Organisasi taman siswa didirikan pada tanggal 3 Juli 1922 oleh tokoh yang kita kenal dengan nama
Ki Hadjar Dewantara atau nama aslinya adalah Raden Mas Soewardi Soernyaningrat. Ki Hadjar
Dewantara awalnya memang seorang dengan menyandang nama bangsawan, tetapi ia kemudian
mengganti namanya pada usia ke 40 tahun.
Ki Hadjar Dewantara merupakan penggagas berdirinya organisasi taman siswa atau bisa disebut
organisasi pendidikan pertama di Indonesia pada masa itu. Jasa-jasa beliau tentu sangat berarti bagi
dunia pendidikan di Indonesia.
Pendirian organisasi tersebut tentu sangat ditentang oleh pemerintah Hindia Belanda, maka dari itu
beberapa tokoh termasuk Ki Hadjar Dewantara sempat dibuang / diasingkan di beberapa daerah. Ki
Hajdjar Dewantara di asingkan ke Belanda dan berhasil kembali ke Indonesia pada tanggal 3 Juli
1922. Ia kemudian langsung mendirikan organisasi yang bernama Nasional Onderwijs Institut
Tamansiswa atau yang sekarang kita kenal sebagai Organisasi Taman Siswa.
Pada awalnya organisasi taman siswa merupakan perkumpulan rutin yang dilakukan oleh Ki Hadjar
Dewantara bersama teman-temannya, seperti Pronowidigo dan Soestatmo. Pertemuan tersebut
dilakukan di halaman rumah Ki Hadjar Dewantara atau sekarang merupakan pendopo taman siswa di
kota Yogyakarta. Dalam sebuah pertemuan kemudian mereka menggagas mengenai pendidikan di
Indonesia, akhirnya lahirlah organisasi pendidikan taman siswa. Organisasi taman siswa merupakan
layanan pendidikan bagi anak-anak, remaja maupun dewasa.
Tujuan berdirinya organisasi taman siswa yaitu untuk mewujudkan manusia yang merdeka baik
lahiriah maupun batiniah. Untuk menjalankan tujuan tersebut maka organisasi ini berusaha
mengenalkan pendidikan di kalangan masyarakat, khususnya menengah ke bawah. Organisasi
pendidikan ini memiliki semboyan yang sangat terkenal hingga sekarang, semboyan tersebut yaitu :
a) Ing ngarso sung tuladha, artinya sebagai contoh suri teladan kepada mereka yang berada di tengah
dan di belakang.
b) Ing madyo mangun karso, artinya jika berada di tengah-tengah kita harus mampu memberi
semangat untuk kemajuan.
c) Tut wuri handayani, artinya jika di belakang kita harus mampu memberi dorongan.
Tamansiswa sudah berkembang pesat, jepang menjajah dan banyak yang dijajah akhirnya
Tamaniswa ada yang dibubarkan. Padahal Ki Hadjar Dewantara sudah memohon supaya
Tamansiswa yang dijogja tidak ditutup, tetapi tetap ditutup dan akhirnya Ki Hadjar Dewantara
membuat Tamantani dan Tamanrini.
Kongres pada tahun 1947 dipusatkan di jogja (Persatuan Tamansiswa) yang menggunakan asas
Tamansiswa 1922. Tahun 1984 menggunakan asas pancasila, asas pancadharma dan asas 1922.