Studi Kasus Self Esteem Pada Remaja Yang Orang Tuanya Broken Home Di SMP Dharma Patra P. Brandan
Studi Kasus Self Esteem Pada Remaja Yang Orang Tuanya Broken Home Di SMP Dharma Patra P. Brandan
ABSTRAK
Harga diri (self-esteem) merupakan bagian penting yaitu salah satu masalah dalam
kehidupan yang dianggap paling berat adalah masalah yang terjadi dalam keluarga. Remaja ini
mempunyai harga diri yang tinggi karena akan bisa meningkatkan prestasi, memiliki kepuasan
terhadap aktifitas yang dilakukan, berani menghadapi tantangan dalam hidup. Kondisi ini,
menimbulkan dampak yang sangat besar bagi remaja yang dalam proses perkembangannya
merupakan saat-saat pembentukan karakter dan kepribadian, terutama untuk kehidupannya di masa
yang akan datang.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran studi
kasus self esteem pada remaja yang orang tuanya Broken home serta mengetahui faktor-faktor apa
saja yang mempengaruhi pencapaian studi kasus self esteem pada remaja yang orang tuanya broken
home.Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif berbentuk studi kasus.Subjek
yang digunakan dalam penelitian ini adalah remaja laki-laki berusia 14 tahun dan mengalami
broken home sebanyak satu orang.Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa subjek
memilikiRemaja yang memiliki harga diri tinggi merupakan sebagai perasaan yang positif terhadap
diri sendiri, termasuk cenderung lebih efektif, aktif dan asertif dalam menyesuaikan diri dengan
tuntutan lingkungan.Hal ini juga didukung oleh faktor-faktordari dalam diri dan dari luar diri subjek
yang mempengaruhi subjek untuk menjadi seorang yangmempunyai self esteem. Faktor-faktor dari
luar diri subjek antara lain hubungan sosial yang baik antara subjek dengan orangtua dan
lingkungan sekitarnya, mendapatkan dukungan yang positif dari orang-orang disekitarnya,
sedangkan faktor dari dalam diri subjek yaitu memiliki perasaan dicintai dan mampu untuk
mencintai orang lain, menjalin hubungan baru, dan mampu berempati.Subjek juga memiliki
keyakinan dan harapan yang besarakan kehidupannya di masa yang akan datang, sehingga mampu
bangkit dari kondisi sulit dan pengalaman emosional negatif yang dialaminya.
107
Jurnal Serunai Bimbingan dan Konseling
Vol 8, No. 2, Oktober 2019
e-ISSN 2655-223X
108
Jurnal Serunai Bimbingan dan Konseling
Vol 8, No. 2, Oktober 2019
e-ISSN 2655-223X
akan terjerumus apa yang dilakukan orang broken home perlu dibimbing yang benar -
tuanya. benar supaya anak tersebut tidak akan
melakukan apa yang sudah dilakukan salah
Mereka yang memiliki harga-diri (self- satu orang tuanya. Penulis berniat melakukan
esteem) rendah diduga memiliki sebuah penelitian yang berjudul “Studi Kasus
kecenderungan menjadi rentan terhadap Self Esteem Pada Anak Remaja Yang Orang
depresi, penggunaan narkoba, dan dekat Tuanya Broken Home Di SMP Dharma
dengan kekerasan. Harga-diri (self-esteem)yang Patra P.Brandan ”
tinggi membantu meningkatkan inisiatif,
resiliensi dan perasaan puas pada diri B.Identifikasi Masalah
seseorang. Seseorang dengan harga-diri (self- Bagaimanakah self esteem pada anak
esteem) tinggi dikatakan memiliki resiliensi remaja yang orang tuanya broken home di SMP
yang tinggi, yaitu memiliki kemampuan untuk Dharma Patra P.Brandan.
bangkit kembali, dengan cara mengatasi
tekanan yang dialami. Namun demikian, Alasan kenapa penelitian ini dilakukan
seseorang dengan harga-diri (self-esteem) Karena untuk mengetahui self esteem
tinggi bisa saja suatu saat mengalami pada anak remaja yang orang tuanya broken
kegagalan atau kekecewaan yang membuat home di SMP Dharma Patra P.Brandan
harga-diri (self-esteem) mereka menurun.
Kondisi inilah yang dikenal sebagai hargadiri 2. METODE PENELITIAN
(self-esteem) yang terancam. Pada kondisi
tersebut harga-diri (self-esteem) dapat 1. Lokasi
mengalami penurunan.Situasi dimana Penelitian ini dilaksanakandi SMP Dharma
seseorang berupaya untuk mempertahankan Patra Pangkalan Brandan yang berlokasi di Jln.
harga-diri (selfesteem) ini dikenal dengan self- Balikpapan, Puraka II, Pangkalan Brandan,
esteem maintenance. Mereka yang merasa Kec. Sei Lepan, Kab. Langkat. Pemilihan
hargadirinya (self-esteem) terancam, akan lokasi ini dikarenakan peneliti mendapat
memandang kesuksesan orang lain sebagai kemudahan dalam memasuki sekolah tersebut
sesuatu yang mengancam keberadaan atau sehingga dapat mempermudah peneliti dalam
keberhargaan diri mereka. Perasaan terancam memperoleh data. Dan sekolah ini belum
ini akan menimbulkan reaksi untuk pernah dilaksanakan penelitian yang sama
„menjatuhkan‟ orang lain,apakah dengan dengan permasalahan yang sedang dibicarakan
memandang rendah orang lain atau bahkan dalam penelitian ini.
dengan menggunakan kekerasan.
Yang dimaksud dengan latar penelitian
Harga diri yang orang tuanya broken adalah kondisi ilmiah tentang objek penelitian
home dengan Harga Diri yang yang orang baik di sekolah serta perangkat mampu letak
tuanya tidak broken home, pada saat iniuntuk geografisnya di SMP Dharma Patra P.Brandan
menentukan bagaimana perasaan mereka
tentang diri mereka. Mereka membutuhkan A. Jenis Penelitian
pengalaman eksternal yang positif misalnya, Suatu tujuan penelitian akan dapat
pujian dari teman dan orang orang disekeliling dicapai jika penelitian tersebut dilaksanakan
mereka untuk melawan perasaan negatif dan dengan menggunakan metode tertentu. Metode
pikiran yang terus-menerus mengganggu penelitian merupakan bagian yang sangat
mereka. Biasanya perasaan yang baik hanya penting dari sesuatu penelitian, baik kualitatif
bersifat sementara. maupun kuantitatif. Metode penelitian adalah
prosedur atau cara mengumpulkan dan
Berdasarkan uraian diatas, masalah self menganalisa data agar kesimpulan yang ditarik
esteem pada anak remaja yang orang tuanya memenuhi persyaratan berpikir induktif.
109
Jurnal Serunai Bimbingan dan Konseling
Vol 8, No. 2, Oktober 2019
e-ISSN 2655-223X
110
Jurnal Serunai Bimbingan dan Konseling
Vol 8, No. 2, Oktober 2019
e-ISSN 2655-223X
111
Jurnal Serunai Bimbingan dan Konseling
Vol 8, No. 2, Oktober 2019
e-ISSN 2655-223X
112
Jurnal Serunai Bimbingan dan Konseling
Vol 8, No. 2, Oktober 2019
e-ISSN 2655-223X
113
Jurnal Serunai Bimbingan dan Konseling
Vol 8, No. 2, Oktober 2019
e-ISSN 2655-223X
“saya tinggal bersama adik saya kak. Ini dapat dilihat dari kutipan:
Dan kami tinggal di rumah sewa kak. “saya kepingin orang tua saya seperti
(menunduk kepala kebawah).” dulu kak mengumpul bareng-bareng lagi. Tapi
(W102052017,B54-B56) sepertinya itu semuanya tidak bisa tejadi
terulang seperti itu lagi kak. (sambil menunduk
“tidak enak atau tidak nyaman kak kepala kebawah).” (W102052017,B178-B181)
kalau saya dan adik saya tinggal bersama “sedikit sih merasa minder kak. Tapi ya
bapak atau saudara.” sudahlah kak mau kayak mana lagi kak.”
(W102052017,B60-B61) (W102052017,B186-B187)
114
Jurnal Serunai Bimbingan dan Konseling
Vol 8, No. 2, Oktober 2019
e-ISSN 2655-223X
115
Jurnal Serunai Bimbingan dan Konseling
Vol 8, No. 2, Oktober 2019
e-ISSN 2655-223X
116