Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Komposisi dan Struktur
Tegakan Hutan Alam di Areal Kerja IUPHHK-HA PT Ratah Timber Kalimantan
Timur adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Sopyan Nurkarim
NIM E14120078
ABSTRAK
SOPYAN NUR KARIM. Komposisi dan Struktur Tegakan Hutan Alam di Areal
Kerja IUPHHK-HA PT Ratah Timber Kalimantan Timur. Dibimbing oleh BUDI
PRIHANTO
Struktur tegakan hutan merupakan sebaran jumlah pohon pada berbagai kelas
diameter per satuan luas. Pendugaan mendapatkan pola struktur tegakan dapat
dilakukan dengan pemodelan yang berasal dari model-model famili sebaran
lognormal dan famili sebaran eksponensial negatif. Penelitian ini diambil lima
petak ukur yang dianggap dapat mewakili struktur tegakan hutan di lokasi
penelitian yang dilakukan secara purposive sampling.
Hasil penelitian yang dilakukan di IUPHHK-HA PT Ratah Timber dengan
metode fungsi kemungkinan maksimum menunjukkan bahwa model lognormal
yang terpilih sebagai model yang terbaik. Nilai X2 hitung ≥ X2 tabel berdasarkan
uji kesesuaian model menggambarkan kerapatan aktual berbeda nyata dengan
kerapatan dugaan pada tingkat kepercayaan 95% atau tolak H0.
Analisis vegetasi digunakan untuk mengetahui komposisi jenis pada suatu
kondisi hutan. Pada setiap blok tebangan tidak ditemukan jenis yang mendominasi,
hal tersebut selaras dengan nilai indeks kemerataan jenis yang tinggi. Kekayaan
jenis dan keanekaragaman jenis tertinggi berada pada blok tebangan tahun 2010.
Kesamaan komunitas pada berbagai kondisi hutan yang dibandingkan relatif sama.
Kata kunci : analisis vegetasi, hutan, model, struktur tegakan
ABSTRACT
SOPYAN NUR KARIM. Composition and Structure of Natural Forest Standing in
PT Ratah Timber Concession, East Kalimantan. Supervised by BUDI PRIHANTO.
The structure of forest stands is the distribution of the number of trees in
different diameter classes per unit area. Estimation to get the pattern stand structure
can be done in various ways, one of them with modeling derived from models of
families and relatives lognormal distribution negative exponential distribution. This
research was conducted by taking five plots, which are considered to represent the
structure of forest stands in the research location. The plots were selected by using
purposive sampling method.
The result of the research conducted in IUPHHKHA PT Ratah Timber with
maximum likelihood function method indicates that the lognormal model is the best
model. The value of calculated X2 ≥ X2 table based upon conformance test model
describe the actual density was significantly different from the alleged density at
95% confidence level, or reject H0.
Vegetation analysis was used to determine the species composition at a
certain forest conditions. In each cutting block, there isn’t dominant species. It is
direcly proportional with the high of evenness indeks value. The highest species
richness and species diversity was found at the cutting block in 2010. In the variety
of forest conditions that were compared, the community similarity were relatively
the same.
Keywords: forest, model, stand structure, vegetation analysis
KOMPOSISI DAN STRUKTUR TEGAKAN HUTAN ALAM
DI AREAL KERJA IUPHHK-HA
PT RATAH TIMBER KALIMANTAN TIMUR
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Manajemen Hutan
DAFTAR TABEL i
DAFTAR GAMBAR ii
DAFTAR LAMPIRAN iii
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 1
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
Ruang Lingkup Penelitian 2
METODE 3
Waktu dan Tempat 3
Alat dan Bahan 3
Prosedur Pengambilan Data 3
Prosedur Analisis Data 4
HASIL DAN PEMBAHASAN 8
Kondisi Umum 8
Kerapatan Tegakan 8
Pendugaan Parameter Model dan Fungsi Kemungkinan Maksimum 10
Penerapan Model Famili Sebaran 11
Uji Kesesuaian Model 14
Model Famili Sebaran Terbaik 14
Komposisi Jenis Pohon 15
SIMPULAN DAN SARAN 19
Simpulan 19
Saran 19
DAFTAR PUSTAKA 20
LAMPIRAN 21
RIWAYAT HIDUP 31
DAFTAR TABEL
1 Kerapatan tegakan di setiap plot contoh 8
2 Nilai penduga parameter pada setiap model 10
3 Nilai kemungkinan maksimum pada setiap model -ln L 11
4 Hasil uji kesesuaian model 14
5 Jumlah jenis yang ditemukan pada setiap plot contoh 15
6 Hasil analisis vegetasi pada setiap plot contoh 16
7 Nilai Indeks kesamaan komunitas (IS) 16
DAFTAR GAMBAR
1 Ukuran plot contoh 3
2 Kerapatan pohon setiap kelas diameter kelompok seluruh jenis 9
3 Kerapatan pohon setiap kelas diameter kelompok Dipterocarpaceae 9
4 Kerapatan aktual dan dugaan pada seluruh kelompok jenis: (a) RKT 2000
(b) RKT 2005, (c) RKT 2010, (d) RKT 2015, (e) Hutan primer 12
5 Kerapatan aktual dan dugaan pada kelompok Dipterocarpaceae: (a) RKT
2000 (b) RKT 2005, (c) RKT 2010, (d) RKT 2015, (e) Hutan primer 13
6 Indeks kemerataan jenis pada setiap plot contoh 17
7 Indeks kekayaan jenis pada setiap plot contoh 17
8 Indeks keanekaragaman jenis pada setiap plot contoh 18
DAFTAR LAMPIRAN
1 Daftar nama jenis 21
2 Kerapatan tegakan per kelas diameter 23
3 Nilai peluang setiap model pada masing-masing blok tahun tebangan 25
4 Nilai Indeks Nilai Penting masing-masing plot contoh 26
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber
daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam
lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan (UU No.41 Tahun
1999). Hutan memiliki fungsi ekonomi, ekologi dan sosial yang memberikan
manfaat sangat besar bagi kelangsungan hidup manusia. Melihat manfaat yang
sangat besar dari fungsi hutan sudah selayaknya penerapan Sustainable Forest
Management (SFM) dilaksanakan dengan baik dan benar.
Praktik pengusahaan hutan alam telah berlangsung puluhan tahun yang
memberikan manfaat cukup besar, di sisi lain pengelolaan ini memberikan dampak
negatif terhadap hutan itu sendiri. Penebangan-penebangan yang telah dilakukan
tanpa memperhatikan penerapan Sustainable Forest Management menyebabkan
banyak perubahan. Perubahan tersebut diantaranya kerusakan tegakan tinggal yang
ditandai dengan menurunnya jumlah pohon pada berbagai kelas diameter terutama
di bawah 50 cm. Hal tersebut mengakibatkan menurunnya produktivitas
pemanfaatan kayu yang akan dipanen di masa yang akan datang. Keadaan tersebut
selaras dengan data Badan Pusat Statistik yang menunjukkan terjadi penurunan
produktivitas produksi kayu bulat perusahaan Hak Pengusahaan Hutan (HPH)
dimana pada tahun 2003 produksi kayu bulat sebanyak 10 007 770 m3 dan pada
tahun 2015 produksi kayu bulat sebanyak 5 879 380 m3 (Badan Pusat Statistik 2017).
Pendugaan terhadap hutan di masa yang akan datang memerlukan pemahaman
terhadap beberapa pengetahuan, diantaranya mengenai komposisi dan struktur
tegakan hutan.
Pengetahuan mengenai komposisi dan struktur tegakan hutan
menggambarkan keberlanjutan dari pengelolaan hutan. Dinamika komposisi
tegakan pada berbagai umur tebangan menggambarkan pergeseran atau perubahan
komposisi tegakan setelah dilakukan kegiatan penebangan. Dinamika struktur
tegakan pada berbagai umur tebangan menggambarkan potensi tegakan pada
berbagai kelas diameter. Pendugaan untuk mendapatkan pola struktur tegakan dapat
dilakukan dengan pemodelan yang berasal dari model-model famili sebaran
lognormal dan famili sebaran eksponensial negatif. Penelitian ini menggunakan
model-model tersebut untuk mengetahui model distribusi terbaik yang dapat
menggambarkan struktur tegakan hutan alam di Izin Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu Hutan Alam (IUPHHK-HA) PT Ratah Timber Kalimantan Timur.
Perumusan Masalah
Areal kerja IUPHHK-HA PT Ratah Timber seluas 93 425 ha, terdiri dari
hutan produksi tetap (HP) seluas 57 025 ha dan hutan produksi terbatas 36 400 ha.
Kegiatan pengusahaan di PT Ratah Timber sudah dilaksanakan sejak tahun 1970.
Kegiatan pemanenan hutan akan menghasilkan hutan alam bekas tebangan dengan
kondisi yang beragam. Gambaran tentang komposisi jenis dapat diidentifikasi
menggunakan parameter yang meliputi Indeks nilai penting, Indeks dominansi,
Indeks keanekaragaman jenis, Indeks kemerataan jenis dan Indeks kesamaan
2
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk menyusun model struktur tegakan hutan alam
dan membandingkan komposisi jenis tegakan pada berbagai kelas umur tebangan
di areal kerja IUPHHK-HA PT Ratah Timber Kalimantan Timur.
Manfaat Penelitian
METODE PENELITIAN
Kerapatan Tegakan
Kerapatan tegakan adalah jumlah individu pohon per satuan luas. Kerapatan
tegakan akan berpengaruh terhadap kondisi struktur tegakan hutan. Struktur
tegakan yang normal akan berbentuk “J” terbalik jika digambarkan dalam bentuk
kurva. Hal tersebut berarti bahwa jumlah pohon dalam kelas diameter akan
mengalami penurunan untuk kelas diameter yang lebih besar (Meyer et al. 1961).
Hutan alam merupakan hutan tidak seumur memiliki pola penyebaran jenis
serta kelas diameter yang khas, yaitu penyebarannya didominasi oleh pohon dengan
kelas diameter kecil dan umur muda (Osmaston 1968). Jumlah pohon dan struktur
tegakan dapat menggambarkan tingkat ketersediaan tegakan pada setiap tingkat
pertumbuhan. Kerapatan tegakan di setiap petak baik kerapatan tegakan seluruh
jenis maupun kelompok Dipterocarpaceae dapat dilihat pada Tabel 1.
200
150
100
50
0
10-19 20-29 30-39 40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90-99
Diameter (Cm)
Gambar 2 Kerapatan pohon setiap kelas diameter kelompok seluruh jenis
180 RKT 2000 RKT 2005 RKT 2010 RKT 2015 Hutan Primer
160
140
120
100
80
60
40
20
0
10-19 20-29 30-39 40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90-99
Diameter (Cm)
Gambar 3 Kerapatan pohon setiap kelas diameter kelompok Dipterocarpaceae
200
Kerapatan (ind/ha)
Aktual Exp Negatif Lognormal
150
100
50
0
10-19 20-29 30-39 40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90-99
Kelas Diameter (cm)
(a)
Kerapatan (ind/ha)
200
Aktual Exp Negatif Lognormal
150
100
50
0
10-19 20-29 30-39 40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90-99
Kelas Diameter (cm)
(c)
200
Kerapatan (ind/ha)
100
Kerapatan (ind/ha)
Aktual Exp Negatif Lognormal
80
60
40
20
0
10-19 20-29 30-39 40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90-99
Kelas Diameter (cm)
(a)
Kerapatan (ind/ha)
tersebut sesuai dengan nilai Indeks kemerataan yang secara secara keseluruhan
kemerataan di setiap plot pengamatan tergolong tinggi dengan E >0.6 (Tabel 6)
yang artinya komposisi penyebaran jenis pada berbagai kondisi hutan sangat
merata. Besarnya nilai Indeks Kemerataan (E) pada masing-masing lokasi
pengamatan dapat dilihat pada Gambar 6.
Indeks Kemerataan Jenis (E)
0.89
0.88
0.87
0.86
0.85
0.84
0.83
Hutan Primer RKT 2000 RKT 2005 RKT 2010 RKT 2015
Blok tahun tebangan
8
6
(R)
4
2
0
Hutan Primer RKT 2000 RKT 2005 RKT 2010 RKT 2015
Blok tahun tebangan
3.1
3
Jenis (H')
2.9
2.8
2.7
2.6
2.5
2.4
Hutan Primer RKT 2000 RKT 2005 RKT 2010 RKT 2015
Blok tahun tebangan
Simpulan
Model terbaik antara model lognormal dan model eksponensial negatif yang
diujikan dalam menggambarkan struktur tegakan kelompok jenis Dipterocarpaceae
dan kelompok seluruh jenis adalah model famili sebaran lognormal. Namun model
terbaik tersebut memiliki nilai X2 hitung ≥ X2 tabel yang artinya bahwa kerapatan
aktual seluruh kelompok jenis berbeda nyata dengan kerapatan dugaan pada tingkat
kepercayaan 95% atau tolak H0 sehingga model tersebut tidak akurat digunakan
untuk dapat menggambarkan kondisi struktur tegakan di IUPHHK-HA PT Ratah
Timber.
Jumlah jenis terbanyak pada lima kondisi hutan terdapat pada RKT 2010.
Pada setiap blok tebangan tidak ditemukan jenis yang mendominasi hal tersebut
selaras dengan nilai indeks kemerataan jenis yang tinggi. Kekayaan jenis dan
keanekaragaman jenis tertinggi berada pada RKT 2010. Kesamaan komunitas pada
berbagai kondisi hutan yang dibandingkan relatif sama. Hal tersebut menunjukkan
bahwa kegiatan pemanenan hutan secara signifikan tidak merubah komposisi jenis
tegakan.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Akhiarni Y. 2008. Komposisi dan struktur tegakan vegetasi hutan Loa bekas
kebakaran 1997/1998 serta pertumbuhan anakan meranti (Shorea spp.) pada
areal PMUMHM di IUPHHK PT Itchi Kartika Utama Kalimantan Timur
[skripsi]. Bogor(ID): Institut Pertanian Bogor.
Badan Pusat Statistik. 2017. Produksi kayu bulat perusahaan Hak Pengusahaan
Hutan (HPH) menurut provinsi (m3), 2003-2015. [diunduh tgl 23 Februari].
Tersedia pada: http://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/863.
Ermayani E. 2000. Studi model struktur tegakan dan prospek pertumbuhan hutan
alam bekas tebangan (studi kasus di RPR PT. Dwimajaya Utama Provinsi
Kalimantan tengah) [skripsi]. Bogor(ID): Institut Pertanian Bogor.
Kusmana C, Istomo. 2005. Penuntun Praktikum Ekologi Hutan. Bogor(ID):
Laboratorium Ekologi Hutan, Fakultas Kehutanan IPB.
Ludwig JA and J F Reynolds. 1988. Statistical Ecology a Primer on Methods and
Computing. New York(US): John Willey & Sons, Inc.
Magurran, A.E., 1988. Ecological Diversity and Its Measurenment. London(UK):
Croom Helm Ltd.
Meyer HA, B Recnagel, DD Stevenson, and Bartoo. 1961. Forest Management.
New York(US): The Ronald Press Company.
Misra KC. 1980. Manual of Plant Ecology. Second Edition. New Delhi(IN):
Oxford and IBR Publishing Co.
Mueller DD and H Ellenberg. 1974. Aims and Methods of Vegetasion Ecology. New
York(US): Jhon Willey & Sons, Inc.
Nasoetion AH, Rambe E 1984. Teori Statistika. Edisi kedua. Jakarta(ID): Bhatara
Nevada FT. 2007. Komposisi dan struktur tegakan pada areal bekas tebangan
tebang pilih tanam Indonesia Intensif (TPTII) (Studi kasus di IUPKHH PT
Suka Jaya Makmur, Kalimantan Barat) [skripsi]. Bogor(ID): Institut
Pertanian Bogor
Osmaston, F.C. 1968. The Management of Forests. New York(US): Gafner Publ.
Prihanto B. 1987. Studi model struktur tegakan hutan tanaman jati (Tectona
grandis L.f) di KPR Randublatung Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah
[skripsi]. Bogor(ID): Institut Pertanian Bogor.
PT Ratah Timber. 2014. Dokumen Revisi RKUPHHK-HA PT Ratah Timber
2011/2020. Samarinda(ID): PT Ratah Timber.
Harinaldi. 2005. Prinsip - Prinsip Statistik untuk Sains dan Teknik. Jakarta(ID):
Erlangga.
Soerianegara I, Indrawan A. 2002. Ekosistem Hutan Indonesia. Bogor(ID):
Laboratorium Ekologi Hutan, Fakultas Kehutanan IPB.
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan. [diunduh tgl 3
Januari]. Tersedia pada: http://www.peraturan.go.id/uu/nomor/-41-1999.html.
Walpole RE. 2005. Pengantar Statistika Edisi ke-3. Jakarta(ID): PT Gramedia
Pustaka Utama.
21
Lampiran 1 (Lanjutan)
Kelompok Dipterocarpaceae
Kerapatan (Ind/ha)
Diameter
RKT 2000 RKT 2005 RKT 2010 RKT 2015 Hutan Primer
10-19 36 32 67 29 87
20-29 25 19 18 11 47
30-39 8 22 13 11 30
40-49 20 5 8 16 14
50-59 2 6 3 5 13
60-69 4 3 6 0 9
70-79 5 1 3 2 1
80-89 0 0 2 1 1
90-99 0 0 0 0 0
24
Lampiran 3 Nilai peluang setiap model pada masing-masing blok tahun tebangan
RKT 2000
P Seluruh jenis P Dipterocarpaceae
Selang Kelas (cm)
EXP LOGN EXP LOGN
10-19 0.225 0.362 0.211 0.304
20-29 0.151 0.262 0.149 0.263
30-39 0.101 0.137 0.105 0.158
40-49 0.068 0.068 0.074 0.089
50-59 0.046 0.034 0.053 0.049
60-69 0.031 0.018 0.037 0.028
70-79 0.021 0.009 0.026 0.016
80-89 0.014 0.005 0.019 0.010
90-99 0.009 0.003 0.013 0.006
RKT 2005
P Seluruh jenis P Dipterocarpaceae
Selang Kelas (cm)
EXP LOGN EXP LOGN
10-19 0.223 0.349 0.211 0.304
20-29 0.151 0.301 0.149 0.263
30-39 0.102 0.157 0.105 0.158
40-49 0.069 0.073 0.074 0.089
50-59 0.047 0.034 0.053 0.049
60-69 0.032 0.016 0.037 0.028
70-79 0.021 0.008 0.026 0.016
80-89 0.014 0.004 0.019 0.010
90-99 0.010 0.002 0.013 0.006
RKT 2010
P Seluruh jenis P Dipterocarpaceae
Selang Kelas (cm)
EXP LOGN EXP LOGN
10-19 0.237 0.433 0.219 0.343
20-29 0.151 0.269 0.150 0.265
30-39 0.095 0.113 0.104 0.146
40-49 0.061 0.045 0.071 0.075
50-59 0.038 0.018 0.049 0.039
60-69 0.024 0.008 0.034 0.021
70-79 0.015 0.003 0.023 0.011
80-89 0.010 0.002 0.016 0.006
90-99 0.006 0.001 0.011 0.004
25
Lampiran 3 (Lanjutan)
RKT 2015
P Seluruh jenis P Dipterocarpaceae
Selang Kelas (cm)
EXP LOGN EXP LOGN
10-19 0.233 0.396 0.208 0.299
20-29 0.151 0.264 0.148 0.247
30-39 0.098 0.125 0.106 0.152
40-49 0.064 0.057 0.075 0.088
50-59 0.041 0.026 0.054 0.051
60-69 0.027 0.012 0.038 0.030
70-79 0.017 0.006 0.027 0.018
80-89 0.011 0.003 0.019 0.011
90-99 0.007 0.002 0.014 0.007
Hutan Primer
P Seluruh jenis P Dipterocarpaceae
Selang Kelas (cm)
EXP LOGN EXP LOGN
10-19 0.221 0.339 0.218 0.326
20-29 0.151 0.294 0.150 0.285
30-39 0.103 0.159 0.104 0.161
40-49 0.070 0.077 0.072 0.082
50-59 0.048 0.037 0.049 0.041
60-69 0.033 0.018 0.034 0.021
70-79 0.022 0.009 0.024 0.011
80-89 0.015 0.005 0.016 0.006
90-99 0.010 0.002 0.011 0.003
26
RKT 2000
No jenis jumlah k kr f fr d dr inp
1 Bengkal 3 3 1.50 0.12 2.04 1.08 2.15 5.69
2 Bengkirai 16 16 8.00 0.48 8.16 5.97 11.90 28.06
3 Bintangur 6 6 3.00 0.2 3.40 1.73 3.45 9.85
4 Gerunggang 1 1 0.50 0.04 0.68 0.14 0.28 1.46
5 Jelutung 1 1 0.50 0.04 0.68 0.35 0.70 1.88
6 Jingjing 2 2 1.00 0.08 1.36 0.53 1.06 3.42
7 Kayu hitam 3 3 1.50 0.04 0.68 0.33 0.66 2.84
8 Kayu sendok 1 1 0.50 0.04 0.68 0.49 0.98 2.16
9 Keruing 26 26 13.00 0.52 8.84 8.87 17.68 39.52
10 Kumpang 3 3 1.50 0.12 2.04 0.49 0.98 4.52
11 Mahang 12 12 6.00 0.32 5.44 1.57 3.13 14.57
12 Medang 19 19 9.50 0.48 8.16 4.11 8.19 25.85
13 Meranti batu 1 1 0.50 0.04 0.68 0.15 0.30 1.48
14 Meranti kuning 1 1 0.50 0.04 0.68 0.22 0.44 1.62
15 Meranti merah 7 7 3.50 0.24 4.08 2.34 4.66 12.24
16 Meranti putih 25 25 12.50 0.64 10.88 6.63 13.21 36.60
17 Nyatoh 9 9 4.50 0.32 5.44 2.16 4.30 14.25
18 Pasang 12 12 6.00 0.44 7.48 3.55 7.07 20.56
19 Penjalin 5 5 2.50 0.2 3.40 0.71 1.41 7.32
20 Perupuk 1 1 0.50 0.04 0.68 0.52 1.04 2.22
21 Puwan 2 2 1.00 0.08 1.36 0.35 0.70 3.06
22 Rengas 5 5 2.50 0.16 2.72 1.01 2.01 7.23
23 Resak 7 7 3.50 0.24 4.08 0.91 1.81 9.40
24 Sempetir 1 1 0.50 0.04 0.68 0.47 0.94 2.12
25 Simpur 1 1 0.50 0.04 0.68 0.18 0.36 1.54
26 Tengkawang 14 14 7.00 0.36 6.12 2.36 4.70 17.83
27 Terantang 1 1 0.50 0.04 0.68 0.17 0.34 1.52
28 Terap 1 1 0.50 0.04 0.68 0.12 0.24 1.42
29 Ubar 14 14 7.00 0.44 7.48 2.67 5.32 19.80
TOTAL 200 200 100.00 5.88 100.00 50.18 100.00 300.00
27
Lampiran 4 (Lanjutan)
RKT 2005
no jenis jumlah k kr f fr d dr inp
1 Banggeris 1 1 0.44 0.04 0.66 0.01 0.09 1.19
2 Bayur 9 9 3.96 0.24 3.97 0.41 2.76 10.69
3 Bunyau 11 11 4.85 0.40 6.62 0.14 0.93 12.40
4 Cempaka 1 1 0.44 0.04 0.66 0.33 2.21 3.31
5 Ihau hutan 7 7 3.08 0.12 1.99 0.15 1.02 6.09
6 Jabon 2 2 0.88 0.08 1.32 0.40 2.67 4.88
7 Jelutung 8 8 3.52 0.24 3.97 0.19 1.25 8.75
8 Kapur 10 10 4.41 0.24 3.97 0.42 2.77 11.15
9 Karet hutan 2 2 0.88 0.04 0.66 0.04 0.26 1.81
10 Kayu hitam 28 28 12.33 0.60 9.93 1.58 10.52 32.79
11 Kayu manis 14 14 6.17 0.36 5.96 1.42 9.44 21.57
12 Keruing 29 29 12.78 0.64 10.60 2.22 14.78 38.15
13 Mahang 7 7 3.08 0.16 2.65 0.31 2.08 7.82
14 Manggis 1 1 0.44 0.04 0.66 0.01 0.09 1.19
15 Medang 35 35 15.42 0.76 12.58 2.11 14.08 42.08
16 Melahaq 5 5 2.20 0.16 2.65 0.59 3.92 8.77
17 Meranti batu 7 7 3.08 0.24 3.97 0.48 3.23 10.29
18 Meranti kuning 6 6 2.64 0.16 2.65 0.51 3.40 8.69
19 Meranti merah 7 7 3.08 0.24 3.97 0.75 5.00 12.06
20 Meranti putih 21 21 9.25 0.60 9.93 1.80 11.98 31.17
21 Nyatoh 2 2 0.88 0.08 1.32 0.02 0.14 2.34
22 Pasang 4 4 1.76 0.16 2.65 0.31 2.09 6.50
23 Tanam haloq 2 2 0.88 0.08 1.32 0.12 0.83 3.04
24 Terap 6 6 2.64 0.24 3.97 0.64 4.26 10.88
25 Ubar 2 2 0.88 0.08 1.32 0.03 0.20 2.40
TOTAL 227 227 100.00 6.04 100.00 15.00 100.00 300.00
28
Lampiran 4 (Lanjutan)
RKT 2010
No Jenis jumlah k kr f fr d dr inp
1 Bayur 5 5 1.80 0.16 2.15 0.47 2.91 6.86
2 Bengkirai 1 1 0.36 0.04 0.54 0.12 0.73 1.63
3 Binuang 1 1 0.36 0.04 0.54 0.01 0.05 0.95
4 Bunyau 12 12 4.32 0.40 5.38 0.35 2.17 11.87
5 Cempaka 3 3 1.08 0.08 1.08 0.21 1.28 3.43
6 Ihau hutan 7 7 2.52 0.24 3.23 0.20 1.23 6.97
7 Jabon 2 2 0.72 0.08 1.08 0.17 1.06 2.85
8 Jelutung 2 2 0.72 0.08 1.08 0.03 0.17 1.96
9 Kapur 24 24 8.63 0.64 8.60 1.66 10.25 27.49
10 Karet hutan 18 18 6.47 0.28 3.76 0.26 1.64 11.88
11 Kayu gading 3 3 1.08 0.08 1.08 0.03 0.21 2.37
12 Kayu hitam 8 8 2.88 0.24 3.23 0.25 1.54 7.64
13 Kayu manis 8 8 2.88 0.28 3.76 0.10 0.64 7.28
14 Kenari 6 6 2.16 0.20 2.69 0.11 0.70 5.55
15 Keruing 8 8 2.88 0.28 3.76 0.15 0.90 7.54
16 Mahang 16 16 5.76 0.28 3.76 0.98 6.04 15.56
17 Manggis 1 1 0.36 0.04 0.54 0.01 0.07 0.97
18 Medang 24 24 8.63 0.48 6.45 0.97 5.99 21.07
19 Melahaq 16 16 5.76 0.48 6.45 2.82 17.43 29.63
20 Mendarahan 7 7 2.52 0.24 3.23 0.14 0.85 6.59
21 Meranti batu 14 14 5.04 0.32 4.30 0.26 1.61 10.95
22 Meranti kuning 3 3 1.08 0.12 1.61 0.13 0.78 3.47
23 Meranti merah 34 34 12.23 0.56 7.53 3.81 23.58 43.34
24 Meranti putih 17 17 6.12 0.52 6.99 1.44 8.89 21.99
25 Nyawai 1 1 0.36 0.04 0.54 0.03 0.18 1.07
26 Pasang 6 6 2.16 0.20 2.69 0.15 0.95 5.80
27 Puwan 1 1 0.36 0.04 0.54 0.11 0.71 1.61
28 Simpur 8 8 2.88 0.24 3.23 0.12 0.75 6.86
29 Singkuwang 1 1 0.36 0.04 0.54 0.07 0.46 1.36
30 Tanam haloq 3 3 1.08 0.12 1.61 0.05 0.30 2.99
31 Tengkawang 1 1 0.36 0.04 0.54 0.07 0.46 1.36
32 Terap 9 9 3.24 0.32 4.30 0.65 4.01 11.55
33 Ubar 6 6 2.16 0.16 2.15 0.09 0.55 4.86
34 Ulin 2 2 0.72 0.08 1.08 0.15 0.91 2.71
TOTAL 278 278 100.00 7.44 100.00 16.15 100.00 300.00
29
Lampiran 4 (Lanjutan)
RKT 2015
no jenis jumlah k kr f fr d dr inp
1 Banitan 4 4 1.93 0.16 2.72 0.09 0.73 5.38
2 Bengkirai 11 11 5.31 0.28 4.76 1.05 8.41 18.49
3 Bintangur 3 3 1.45 0.12 2.04 0.15 1.17 4.66
4 Bunyau 1 1 0.48 0.04 0.68 0.07 0.57 1.73
5 Kapur 5 5 2.42 0.16 2.72 0.59 4.73 9.87
6 Karet hutan 7 7 3.38 0.16 2.72 0.22 1.77 7.87
7 Kayu hitam 5 5 2.42 0.16 2.72 0.11 0.90 6.04
8 Kayu sendok 5 5 2.42 0.20 3.40 0.39 3.11 8.92
9 Kenari 1 1 0.48 0.04 0.68 0.10 0.77 1.93
10 Keranji 4 4 1.93 0.08 1.36 0.31 2.51 5.80
11 Keruing 7 7 3.38 0.20 3.40 0.93 7.43 14.21
12 Kulim 1 1 0.48 0.04 0.68 0.02 0.14 1.31
13 Kumpang 17 17 8.21 0.52 8.84 0.55 4.44 21.49
14 Medang 36 36 17.39 0.60 10.20 0.91 7.27 34.87
15 Meranti batu 1 1 0.48 0.04 0.68 0.03 0.25 1.42
16 Meranti merah 11 11 5.31 0.36 6.12 1.30 10.42 21.86
17 Meranti putih 25 25 12.08 0.60 10.20 1.49 11.97 34.25
18 Nyatoh 7 7 3.38 0.28 4.76 0.23 1.84 9.98
19 Pasang 8 8 3.86 0.32 5.44 0.29 2.35 11.66
20 Penjalin 6 6 2.90 0.24 4.08 0.12 0.94 7.92
21 Puwan 2 2 0.97 0.08 1.36 0.28 2.28 4.61
22 Rengas 3 3 1.45 0.08 1.36 0.04 0.30 3.11
23 Resak 8 8 3.86 0.24 4.08 0.50 3.97 11.92
24 Tengkawang 9 9 4.35 0.28 4.76 1.75 14.04 23.15
25 Terap 1 1 0.48 0.04 0.68 0.02 0.14 1.31
26 Ubar 18 18 8.70 0.52 8.84 0.91 7.27 24.81
27 Ulin 1 1 0.48 0.04 0.68 0.04 0.30 1.47
TOTAL 207 207 100.00 5.88 100.00 12.46 100.00 300.00
30
Lampiran 4 (Lanjutan)
Hutan Primer
no Jenis jumlah k kr f fr d dr inp
1 Bengkirai 8 8 1.95 0.12 1.46 0.74 2.57 5.98
2 Bunyau 6 6 1.46 0.24 2.93 0.36 1.26 5.65
3 Jelutung 1 1 0.24 0.04 0.49 0.65 2.26 2.99
4 Kayu hitam 29 29 7.07 0.56 6.83 0.84 2.91 16.81
5 Kayu manis 2 2 0.49 0.08 0.98 0.05 0.19 1.65
6 Kempas 17 17 4.15 0.36 4.39 1.25 4.35 12.89
7 Kenari 2 2 0.49 0.04 0.49 0.07 0.26 1.23
8 Keruing 27 27 6.59 0.56 6.83 1.05 3.66 17.07
9 Mahang 8 8 1.95 0.24 2.93 0.60 2.10 6.97
10 Medang 84 84 20.49 1.00 12.20 6.28 21.80 54.48
11 Meranti batu 21 21 5.12 0.40 4.88 0.83 2.90 12.90
12 Meranti kuning 16 16 3.90 0.36 4.39 1.95 6.75 15.04
13 Meranti merah 28 28 6.83 0.64 7.80 2.96 10.26 24.90
14 Meranti putih 27 27 6.59 0.68 8.29 1.41 4.88 19.76
15 Nyatoh 22 22 5.37 0.40 4.88 1.07 3.71 13.95
16 Pasang 11 11 2.68 0.36 4.39 0.60 2.09 9.16
17 Resak 14 14 3.41 0.40 4.88 0.88 3.07 11.36
18 Tempudau 38 38 9.27 0.60 7.32 4.02 13.94 30.53
19 Tengkawang 15 15 3.66 0.36 4.39 1.29 4.48 12.53
20 Terantang 3 3 0.73 0.08 0.98 0.13 0.47 2.17
21 Terap 1 1 0.24 0.04 0.49 0.03 0.10 0.83
22 Ubar 30 30 7.32 0.64 7.80 1.74 6.03 21.15
TOTAL 410 410 100.00 8.20 100.00 28.81 100.00 300.00
31
RIWAYAT HIDUP