FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI 2021 A. Konsep Laba Arti income dalam hal perpajakan dapat berbeda dengan arti income dalam akuntansi atau pelaporan keuangan. Dalam istilah perpajakan, income atau laba berarti jumlah kotor penghasilan sebagaimana digunakan dalam standar akuntansi keuangan. Sementara dalam hal akuntansi, laba diartikan sebagai jumlah bersih sebagaimana didefinisikan oleh FASB atau lebih spesifiknya adalah laba komprehensif. Laba akuntansi diartikan sebagai selisih antara pendapatan dan biaya karena akuntansi secara umum menganut konsep kos historis, asas akrual, dan konsep penandingan. Pendefinisian laba sebagai pendapatan dikurangi biaya adalah definisi secara struktural karena laba tidak diartikan secara terpisah dari pengertian pendapatan maupun biaya (Haron, Saringat et al. 2013). Laba adalah hasil penerapan prosedur bukan sesuatu yang bermakna sintaktik. Untuk menangkap arti laba secara jelas, akuntan harus memahami prosedur akuntansi secara rinci. Sehingga, laba tidak dapat diintepretasi secara intuitif. Dan juga, pengukuran pendapatan dan biaya sesuai prinsip akuntansi diterima umum lebih didasarkan pada konsep kos historis sehingga laba yang dihasilkan mempertimbangkan perubahan daya beli dan perubahan harga. Karena laba dianggap sebagai unsur yang cukup komprehensif dan kompleks untuk merepresentasikan kinerja suatu perusahaan secara keseluruhan, bahasan mengenai teori mengenai laba tidak dibatasi oleh tataran sintaktik tetapi juga meliputi tataran semantik dan pragmatik. Hal inilah yang membedakan cakupan bahasan laba dengan unsur-unsur laporan keuangan lainnya.
B. Tujuan Pelaporan Laba
Dalam praktiknya, peran pengguna laporan keuangan menggunakan konsep laba dan model pengambilan keputusan yang berbed-beda. Pengertian dan cara pengukuran yang berbeda-beda ini dikesampingkan dalam hal tujuan dari pelaporan laba. Laba akuntansi dengan berbagai interpretasi yang disebutkan di atas diharapkan dapat digunakan antara lain untuk : 1. Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam entitas bisnis yang diwujudkan dalam tingkat kembalian atas investasi. 2. Pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemen. 3. Dasar penentuan besarnya jumlah kena pajak. 4. Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomis suatu negara. 5. Dasar penentuan dan penilaian kelayakan tariff dalam perusahaan publik. 6. Alat pengendalian terhadap debitur dalam kontrak utang. 7. Dasar kompensasi dan pembagian bonus. 8. Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan. 9. Dasar pendistribusian dividen.
C. Konsep laba Konvensional
Hendriksen dan Van Breda (1992) mengemukakan bahwa laba akuntansi yang sekarang berjalan ( konvensional) masih problematik secara teoritis. Laba akuntansi mempunyai beberapa kelemahan : 1. Laba akuntansi belum didefinisikan secara semantik dan jelas sehingga laba tersebut secara intuif dan ekonomik bermakna. 2. Penyajian dan pengukuran laba masih difokuskan pada pemegang saham biasa atau residual. 3. Prinsip akuntansi berterima umum ( PABU) sebagai pedoman pengukuran laba masih memberi peluang untuk terjadinya ketaktaatsasan ( inkonsistensi antar perusahaan. 4. Karena didasarkan pada konsep kos historis, laba akuntansi secara umum belummemperhitungkan pengaruh perubahan daya beli dan harga. 5. Dalam menilai kinerja perusahaan secara keseluruhan, investor dan kreditor memandang informasi selain laba akuntansi juga bermanfaat atau bahkan lebih bermanfaat sehingga ketepatan laba akuntansi belum menjadi tuntutan yang mendesak
D. Perbedaan laba akuntansi dan laba ekonomi
Laba akuntansi adalah laba dari kaca mata perekayasa akuntansi atau kesatuan usahakarena keperluan untuk menyajikan informasi secara objektif dan terandalkan. Oleh karena itu, laba akuntansi didasarkan pada data yang telah terjadi bukannya data hipotesis yang dapat berupa kos kesempatan. Pengertian ekonomik dari segi akuntansi adalah kelayakan ekonomik jangka panjang dan bukan penilaian ekonomik jangka pendek. Oleh karena itu, depresiasi dalam akuntansi merupakan proses alokasi dan bukan proses penilaian. Laba ekonomi (economic profit) adalah selisih antara pendapatan dengan total biaya (biaya implisit plus biaya eksplisit). Ini adalah ukuran lain laba selain laba akuntansi. Laba ekonomi akan lebih kecil dibandingkan dengan laba akuntansi. Laba akuntansi mengecualikan biaya implisit dalam perhitungannya.
E. Interpretasi laba tataran semantik, sintatik, pragmatik
1. Laba dalam tataran semantik Konsep laba dalam tataran semantik berkaitan dengan masalah makna apa yang harus dilekatkan oleh perekayasaan pelaporan pada simbol atau elemen laba sehingga laba bermanfaat dan bermakna sebagai informasi. 2. Laba dalam tataran sintatik Salah satu bentuk penjabaran makna laba secara sintaktik adalah mendefinisi labasebagai selisih pengukuran dan penandingan antara pendapatan dan biaya. Pengukuran dalam arti luas yang meliputi pengakuan, saat pengakuan, dan prosedur pengakuanditambah cara mengungkapkan merupakan masalah pada tataran sintaktik. 3. Laba dalam tataran pragmatic Konsep laba dalam tataran pragmatik berkaitan dengan pengaruh informasi laba terhadap perubahan perilaku para pemakai laporan keuangan. Pada tataran ini, teori menekankan pada pembahasan reaksi pihak yang dituju oleh informasi akuntansi.
F. Jenis kapital dan pengukurannya
Jenis kapital 1. Kapital Finansial Kapital finansial adalah klaim dipandang dari jumlah rupiah atau nilai yangmelekat padanya tanpa memperhatikan wujud fisis klaim tersebut. Dalam anilisis statemen keuangan tradisional, tingkat kembalian atas kapital finansial ini dinyatakan sebagai tingkat kembalian atau asset total (ROA). 2. Kapital Fisis Kapital fisis adalah sumber ekonomik yang dikuasai oleh entitas yang dipandang atau dimaknaisebagai kapasitas produksi fisis yaitu kemampuan menghasilkan barang dan jasa. Kapital fisis secara umum tidak relevan dari sudut pandang investor dan kreditor. Hal yang harus diperhatikan dalam menetukan laba adalah kapasitas produksi fisis. Laba akhirnya harus dinyatakan dalam jumlah rupiah. Skala Pengukuran 1. Skala nominal Skala rupiah nominal adalah satuan rupiah sebagaimana telah terjadi tanpa memperhatikan perubahan daya beli dengan berjalannya waktu akibat perubahan kondisi ekonomi. 2. Skala daya beli Skala daya beli merupakan skala untuk mengatasi kelemahan skala nominal rupiah. Dengan skala ini skala nominal rupiah dinyatakan kembali dalam bentuk rupiah daya beli atas dasar indeks harga tertentu.
G. Makna laba atas dasar konsep pemertahan kapital
H. Teori entitas dan implikasinya terhadap pengertian laba
Laba adalah kenaikan kemakmuran suatu entitas yang dapat dikonsumsi tanpa mempengaruhi kapital semula. Teori entitas berkaitan dengan penentuan siapa yang dianggap paling berkepentingan dengan suatu kegiatan ekonomik sehingga pihak tersebut berhak untuk menikmati laba. Karena berkaitan dengan siapa yang berhak atas laba, teori entitas sering disebut pula dengan teori ekuitas. Teori entitas atau ekuitas yang banyak dibahas dalam literatur teori akuntansi yaitu : Entitas usaha bersama Yaitu kegiatan bersama yang melibatkan berbagai pihak sebagai bagian dari kegiatan ekonomi. Entitas usaha atau bisnis Pada teori ini perusahaan dipandang sebagai orang atau badan usaha sendiri, bertindak atas nama sendiri, serta terpisah dari investor, kreditor, dan pihak eksternal lainnya. Entitas investor Yaitu penyedia dana utama perusahaan yang disebut sebagai kreditor(jangka panjang) dan pemegang saham (preferensi biasa). Entitas pemilik Teori entitas ini memandang pemegang saham (biasa dan istimewa) sebagai pemilik (propictor) dan menjadi pusat perhatian akuntansi. Entitas pemilik residual Konsep entitas ini memandang pemegang saham biasa sebagai pusat perhatian akuntansi. Entitas pengendali Konsep ini tidak secara langsung berkaitan dengan makna laba tetapi lebih berkaita dengan penyajian data akuntansi secara keseluruhan. Entitas dana Mempunyai dua pengertian yang saling diracukan. Dana dapat diartikan sebagai kas, aset likuid, atau sumber keuangan dan juga dapat berarti kesatuan, wadah, atau pusat.
Manajemen Risiko Dan Uang Untuk Trading Harian Dan Swing Trading: Panduan Lengkap Cara Memaksimalkan Keuntungan Anda Dan Meminimalkan Risiko Anda Dalam Perdagangan Forex, Futures, Dan Saham
Pendekatan sederhana untuk investasi ekuitas: Panduan pengantar investasi ekuitas untuk memahami apa itu investasi ekuitas, bagaimana cara kerjanya, dan apa strategi utamanya
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro