Anda di halaman 1dari 2

NAMA : RISKI MAKARIMA A.

NIM / KELAS : R0217089 / A

MATA KULIAH : K3 TRANSPORTASI

CRASH FREE HABITS

Crash Free Habits merupakan suatu kebiasaan bebas kecelakaan atau kebiasaan agar
terhindar dari kecelakaan. Tujuan dari Crash Free Habits yaitu untuk meningkatkan
kemampuan mengemudi melalui peningkatan pemahaman bahaya dan resiko kecelakaan.
Pengertian dari kecelakaan yaitu suatu kejadian yang tidak diharapkan dan menimbulkan
kerugian. Kecelakaan dapat disebabkan oleh perilaku tidak aman atau kombinasi antara
perilaku dan kondisi yang tidak aman. Contoh dari perilaku tidak aman yaitu pengemudi yang
kurang mampu mengemudi, pengemudi yang tidak taat aturan lalu lintas, dan sebagainya.
Sedangkan contoh dari kondisi tidak aman yaitu kondisi cuaca hujan, berkabut, asap, debu,
dan sebagainya. Kecelakaan terjadi karena adanya suatu bahaya. Bahaya merupakan sesuatu
yang berpotensi merugikan antara lain yaitu dapat berupa objek, perilaku, lingkungan,
kondisi fisik, dan cuaca. Bahaya yang tanpa adanya proses analisa dan tidak beraksi atau
melakukan sesuatu dengan tepat akan menimbulkan kecelakaan. Dalam kecelakaan juga
terdapat suatu resiko. Dalam konteks sederhana, resiko merupakan konsekuensi negative atau
akibat / dampak buruk. Sedangkan dalam konteks HSE, resiko didefinisikan sebagai ukuran
kemungkinan terjadinya suatu insiden (exposure) dan potensi keparahan dari insiden tersebut.

Kelelahan / Fatigue juga merupakan salah satu hal yang dapat mengakibatkan
kecelakaan. Salah satu ciri-ciri kelelahan yaitu Micro sleep, yang merupakan keletihan ringan
yang ditimbulkan dari sebuah rutinitas, situasi monoton, pekerjaan-pekerjaan yang regular.
Selain itu, ABS (Auto Behaviour Syndrome) juga merupakan ciri-ciri dari kelelahan/fatigue.
ABS (Auto Behaviour Syndrome) yaitu kurang tidur, letih yang sangat parah, keletihan yang
terjadi dari akumulasi pekerjaan yang panjang. Jam-jam yang harus diantisipasi berkaitan
dengan keletihan saat mengemudi yaitu pukul 12.00 -15.00 dan 21.00 - 05.00. Hal-hal yang
dapat dilakukan untuk mengatasi kelelahan/fatigue yaitu istirahat selama 15-30 menit setiap 2
jam, tidur nyenyak minimal 15 menit saat istirahat, setiap 2 jam berikutnya istirahat 1 jam,
maksimal akumulasi waktu mengemudi yaitu 10 jam, minimal 6 jam istirahat untuk
perjalanan selanjutnya paska 10 jam mengemudi. Manajemen kebugaran pada trip/perjalanan
jauh yaitu tidur sebelum perjalanan jauh dilakukan, sikapi tanda-tanda tubuh mulai lemah,
lakukan variasi pada trip rutin, tentukan periode istirahat pada setiap perjalanan jauh, atur
kondisi dan situasi lingkungan di dalam kendaraan, atur pola asupan sebelum melakukan
perjalanan, dan segera berhenti. Terdapat 5 kelompok gangguan dalam mengemudi yaitu rute
yang asing (daerah baru), mental problem, mata/pandangan (scenery), dari dalam kendaraan
(in car), tidak terbiasa (unfamiliar). Adapun strategi pencegahan kecelakaan yaitu adanya
koorperasi komitment (leadership, waktu, finansial), kebijakan (mengemudi), SDM
(didedikasikan), Sistem (kendaraan, kualifikasi pengemudi), implementasi (training,
evaluation), pengembangan dan kontrol (inspection / audit). Pengemudi yang baik yaitu dapat
menerapkan Defensive Driving. Defensive Driving merupakan mengemudi yang antisipatif
dan selalu terencana. Tahapan Defensive Driving yaitu selalu waspada terhadap bahaya, lalu
dianalisa, dan melakukan aksi yang aman sehingga terhindar dari kecelakaan.

Anda mungkin juga menyukai