SUMATERA SELATAN
Disusun oleh :
SMAN 1 CIRUAS
JAKARTA
2022
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................................1
C. Tujuan Penelitian............................................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................2
1. Sejarah Bebie sebagai Kearifan Lokal.............................................................................................2
2. Nilai Kearifan Lokal yang Terkandung dalam Tradisi Bebie...........................................................2
3. Upaya Mempertahankan Tradisi Bebie..........................................................................................3
BAB III..........................................................................................................................................................4
PENUTUP.....................................................................................................................................................4
1. Kesimpulan......................................................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................................5
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kearifan lokal memiliki hubungan yang erat dengan budaya tradisional suatu tempat
karena memiliki berbagai sudut pandang dan peraturan yang memungkinkan individu untuk
memiliki suara yang lebih besar dalam menentukan tindakan seperti perilaku masyarakat sehari-
hari. Pada umumnya etika dan nilai moral yang melekat pada kearifan lokal diajarkan secara
turun temurun dan diturunkan melalui sastra lisan.
Semas, sehat mandiri agamis dan sejahtera merupakan motto bagi Kabupaten Muara
Enim. Kabupaten yang kaya akan sumber daya alam berupa migas dan batubara ini berlokasi
sekitar 175 km dari ibukota Sumatera Selatan, Palembang. Selain memiliki sumber daya alam
yang harus dijaga dan dipergunakan untuk kepentingan bersama, Muara Enim juga mempunyai
kekayaan tradisi yang dipertahankan secara turun temurun. Salah satu tradisi tersebut
adalah Bebie.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada fokus penelitian diatas, maka penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah Bebie secara umum dan keadaan nyata kesenian Bebie di Sumatera
Selatan?
2. Apa sajakah nilai dan norma kearifan lokal yang terkandung pada kesenian Bebie?
3. Upaya apa yang dilakukan untuk mempertahankan kesenian Bebie di Sumatera Selatan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Sejarah Bebie sebagai Kearifan Lokal
Kearifan lokal juga berperan untuk mengantisipasi ancaman dan hambatan dari luar yang
bisa mengubah tatanan nilai yang dianut oleh suatu komunitas. Makna kearifan adalah
pengetahuan, artinya pengetahuan dan kebijaksanaan. Kebijaksanaan sendiri diartikan sebagai
sesuatu yang perlu dikomunikasikan sebagai pengetahuan atau intelek. Selain itu, lokal adalah
tempat yang berbeda dari tempat lain, akan berbeda kearifan atau kebijakan setiap tempat sesuai
adat yang berlaku di masyarakat setempat.
Kearifan lokal yang terkandung di suatu daerah pada umumnya menyimpang dari nilai-
nilai sosial asli yang dilestarikan dalam gerak budaya dan konteks geografis dan budayanya.
Dengan kata lain, kearifan lokal mencerminkan karakter suatu komunitas, yang sekaligus
mencerminkan arah hidup atau visi komunitas tersebut. Sejak dahulu kala, orang Indonesia telah
diperkenalkan oleh nenek moyang akan budaya, adat istiadat dan tradisi unik di berbagai daerah
berbasis kearifan lokal. Khusus nya daerah pedesaan, ada banyak tradisi yang diwarisi secara
turun temurun dari nenek moyang dalam pembahsan ini tradisi Bebie dari Sumatera Selatan.
Bebie merupakan tradisi berbasis kearifan lokal yakni menanam dan memanen secara bersama-
sama oleh masyarakat di wilayah Muara Enim, Sumatera Selatan. Tujuan tradisi bebie dilakukan
agar proses memanen pada cepat selesai. Makna budaya adalah bentuk rasa syukur akan
keberhasilan panen.
2
upacara adat. Kedua tradisi tersebut membutuhkan gotong royong pada pelaksanaannya,
pelaksanaannya pada waktu yang telah ditentukan dari tahun ke tahun. Antusias masyarakat
untuk mengikuti kegiatan terlihat dari partisipasi masyarakat termasuk masyarakat yang sudah
pindah dari kampung, ketika kegiatan berlangsung mereka akan datang kembali ke kampung
untuk mengikuti serangkaian kegiatan.
3
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Indonesia merupakan negara yang mempunyai banyak sekali kebudayaan, yang terdiri
dari kumpulan kebudayaan yang ada di seluruh tanah air Indoesia yang berbentuk kebudayaan
lokal. Salah satu kebudayaan local yang harus terus di lestarikan adalah tradisi Bebie yang
mencerminkan gotong royong yang sangat kuat. Budaya asing terus masuk dengan tidak
terbendung ke Indonesia yang dapat mengikis ataupun melunturkan budaya lokal yang dimiliki
oleh bangsa Indonesia, untuk itu perlunya upaya-upaya penting terus dilakukan dalam
menanggulangi permasalahan tersebut sehingga budaya Indonesia dapat tetap eksis dalam
keasliannya walaupun diterpa arus globalisasi. Berbagai cara dapat dilakukan dalam
melestarikan budaya, namun yang palingpenting yang harus pertama dimiliki adalah
menumbuhkan kesadaran serta rasa memiliki akan budaya tersebut, sehingga dengan rasa
memiliki serta mencintai budaya sendiri, orang akan termotivasi untuk mempelajarinya sehingga
budaya akan tetap ada karena pewaris kebudayaannya akan tetap terus ada.
4
DAFTAR PUSTAKA
Liliweri. Alo, 2007, Makna Budaya dalam Komunikasi Antar Budaya, Yogyakarta, LkiS.
Ranjabar. Jacobus, 2006, Sistem Sosial Budaya Indonesia, Suatu Pengatar, Bandung, Ghalia Indonesia.
Yunus. Rasid, 2014, Nilai-Nilai Kearifan Lokal (Local Genius) Sebagai Penguat Karakter Bangsa, Studi
Empiris Tentang Hayula, Yogyakarta, Budi Utama.
http://iindramawan.blogspot.com/2013/03/upaya-melestarikan-budayabangsa.html
http://lorentfebrian.wordpress.com/perkembangan-budaya-di-indonesia/
https://www.academia.edu/5448812/Melestarikan_Budaya_Lokal_sebagai_Aset_Kekay a an_Nasional
http://www.academia.edu/3721187/makalah_isbd_kebudayaan