENDUKUNG
1 T.Firmansyah Surveyor CV. BINA LESTARI CONSULTANT 2
2 Suprianto Surveyor CV. BINA LESTARI CONSULTANT 2
3 Hairun Nisak Tenaga Administrasi dan Keuangan CV. BINA LESTARI CONSULTANT 3
4 Master Dolok Operator Komputer CV. BINA LESTARI CONSULTANT 3

Subtotal 10
TOTAL 21
STRUKTUR ORGANISASI

PEKERJAAN : Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Nias Barat
LOKASI : Kabupaten Nias Barat
NAMA PERUSAHAAN : CV. BINA LESTARI CONSULTANT

CV. BINA LESTARI

Team Leader

Ahli Perencanaan Ahli Ekonomi


Arsitek
Wilayah Keuangan

Surveyor (2 Orang) Surveyor (2 Orang) Surveyor (2 Orang)

Anda mungkin juga menyukai