Anda di halaman 1dari 3

Efektifitas Pemberian Punishment Terhadap Santri Yang Indispliner

Dalam Penggunaan Bahasa Di Lingkup Pesantren Darul Hikmah

, Yulia Dewi
Fakultas Hukum Universitas Asahan
Jl. Jend. Ahmad Yani, Kisaran Naga, Kisaran Tim., Kisaran, Sumatera Utara 21216
E-mail: bahmid1979@gmail.com; dewiy5625@gmail.com

1. Pendahuluan
Pembelajaran bahasa asing di Indonesia telah menjalani perjalanan sejarah yang
panjang. Pada jaman kolonial, bahasa asing (seperti bahasa Belanda sebagai bahasa
penjajah, serta bahasa Inggris dan Jerman) telah diajarkan di sekolah-sekolah tertentu,
terutama di sekolah bagi keturunan para bangsawan dan anak-anak Belanda. Tak pelak,
penguasaan terhadap bahasa asing di kalangan pribumi pada masa penjajahan Belanda
menjadi penanda “kelas sosial” yang tinggi atau terhormat di masyarakat.
Seiring dengan perkembangan jaman, saat ini pembelajaran bahasa asing tidak
lagi bersifat elitis. Semua orang bisa degan mudah mempelajarinya. Bahkan bahasa
Inggris sudah mulai dikenalkan pada anakanak sejak usia dini. Hal ini dapat dibuktikan
dengan adanya kelompok bermain ataupun Taman Kanak-Kanak yang sudah
memberikan pelajaran bahasa Inggris pada anak-anak didiknya.
Demikian pula pada jenjang sekolah dasar. Meskipun berdasarkan Permendiknas
nomor 26 tahun 2006, bahasa Inggris mulai diajarkan pada tingkat sekolah menengah
pertama. Pada jenjang sekolah menengah hingga perguruan tinggi, bahasa Inggris
seolah menjadi suatu yang mutlak, berdampingan dengan mata pelajaran lain seperti
bahasa Indonesia dan Matematika. Bahasa asing lain selain bahasa Inggris, seperti
bahasa Jerman, Prancis, Jepang, Arab dan Mandarin pada umumnya dapat dipelajari
ketika peserta didik masuk pada jenjang sekolah menengah atas. Posisi bahasa asing
tersebut boleh dikatakan merupakan pelengkap. Yang utama tetaplah bahasa Inggris
yang diakui sebagai bahasa Internasional.
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh suatu masyarakat untuk
melakukan kerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri. 1 Masing-masing negara memiliki

1
https://kbbi.web.id/bahasa, diakses pada 17/10/2021 pukul 20.05 WIB.
ciri khas Bahasa masing-masing seperti contohnya negara Thailan yang disebut Bahasa Thai, di
Amerika menggunakan Bahasa Inggris, dan di Indonesia menggunakan Bahasa Indonesia.
Di zaman revolusi industry 4.0 masing-masing orang bahkan diharuskan
menguasai Bahasa asing, misalnya saja di Indonesia diatur dalam Pasal 7 Peraturan
Pemerintah No 57 Tahun 2014 Tentang Pengembangan, Pembinaan, Dan Pelindungan
Bahasa Dan Sastra, Serta Peningkatan Fungsi Bahasa Indonesia, yang berbunyi : 2
“Bahasa Asing berfungsi sebagai:
a. Sarana pendukung komnikasi antarbangsa;
b. Sarana pendukung penguasaan ilmu pengetahuan, teknolohi, dan seni;dan
c. Sumber Pengembangan Bahasa Indonesia.”\

Salah satu bentuk implementasiannya adalah para pelajar di Sekolah Dasar,


Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas ataupun Kejuruan bahkan
Sekolah Islam diharuskan untuk belajar Bahasa Inggris, terkhusus lagi sekolah Islam
yang mengharuskan para siswa tidak hanya belajar mengenai bahasa Inggris tetapi lebih
dari itu misalnya Bahasa Arab, Jepang, dan Spanyol. Saat ini mempelajari Bahasa
Asing sangatlah diperlukan terutama pada saat pelajar akan memasuki dunia
perkuliahan dan pekerjaan yang mengharuskan mereka untuk menguasai beberapa
Bahasa.
Sekolah Pondok Pesantren Darul Hikmah di Kabupaten Asahan misalnya Pondok
Pesantren yang terletak di Jalan Besar Sei Alim Hasak, Kecamatan Sei Dadap,
Kabupaten Asahan yang didirikan pada tahun 1984 tepatnya 37 tahun yang lalu ini
sudah menerapkan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris sebagai Bahasa sehari-hari.
Bahkan dalam aturannya setiap Senin sampai Jum’at para santri dan tenaga
pengajar menggunakan Bahasa Arab dan hari Sabtu sampai ke hari Minggu
menggunakan Bahasa Inggris, walaupun pada kenyataan yang terjadi dilapangan para
santri dan tenaga pengajar menggunakan Bahasa Arab sebagai Bahasa sehari-hari atau
bahkan ada beberapa dari santri masih menggunakan Bahasa Indonesia.
Walaupun aturan ini hanya dibuat secara lisan dan tidak tertulis tetapi sampai saat
ini masih dibudayakan oleh tenaga pendidik untuk melatih, membiasakan para santri
menggunakan Bahasa Arab sebagai Bahasa sehari-hari.
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah

2
https://jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2014/57TAHUN2014PP.HTM, diakses pada 17/10/2021
pukul 21.08 WIB.
1. Bagaimana bentuk punishment/hukuman yang diberikan terhadap santri yang
indisipliner berbahasa?
2. Bagaimana efektifitas pemberian punishment di dalam lingkungan pesantren darul
hikmah?

3. METODE PENELITIAN

URAIKAN MENGENAI PENELITIAN EMPIRIS YANG DILAKUKN


DENGAN CARA WAWANCARA (CARI REFERENSI DARI JURNAL
YANG TELAH ADA)

SETELAH ITU BUAT PERTANYAAN UNTUK WAWANCARA

Anda mungkin juga menyukai