Anda di halaman 1dari 5

Resume Pertemuan 10 “Konsep Laba”

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Akuntansi yang diampu
oleh Bapak Rendra Arief Hidayat, S.Pd., M.Sc.

Disusun Oleh : Kelompok 2


Ira Rahmah Maulia 18080694009
Fefianti Dwi Putri Oktaviani 18080694016
Yesia Elvana 18080694018
Iqbal Eka Sutawijaya 18080694037
Novita Dwi Susanti 18080694051
Aviyanti Putri 18080694075
Adinda Suci Cahya Nintyas 18080694084

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
2021
A. Konsep Laba
Arti income dalam hal perpajakan dapat berbeda dengan arti income dalam
akuntansi atau pelaporan keuangan. Dalam istilah perpajakan, income atau laba
berarti jumlah kotor penghasilan sebagaimana digunakan dalam standar akuntansi
keuangan. Sementara dalam hal akuntansi, laba diartikan sebagai jumlah bersih
sebagaimana didefinisikan oleh FASB atau lebih spesifiknya adalah laba
komprehensif.
Laba akuntansi diartikan sebagai selisih antara pendapatan dan biaya karena
akuntansi secara umum menganut konsep kos historis, asas akrual, dan konsep
penandingan. Pendefinisian laba sebagai pendapatan dikurangi biaya adalah definisi
secara struktural karena laba tidak diartikan secara terpisah dari pengertian
pendapatan maupun biaya (Haron, Saringat et al. 2013).
Laba adalah hasil penerapan prosedur bukan sesuatu yang bermakna sintaktik.
Untuk menangkap arti laba secara jelas, akuntan harus memahami prosedur
akuntansi secara rinci. Sehingga, laba tidak dapat diintepretasi secara intuitif. Dan
juga, pengukuran pendapatan dan biaya sesuai prinsip akuntansi diterima umum
lebih didasarkan pada konsep kos historis sehingga laba yang dihasilkan
mempertimbangkan perubahan daya beli dan perubahan harga.
Karena laba dianggap sebagai unsur yang cukup komprehensif dan kompleks
untuk merepresentasikan kinerja suatu perusahaan secara keseluruhan, bahasan
mengenai teori mengenai laba tidak dibatasi oleh tataran sintaktik tetapi juga meliputi
tataran semantik dan pragmatik. Hal inilah yang membedakan cakupan bahasan
laba dengan unsur-unsur laporan keuangan lainnya.

B. Tujuan Pelaporan Laba


Dalam praktiknya, peran pengguna laporan keuangan menggunakan konsep
laba dan model pengambilan keputusan yang berbed-beda. Pengertian dan cara
pengukuran yang berbeda-beda ini dikesampingkan dalam hal tujuan dari pelaporan
laba. Laba akuntansi dengan berbagai interpretasi yang disebutkan di atas
diharapkan dapat digunakan antara lain untuk :
1. Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam entitas bisnis yang
diwujudkan dalam tingkat kembalian atas investasi.
2. Pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemen.
3. Dasar penentuan besarnya jumlah kena pajak.
4. Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomis suatu negara.
5. Dasar penentuan dan penilaian kelayakan tariff dalam perusahaan publik.
6. Alat pengendalian terhadap debitur dalam kontrak utang.
7. Dasar kompensasi dan pembagian bonus.
8. Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan.
9. Dasar pendistribusian dividen.

C. Konsep laba Konvensional


Hendriksen dan Van Breda (1992) mengemukakan bahwa laba akuntansi yang
sekarang berjalan ( konvensional) masih problematik secara teoritis. Laba akuntansi
mempunyai beberapa kelemahan :
1. Laba akuntansi belum didefinisikan secara semantik dan jelas sehingga laba
tersebut secara intuif dan ekonomik bermakna.
2. Penyajian dan pengukuran laba masih difokuskan pada pemegang saham biasa
atau residual.
3. Prinsip akuntansi berterima umum ( PABU) sebagai pedoman pengukuran laba
masih memberi peluang untuk terjadinya ketaktaatsasan ( inkonsistensi antar
perusahaan.
4. Karena didasarkan pada konsep kos historis, laba akuntansi secara umum
belummemperhitungkan pengaruh perubahan daya beli dan harga.
5. Dalam menilai kinerja perusahaan secara keseluruhan, investor dan kreditor
memandang informasi selain laba akuntansi juga bermanfaat atau bahkan lebih
bermanfaat sehingga ketepatan laba akuntansi belum menjadi tuntutan yang
mendesak

D. Perbedaan laba akuntansi dan laba ekonomi


Laba akuntansi adalah laba dari kaca mata perekayasa akuntansi atau kesatuan
usahakarena keperluan untuk menyajikan informasi secara objektif dan terandalkan.
Oleh karena itu, laba akuntansi didasarkan pada data yang telah terjadi bukannya
data hipotesis yang dapat berupa kos kesempatan.
Pengertian ekonomik dari segi akuntansi adalah kelayakan ekonomik jangka
panjang dan bukan penilaian ekonomik jangka pendek. Oleh karena itu, depresiasi
dalam akuntansi merupakan proses alokasi dan bukan proses penilaian.
Laba ekonomi (economic profit) adalah selisih antara pendapatan dengan total
biaya (biaya implisit plus biaya eksplisit). Ini adalah ukuran lain laba selain laba
akuntansi. Laba ekonomi akan lebih kecil dibandingkan dengan laba akuntansi. Laba
akuntansi mengecualikan biaya implisit dalam perhitungannya.

E. Interpretasi laba tataran semantik, sintatik, pragmatik


1. Laba dalam tataran semantik
Konsep laba dalam tataran semantik berkaitan dengan masalah makna apa
yang harus dilekatkan oleh perekayasaan pelaporan pada simbol atau elemen
laba sehingga laba bermanfaat dan bermakna sebagai informasi.
2. Laba dalam tataran sintatik
Salah satu bentuk penjabaran makna laba secara sintaktik adalah mendefinisi
labasebagai selisih pengukuran dan penandingan antara pendapatan dan biaya.
Pengukuran dalam arti luas yang meliputi pengakuan, saat pengakuan, dan
prosedur pengakuanditambah cara mengungkapkan merupakan masalah pada
tataran sintaktik.
3. Laba dalam tataran pragmatic
Konsep laba dalam tataran pragmatik berkaitan dengan pengaruh informasi laba
terhadap perubahan perilaku para pemakai laporan keuangan. Pada tataran ini,
teori menekankan pada pembahasan reaksi pihak yang dituju oleh informasi
akuntansi.

F. Jenis kapital dan pengukurannya


Jenis kapital
1. Kapital Finansial
Kapital finansial adalah klaim dipandang dari jumlah rupiah atau nilai
yangmelekat padanya tanpa memperhatikan wujud fisis klaim tersebut. Dalam
anilisis statemen keuangan tradisional, tingkat kembalian atas kapital finansial ini
dinyatakan sebagai tingkat kembalian atau asset total (ROA).
2. Kapital Fisis
Kapital fisis adalah sumber ekonomik yang dikuasai oleh entitas yang
dipandang atau dimaknaisebagai kapasitas produksi fisis yaitu kemampuan
menghasilkan barang dan jasa. Kapital fisis secara umum tidak relevan dari
sudut pandang investor dan kreditor. Hal yang harus diperhatikan dalam
menetukan laba adalah kapasitas produksi fisis. Laba akhirnya harus dinyatakan
dalam jumlah rupiah.
Skala Pengukuran
1. Skala nominal
Skala rupiah nominal adalah satuan rupiah sebagaimana telah terjadi tanpa
memperhatikan perubahan daya beli dengan berjalannya waktu akibat
perubahan kondisi ekonomi.
2. Skala daya beli
Skala daya beli merupakan skala untuk mengatasi kelemahan skala nominal
rupiah. Dengan skala ini skala nominal rupiah dinyatakan kembali dalam bentuk
rupiah daya beli atas dasar indeks harga tertentu.

G. Makna laba atas dasar konsep pemertahan kapital

H. Teori entitas dan implikasinya terhadap pengertian laba


Laba adalah kenaikan kemakmuran suatu entitas yang dapat dikonsumsi tanpa
mempengaruhi kapital semula. Teori entitas berkaitan dengan penentuan siapa yang
dianggap paling berkepentingan dengan suatu kegiatan ekonomik sehingga pihak
tersebut berhak untuk menikmati laba. Karena berkaitan dengan siapa yang berhak
atas laba, teori entitas sering disebut pula dengan teori ekuitas. Teori entitas atau
ekuitas yang banyak dibahas dalam literatur teori akuntansi yaitu :
 Entitas usaha bersama
Yaitu kegiatan bersama yang melibatkan berbagai pihak sebagai bagian dari
kegiatan ekonomi.
 Entitas usaha atau bisnis
Pada teori ini perusahaan dipandang sebagai orang atau badan usaha sendiri,
bertindak atas nama sendiri, serta terpisah dari investor, kreditor, dan pihak
eksternal lainnya.
 Entitas investor
Yaitu penyedia dana utama perusahaan yang disebut sebagai kreditor(jangka
panjang) dan pemegang saham (preferensi biasa).
 Entitas pemilik
Teori entitas ini memandang pemegang saham (biasa dan istimewa) sebagai
pemilik (propictor) dan menjadi pusat perhatian akuntansi.
 Entitas pemilik residual
Konsep entitas ini memandang pemegang saham biasa sebagai pusat perhatian
akuntansi.
 Entitas pengendali
Konsep ini tidak secara langsung berkaitan dengan makna laba tetapi lebih
berkaita dengan penyajian data akuntansi secara keseluruhan.
 Entitas dana
Mempunyai dua pengertian yang saling diracukan. Dana dapat diartikan sebagai
kas, aset likuid, atau sumber keuangan dan juga dapat berarti kesatuan, wadah,
atau pusat.

Anda mungkin juga menyukai