Anda di halaman 1dari 39

SUBTOPIK 10

Kontraksi Otot : Arsitektur Otot, Elemen Kontraktil Otot, Dan Energitika


Dan Neurotransmitter Yang Berperan Dalam Aksi Potensial

Slide 1-16
Otot itu merupakan jaringan yang digunakan oleh tubuh untuk bergerak sehingga
membutuhkan ketersediaan ATP. ATP yang digunakan oleh otot untuk bergerak ini
didapatkan dari beberapa sumber, kalau di BM 1 kemarin kita sudah mempelajari tentang
glikolisis dan bagaimana glukosa itu diubah menjadi ATP melalui berbagai macam reaksi
fosforilasi oksidatif. Otot ini merupakan salah satu tempat untuk menyimpan glukosa dalam
bentuk glikogen. Ketika dalam kondisi sabar maka simpanan glikogen dalam otot ini oleh
enzim fosforilase akan dipecah glikogen yang terdiri dari banyak sekali glukosa itu dipecah
sampai menjadi glukosa 6-fosfat. Tidak perlu diubah sampai bentuk glukosa di dalam bentuk
glukosa 6-fosfat saja. Nah itu sudah bisa masuk ke jalur glikolisis. Ketika glukosa sudah
masuk di dalam sel dalam bentuk glukosa 6 fosfat ini, maka berbagai reaksi fosforilasi
oksidatif akan mengubah glukosa menjadi ATP, di situ ada proses glikolisis, kemudian siklus
Krebs, kemudian pada rantai respirasi yang bertujuan untuk menghasilkan ATP. Selain dari
glikogen, ATP yang dipakai juga bisa berasal dari sumber lain. Salah satunya adalah kreatin
posfat, dan bahan lainnya yang merupakan sumber energi bagi otot. Kreatin fosfat ini bisa
diubah menjadi ATP oleh enzim creatine phosphokinase. Ini akan mengubah apa namanya
kreatin fosfat menjadi ATP, nanti ini juga bisa diubah lagi menjadi kreatin fosfat. Jadi nanti
bahan antaranya adalah creatine dan ADP. ATP yang dihasilkan pada otot ini akan digunakan
oleh akan digunakan untuk kontraksi, dimana otot itu, kita tahu ada otot polos ,otot lurik, otot
jantung, yang senantiasa bergerak. Otot jantung dan otot polos itu tidak berhenti bergerak.
Sehingga ketersediaan energi itu harus selalu terjaga pada otot. Makanya penyimpanan
glikogen di dalam otot itu jumlahnya lebih besar, karena otot itu juga lebih besar daripada di
hati. ATP yang digunakan pada kontraksi otot oleh enzim miosin ATP-ase, akan dipecah
akan dihasilkan ATP dan fosfat bebas. Enzim adenil siklase ini juga membutuhkan ADP lain
akan diubah menjadi ATP lagi. Akan dihasilkan hasil akhir berupa enzim.
Glikogen yang terkandung pada otot itu disimpan pada bagian sarkoplasma di sel
otot. Lokasinya dekat dengan pita I, nanti kita akan belajar gambaran unit sarkomer itu ada
pita I. Pelepasan glukosa dari glukogen tergnatung dari enzim-enzim phosforilase yang ada
pada otot skeletal, dia diaktivasi oleh Ca2+, epinephprine, dan AMP. Pelajaran enzim bahwa
berbagai macam enzim itu biasanya ada activatornya, jadi enzim yang tersedia itu TIDAK
otomatis, tapi harus ada pemicunya. Untuk kontraksi otot ini salah satu pemicunya adalah ion
kalsium kemudian ada hormon epinefrin serta keberadaan AMP. Kemudian ini akan
mengaktivasi enzim fosforilase B kinase, yang menyebabkan mobilisasi glukosa untuk
menginisiasi terjadinya kontraksi otot. Jadi kalau tidak ada kalsium, tidak ada glukosa
sebagai sumber energi, maka nanti otot itu tidak bisa berkontraksi. Jadi meskipun otot itu
tugasnya bergerak tapi ketika tidak tersedia energi, maka ia sulit melakukan gerakannya
secara normal.
Apa itu kreatin? Kalau kita kemarin mempelajari glukosa akan didapatkan dari
makanan, juga bisa didapatkan dari bahan lain selain glukosa dalam proses glukoneogenesis.
Kreatin ini terdiri dari 3 asam amino yaitu glisin, arginin, dan metionin (mengandung sulfur
sebagai S-adenosylmethionine). Biosintesis dari kreatin ini dua, yaitu di ginjal dan di hati
Di ginjal, arginin dan glisin akan bergabung, dia dikatalisis oleh enzim
aminotransferase yang juga dengan bantuan ornitin menjadi guanidino asetat. Proses ini,
gudino asetat ini dibawa ke hati lalu di sini oleh enzim methyltransferase, ini adalah bahan
yang akan mendonorkan metionin, yaitu S- adenosylmethionine,di sini dia mendonorkan
metionin yang hilang, di transfer oleh enzim metil transferase ini sehingga berubah menjadi
guanidinoacetate berubah menjadi kreatin. Ini terjadinya di hati.
Dimana kita bisa menemukan creatine ini? Jadi setelah dibentuk di hati, kreatin itu
akan di bawa ke seluruh jaringan di tubuh kita. Kita tahu bahwa tubuh kita itu di mana-mana
ada ototnya. hampir 98% kreatin yang dihasilkan itu akan dibawa ke otot skeletal dan otot
jantung. Nanti di otot, kreatine yang ada akan diubah menjadi sumber energi tinggi yaitu
kreatin fosfat. Tadi di hati masih dalam bentuk creatine, kemudian ketika sudah sampai di
otot creatine itu akan diubah menjadi kreatin fosfat oleh enzim kreatin kinase, dia
membutuhkan ATP. Jadi nanti akan kehilangan satu fosfatnya sehingga kreatin akan
ketambahan 1 fosfat menjadi kreatin fosfat.
Kreatin fosfat ini akan menjadi komponen yang berenergi tinngi. Memang
jumlahnya tidak banyak, tidak sebanyak glikogen. Jadi dia sumber energi pertama yang
dibutuhkan saat otot kita berkontraksi secara intensif. Jumlah kreatin fosfat di tubuh itu
sangat proporsional dengan massa otot. Jadi semakin besar massa otot seseorang maka
semakin besar juga jumlah simpanan kreatin fosfatnya.
Kreatin fosfat ketika sudah dipakai ataupun dalam jangka waktu tertentu dia akan
secara spontan diubah menjadi kreatinin. Jadi kreatinin itu produk akhirnya setelah ia
mengalami metabolise. Kreatinin nanti sebagai produk akhir akan dibuang bersama urine,
sehingga kreatinin yang terkandung di dalam serum darah ini bisa kita gunakan sebagai
indikator yang cukup sensitif untuk mengetahui fungsi ginjal. Jadi bisa digunakan sebagai
indikator untuk mengetahui bagaimana fungsi ginjal ini mengalami kerusakan atau tidak.
Serum kreatinin ini akan meningkat seiring dengan kerusakan fungsi ginjal. Misalnya
ginjalnya itu mengalami kerusakan yang cukup parah maka nanti kadar kreatinin itu akan
meningkat.
Ini adalah gambaran degradasi dari kreatinin oleh enzim creatine kinase dia akan
diubah menjadi kreatin fosfat. Kreatin dan kreatin fosfat ini secara otomatis akan diubah
menjadi kreatinin. Kreatinin sebagai produk akhir dari creatine. jadi semua bahan itu akan
dimetabolisme, sehingga diubah menjadi produk sisanya. Nanti kreatinin sebagai produk
akhir ini dia berada di plasma dan akan dibuang melalui proses filtrasi di ginjal (dibuangnya
bersama urine). Jika ada kerusakan ginjal, maka peningkatan kadar kreatinin itu akan tampak
semakin besar. Semakin besar kadar kreatinin di urin, maka kerusakan di ginjal semakin
parah juga.
Kreatinin bisa dihasilkan sejumlah 15 mili mol, kreatinin per hari. Kerusakan pada
otot, misalnya dalam kasus muscular dystrophy ataupun paralisis itu menyebabkan penurunan
kadar kreatinin di urine. Jadi kalau ada kerusakan di otot, maka kadar kreatinin ini akan
berkurang karena otot-ototnya tidak bisa bergerak dengan sempurna. Jadi dia tidak banyak
menghasilkan kreatinin. Jika kadar kreatinin berkurang mungkin ada kerusakan otot tapi
kalau kadar kreatininnya yang meningkat bisa jadi disitu aja kerusakan ginjal. Kita bisa
mengukur kadar kreatinin urin sebagai indikator itu kita harus mengumpulkan selama 24 jam
dulu. Kalau di rumah sakit, kita menampung urine dalam kantong urine yang dipasang kateter
itu, sampai 24 jam kemudian kita ukur kadar kreatininnya.
Ini adalah enzimnya, creatinin kinase. Ada -ase di belakangnya berarti nama enzim.
Creatine kinase ini bertanggung jawab untuk pembentukan energi pada jaringan kontraktil
otot. Kadat enzim creatine kinase akan berubah pada kelainan jantung dan kelainan otot
skeletal. Kita bisa menggunakan kreatinin sebagai indikator, ternyata enzimnya pun juga bisa
kita gunakan.
Jadi creatine kinase diubah menjadi creatine phospate. Enzim ini mempunya 3
isoenzim. Jadi strukturnya itu sama dan dia letaknya beda-beda. Ada yang banyak terdapat
pada otot skeletal, ada yang banyak terdapat pada otot jantung, dan ada creatine kinase yang
terdapat di otak.
 CK-MM : banyak terdapat di otot skeletal
 CK-MB : banyak terletak di otot jantung
 CK-BB : banyak terdapat di otak
Total dari enzim kreatin kinase akan bertambah ketika terjadi kerusakan pada otot.
Kreatinin produk akhirnya bisa digunakan sebagai indikator kerusakan fungsi ginjal dan
kerusakan otot. Kalau enzimnya, creatine kinase itu bisa digunakan untuk indikator
kerusakan sel otot juga. Jadi kita memeriksa bisa beberapa indikator. Enzim CK sering
digunakan untuk mengetahui adanya kerusakan pada otot jantung. jadi otot jantung yang
mengalami infact (ototnya tidak banyak mendapatkan asupan oksigen yang menyebabkan
kematian) menyebabkan miokardial infact.
Dari beberapa jenis otot yang menyusun tubuh kita, ternyata penggunaan otot itu ada
perbedaan. Tergantum jenis gerakan yang dilakukan. Ada otot yang harus dipaksa bekerja
dalam waktu singkat dengan intensitas yang tinggi, misalnya pada pelari sprinter. Pelari
sprinter itu dia harus berlari secepat-cepatnya untuk menempuh jarak waktu tertentu. Ada
juga yang melakukan lari marathon lari maraton. Lari maraton itu kan lari yang jaraknya
sangat jauh tetapi dia lebih santai larinya daripada ketika melakukan lari sprinter. Pelari
sprinter dan marathon ini ditemukan adanya perbedaan-perbedaan sumber energi yang
digunakan. Misalnya pelari sprinter dengan jarak tempuh 100 meter dibandingkan dengan
pelari maraton yang harus menempuh 100 KM, maka ternyata tipe-tipe sel otot yang
digunakan itu juga berbeda. Kalau yang sprinter itu dia menggunakan fiber glikolitik, itu
fiber yang tipe 2. Kalau misalnya maraton itu menggunakan fiber yang tipe 1. Tipe 1 ini
bersifat oksidatif kalau yang tipe 2 bersifat glikolitik. Apa itu nanti ada penjelasannya.
Sumber energi utama pada pelari sprinter pada 4 sampai 5 detik pertama dia banyak
menggunakan kreatin fosfat sebagai sumber energinya. Kalau yang lari marathon, yang
larinya santai, dia menggunakan sumber energi dari ATP. Kemarin kita pelajari reaksi
glikolisi, kemudian siklus krebs, disitu banyak menghasilkan ATP yang dimana mayoritas
reaksinya adalah reaksi reaksi oksidatif. Sumber energi pada pelari maraton berasal dari
glukosa darah dan asam lemak menjadi sumber energi. Glukosa yang diubah secara oksidatif
dalam proses glikolisis menjadi ATP dan juga menggunakan asam lemak bebas. Pelari
sprinter dia akan menggunakan Glukosa yang banyak berasal dari glikogen dalam bentuk
glukosa 6 fosfat, itu nanti yang digunakan sebagai sumber energi pada pelari sprinter.
Kemudian yang harus kita perhatikan, metabolisme yang terjadi pada pelari sprinter itu
adalah menggunakan glikolisis anaerobik. Artinya apa? Pelari sprinter haru berlari dalam
waktu yang sesingkat-singkatnya agar cepat sampai dan dengan lari dalam waktu sesingkat-
singkatnya itu dia akan nggak sempat ngambil oksigen melalui pernafasan. Tidak mencukupi
oksigen yang dia ambil. Sangking intensifnya bergerak itu sampai oksigen yang memenuhi
paru-parunya itu tidak cukup untuk digunakan melakukan glikolisis secara aerobik. Pada
pelari sprinter ini simpanan glikogen akan cepet banget berkurang karena dia banyak diubah
menjadi glukosa 6 fosfat untuk digunakan sebagai sumber energi bagi pelari sprinter tadi,
sedangkan yang pelari maraton dia nggak banyak menggunakan simpanan glikogennya. Doa
bisa menggunakan pernapasan dengan santai, jadi bisa mendapatkan O2 dari proses aerobik.
Beberapa tipe otot yang dipakai untuk beraktivitas, ada yang namanya fast glycolitic.
Biasanya fibernya berwarna putih, kandungan myoglobinnya cukup rendah, dan banyak
menggunakan glikolisis anaerobik. Disitu tidak terjadi rantai respirasi sehingga tidak
membutuhkan anyak mitokondria. Makanya warnanya putih. Ia merupakan fiber-fiber yang
bisa berganti dengan cepat. Kadar glikogennya cukup tinggi dan terbiasa melakukan gerakan
intensif yang dilakukan secepat-cepatnya sehingga mudah mengalami pembakaran. Hal ini
menyebabkan otot mudah mengalami kekakuan karena banyaknya asam laktat yang
terbentuk.
Kemuadian ada juga slow oxidative. Otot-otonya berwarna merah, banyak
menggunakan glikolisis aerobik, memiliki kandungan mioglobin yang cukup tinggi, rendah
kadar glikogennya, banyak mengandung mitokondria yang berwarna merah, gerakan ototnya
lambat, dia sangat polos dan bisa bertahan dalam waktu yang cukup lama.
Ada juga otot-otot yang fast oxidative. Biasanya dia warnanya antara merah sampai
pink dia ,biasanya bersifat aerobik, cepat, kemudian kadar mioglobin yang cukup banyak,
jumlah mitokondrianya lumayan, tidak terlalu banyak tidak juga terlalu sedikit. Begitu pula
dengan simpanan glukogennya. Ketahanannya untuk merasa gampang capek itu cukup
panjang daripada yang pasti. Di dalam tubuh organisme, antara ketiga jenis otot ini, ada di
semuanya, ikan-ikan itu ada yang warna daginnya merah ada yang warna putih. Yang warna
merah itu biasanya ikan yang berlayar dalam jarak jauh contohnya ikan tuna, ikan yang
dagingnya putih itu biasanya dia yang terbiasa gerak cepat, contohnya ikan ekor kuning.
Pelari yang berlari jarak jauh biasanya menggunakan respirasi aerobik, sedangkan
pelari sprinter biasanya mengguankan respirasi anaerobik. otot berkontraksi membutuhkan
energi (ATP). Kemrin kita sudah mempelajari cretine phoshate, anaerobic glikolisis, dan
aerobik dalam bentuk ATP. Jumlah ATP yang mampu disimpan di dalam sel itu sebenarnya
hanya bisa bertahan selama 5 detik, setelahnya ATP itu harus di regenerasi lagi menggunakan
3 jalur tadi.
Slide 17-33
Metabolisme Otot
Jalur -jalur regenerasi ATP
1. Menggunakan fosfolirasi langsung yaitu mengguakan keratin fosfat.

Terbentuknya tidak membutuhkan oksigen sehingga pada pelari sprinter itu sumber
energi utama pada 4-5 dari pertama adalah kreatin fosfat. Dia bisa digunakan dalam jangka
waktu yang cepat dan hanya bisa digunakan pada sel-sel otot, tidak bisa sel lain
menggunakan kreatin fosfat. Disini fosforilasi langsung creatine phosphate menjadi kreatinin.
Kemudian di sini tidak membutuhkan oksigen. Dia bisa mensuplai energi dalam waktu 15
detik dan bisa bertahan kreatin fosfat itu.

2. Glikolisis anaerobik. Anaerobik berarti dia tidak ada ketersediaan oksigen, sehingga nanti
arahnya adalah pembentukan asam laktat.Jadi piruvat itu akan masuk ke siklus krebs.
Terjadinya adalah pembentukan asam laktat.
Asam laktat yang terbentuk itu banyak disalahpahami sebagai penyebab terjadinya rasa
nyeri pada otot dalam waktu beberapa hari setelah latihan. Ini adalah pernyataan yang salah.
Asam laktat yang terbentuk, dia menyebabkan rasa kaku pada otot, tetapi ototnya tidak
mengalami kerusakan, beda dengan yang ototnya terkilir. Tapi jika terbentuk asam laktat, itu
karena proses glikolisis anaerobik yang menyebabkan rasa fatigue atau otot terasa kaku. Di
sini proses glikolisis anaerobik itu kecepatan reaksinya moderat, jadi tidak bisa terlalu cepat
seperti pembentukan kreatinin fosfat dan juga tidak terlalu lama seperti glikokolisis aerobik.
Ia bisa mensuplai energi dalam waktu 2 menit. Bahan yang digunakan adalah glukosa dan
produknya adalah 2 ATP dan asam laktat. Penumpukan asam laktat yang dihasilkan
menyebabkan rasa seperti terbakar atau rasa kaku pada otot (tetapi bukan berarti mengalami
kerusakan pada otot) selama latihan.

a. Reaksi Fermentasi Laktat

Enzim = Laktat Dehidrogenase

COO- COO-

C=O + NADH + H+ H-C-OH + NAD+



CH3
CH3
Enzim yang digunakan dalam reaksi ini yaitu laktat dehidrogease yang akan merubah
piruvat menjadi laktat. Fermentasi laktat ini selain penting pada otot rangka selama latihan
berat, juga penting pada sel darah merah, retina, seperti yang diketahui sel darah merah itu
adalah sel yang tidak mempunyai organel termasuk mitokondria jadi hanya memiliki
sitoplasma yang berisi hemoglobin yang mengikat oksigen. Maka ketika terjadi proses
glikolisis didalam plasma darah sampai terbentuk piruvat maka piruvat tidak bisa masuk ke
siklus kreb karena tidak ada mitokondria, maka yang terjadi adalah piruvat akan masuk
kedalam glikolisis anaerobik. Jadi piruvatnya akan dirubah menjadi asam laktat untuk
menghasilkan ATP. Fermentasi laktat ini juga penting dalam tumbuh-tumbuhan dan
pertumbuhan mikroba trtentu bila tidak ada oksigen, contohnya ragi.

Didalam tubuh manusia ketika terjadi penumpukan laktat sebagai hasil oksidasi dari
glukosa di sel otot, eritrosit, maka laktat ini tetap berguna, dengan cara laktat ini akan di daur
ulang menjadi glukosa, proses daur ulang laktat terjadi di hati prosesnya yaitu laktatnya
dikeluarkan dari sel otot, eritrosit kemdian bawa ke hati nantinya di hati akan diubah menjadi
glukosa melalui proses glukoneogenesis. Jadi setelah laktat diubah menjdi glukosa kemudian
glukosanya akan dibagi-bagi dari hati ke sel-sel yang membutuhkan. Proses ini disebut siklus
asam laktat (cori cycle) yang bertujuan untuk menjegah asidosis.
Ketika di otot terjadi proses penumpukan laktat karena metabolisme anaerobik, maka laktat
yang menumpuk akan dikeluaran dari otot ke hati. Di hati laktat akan diubah menjadi piruvat
kemudian dari piruvat akan diubah menjdi glukosa melalui peoses glukoneogenesis dan
nantinya glukosa yang dihasilkan akan diedarkan lagi ke seluruh tubuh atau ke otot untuk
menjad suplay energi.

3. Jalur aerobik yang menggunakan oksigen. Jalur aeoribik ini berjalan lambat, cukup lama
bertahan dan terjadi di semua sel serta membutuhkan oksigen jalur ini adalah jalur normal.

Resipirasi aaerobik mayoritas reaksinya adalah fosfolirasi oksidatif prosesnya membutuhkan


waktu yang lama, durasinya berjam-jam tetapi ATP yang dihasilkan cukup banyak. Satu
molekul glukosa setelah melalui proses glikolisis, siklus kreb, rantai respirasi bisa
menghaslkan 36 ATP, kemudian produk akhirnya adalah CO 2 + H2O, bahan yang digunakan
adalah glukosa dan simpanan glikogen.

 Proses Oksidasi
Proses oksidasi aerobik di sitoplasma terjadi jalur glikolisis dimana glukosa diubah
menjadi piruvat, kemudian piruvat masuk ke mitokondria disini piruvat akan mengalami
oksidasi menjadi asetil CoA. Asetil CoAnya akan masuk ke jalur siklus asam sitrat atau
siklus kreb menghasilkan CO2 +H2O+ATP.

 Proses Glikolisis

Glukosa 6 fosfat nantinya pada tahapan yang memecah, glukosa akan memecah
menjadi glukosa dengan 3 atom C. Kemudian akan terbentuk 2 molekul asam piruvat,
selanjutnya asam piruvat masuk kedalam siklus kreb menghasilkan energi, dan bahan-bahan
dari siklus kreb ini akan terlibat pada rantai respirasi yang juga menghasilkan energi.

 Ringkasan energi dari glikolisis


Energi yang dibutuhkan yaitu 2 ATP, dibutuhkan ketika terjadi proses perubahan
glukosa menjadi glukosa 6 fosfat dan glukosa 6 fosfat menjadi glukosa 1,6 bifosfat. Keudian
ketika sudah dihasilkan piruvat, sepanjangn perjalanan dihasilkan molekul berenergi tinggi
mulai dari NADH, ATP. NADH nilainya sama dengan 2 ,5 ATP, total 9 ATP yang
dihasilkan tetapi karena hutang 2 ATP di awal maka netto energi yang dihasilkan dari
glikolisis hanya 7 ATP.

 Hubungan piruvat dehidrogenase kompleks

Piruvat pada dehidrogenase kompleks ini adalah oksidasi piruvat menjadi asetil CoA,
ketika sudah berubah menjadi asetil CoA maka akan masuk ke siklus kreb. Piruvat dikenal
sebagai metabolit intermediet jadi bisa terlibat dalam jaur metabolisme yang lain misalnya
diubah menjadi asam amino, perubahan dari laktat, kemudian terlibat dalam siklus kreb dsb.

 Enzim PDH kompleks


Multi-enzim kompleks
 3 enzim
 5 Ko-enzim
Enzim piruvat dehidrogenase kompleks merupakan multi enzim kompleks yang terdri
dari tiga enzim dan lima koenzim. Misalnya E1, cofaktornya adalah thiamin fosfat, E2
cofaktorya ada lipoic acid, E3 cofaktornya ada FAD dan NAD+.

 Oksidasi asam piruvat


Pada saat oksidasi asam piruvat, yang terjadi pada mitokondria, akan terjadi oksidasi
1 mol piruvat menjadi 1 mol asetil CoA menghasilkan 2,5 mol ATP (1 NADH). Reaksinya
memerlukan TPP (Tiamin Piro Phosphat), dan akan dikatalisis oleh enzim kompleks piruvat
dehidrogenase yang memerlukan koenzim CoA (koenzim A) yang berasal dari asam
pantotenat (Vitamin B). Hal ini bisa terjaidi pada orang-orang yang mengkonsumsi alkohol
sehingga terjadi defisiensi thiamin atau penumpukan piruvat menyebabkan asidosis laktat dan
piruvat.
Di dalam proses menghasilkan energi, tidak hanya karbohidrat yag bisa digunakan
sebagai sumber energi tetapi lipid, dan protein juga bisa dijadikan sebagai sumber energi.
Agar bisa menjadi energi, lipid da protein harus diubah menjadi asetil CoA,sehingga bisa
masuk ke siklus kreb. Jika sudah bisa masu ke siklus kreb maka selanjutnya akan masuk ke
fosfolirasi oksidatif atau rantai respiratif.
Slide 34-50
 Fungsi TCA Cycle (siklus krebs), yaitu:
a. Oksidasi asetil KoA menjadi CO2, H2O dan energi (1 asetil KoA menghasilkan 10 mol
ATP karena glikolisis dihasilkan 2 molekul piruvat yang akan menghasilkan 2 molekul
asetil KoA)
b. Anggota TCA cycle bersifat amfibolik yang artinya dapat dioksidasi lebih lanjut atau
disintesis menjadi senyawa lain
 Integrasi metabolisme (hubungan antarmetabolisme dalam tubuh): metabolisme gula
(berwarna kuning)

Gambar 1 Hubungan antarmetabolisme

 Jumlah energi yang terbentuk:


Oksidasi 1 mol asetil KoA lewat TCA cycle akan menghasilkan:
1. 3 mol (NADH + H+) akan masuk ke rantai respirasi menghasilkan 3x2,5 mol ATP =
7,5 mol AP
2. 1 mol FADH2 yang akan masuk ke rantai respirasi menghasilkan 1,5 mol ATP
3. Enzim suksinat thiokinase menghasil 1 mol ATP (atau GTP)
Jadi totalnya 10 mol ATP
 Metabolisme glukosa (bahan-bahan dari siklus krebs yang keluar dari mitokondria akan
menghasilkan asetil KoA yang akan diproses menjadi asam lemak digunakan oleh pelari
sprint)
Gambar 2 Hubungan siklus krebs dengan sintesis asam lemak dari metabolisme glukosa
 Rantai respirasi (makanan yang mengandung lemak, karbohidrat dan protein akan diproses
dan menghasilkan asetil KoA yang akan masuk dalam siklus krebs dan masuk ke rantai
respirasi).

Gambar 3 Pengaktifan rantai respirasi yang diperoleh dari makanan


- Berlangsung dalam sel tepatnya di mitokondria karena mengandung jalur yang banyak
menghasilkan energi (seperti siklus asam sitrat dan oksidasi beta asam lemak yang akan
menjadi asetil KoA yang keduanya akan masuk ke siklus asam sitrat) serta sebagai
tempat berlangsungnya rantai respirasi (pabrik ATP dengan bantuan enzim ATPsintase)
- Merupakan serangkaian katalisator dalam mitokondria untuk transport H+ dan e- untuk
akhirnya direaksikan dengan O2 membentuk H2O
- Akan terjadi 3 hal:
a. Transport H+ dan e- sebagai rangkaian proses oksidasi
b. Pembentukan ATP melalui proses fosforilasi oksidatif (terjadi pada intermembrane
space)
c. Pemakaian O2
- Jumlah ATP yang terbentuk:
a. Lewat dehidrogenase NAD: ratio P:O = 2,5:1
b. Lewat dehidrogenase FAD tanpa lewat NAD: ratio P:O = 1,5:1
 Metabolisme Otot
- Jalur energi mana yang lebih baik? Jika berjalan secara aerobic, tidak terjadi kelelahan
tapi tidak bisa bekerja dengan intensitas yang kuat dan cepat. Contohnya pelari
marathon.
- Peningkatan panjang lintasan lari cepat awalnya menggunakan metabolisme aerobik
(ATP-PCr) namun akan berganti menjadi metabolisme anaerobik (glikolisis) seiring
pertambahan lintasan dan semakin mengarah ke proses aerobik (oksidatif).

Gambar 4 Sistem yang dipakai pada pelari sesuai jenis lari dan jarak lintasan lari
 Debit oksigen yang digunakan harus segera diganti setelah dipakai. Debit oksigen
merupakan jumlah oksigen yang harus diambil saat istirahat (restock)
 Kontraksi otot
- Pada otot akan terjadi proses perubahan energi kimiawi menjadi energi mekanik
- Seiring pertambahan usia, massa otot akan mengalami perubahan

Gambar 5 Massa otot sesuai usia


- Perubahan yang efektif pada energi tergantung pada jenis aktifitas, durasi dan intensitas
durasinya, proses dalam otot membutuhkan sistem saraf yang baik, jumlah energi yang
konstan dari ATP dan kreatinin fosfat serta jalur untuk kembali ke kondisi sebelumnya
(proses relaksasi untuk kontraksi selanjutnya).
Slide 51-67
Otot di dalam tubuh manusia terdiri dari 3 tipe yaitu:
1. Otot skeletal
Otot skeletal atau otot lurik adalah otot striated yang voluntary dan memiliki garis-
garis dan otot ini pung bekerja secara sadar contohnya seperti kita mengerakkan
tangan dan mengerakkan bibir
2. Otot jantung
Otot jangtung adalah otot striated yang involuntary yang bekerja secara tidak sadar
dan tidak dapat untuk dikendalikan
3. Otot polos
Mengapa dinamakan otot polos karena nonstriated karena tidak ada otot luriknya
sehingga ototnya bersifat polos dan involuntary dan bekerja secara tidak sadar
contohnya seperti usus

 Gambar struktur dari otot voluntary

 Gambar struktur myofibril dan sarkomer

Sarkomer adalah unit fungsional dasar otot


filament tipis = F-aktin
filament tebak = ikatan myosin

Filament tebal dapat mengandung miosin sedangkan filament yang tipis dapat mengandung
aktin tropomyosin dan troponin kemudian ini adalah gambaran otot ketika relaksasi.

Jadi unit fungsional pergerakkan atau sarkomer bisa melebar atau memendek, kalau melebar
itu sedang relakasi dan kalau memendek sedang kontraksi.
Organisasi protein kontraktl dalam otot
Filament tebal Terdiri dari ratusan myosin kontraktil yang panjang dan
tersusun dalam kompleks yang berjajar berdampingan
Filament tpisis Terdiri dari susunan linier ratusan globular, monomer aktin
dalam heliks ganda. Pengaturan filament.
Sarkomer Unit aktivitas kontraktil terutama terdiri dari aktin dan
myosin dan memanjang dari garis z ke garis z dalam
miofibril
Myofibril End to end array dari sarkomer yang identik
Myofiber Sebuah sel otot berinti tunggal yang mengandung semua
organel sel biasa ditambah banyak myofibril
Muscle Susunan serat otot yang terorganisir

Komposisi sarkomer

 Working unit bordered b two z-lines/disc


 Z line- actinin + desmin
 Thin filament – helical actin
Molecules + tropomyosin + troponin
 Thick filament – myosin II molecules
+ MBP (myosin binding proteins)
 Other proteins: titin, distrophin
 Representasi dari skema filament tipis
1. Aktin
 Tropomyosin
 Troponin

Diagram of a myosin molecule


Myosin memiliki kepala dan ekor.Ekor dari myosin ini bisa dipotong oleh tripsin
Sedangkan yang di bagian leher bisa di potong oleh papain.Myosin adalah suatu motor
ptotein ang membutuhkan aktin

 Thick filament ins muscle composed of myosin bundles

Filament tebal pada otot mengandung bundel-bundel pada myosin


Slide 68-84

Gambaran dari siklus ATP yang melibatkan aktin dan myosin,


1. Awalnya myosin berikatan dengan ATP ketika hidrolisis maka ATP akan melepaskan
1 Pi-nya (fosfat) menjadi ADP
2. ADP yang terlepas dari 1 Pi (fospat) akan mampu mengikat aktin yang selanjutnya
mengakibatkan terjadi kontraksi otot yaitu ikatan antara Aktin-myosin dan juga ADP-
Pi
3. ADP-Pi kemudian terlepas yang hanya menyisakan Aktin-Myosin yang
mengakibatkan terjadinya relaksasi
4. Ketika terdapat penambahan ATP yang bergabung menjadi ikatan Actin-Myosin-ATP
akan mengakibatkan Actin terlepas
5. Terlepasnya Actin tadi menyisakan ikatan ATP-Myosin kembali dan akan terjadi
kembali secara terus menerus menjadi sebuah siklus

Tahapan-tahapan proses kontraksi-relaksasi otot


1. Fase Relaksasi : yaitu kepala S-1 pada myosin akan menghidrolisis ATP sehingga
ATP akan melepaskan 1 Pi ( ATP -> ADP+ Pi) yang selanjutnya membentuk suatu
kompleks yang terdiri dari ADP-Pi-Myosin. Proses ini memerlukan banyak energi
yang sangat banyak sehingga menstimulus banyaknya energi
2. Stimulus Kontraksi : ketika kontraksi otot distimulasi (melalui proses proses yang
melibatkan Ca2+, troponin, tropomiosin, dan aktin) aktin dapat ditangkap oleh
Myosin (S-1) mengikatnya dan membentuk kompleks Aktin-Myosin-ADP-Pi
3. Power Stroke : Pembentukan kompleks pada tahap 2 akan mendorong pembebasab Pi,
yang memicu terjadinya power stroke. Hal ini mengakibatkan perubahan posisi kepala
myosin terhadap ekornya (awalnya 90 derajat menjadi 40 derajat)
4. Binding ATP : ATP lain dari sitoplasma akan mengikat kepala Myosin (S-1), dan
membentuk kompleks Aktin-Myosin-ATP.
5. Pelepasan Aktin : yaitu proses relaksasi terjadi, Myosin-ATP memiliki ikatan yang
lemah terhadap aktin sehingga aktin dapat terlepas.

Jembatan yang terbentuk antara filamen tebal dan filamen tipis (Power Stroke)

Tahapan
1. ATP mengikat kepala miosin: biding site aktin terbuka: kepala miosin melepaskan
aktin
2. penutupan active site diikuti oleh hidrolisis ATP menyebabkan memiringkan kepala
miosin
3. lemahnya pengikatan kepala miosin ke aktin
4. Pelepasan Pi menghasilkan pengikatan kuat kepala miosin ke aktin
5. Power stroke
6. ADP Release

Gambaran Filamen tebal dan filamen tipis : Pada gambar ini terlihat Ketika Ca2+ di
release ke sitoplasma dari RE, Ca2+ akan mengikat troponin sehingga troponin akan bergerak
memberikan ruang bagi aktin untuk dapat menempel dengan Myosin.
Jika kontraksi telah selesai maka Ca2+ akan ditarik kembali ke RE, dan akan kembali
menghalangi myosin dan actin saling berikatan pada fase relaksasi

Stukture Myofibril

Myofibril adalah satu sel otot, yang terdiri dari beberapa sarkomer. Tubulus T adalah
lekukan-lekukan yang terbentuk dari membran plasma. Retikulum Sarkoplasma yang
mengeluarkan Ca2+. rangsangan saraf akan menyebabkan lepasnya Ca2+ daei RE ke
sitoplasma. Ca2+ akan mengikat troponin c dan menyebabkan troponin/ tropomyosin
kompleks bergeser dari aktin dan mengakibatkan terjadinya binding sites actin dan
myosin terbuka. Myosin selanjutnya akan berikatan drngan aktin yang disebut sebagai
kontraksi otot.
Sehingga singkatnya : Saraf berjalan (nerve impulse) -> Pelepasan Ca2+ ->
Kontraksi -> Ca2+ dipompa kembali masuk ke Sarkoplasma

Rangkaian kejadian dalam kontraksi dan relaksasi otot rangka

Penyakit Duschenne muscular distrophy (X-Linked recessive ingeritance)


1) jalan tidak normal
2) lutut meninjol
3) Otot melemah
4) Postur tubuh tidak normal, punggung terdorong kedepan
5) jalan jinjit (food drop)
6) Keseimbangan terganggu
7) Badan kurus

Malignant Hyperthermia
Suatu kondisi penyakit akibat Mutasi pada gen RYR 1 (Cys for Arg 615 ) sehingga
mengakibatkan:
- Ca2+ sulit untuk lewat
- Chanel mudah terbuka, sehingga Ca2+ mudah dilepaskan ke sitoplasma dan sitoplasma
banjir oleh Ca2+ , sehingga kontraksi terjadi terus menerus hingga otot kaku
- Ca2+ yang tinggi menstimulasi pemecakan glycogen, glycilysis dan metabolisme
aerobik (terjadi terus menerus)

Beberapa Protein Penting Lain di Otot


Slide 85-101
 Kelainan Pergerakan Otot
Pergerakan otot ada kaitannya dengan bagian membran sel, membran sel yang akan
menerima respon dari sel saraf, tetapi ada kelainan tertentu yang menyebabkan proses
pergerakan otot bisa terganggu salah satunya
1. Duschene Muscular Distrophy
Gangguan pada distrophyn maka protein yang menghubungkan antara filamen
tipis dengan sarkolemma jadi tidak ada sehingga bisa menyebabkan kelainan yang
sangat fatal, contohnya terjadi pada anak kecil semakin lama pertumbuhannya itu
terlihat tidak normal dari postur tubuhnya, perkembangan ototnya, dan kekuatan
ototnya mengalami ketidaknormal (seperti otot punggung melengkung, berjalan
menggunakan ujung kakinya).
Duschene muscular distrophy biasanya karena ada delesi atau mutasi dari
struktur yang menyusun distrophyn, dan terjadi pada kromoson X, jika gen
mengalami mutasi maka terjadi perubahan saat dibentuk mRNA untuk distrophyn
menyebabkan distrophyn yang dihasilkan pada saat sintesis protein akan rendah
kadarnya sehingga kontraksi atau relaksasi otot akan terpengaruh, semakin banyak
bagian distrophyn yang rusak atau tidak dihasilkan maka kelemahan otot akan
semakin parah. Otot-otot yang cukup berbahaya adalah otot jantung dan otot
pernafasan (sehingga bisa menyebabkan kematin).

2. Malignat Hypertemia
Ada mutasi di RYR1 gen ( gen yang mencetak chanel protein untuk kalsium)
menyebabkan protein yang jadi chanel kalsium tidak normal sehingga pintu ion kalsium
channel itu jadi gampang terbuka dan terbuka terus menerus menyebabkan kalsium
membanjiri sitoplasma, jika terjadi peningkatan kalsium yang terus menerus makan akan
terjadi kontraksi otot yang berlanjut dan terjadi kekakuan otot, serta menstimulus
pemecah glikogen, glikolisis dan metabolisme aerobik yang terus menerus juga sehingga
terjadi produksi yang berlebihan (memicu panas/demam).
 Protein-Protein yang Terlibat Dalam Kontraksi Otot
Protein Location Function
Titin Berada pada garis z dan garis M. Protein yang cukup besar dan penting
untuk relaksasi pada otot.
Nebulin Pada garis Z sepanjang filamen Mengatur pelekatan dan panjang dari
aktin. filamin aktin.
a-aktinin Mengikat aktin pada garis Z Menstabilkan filamen aktin.

Desmin Sepanjang filamen aktin. Menghubungkan ke plasma membrane.


Distrophyn Terikat pada aktin dan Defesiensi Duschene muscular
plasmalemma. dystrophy.
Calcineurin Sitoplasma. A-calmodulin (meregulasi protein
phosphatase).
Myosin Tersebar pada garis A disarkomer. Berikatan antar miosin dan titin untuk
Binding mengatur integritas dari sarkomer.
Protein C

 Perbedaan Otot Skeletal, Otot Jantung, dan Otot Polos

 Tipe Ion Channel Pada Sel Otot


Didalam sel otot terdapat beberapa tipe ion chanel, yaitu:
1. External ligand-gated
Ion channel yang memberika respon terhadap molekul extracelluler yang
spesifik contohnya asetil kolin.
2. Internal ligand-gated
Ion channel yang terbuka atau menutup untuk merespon terhadap molekul
intracelluler misalnya siklik nukleotida.
3. Voltage-gated
Ion channel yang merespon perubahan membran potensial karena adanya
natrium, kalium, kalsium pada channel di jantung.
4. Mechanically-gated
Ion channel yang merespon perubahan tekanan.
 Penyakit Mutasi Yang Mengkode Ion Channel
1. Central Core Disease (MIM 1170OO) : Kelainan pada gen yang mengkode ion
channel kalsium Pada otot skeletal.
2. Cystic Fibrosis (MIM 2197OO) : Mutasi pada ion channel klorida di paru-paru,
dan pancreas.
3. Hyperkalemic Periodic Paralysis (MIM 170500) : Gangguan pada sodium
channel di otot skeletal.
4. Hyperkalemic Periodic Paralysis (MIM 1142O8) : Kekurangan voltage channel
kalsium karena ada kelainan pada ion channel kalsium pada otot skeletal.
5. Malignant Hyperthermia (MIM 180901) : Kelainan pada RIR1 pada otot skeletal.
6. Myotonia Congenita (MIM 1608OO) : Kelainan ion channel klorida lada otot
skeletal.
 Cardiomyopathie
Ada kondisi-kondisi cardiomyopathie (kerusakan otot jantung) karena
penyakit genetik secara biokimiwa, yaitu :
1. Kesulitan atau kelainan pada persalinan karena ada oksidasi asam kemak
disebabkan karena karnitin masuk kedalam sel dan mitokondria.
2. Gangguan pada saat oksidatif fosforilasi pada mitokondria yang disebabkan
gangguan gen pada protein yang mengkode gen-gen mitokondria.
3. Gangguan pada kontraktilitas otot jantung disebabkan karena adanya gen yang
mengalami kelainan untuk gen yang mencetak miosin,troponin, dan tropomyosin.

Contoh penyakit gangguan pada otot jantung yang disebabkan karena penyakit
genetik (otot jantungnya mengalami hipertrophy);
- Mutasi missense
Pada rantai miosin yang oanjang (B-miosin heavy chain) pada
kromoson 14 menyebabkan rantai miosin yang terbentuk mengalami mutasi
sehingga miofibril mengalami kelainan dan terjadi pada otot jantung, sehingga
jantung akan berusaha bekerja keras membuat otot jantung mengalami
hipertrophy baik pada ventrikel kiri dan kanan dan lama-lama bisa terjadi
cardiomegaly (menimbulkan gejala klinis yang bisa berakibat kematian).

 Regulasi Otot Polos


- Calsium pada otot polis akan berikatan dengan calmodulin.
- kalsium calmodulin akan mengaktifkan miosin kinase.
- miosin bisa berikatan dengan aktin.
- kemudian enzim fosfatase akan mengakibatkan terjadi pengeluaran h2po4 maka
akan terjadi relaksasi.
Interaksi spontan pada otot polos dan otot sketal

Interaksi keterlibatan sel endotel untuk pembentukan nitrot oxide (bahan


oksidatif/berbahaya bagi sel namun dalam hal tertentu dibutuhkan).
- Asetilkolin berperan sebagai neurontransmitter yang akan ditangkap oleh reseptor sel
endotel.
- sehingga akan menyebabkan pelepsan kalsium, kalsium meningkat mengaktifkan
enzim nitrit dan megubah arginin menjadi nitrit oxide dan citrulline.
- nitrit oxide dan citrulline bisa mengaktifkan enzim guanylyl cyclase yang mengubah
GTP menjadi cGMP.
- cGMP akan mengaktifkan cGMP protein kinase yang bisa menyebabkan relaksasi
pada otot polos.

 Fisiologi Dan Patologi Yang Terlibat Pada Nitric Oxide


1. Vasodilator, penting untuk regulasi tekanan darah pada otot jantung.
2. Terlibat pada ereksi penis digunakan dalam bentuk obat viagra yang menyebabkan
hambatan siklik cgmp phosphodiesterase.
3. Neurontransmitter diotak dan sistem nervus peripheral.
4. Berpotensi cukup lama.
5. Berperan sebagai neurontoxicity.
6. Kada rendah dari no terlibat pada pylorospasm di fantile hypertrophic pyloric
stenosis.
7. Peran pada relaksasi otot skeletal
8. Berkontribusi pada sistem imum
9. Menghambat adesi, aktivasi, dan aggregation dari platelets.

 Karakteristik Tipe I Dan Tipe II Fibers Pada Otot Skeletal


Type I Type II
Slow Twitch Fast Twitch
Myosin ATPase Low High
Energi utilization Low High
Mitokondria Many Few
Color Red White
Myoglobin Yes No
Contraction rate Slow Fast
Duration Prolonged Short
 Fungsi Lain Dari Aktin Dan Miosin
1. Aktin itu adalah salah satu dari 3 tipe polimer dari sitoskeleton.
2. Fungsi dari sitoskeleton baik pda otot dan skeleton dari sel untuk pergerakan sel
(seluruh organisme maupun antar sel).
3. Polimer lain dari mikrotubulus dan intermediate filaments.
4. Aktin bisa mengikat miosin membentuk actomyosin fibers, menyebabkan
kontraksi otot
5. Myosin sebagai ATP hydrolyzing, atau sebagai motor penggerak actin.
Slide 102-117
Polymerization Actin yang menyebabkan perkaratan
Amubah, dengan adanya kontraksi actin yang ada pada organisme suatu sel bisa
menyebabka amubah pada sel tersebut berpidah posisi, microtubule - microtubule yang
terlibat pada proses pembelahan sel yaitu: Miosin filament dan Actin filament.

Struktur dari microtubule;


filament yang paling besar, dan terdapat ujung positie dan ujun negetif dan juga
mengandung Microtubule associated proteins (MAPs), yang bisa melekatkan microtubule
hingga berbentuk seperti sedotan, jadi awalnya microtubule ini sedikit dari dimers-dimers
membenuk oligomers hingga akhirnya dapat membentuk microtubule yang complex seperti
pada gambar di atas.
Potongan melintang axoneme tersusun dari 9+2 microtubule, 2 central microtubule
dan 9 outer doublet microtubule. Berikut gambar yang memperlihatkan protein-protein yang
menyusun struktur axoneme sehingga bisa bergerak.
Gambar model cilia dan
flagella.
Pergerakan dari dynein
sepanjang microtubule
menghasilkan cilia dan
flagella

Dimer Kinesin.
Merupakan motor pengerak
biasanya berada pada organel
dan ruang-ruang vesicle di
dalam sel yang berfungsi
untuk mengerakan pada saat
proses mitosis dan pergerakan
kromosom

Exercise dan Otot


Kontraksi otot terdiri dari dua
bagian yaitu Isotonic dan
Isometric Contractions
- Isotonic
Terjadi ketika otot bergerak memendek menyebabkan perpindahan contohnya berlari,
berenang, dan melompat
- Isomertic
Terjadi ketika tekanan otot menambah tanpa adanya pemendakan jadi kontraksi jenis
ini terjadi kalau kita berusaha memindahkan sesuatu yang tidak bisa pindah
contohnya melakukan gerakan yoga dan mendorong dinding.
Aerobic Exercise
Merupakan Exercise yang membutuhkan ketahanan dari system cardiovascular kita
biasanya jenis-jenis exercise yang bersifat aerobic sehingga kita bisa bernafas secara exercise
misalnya senam aerobic, jogging, bersepeda dan DLL, disini nanti terjadi penambahan suplay
darah ke otot, mitokondria dan menambah jumlah oksigen. Keuntungan dari jenis exercise
aerobic ini yaitu melatih ketahana terhadap kelelahan, membuat fungsi jantung dan paru-paru
akan lebih baik, meningkatkan system pencernaan, meningkatkan kepadatan tulang,
mengurangi resiko gangguan metabolic, serta meningkatkan fungsi imun.

Resistance exercise
Adalah latihan-latihan yang ada bebannya, jadi dia berfokus pada kontraksi isomertic dan
memaksa otot untuk berkontraksi dan melakukan atau di kasih stressor sebesar-besarnya
misalnya pushups, situps, angkat beban, dan melakukan gerakan yoga. Jadi jenis exercise
resistance ini akan meningkatkan jumlah fibers actin dan myosin, sehingga otot akan
membesa. Keuntungannya
- kekuatan otot akan lebih besar
- masa otot lebih besar sehingga metabolisme lebih banyak
- dan meningkatkan kepadatan tulang
Slide 118-133

EXERCISE & OTOT:


Kontraksi terdapat menjadi 2 yaitu kontraksi isotonik dan kontraksi isometrik:
1. Kontraksi isotonik terjadi setiap kali otot-otot bergerak memendek, menyebabkan
gerakan atau perpindahan. (misalnya angkat berat, lari, berenang, lompat, dll)
2. Kontraksi isometrik terjadi setiap kali ketegangan otot meningkat tanpa benar-benar
memendek. Ini terjadi ketika seseorang mencoba untuk memindahkan objek yang tidak
bergerak. (misalnya mendorong ke dinding, banyak latihan yoga, dll)

Aerobik exercise
Merupakan exercise yang membutuhkan ketahanan dari sistem kardiovaskular.
Contonya seperti: jogging, bersepeda, dan senam aerobik. yang bisa menambah suplai darah
pada otot, mitokondria, dan menambah jumlah oksigen.
Manfaat exercise aerobik:
1. Melatih ketahanan terhadap kelelahan
2. Fungsi jantung dan paru-paru akan lebih baik
3. Meningkatkan sistem pencernaan
4. Meningkatkan kepadatan tulang
5. Mengurangi resiko gangguan metabolisme
6. Meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh

Resistance exercise
Merupakan exercise yang memiliki beban, berfokus pada kontraksi isometrik yang
memaksa otot untuk berkontraksi dengan kekuatan sebanyak mungkin. Contohnya seperti:
push up, sit up, angkat beban, dan melakukan yoga.
Jenis resistance exercise akan meningkatkan jumlah fiber aktin dan myosin sehingga otot
menjadi besar.
Manfaat resistance exercise:
1. Kekuatan otot menjadi besar
2. Massa otot menjadi besar = metablosime menjadi lebih banyak
3. Menigkatan kepadatan tulang

Jenis-jenis exercise yang di rekomendasikan oleh CDC, untuk orang dewasa sehat usia
18-65 tahun.
EXERCISE & MUSCLES
Muscle tone and muscle wasting
Otot akan memburuk massanya jika tidak digunakan, orang yang bed rest lama akan
menyebabkan otot menjadi atrofi:
1. Kehilangan 5-10% massa otot per minggu setelah bed rest
2. Kehilangan 20% kekuatan otot dalam satu minggu setelah bed rest
3. Kekuatan akan kurang sampai 30% dari kekuatan asli setelah 6 minggu istirahat di
tempat tidur.

Tubuh akan memepertahankan kekuatan otot dengan cara stimulasi dan


mengontraksikan sebagian otot di seluruh tubuh yang harus dilatih dengan latihan-latihan.
Selain itu terdapat simulasi menggunakan bahan-bahan elektrik yang dapat membantu
mencegah atrofi otot pada pasien setelah mengalami stroke, cedera, atau operasi besar.

ENERGI SEL JANTUNG


Sel jantung mengandung banyak mitokondria, yang memungkinkan respirasi aerobik
terus menerus dan produksi adenosin trifosfat (ATP) untuk fungsi jantung.

SPECIFITY OF CARDIAC METABOLISM


Fungsi miokard tergantung pada keseimbangan yang baik antara pekerjaan yang
harus dilakukan jantung untuk memenuhi kebutuhan tubuh & energi yang mampu
mensintesis dan mentransfer dalam bentuk ikatan fosfat yang kaya energi untuk
mempertahankan kopling eksitasi-kontraksi. Untuk mendukung tingkat kekuatan jantung
yang tinggi, metabolisme dirancang untuk menghasilkan sejumlah besar ATP.
1. Otot jantung adalah jaringan yang sangat oksidatif.
2. Respirasi mitokondria menghasilkan lebih dari 90% energi.
a. Mitokondria menempati 30% ruang kardiomiosit.
b. >95% pembentukan ATP berasal dari fosforilasi oksidatif di mitokondria.
c. 60-70% hidrolisis ATP digunakan untuk kontraksi otot jantung, sedangkan 30 - 40%
untuk retikulum sarkoplasma (SR) Ca2+-ATPase dan pompa ion lainnya.

Gambaran jalur metabolisme otot jantung

Otot jantung menggunakan sumber energi dari glukosa, glikolisis kemudian citric acid
cycle, dan rantai respirasi untuk diubah menjadi energi. Selain glukosa otot jantung juga bisa
menggunakan acetyl-CoA yang berasal dari asam lemak bebas yang akan di ubah jadi
acetyl-CoA untuk dimasukkan ke siklus krebs.

METABOLISME KARBOHIDRAT
1. Substrat glikolitik berasal dari glukosa eksogen dan simpanan glikogen.
2. Kumpulan glikogen di jantung relatif kecil (30 mol/g berat basah dibandingkan
dengan 150 mol/g berat basah di otot rangka).
3. Transpor glukosa ke dalam kardiomiosit diatur oleh gradien glukosa transmembran
dan kandungan transporter glukosa dalam sarkolema GLUT-4 (lebih rendah
GLUT-1).
4. Insulin stimulasi, peningkatan permintaan kerja, atau iskemia meningkatkan
transpor glukosa dan kecepatan ambilan glukosa.
5. Jalur glikolitik mengubah glukosa 6-fosfat dan NAD+ menjadi piruvat dan
NADH+H+, menghasilkan 2 ATP untuk setiap molekul glukosa.
6. Piruvat dan NADH+H+ dikirim ke matriks mitokondria untuk menghasilkan CO2
dan NAD+ - glikolisis oksidatif aerobik lengkap.
7.

JARINGAN OTOT JANTUNG


1. Otot jantung memompa terus menerus sepanjang hidup dan disesuaikan agar sangat
tahan terhadap kelelahan.
2. Kardiomiosit mengandung sejumlah besar mitokondria, pembangkit tenaga sel,
memungkinkan respirasi aerobik terus menerus dan produksi ATP yang diperlukan
untuk kontraksi otot mekanis.
3. Jaringan otot jantung memiliki salah satu kebutuhan energi tertinggi dalam tubuh
manusia (bersama dengan otak) dan memiliki tingkat mitokondria yang tinggi dan suplai
darah yang konstan, kaya, untuk mendukung aktivitas metabolismenya.

Metabolisme Aerobik
1. Martabisme aerobik penting bagi fungsi metabolisme yang ada dijantung.
2. Oksigen dibutuhkan agar tidak terjadi infraction pada mitokondria.
3. Cabang-cabang sirkulasi koroner yang berasal dari aorta setelah meninggalkan jantung,
dan mensuplai jantung dengan nutrisi dan oksigen.
4. sel otot jantung mengandung mitokondria yang lebih banyak daripada sel yang lain
karena harus menghasilkan ATP yang selalu banyak.
5. Pada otot jantung 60% energinya didapatkan dari lemak (asam lemak dan triglucerides),
35% dari karbohidran, dan 5% dari asam amino dan keton yang berasal dari protein.
6. Proporsi tersebut bisa bervariasi tergantung makanan kita. Jika dalam kondisi malnutrisi,
tidak akan menyebabkan kematian secara langsung karena tubuh akan memanfaatkan
glukogenesis untuk menghasilkan glukosa
7. Otot jantung banyak mengandung myoglobin
8. Myoglobin berfungsi untuk mentrasfer oksigen dari darah ke sel serta menyimpan
oksigen
Metabolisme Anaerobik
1. Ketika proses anaerobik itu terjadi dalam kondisi kekurangan oksigen maka akan
dihasilkan laktat.
2. Pada kecepatan metabolisme normal hanya 1% energi yang bisa didapatkan dari laktat,
10% jika kondisi hypoxic.
3. Pada kondisi hypoxic yang berat dapat menyebabkan ketidakcukupan energi sehingga
terbentuk laktat yang cukup banyak dan bisa menyebabkan kontraksi berlebihan pada sel
otot jantung sehingga bisa berakibat gagal jantung.
4. Pada metabolisme anaerobik, laktat yang akan dihasilkan pada jantung dan menyebabkan
hanya mampu menyokong sedikit energi hanya sekita 2ATP, oleh karena itu jantung
mempunya myoglobin yang cukup banyak supaya mempunyai simpanan oksigen yang
cukup banyak.

Anda mungkin juga menyukai