NIM : 1902110313
Kelas :D
Pertemuan Ke- : 12
Rosiani 1902110246
Menurut saya, tanggung jawab sosial perusahaan pastinya dapat memberikan
dampak positif (manfaat) bagi masyarakat sekitar perusahaan, namun tentunya juga
terdapat kendala dalam pelaksanaannya. Kita ambil contoh salah satu bentuk tanggung
jawab sosial perusahaan adalah membantu menyejahterakan masyarakat sekitar,
misalnya dengan memperkerjakan masyarakat yang ada di lingkungan sekitar
perusahaan tersebut. Dengan menggunakan tenaga kerja dari lingkungan sekitar,
tentunya perekonomian masyarakat tersebut dapat meningkat atau lebih baik, yang
mungkin sebelumnya banyak pengangguran namun setelah banyak yang bekerja di
perusahaan ini angka penganggurannya dapat ditekan. Namun ini dapat menimbulkan
kendala bagi perusahaan, misalkan jika perusahaan ingin mengambil SDM dari
masyarakat sekitar namun SDM tersebut kemampuan atau skillnya kurang memadai
sehingga perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan untuk melatih mereka. Atau
yang lebih sulit lagi jika SDM tersebut sangat sulit untuk dilatih misalnya karena
banyak yang buta huruf, jadi perusahaan hanya dapat memperkerjakan mereka untuk
pekerjaan kasar saja
e) Ibu Suci
Ya, tentu saja ada tantangan yg dihadapi dalam pelaksanaan CSR tsb. Adanya
konflik kepentingan antar pemangku kepentingan menjadi salah satu kendala dalam
pelaksanaan CSR, disatu sisi terdapat pemangku kepentingan yang lebih
mengedapankan laba untuk kesejahteraan dan keberlangsungan atau perluasan
perusahaan, sehingga hal tsb bukanlah suatu kewajiban. Namun di satu sisi terdapat
pemangku kepentingan yang mengerti arti penting dari CSR, bahwa tdk akan ada suatu
perusahaan akan sukses dan bertahan jika lingkungan disekitarnya tidak terjaga dengan
baik.
Apakah CSR bemanfaat utk masyarakat sekitar? Tentu saja sangat bermanfaat,
perusahaan meraih keuntungan yang besar dengan memanfaatkan sumber daya yang
mereka miliki di lingkungan internal perusahaan maupun menyerap banyak manfaat di
lingkungan eksternal dimana perusahaan berada, terlebih lagi dalam mengeksplorasi
SDA sbg sumber utama usaha tsb. Dengan demikian perusahaan memiliki kewajiban
social untuk lingkungan minimal di daerah dimana mereka berada.
Contoh bentuk tanggungjawab social yaitu seperti, pendirian rumah sakit oleh
perusahaan, Pendirian sekolah atau perguruan tinggi, memberikan bantuan social
berupa beasiswa pendidikan, memberikan kuota sekian persen utk rekrut tenaga kerja
khusus bersumber dari warga daerah setempat, pembangunan jalan, irigasi,
pengembangan energy, maupun sarana dan prasarana fasilitas umum untuk daerah
setempat, dan banyak lainnya. Perusahaan dapat memberikannya dalam bentuk dana
CSR yg disisihkan untuk diberikan dan dikelola oleh pihak ketiga yg terkait dgn tujuan
CSR tsb, atau Perusahaan membentuk yayasannya sendiri utk mengelola dana tsb. JIka
dalam suatu wilayah banyak berdiri perusahaan-perusahaan yang besar dan warga
daerah disekitarnya maju maka CSR dari dari perusahaan tsb terbukti terkelola dengan
baik
f) Saya Sendiri
Nurkamal 1902124547
Sebelumnya kita harus tahu dulu apasih yang dimaksud dengan whistle blowing?
Nah whistle blowing itu sendiri adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau
beberapa orang karyawan untuk membocorkan kecurangan entah yang dilakukan oleh
perusahaan atau atasannya kepada pihak lain. Wistle blowing terdiri dari dua jenis
yaitu:
1. Wistle blowing internal
Motivasi utama dari whistle blowing adalah motivasi moral demi mencegah
kerugian bagi perusahaan tersebut. Suatu lembaga atau organisasi memang harus
menjaga sistem komunikasi internal sehingga dapat menghindari konflik fungsional
maupun disfungsional. Whistle blowing internal sebaiknya diselesaikan secara
internal agar tidak terjadi perembetan masalah yang dapat menjatuhkan nama
instansi, lembaga atau organisasi tersebut.
Contoh: seorang karyawan yang melaporkan penyimpangan keuangan perusahaan.
Penyimpangan ini dilaporkan kepada pihak direksi atau komisaris.
2. Wistle blowing eksternal
Whistle blowing eksternal yaitu bila seseorang atau beberapa orang karyawan
mengetahui kecurangan yang dilakukan perusahaannya lalu membocorkan kepada
masyarakat karena dia/mereka tahu bahwa kecurangan itu akan merugikan
masyarakat. Motivasi utamanya adalah mencegah kerugian bagi masyarakat atau
konsumen.
Contoh: seseorang atau beberapa orang karyawan yang melaporkan kepada pihak
berwajib atau membocorkan ke masyarakat bahwa perusahaan “A” memanipulasi
dibagian produksi dengan mengurangi atau menaikan kadar unsur kimia tertentu dari
standar normal untuk mengurangi biaya produksi atau membuat konsumen
ketagihan dan pada akhirnya mendatangkan keuntungan besar bagi perusahaan.
Ketahuilah, whistle blowing bisa menjadi sesuai yang positif jika memang pelaporan
ini mendapat buntut penyelesaian yang jelas dan akar masalahnya bisa dipecahkan.
Namun sebaliknya, bisa menjadi negatif jika kemudian persoalan ini merembet
hingga ke pihak atau oknum di luar perusahaan yang tidak berkepentingan.
c) Ibu Suci
Tentu saja penting utk menerapkan wBS, jika tdk ada penerapan whistle blowing
system dalam suatu perusahaan, maka wadah untuk melaporkan kecurangan atau
pelanggaran etika tidak tersalurkan dengan baik. Dan tentunya ini akan memberikan
kerugian yg besar utk perusahaan itu sendiri, baik dari segi finansial maupun non
finansial misalnya nama baik perusahaan tsb, dapat saja hancur karena perilaku tdk etis
dari oknum tdk bertanggungjawab yg tdk terungkap. Pihak yg melakukan pelanggaran
etika ataupun kecurangan akan semakin leluasa dalam bertindak, terlebih lagi dalam
menekan org2 yang mengetahuinya. Whistle blowing system merupakan wadah yang
memberikan Jaminan keamanan dan kompensasi yg layak diterima utk saksi kunci.
Sehingga bagi yg mengetahuinya akan tahu harus melapor kemana terlebih dahulu, jadi
tidak langsung main lapor ke polisi saja atau mengumbar ke medsos ya,,
Contohnya; Rata-rata Perusahaan2 yg sudah terlisting di bursa penanam modal
indonesia sudah menerapkan whistle blowing system. Khusus untuk perusahaan
BUMN / Persero sudah memiliki whistle blowing system seperti PT. Semen Indonesia,
PT Garuda Indonesia, Pertamina, dll, karena KPK telah menandatangani Perjanjian
kerjasama penanganan pengaduan dalam upaya tindak pidana korupsi dengan 23
kementerian.
d) Saya Sendiri sebagai audiens yang menanggapi saat itu
Whistleblowing adalah suatu tindakan pelaporan atau kecurangan suatu oknum
dalam perusahaan atau organisasi. Untuk mengatur bagaimana proses pengaduan, ada
yang dikenal sebagai whistleblowing system. Yang dimaksud dengan whistleblowing
system adalah regulasi atau peraturan mengenai pengaduan tindak pidana dan
penyelewengan yang bertentangan dengan hukum dan kode etik perusahaan oleh
oknum tertentu dalam perusahaan. Pelapor dalam hal ini bukanlah menjadi bagian dari
tindak pidana atau penyelewengan tersebut dan akan mendapatkan perlindungan khusus
untuk menjamin keselamatannya.
Setiap perusahaan memiliki whistleblowing system yang berbeda, tergantung
seberapa besar skala dan industri perusahaan. Di Indonesia, salah satu organisasi yang
menerapkan whistleblowing system adalah Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah. Bagi siapapun yang menemukan tindak korupsi oleh pegawai LKPP dapat
melapor ke Inspektorat LKPP. Pelaporan yang sesuai syarat dan kriteria yang berlaku
akan diteruskan untuk ditindaklanjuti.
Pada hakikatnya keberadaan whistleblower tidak menimbulkan ancaman serius.
Asalkan permasalahan atau dugaan pelanggaran tidak sampai ke khalayak dan akhirnya
merugikan perusahaan. Kebanyakan orang melakukan whistleblower karena latar
belakang sakit hati.Segala sesuatu buruk yang dilakukan perusahaan, terutama
perusahaan paling berpengaruh dan populer akan mempengaruhi reputasi. Bahkan
dapat menurunkan kepercayaan dan penjualan produk kepada masyarakat. Dari sinilah
disimpulkan whistleblower dapat menjadi ancaman serius. Keberadaan whistleblower
tidak hanya menjadi ancaman bagi perusahaan melulu.
Terkadang ada sisi positif yang dapat diambil, seperti berikut ini:
1. Memperbaharui Kebijakan Hotline Whistleblowing
2. Karyawan Lebih Memiliki Etika
3. Mendorong Kebijakan Keterbukaan
4. Mengoptimalkan Kotak Kritik dan Saran
Contoh Kasus Whistleblowing di Indonesia
Korupsi di Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Indonesia
Contoh kasus whistleblowing di Indonesia yang pernah terjadi dan
menggemparkan pada tahun 2011. Terungkap skandal korupsi ratusan milyar yang
dilakukan oleh salah satu pegawai, yaitu Gayus Tambunan. Dalam kasus ini Susno
Duadji dinilai sebagai whistleblower karena memegang kunci skandal besar yang
melibatkan Gayus Tambunan. Akibat perbuatannya, Gayus Tambunan harus
mendekam di penjara 7 tahun dan menanggung Rp 300 juta.
Contoh kasus selanjutnya terjadi di PT.Sarinah Persero pada tahun 2015.
Ferry M.Pasaribu mengadukan perbuatan Direktur Utama PT Bumi Cassava
yakni Utama Ismail Ibrahim dan serta Manager Divisi Perdagangan PT Sarinah Persero
yakni Purnama Karna Utama atas dugaan pembelian singkong kering. Dari kerjasama
terselubung tersebut menimbulkan kerugian negara sekitar Rp 4,4 miliar.
4. Rahma Dela Agustia 1902112341
Seperti yang kita ketahui, etika bisnis dan kode etik sekarang ini sering diabaikan bahkan
etika bisnis dan kode etik bisa saja dianggap gimmic hubungan masyarakat, omong
kosong belaka. Nah yang ingin saya tanyakan bagaimana suatu perusahaan dapat
memastikan agar kode etik bisnis dibaca, dipahami, diyakini, dan dijalankan, daripada
diabaikan?
a) Penyaji Zhahirah Noni Alfianisah 1902124136
Untuk memastikan agar kode etik dibaca, dipahami, diyakini, dan dijalankan. Ada 4
point yang akan saya bahas mengenai ini :
o Yang pertama, menurut saya perusahaan tersebut harus mengadakan program seperti
workshop ataukah webinar gitu mengenai etika secara berkala agar orang-orang di
perusahaan tersebut peka terhadap keadaan di tempat kerja dimana isu-isu etika itu
akan terjadi. Juga bisa dengan cara mengembangkan program sosialisasi untuk
memperkuat nilai budaya yang diinginkan oleh perusahaan tersebut
o Yang kedua, perusahaan bisa menetapkan kebijakan seperti reward dan punishment,
jadi karyawan maupun stakeholder lainnya yang telah menerapkan kode etik dengan
baik semestinya itu ada reward dari perusahaan sebagai penghargaan guna memicu
yang lainnya untuk lebih memperhatikan kode etik perusahaan tersebut. Sebaliknya,
jika stakeholder itu berbuat sesuatu yang melanggar kode etik maka akan diberikan
punishment oleh perusahaan, bisa berupa SP atau yang lainnya,bahkan bisa berupa
PHK. Nah, jadi hal ini dapat menjadi momok ya bagi karyawan lainnya yang ingin
melanggar kode etik, jadi jika yang lainnya itu berkeinginan untuk melanggar kode
etik ia akan berpikir 2x untuk itu. Reward dan Punishment ini akan memperkuat
pentingnya kode etik perusahaan.
o Yang ketiga, perusahaan dapat mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang
kebijakan, prosedur, sistem, dan mekanisme internal yang dapat menyebabkan
kesalahan. Agar pelaku-pelaku di perusahaan tersebut paham betul mengenai kode
etik perusahaan tersebut
o Yang keempat, melakukan evaluasi secara berkala mengenai poin-poin yang
terdapat didalam kode etik guna mengetahui mana-mana saja kode etik yang
sekiranya sangat perlu diperhatikan kembali
b) Audiens
Putri Malasari Shahangkila 1902112585
Untuk memastikan bahwa kode etik tersebut dibaca, dipahami, diyakini, dan di ingat,
maka diperlukan pelatihan secara periodik untuk menumbuhkan sensitivitas terhadap
isu-isu etika di lingkungan pekerjaan. Jika karyawan melihat contoh-contoh hukuman
atas pelanggaran serta melihat penghargaan untuk menjunjung tinggi kode tersebut,
maka ini akan memperkuat pentingnya kode etik perusahaan, sehingga karyawan akan
termotivasi untuk membaca, memahami, meyakini, dan mengingat kode etik
perusahaan nya.
c) Ibu Suci
Standar Kode Etik dan Tata Perilaku yang dirumuskan oleh suatu perusahaan
dengan tujuan untuk diterapkannya hal tsb oleh seluruh warga yg ada diperusahaan
sehingga mencerminkan budaya organisasi yang bernilai tinggi. Untuk mengingat dan
memberitahu hal tsb harus diumumkan dengan penyebaran informasi dalam bentuk
berbagai media berupa buku, brosur, atau website resmi perusahaan, bahkan sosialisasi
dalam bentuk Bimtek, sehingga dapat untuk dibaca, dipahami, di yakini dan dijalankan.
Bagaimana perusahaan memastikan bahwa hal tsb sudah dijalankan? Itulah setiap
perusahaan memiliki Sistem Pengendalian Intern yang berfungsi sebagai pemantau dan
pengawas untuk seluruh berbagai macam bentuk standar prosedur yang dikeluarkan
oleh perusahaan itu sendiri, termasuk terkait std kode etik. Dengan adanya SPM maka
evaluasi akan terus dilakukan secara berkala.
Misalnya terkait indisipliner. Perusahaan telah menetapkan waktu masuk kerja
setiap harinya, jika ada pegawai yg datang seenaknya dan pulang seenaknya tentunya
ini sudah melanggar etika. Bgmn perusahaan mengetahuinya, maka di terapkan suatu
system kehadiran, sehingga akan terlihat dan terpantau dgn jelas siapa yag berlaku
disiplin maupun tdk, dan ini akan berefek pd kinerja dari pegawai itu sndiri, jika
kinerjanya lemah dikarenakan mslh ini saja tentunya kenaikan level pangkat/gaji juga
tdk akan terjadi.
d) Saya Sendiri
Rosiani 1902110246
Apakah jika perusahaan menerapkan etika bisnis mereka akan mendapatkan
keuntungan dan apabila tidak diterapkan akan ada dampak negatif? Menurut saya
jawabannya YA. Terutama masyarakat saat ini sudah semakin cerdas dalam
memberikan tanggapan terhadap suatu produk (perusahaan), kita juga semakin peduli
dengan lingkungan dan sekarang aktivis yang menyuarakan keadilan sosial atau yang
sebutan kerennya sekarang Social Justice Warrior (SJW) banyak menuntut perusahaan
yang tidak menerapkan etika bisnis dengan baik seperti mencemari lingkungan
sehingga masyarakat jadi terkena dampak dan sebagainya. Manfaat yang diperoleh
perusahaan yaitu masyarakat akan lebih cenderung untuk memilih produk atau layanan
mereka dibanding produk sejenis dari pesaing yang tidak menerapkan etika bisnis.
Contohnya saya pribadi lebih memilih untuk membeli merk tissu yang Ecoplas dimana
kemasan dari tisu tersebut akan lebih mudah untuk terurai jika terkena
miksroorganisme tanah, berbeda jauh dengan kemasan plastik lain yang memakan
waktu ratusan tahun untuk terurai.
c) Ibu Suci
Sudah jelas ya jika persh menerapkan etika bisnis maka tentu akan
menguntungkan persh itu sndiri. Tujuan perusahaan didirikan adalah membentuk rantai
nilai perusahaan di mata public. Semakin baik nilai perusahaan dimata pelanggan maka
keuntungan yg didapatkan pun juga akan ikut semakin besar. Pembentukan nilai
perusahaan tdk terlepas dari budaya organisasi di dalam perusahaan itu sndiri dimana
mereka harus menerapkan kode etik yang berlaku. Yaitu penerapan std terkait kode etik
dan tata perilaku Perusahaan dengan Karyawan (demikian pula sebaliknya), Perusahaan
dengan Pelanggan, Perusahaan dengan pesaing, Perusahaan dengan pemasok,
Perusahaan dgn mitra kerja, perusahaan dgn Kreditur/Investor, Perusahaan dengan
Pemerintah, Perusahaan dengan Masyarakat, Perusahaan dengan media massa,
Perusahaan dengan organisasi profesi, serta Etika perusahaan mengenai keterbukaan &
kerahasiaan informasi. Semuanya ini bertujuan utk pengembangan dan pembetukan
nilai2 organisasi yg berefek pada keuntungan perusahaan baik finansial maupun non
finansial.
d) Saya Sendiri
c) Ibu Suci
Yang pertama, adalah perusahaan harus merumuskan terlebih dahulu kode etik
dan tata perilaku yang harus diterapkan oleh pegawai sebagai bentuk komitmennya.
Yang kedua, adalah menyalurkan/menyebarkan informasi tsb ke dalam bentuk buku
profile perusahaan, atau brosur, atau dalam website resmi perusahaan, bahkan
mensosialisasikan dalam bentuk Bimtek/Seminar. Yang ketiga, bentuk SPM
Perusahaan yang memadai dan Whistle Blowing System. Dan yg ke 4, ketika terjadi
rekrutmen karyawan baru, terdapat poin2 std etika atau kesimpulan rumusan std etka yg
berlaku wajib untuk disetujui & di ttd oleh pekerja dalam Srt perjanjian kerja/ kontrak.
Yg ke 5, Para pemimpin / yg memiliki posisi jabatan dituntut sebagai role model dalam
penerapan tanggungjawab kode etik baik reward maupun punishment-nya shgg mjd
teladan bg bawahannya masing-masing. Dan apabila sifat diatas tidak diterapkan
dengan maksimal apakah ada dampak nya bagi perusahaan tsb? Tentu saja ada, seperti
yg sudah dibahas sebelumnya ya, budaya organisasi mjd tdk baik dan komitmen
pekerja juga lemah, serta budaya kerja mjd tdk sehat, sehingga yang rugi sendiri adalah
perusahaan itu sendiri baik dari segi finansial maupun non finansial. Jika perusahaan
merugi maka akan berdampak pada seluruh lapisan warga dlm perusahaan tsb
dikarenakan perilaku buruk/tdk etis yg dilakukan oknum (bbrp org tententu) saja.
d) Saya Sendiri