ABSTRAK
Latar Belakang: Stroke diperoleh dari cedera fokus akut sistem saraf pusat yang disebabkan oleh vaskuler,
infark serebral, perdarahan subarachnoid, dan perdarahan intraserebral ditandai defisit neurologis. Stroke
mengakibatkan perubahan aspek kehidupan dan kualitas hidup.
Tujuan: Mengetahui kualitas hidup dan mengidentifikasi faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup
pasien stroke.
Metode: Studi dilakukan dengan literature review, tujuh literatur teridentifikasi dua database yaitu:
Google scholar dan Garuda rentang 2010-2020. Desain penelitian ini adalah cross sectional analitik studi
dengan populasi pasien stroke. Semua artikel dianalisis menggunakan instrumen JBI Critical Appraisal
Tools-Cheklist For Analytical Cross Sectional Studies dan memenuhi kriteria.
Hasil: Klasifikasi gambaran kualitas hidup pasien stroke bervariasi sesuai kualitas hidupnya yang dilihat
dari domain, rerata, waktu lamanya stroke, kekuatan otot inspirasi, dan masalah penglihatan. Diketahui
faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup memiliki ragam yang luas.
Pembahasan: 3 artikel menyebutkan kualitas hidup pasien stroke baik atau tinggi, 2 artikel melihat
kualitas hidup berdasarkan nilai rerata, 1 artikel melihat kualitas hidup pasien stroke dari waktu lamanya
stroke, dan 1 artikel mengatakan kualitas hidup pasien stroke buruk. Faktor berhubungan dengan kualitas
hidup pasien stroke paling erat hubungannya yaitu Activity Daily Living, usia, pekerjaan, dan.depresi.
…………………………………………………………………….
ABSTRACT
Background: Stroke obtained from acute injury of central nerve system by vascular, cerebral infraction,
subarachnoid hemorrhage, and intracerebral hemorrhage marked neurological deficit. Stroke caused
changing in life aspects and quality of life.
Objectives: To find out the quality of life and factors correlated with the quality of life stroke patients.
Methods: The study by literature review, 7 literatures have been identified from 2 databases, which are:
Google Scholar and Garuda in 2010-2020. The research design analytical cross sectional study with the
population of stroke patients . All of the articles were using the JBI Critical Appraisal Tools-Checklist For
Analytical Cross Sectiona Studies.
Results: The classification of the quality of life is varied, seen through the domain, mean, stroke time
length, inspiratory muscle strength, and vision problems. factors correlated with the quality of life are
wide.
1
DK Vol.X/No.X/Bulan/20xxx
Discussion: 3 articles that mention the quality of life stroke patients is better, 2 articles view the quality of
life based on the mean, 1 article view the quality of life from the stroke time length, and 1 article mentions
the quality of life is bad. Factors correlated with the quality of life stroke patients is Activity Daily Living,
age, occupation, and depression.
PENDAHULUAN
Stroke diperoleh dari cedera fokus akut dari sistem saraf pusat yang disebabkan oleh
vaskuler, infark serebral, perdarahan subarachnoid, dan perdarahan intraserebral yang ditandai
dengan defisit neurologis (Sacco et al., 2013). Stroke merupakan masalah pada sistem saraf
disebabkan oleh gangguan pada peredaran darah di dalam otak karena pecahnya pembuluh darah
atau tersumbat pembuluh darah di otak (Agianto, 2019). Angka kematian dan kesakitan akibat
stroke cukup tinggi sehingga menjadi masalah kesehatan yang cukup serius yang berlangsung
kronis dan terjadi pada usia muda dan lanjut usia (Kemenkes RI 2013). Dari tahun 1992,
kematian nomor satu di Indonesia disebabkan oleh stroke (Aditama 2015).
Di Asia Tenggara, stroke termasuk 4 penyebab kematian terbesar. Angka kejadian stroke
di Asia Tenggara sebesar 4,5 juta dengan insiden 1,8 juta per tahun (American Heart Association
2011). Kejadian stroke di Indonesia memiliki angka yaitu 10,9 per 1.000 penduduk menurut
(Riskesdas 2018). Stroke mengakibatkan perubahan dari berbagai macam aspek kehidupan
penderitanya seperti aspek fisik, mental, psikologis, kognitif, dan juga sosial. Pada tingkat
keparahan kecacatan fisik dan mentalnya akan berpengaruh terhadap kualitas hidup pasien stroke
tersebut (Ulfa Bariroh, Henry Setyawan, Mateus Sakundarno 2016).
Kualitas hidup merupakan suatu penyampaian kesejahteraan, yang di dalamnya terdapat
aspek kebahagiaan serta kepuasan hidup secara keseluruhan. Pasien yang tidak bisa dalam
melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri menyebabkan terjadinya gangguan emosional
terhadap pasien dan produktivitas yang menurun, itu akan berdampak terhadap kualitas hidup.
Kesehatan fisik, psikologis, hubungan sosial, dan lingkungan merupakan bagian dari kualitas
hidup yang dibagi menjadi empat bagian (WHO of Life 1998). Kualitas hidup penting untuk
diperhatikan, karena kualitas hidup pada pasien stroke dapat dipengaruhi oleh tingkat kecacatan
fisik dan juga mental. Menurut Haley et al (2010) Dalam bidang kesehatan, kualitas hidup pasien
stroke bertujuan mengembalikan fungsi fisik dan aktivitasnya, serta memahami efek dan
komplikasi stroke pada kualitas hidup pasien, hal itu bermanfaat untuk kesehatan masyarakat.
Dari pemaparan yang disampaikan, penulis ingin menggali dan memahami lebih dalam
mengenai kualitas hidup pada pasien stroke karena penelitian sebelumnya sudah ada namun
terdapat perbedaan seperti apa saja yang dapat mempengaruhi kualitas hidup pada pasien stroke.
Karena hasil penelitian sebelumnya belum membahas secara rinci dari kualitas hidup pasien
stroke.
METODE
Penelitian literature review dengan desain penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan cross
sectional analitik studi. Data yang digunakan berupa data sekunder yaitu hasil penelitian jurnal
yang telah dipublikasi baik dalam jurnal nasional maupun internasional. Database pencarian
jurnal yang digunakan peneliti yaitu Google Scholar dan Garuda. Kata kunci yang digunakan
dalam pencarian jurnal adalah Stroke DAN “Kualitas Hidup”, Stroke AND “Quality of Life”.
Kriteria inklusi artikel yang di review yaitu artikel yang meneliti kualitas hidup pada pasien
stroke yang dipublikasi dalam rentang tahun 2010-2020, menggunakan bahasa Indonesia dan
bahasa Inggris serta dapat diakses naskah lengkap.
Jurnal yang telah sesuai dengan kriteria inklusi dilakukan critical appraisal oleh dua orang
reviewers dengan menggunakan instrumen JBI Critical Appraisal Tools Checklist for Analytical
Cross Sectional Studies dan diperoleh sebanyak 7 jurnal penelitian yang dinilai memiliki kualitas
2
metodologi terbaik yakni 50% kriteria critical appraisal untuk dilakukan analisis dalam literature
review ini dapat dilihat pada Gambar 1.
Tabel 1. Daftar Literature Review Jurnal untuk mengetahui Kualitas Hidup Pada Pasien Stroke
3
DK Vol.X/No.X/Bulan/20xxx
4
S. Hosseini, Living
Mehdi And
Rassafiani Quality
Of Life In
Patients
With
Stroke
4 Seiichi Factors 2014 Cross Kuesioner Kualitas hidup pada
Takemasa, Affecting Sectional SF-36 pasien stroke di artikel ini
Ryoma Quality lebih rendah karna dari 8
Nakagoshi, Of Life Of sub skala yang dituliskan
Masahito The di artikel ini 6 diantaranya
Nurakami, Homebou memiliki nilai mean yang
Masayuki nd rendah, yaitu :
Uesugi, Yuri Elderly 1. Fungsi fisik :
Inoue, Hemipare mean = 29,3
Makoto tic Stroke 2. Nyeri tubuh :
Gotou, Patients mean = 49,8
Hideki 3. Kesehatan umum
Koeda, : mean = 47,9
Susumu 4. Daya tahan tubuh
Naruse. : mean = 45,8
5. Fungsi sosial :
mean = 47,1
6. Kesehatan
mental : mean =
43,1
Namun ada 2 subskala
pada penelitian ini yang
kualitas hidupnya
memiliki nilai mean yang
tinggi, yaitu :
1. Peran fisik :
mean = 55,8
2. Peran
emosional : mean
= 52,0
5 K. M. Sand, Vision 2015 Cross EUROQOL Berdasarkan hasil
G. Problems Sectional penelitian diketahui
Willhelmsen, In bahwa kualitas hidup
H. Naess, A. Ischaemic pasien stroke dilihat dari
Midelfar, L. Stroke masalah penglihatan,
Thomassen, Patients: sebanyak 244 responden
J. M. Hoff Effects (74,66%) memiliki
On Life kualitas hidup yang baik
Quality dan sebanyak 83
And responden (25,34%)
Disability memiliki kualitas hidup
buruk
6 Rahman, Dukungan 2017 Cross Kuesioner Kualitas hidup yang
Fatwa Sari Keluarga Sectional WHOQOL tinggi pada pasien stroke
Tetra Dewi, dan mencapai 50,31% dengan
Ismail Kualitas 81 orang dan kualitas
Setyopranoto Hidup hidup yang rendah
5
DK Vol.X/No.X/Bulan/20xxx
6
Of Life
Tabel 2. Daftar Literature Review Jurnal untuk Mengetahui Fakor-Faktor yang Berhubungan
dengan Kualitas Hidup Pada Pasien Stroke
No Item yang Berhubungan dengan Kualitas Hidup Nilai P Value Hasil
Artikel
1. Hasil penelitian pada artikel ini, semua item pada (p = > 0,05) Tidak terdapat
jenis kelamin tidak terdapat hubungan yang hubungan
signifikan dengan kualitas hidup pada pasien stroke:
Mobilitas, energi, bahasa, peran keluarga, mobilitas,
suasana hati, kepribadian, produktivitas, perawatan
diri, berpikir, fungsi u/e, penglihatan, peran sosial.
2 Faktor yang berhubungan dilihat dari lama waktu (p = 0,00) Terdapat adanya
setelah serangan stroke. hubungan
1. 14 hari sampai 1 bulan
2. 1 bulan sampai 2 bulan (p = 0,00) Terdapat adanya
hubungan
3. 2 bulan sampai 3 bulan (p = 0,00) Terdapat adanya
hubungan
4. 3 bulan sampai 4 bulan (p = 0,00) Terdapat adanya
hubungan
5. 4 bulan sampai 5 bulan (p = 0,00) Terdapat adanya
hubungan
6. 5 bulan sampai 6 bulan (p = 0,00) Terdapat adanya
hubungan
7. 6 bulan sampai 7 bulan (p = 0,03) Terdapat adanya
hubungan
8. 7 bulan sampai 8 bulan (p = 0,10) Tidak terdapat
hubungan
9. 9 bulan sampai 10 bulan (p = 0,08) Tidak terdapat
hubungan
10. 10 bulan sampai 11 bulan (p = 0,16) Tidak terdapat
hubungan
11. 11 bulan sampai 12 bulan (p = 0,32) Tidak terdapat
hubungan
3 ADL (p = 0,001) Terdapat adanya
hubungan
ASD (p = 0,001) Terdapat adanya
hubungan
4 Faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup (p = -0,74) Terdapat adanya
pada pasien stroke adalah ADL dengan item: hubungan
Fungsi fisik pada kategori
1. tingkat berbaring di tempat tidur
2. tingkat kebutuhan perawatan (p = -0,50) Terdapat adanya
hubungan
Peran fisik pada kategori (p = -0,50) Terdapat adanya
1. Perawatan diri hubungan
2. Kontrol gerakan ekskresi (p = -0,49) Terdapat adanya
hubungan
3. Perpindahan (p = -0,42) Terdapat adanya
hubungan
7
DK Vol.X/No.X/Bulan/20xxx
8
hubungan
4. riwayat stroke infark (p = 0,02) Terdapat adanya
hubungan
5. depresi (p = 0,004) Terdapat adanya
hubungan
6. skor NIHSS saat masuk (p = 0,04) Terdapat adanya
hubungan
7. barthel indeks (p =0,002) Terdapat adanya
hubungan
8. kesehatan umum (p < 0,001) Terdapat adanya
hubungan
9. nyeri vas (p = 0,008) Terdapat adanya
hubungan
10. sakit vas (p = 0,02) Terdapat adanya
hubungan
11. skor utilitas EQ-5D dan 15D (p < 0,001) Terdapat adanya
hubungan
12. HADS (p = 0,02) Terdapat adanya
hubungan
13. Kegelisahan (p = 0,02) Terdapat adanya
hubungan
14. FSS (p < 0,001) Terdapat adanya
hubungan
15. ADL (p < 0,001) Terdapat adanya
hubungan
6 1. Umur (p < 0,0001) Terdapat adanya
hubungan
2. Jenis kelamin (p = 0,0002) Terdapat adanya
hubungan
3. Pendidikan (p = 0,0000) Terdapat adanya
hubungan
4. Pekerjaan (p = 0,0000) Terdapat adanya
hubungan
5. status ekonomi (p = 0,0000) Terdapat adanya
hubungan
6. barthel indeks (p = 0,0000) Terdapat adanya
hubungan
7. NIHSS (p = 0,0000) Terdapat adanya
hubungan
8. Dukungan keluarga (dukungan emosional, (p = 0,0000) Terdapat adanya
informasi, instrumental, dan penghargaan) hubungan
7 Kelemahan otot inspirasi terkait dispnea (p <0,001) Terdapat adanya
hubungan
9
DK Vol.X/No.X/Bulan/20xxx
Menengah disebutkan
dalam artikel
N=124 (77.02%)
PEMBAHASAN
Sebanyak 7 artikel meneliti terkait kualitas hidup pada pasien stroke, cara mengukur
kualitas hidup pada pasien stroke berbeda-beda sesuai dengan instrumen yang digunakan dalam
penelitian. Dari 7 artikel, instrumen yang paling banyak digunakan pertama adalah instrumen
Stroke Specific Quality Of Life Scale (SS-QOL), yakni sebanyak 3 artikel. Instrumen yang paling
banyak digunakan kedua adalah instrumen SF-36, yaitu sebanyak 2 artikel. Artikel lain
menggunakan instrumen EUROQOL dan WHOQOL masing-masing sebanyak 1 artikel. Dari
beragam instrumen yang digunakan, menyebabkan klasifikasi dari gambaran kualitas hidup pada
pasien stroke bervariasi. Sebanyak 3 dari 7 artikel menyebutkan bahwa kualitas hidup pada pasien
stroke berada dalam kategori baik atau tinggi, sebanyak 2 dari 7 artikel melihat kualitas hidup
pada pasien stroke dari nilai rerata. Artikel lain menyebutkan bahwa kualitas hidup pada pasien
stroke adalah buruk yakni 1 artikel, dan 1 artikel mengatakan kualitas hidup pada pasien stroke
dilihat dari waktu lamanya stroke. Jika dilihat dari kualitas hidup perdomain, instrumen Stroke
Specific Quality Of Life Scale (SSQOL) memiliki 12 domain. Pada artikel yang ditulis oleh
Olusanjo et al, (2013) menyebutkan dari 12 domain, domain yang paling tinggi skornya berada
pada domain peglihatan yaitu sebesar 82,93%, Skor pada domain terendah terdapat pada domain
peran sosial yaitu sebesar 47,28%. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh K. M.
Sand, et al (2015) bahwa dari 327 responden hanya 83 responden yang memiliki masalah
penglihatan yang dapat mempengaruhi kualitas hidup.
Artikel lain yang juga menggunakan instrumen SSQOL, tidak seperti artikel sebelumnya
yang menggunakan domain untuk melihat kualitas hidup, tetapi kualitas hidupnya dilihat dari
lama waktu serangan stroke. Artikel Gbiri dan Caleb Ademola, (2013) mengatakan bahwa
kualitas hidup pada pasien stroke dapat dilihat dari 14 hari sampai 12 bulan setelah serangan
stroke, peningkatan kualitas hidup terjadi pada hari ke 14 sampai dengan 6 bulan. Pada artikel ini
mengatakan perbaikan diferensial terjadi dalam kualitas hidup dan kinerja fungsional pada peserta
yaitu enam bulan setelah serangan stroke namun enam bulan setelah serangan stroke tidak ada
perubahan signifikan dalam pemulihan fungsional dan juga kualitas hidup mereka.
Artikel yang juga menggunakan instrumen SSQOL pada artikel 7, melihat kualitas hidup pada
pasien stroke dari kekuatan otot inspirasi. Tareza M et al, (2019) menyebutkan bahwa kualitas
hidup di artikel ini terbagi menjadi 3 yaitu kualitas hidup yang baik, buruk dan sangat buruk.
10
Kualitas hidup yang buruk lebih dominan di artikel ini yaitu sebanyak 50,9%. Setelah serangan
stroke, individu biasanya melaporkan persepsi kualitas hidup yang lebih buruk yang dipengaruhi
oleh banyak faktor salah satunya kekuatan otot inspirasi yang melemah.
Instrumen lain yang menggunakan domain untuk melihat kualitas hidup pada pasien
stroke adalah WHOQOL. WHO menyebutkan kualitas hidup memiliki empat domain yaitu
lingkungan, kesehatan psikologis, hubungan sosial dan kesehatan fisik. Pada artikel yang ditulis
oleh Rahman dkk, (2017) mengatakan bahwa domain paling tinggi kualitas hidupnya berada pada
domain lingkungan, Artikel yang menggunakan instrumen SF-36 menggunakan nilai rerata
untuk melihat kualitas hidup pada pasien stroke. Pada artikel yang ditulis oleh Haghgoo et al,
(2013) terdapat 40 pasien dengan skor kualitas hidup yang berbeda-beda, skor paling tinggi
pertama berada pada angka 81, dan skor tertinggi kedua berada pada angka 72, dan skor terendah
berada pada angka 5, nilai rerata dari keseluruhan skor adalah 38,975. Kualitas hidup dikatakan
baik jika skor rerata pada instrumen SF-36 memiliki nilai minimal 50, sedangkan artikel pada
penelitian ini memiliki nilai 38,975, angka tersebut kurang dari 50, kualitas hidup dikatakan
buruk jika nilai skor kurang dari 50.
Artikel yang ditulis oleh Nakaghoshi et al, (2014) mengatakan di dalam penelitiannya
bahwa kualitas hidup pada pasien stroke dilihat dari 8 subskala, yaitu fungsi fisik, nyeri tubuh,
kesehatan umum, daya tahan tubuh, fungsi sosial, kesehatan mental, peran fisik dan peran
emosional. Dari 8 subskala 6 diantaranya memiliki nilai rerata yang rendah, dan 2 subskala
memiliki nilai rerata yang tinggi yaitu peran fisik dan peran emosional hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Aisyah Muslimatun Munawwaroh, 2017 mengatakan dalam
penelitiannya bahwa semakin baik peran fisik pada pasien maka akan semakin baik juga kualitas
hidupnya, dengan melakukan aktivitas fisik maka dapat meningkatkan harapan hidup yang lebih
panjang.
Pada instrument EUROQOL, kualitas hidup pada pasien stroke dilihat dari masalah
penglihatan. Sand, G et al, (2015) mengatakan dalam penelitiannya bahwa pasien yang
mengalami masalah penglihatan memiliki kualitas hidup yang rendah, pada penelitian ini kualitas
hidup yang baik pada pasien stroke lebih banyak yaitu sebesar 74,66%. Hal ini sesuai dengan
artikel 1 yang ditulis oleh Olusanjo et al, (2013) domain penglihatan memiliki nilai persentase
paling tinggi diantara domain yang lain.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup pada pasien stroke antara lain
Lama waktu setelah serangan stroke, Activity Daily Living (ADL), Depresi, Penglihatan yang
bermasalah, Dukungan keluarga, Kelemahan otot inspirasi dan faktor sosiodemografi yaitu Usia,
Jenis Kelamin, Tingkat Pendidikan, Status Ekonomi dan pekerjaan, Status Pernikahan. Faktor
yang berhubungan dengan kualitas hidup pada pasien stroke memiliki ragam yang sangat luas,
namun demikian 3 dari 7 artikel menyebutkan bahwa Activity of Daily Living (ADL) memiliki
hubungan paling erat pertama.
Activities of daily living (ADL) perlu diperhatikan pada pasien stroke, pada artikel tiga
(haghgoo et al, 2013) mengatakan 70% dari pasien yang diteliti bergantung pada orang lain,
pasien stroke yang perlu bantuan dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari jauh lebih
rendah kualitas hidupnya dari pada pasien stroke yang melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari
secara mandiri. Pada artikel empat (Seiichi Takemasa et al, 2014) terdapat delapan item dari ADL
dan di dalam item tersebut terdapat sembilan kategori. Namun tidak semua kategori memiliki
hubungan yang signifikan dengan kualitas hidup. Faktor yang berhubungan paling erat kedua
dengan kualitas hidup pada pasien stroke adalah depresi. Pada artikel yang ditulis oleh Haghgoo
et al, (2013) mengatakan dalam penelitiannya bahwa pasien stroke yang memiliki depresi akan
menjadikan penurunan pada kualitas hidupnya. Di artikel ini juga mengatakan bahwa pasien
stroke yang memiliki depresi membutuhkan bantuan lebih untuk melakukan aktivitas kehidupan
sehari-hari. Sama dengan depresi, usia menjadi hubungan tererat kedua denga kualitas hidup pada
pasien stroke. Semua artikel menunjukkan pasien stroke umumnya memiliki usia kategori dewasa
(20-60 tahun). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahman dkk, (2017) mengatakan bahwa
pasien stroke dengan usia (60 tahun atau lebih) memiliki kualitas hidup yang lebih rendah,
kualitas hidup akan semakin menurun pada pasien stroke yang usianya semakin bertambah.
Terakhir adalah pekerjaan memiliki hubungan paling erat kedua, Pada artikel yang ditulis oleh
11
DK Vol.X/No.X/Bulan/20xxx
Rahman dkk, (2017) mengatakan dalam penelitiannya bahwa pasien stroke yang memiliki status
ekonomi rendah memiliki kualitas hidup yang juga rendah dibandingkan pasien stroke yang
ekonominya pada statusnya tinggi.
KETERBATASAN
Terdapat keterbatasan dalam tinjauan literatur ini yang diidentifikasi oleh peneliti. Tingkat
keparahan penyakit atau kondisi yang diderita pasien tidak dimasukan dalam kriteria pemilihan
sampel, mungkin hal ini dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien stroke
PENUTUP
Kesimpulan
Hasil review dari tujuh artikel penelitian menyebutkan bahwa kualitas hidup pada pasien stroke
berbeda-beda cara penilaiannya, namun 3 dari 7 artikel mengatakan kualitas hidup pada pasien
stroke adalah baik atau memiliki skor yang tinggi. Selain itu, faktor yang memiliki hubungan
dengan kualitas hidup pasien stroke memiliki ragam yang sangat luas. Tiga dari tujuh artikel
mengatakan ADL memiliki hubungan paling erat pertama, kemudian dua dari tujuh artikel
mengatakan usia, depresi, dan pekerjaan memiliki hubungan yang paling erat kedua dengan
kualitas hidup pada pasien stroke
Saran
Sejauh ini artikel-artikel penelitian tentang kualitas hidup pada pasien stroke kualitasnya sudah
cukup baik karena dari seluruh artikel yang dianalisis dapat menjawab semua tujuan penelitian,
pada tujuan umum dan tujuan khusus. Pasien stroke diharapkan dapat mengetahui faktor mana
yang paling berpengaruh terhadap kualitas hidupnya. Pada pelayanan keperawatan, peneliti
berharap pelayanan keperawatan terutama pada pasien stroke lebih diperhatikan apa saja faktor
yang dapat meningkatkan kualitas hidup pada pasien stroke. Peneliti juga berharap untuk institusi
pendidikan memberikan informasi berdasarkan literatur kepada mahasiswa dan mahasiswi terkait
kualitas hidup pada pasien stroke. Untuk peneliti selanjutnya jika ingin meneliti penelitian cross
sectional jenis analitik dapat menuliskan dengan jelas faktor-faktor pengganggu, sehingga saat
dinilai kualitas dari artikel dengan menggunakan critical appraisal maka nilainya bagus.
REFERENSI
2. Agianto, hakim, RF, Irtanida, RM, Nadia, Rahmawati, A, Purba, F, Abadi EC, &
Heriyadi 2019, Buku Saku Keperawatan Stroke, Yayasan Cipta Anak Bangsa,
Sulawesi Tenggara.
4. Angelina, B. (2016). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Ed.5, Vol.2. (M. T.
Iskandar, Ed.) (5th ed.). EGC MEDICAL.
12
6. Christopher, O 2013, Quality of Life and sex-Different in a South-Eastern
Nigerian Stroke Sample. African Journal of Neurological Sciences, vol 23, No 1.
10. Haley, W.E, Roth D.L, Kissela B, Perkins M, Howard G 2010, Quality of Life After
Stroke: A Prospective Longitudinal Study, diakses 6 Juni 2020.
11. Hidayat, Aziz Alimul. Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. 2009.
12. Hojjat, AH, Elmira, SP, Ali, SH & Mehdi, R 2013, Deppresiaion Activities of Daily
Living and Quality of Life in Patients with Stroke, Journal of the Neurological
Sciences, Vol 328, No 1-2.
15. Kristin, MS, Gunvor, BW, Halvor, N, Anna, M & Lthomassen 2015, Vision
Problems in Ischemic Stroke Patients:Effect on Life Quality and Disability.
European Journal of Neurology, Vol 23, No 1
17. Rahman, Fatma, STD & Ismail, S 2017, Dukungan Keluarga dan Kualitas Hidup
Penderita Stroke pada Fase Pasca Akut di Wonogiri, BKM Journal of Community
Medicine and Public Health, Vol 33, No 8.
18. Riset Kesehatan Dasar 2018, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementrian Republik Indonesia, Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
19. Sacco RL, Kasner SE, Broderick JP, Caplan LR, Connors JJ, Culebras A, et al.
An updated definition of stroke for the 21st century: A statement for healthcare
professionals from the American heart association/American stroke association.
Stroke. 2013;44(7):2064–89. 2.
20. Santoso, T.A. (2003). Kemandirian aktifitas makan, mandi dan berpakaian pada
penderita stroke 6-24 bulan pasca ocupasi terapi. Diperoleh tanggal 27 Juni
2013 dari <http://eprints.undip.ac.id/12631/1/2003 PPDS4178.pdf>.
21. Seiichi, T, Ryoma, N, Masahito, M & Masayuki, U 2014, Factors Affacting Quality
of Life of The Homebound Elderly Hemiparetic Stroke Patients. The Journal of
13
DK Vol.X/No.X/Bulan/20xxx
22. World Health Organization Quality of Life 1998, Programme On Mental Health:
WHOQOL User Manual, 2012 revision, diakses 02 Juni 2020,
<http://www.who.int/iris/handle/10665/77932>.
14