Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

MODUL 5

PENENTUAN CLOUD POINT, POUR POINT, DAN FLASH POINT

Nama : Anugerah Ghoizka Fathur


NIM : 12220149
Kelompok :5
Tanggal Pengumpulan : 30 November 20201
Dosen : Zuher Syihab, S.T., Ph.D.
Asisten : 1. Umarul Muhammad 12218025
2. Widi Rossita Alawiyah 12218072
3. Ahmad Zulfan 12219031
4. Putri Diyanadira 12219057

LABORATORIUM ANALISIS FLUIDA RESERVOIR


PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................. 2

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................. 3

DAFTAR TABEL ..................................................................................................................... 4

BAB I TUJUAN ....................................................................................................................... 5

BAB II DASAR TEORI ........................................................................................................... 6

BAB III ALAT DAN BAHAN ................................................................................................ 7

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATA ......................................... 8

4.1 Data Percobaan ................................................................................................................ 8

4.2 Pengolahan Data .............................................................................................................. 9

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN........................................................................... 10

5.1 Asumsi ........................................................................................................................... 10

5.2 Analisis Alat................................................................................................................... 10

5.3 Analisis Keberjalanan Praktikum .................................................................................. 13

5.4 Analisis Hasil ................................................................................................................. 13

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................ 15

6.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 15

6.2 Saran .............................................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 16

2
DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.2.1.Redwood Viscometer................................................................................................ 10


Gambar 5.2.2.Komponen Redwood Vicsometer ............................................................................. 11

3
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1.1. Data pengamatan terbentuknya kabut ........................................................................... 8


Tabel 4.1.2. Data simpulan ................................................................................................................ 8
Tabel 4.2.1. Data Cloud, Pour dan Flash Point ................................................................................. 9

4
BAB I
TUJUAN

1.1.Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan dari penentuan cold point, pour point dan flash point adalah:
1. Menentukan cloud point, pour point, flash point dari crude oil.
2. Mengatahui masalah produksi akibat cloud point, pour point, dan flash point.
3. Memahami penanganan masalah akibat cloud point, pour point, dan flash point.

5
BAB II
DASAR TEORI

2.1. Teori Percobaan


Cloud point (titik embun) dari crude oil didefinisikan sebagai temperatur tertinggi saat pertama
kali lilin paraffin (wax) dari crude oil memisahkan diri untuk mulai mengkristal. Kondisi ini
dapat diamati dengan timbulnya titik-titik putih dalam crude oil. Dalam percobaan ini akan
ditentukan cloud point sampel berdasarkan metode ASTM standar. Sampel yang ditempatkan
dalam Test Jar dilengkapi dengan thermometer dan diletakkan dalam medium pendingin.
Penurunan suhu diamati hingga dicapai cloud pointnya.
Pour point (titik tuang) didefinisikan sebagai temperatur tertinggi dimana suatu fluida tidak
dapat mengalir lagi. Percobaan ini juga menggunakan metode ASTM standar. Percobaan
dilakukan dengan mengamati keteraliran fluida setiap penurunan temperatur tertentu.
Flash point (titik nyala) didefinisikan sebagai temperatur terendah (setelah dikoreksi terhadap
tekanan) dimana, bila diberi nyala api akan menyebabkan uap dari fluida tersebut menyala
dibawah kondisi percobaan. Nilai ini dapat diukur dengan dua metode, yaitu: Tag Closed Tester
dan Pensky Marten Closed Tester.
Percobaan dengan Tag Closed Tester dilakukan dengan menempatkan sampel dalam cup tester
dengan lid tertutup. Cup ini dipanaskan dengan kenaikan panas yang konstan dan lidah api yang
kecil diarahkan pada cup. Titik nyala dicapai bila uap dari sampel terbakar. Pensky Marten
Closed Tester bekerja serupa dengan Tag Closed Tester, namun menggunakan sistem
pemanasan yang berasal dari powerstat, yang mengatur panas yang diberikan pada cup.

6
BAB III
ALAT DAN BAHAN

3.1. Alat dan Bahan


3.1.1. Penentuan Cloud Point dan Pour Point :

1. Test Jar
2. Cloud dan Pour Cooling Bath
3. Jacket
4. Termometer
5. Cork Disk
6. Gasket
7. Gelas Kimia
8. Sampel minyak Heavy Oil dan Light Oil

3.1.2. Penentuan Flash Point :


1. Pensky Marten Closed Tester
2. Regulator
3. Termometer
4. Gas elpiji
5. Pemantik api
6. Sampel minyak Heavy Oil dan Light Oil

7
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Data Percobaan


Tabel 4.1.1. Data pengamatan terbentuknya kabut

Temperatur(oC) Cloud Point Pour Point

Heavy Light Heavy Light


Oil Oil Oil Oil

24 x x x x
23 x x v x

22 x x x
21 x x x
20 x x x
19 x x x
18 x x x

17 x x x
16 v x x
15 x x
14 x x
13 x x
12 x x
11 x x

10 x x
9 x x
8 x v
X = Belum terbentuk
V = sudah terbentuk

Tabel 4.1.2. Data simpulan


Heavy Oil Light Oil
Cloud Point 16 oC Tidak ditemukan
Pour Point 23oC 8oC
Flash Point 50oC 32 oC

8
4.2 Pengolahan Data
4.2.1. Mencari tahu Cloud Point, Pour Point dan Flash Point
Kita sudah tahu bagaimana cara untuk mendapatkan hasil dari cloud, pour dan flash point.
Data tersebut tercantum sebagai berikut :
Tabel 4.2.1. Data Cloud, Pour dan Flash Point

Jenis Minyak Cloud Point Pour Point Flash Point


Heavy Oil 160C 230C 500C
Light Oil - 80C 320C

Dan juga apabila secara scatter plot hasilnya sebagai berikut :

Plot suhu terhadap point


1.2
Terbntuknya Embun

1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 5 10 15 20 25 30
Point

Cloud Point Heavy Oil Cloud pointLight Oil


Pour Point Heavy Oil Pour Point Light Oil

Grafik 4.2.1. Grafik Plot suhu terhadap point

9
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.1. Asumsi
1. Percobaan berlangsung pada kondisi P dan T tetap
2. Tidak ada kesalahan paralaks
3. Pemanasan sampel crude oil pada percobaan flash point merata
4. Pendinginan sampel crude oil pada percobaan cloud point dan pour point merata
5. Sampel crude oil tidak terkontaminasi
6. Alat yang digunakan dalam keadaan bersih dan kering
7. Arus listrik pada Pensky Marten Closed Tester konstan
8. Tekanan pada alat Pensky Marten Closed Tester sama dengan tekanan pada ruangan
laboratorium

5.2. Analisis Alat


Gelas kimia untuk menampung crude oil awal. Test jar untuk menampung crude oil saat
dimasukan ke cloud and pour cooling bath. Gasket dan cork disk untuk menjaga crude oil
di dalam test jar agar tidak keluar. Termometer untuk mengukur suhu. Cloud and Pour
Cooling Bath untuk memberikan pengaruh pada sampel crude oil. Cup digunakan untuk
menampung crude oil. Stove adalah tempat buat cup. Regulator untuk menyambungkan
dan mengatur gas di mesin. Gas elpiji untuk memberikan gas kepada mesin. Termometer
untuk mengamati suhu. Pensky Marten Closed Tester untuk mengetes Flash Point. Dan
Pemantik api untuk emmantik api.

Gambar 5.2.1. Memasukan sampel crude oil ke dalam cup

10
Gambar 5.2.2. Memasang Regulator pada gas

Gambar 5.2.3. Meletakan cup dan thermometer serta menyalakan api pemanas

Gambar 5.2.4. Menuangkan sampel oil ke test jar

Gambar 5.2.5. Memasang Cord Disk, termometer, Gasket dan Jacket pada Test Jar

11
Gambar 5.2.6. Memasang Cord Disk, termometer, Gasket dan Jacket pada Test Jar

Gambar 5.2.7. Peralatan Pensky Marten Closed Tester

Gambar 5.2.8. Peralatan Tag Closed Tester

12
5.3 Analisis Keberjalanan Praktikum
Pada praktikum ini kita diberikan demonstransi cara menentukan Pour, Cloud dan Flash
Point dengan beberapa alat yang digunakan. Akan tetapi, dalam video tersebut sayangnya
bentuk embun nya tidak kelihatan. Sehingga, sedikit susah mengidentifikasi. Selain itu,
dalam video ini kita juga diberi peringatan untuk tidak menyentuh bagian peralatan
tertentu saat praktikum.

5.4 Analisis Hasil


Dari hasil yang didapat menunjukan bahwa titik suhu yang dibutuhkan saat cloud point
lebih rendah dari pour point. Hal ini berlawanan dengan keadaan riil, dimana Cloud Point
adalah titik tertinggi saat pertama kali kristal minyak terbentuk, dan Pour Point adalah titik
terendah dimana minyak masih memiliki karakteristik alirannya. Seharusnya yang
memiliki titik suhu lebih tinggi adalah Cloud Point karena menyatakan bahwa pada
termodinamika, suhu batas fase padat-cair, yaitu maksimum suhu di mana padatan dan
cairan fase hidup berdampingan dalam kesetimbangan pada tekanan tertentu. Singkatnya
Cloud Point adalah saaat adalah suhu pertama dimana penampilan lilin menjadi bintik putih
terbentuk. Sementara itu, kita tahu bahwa Pour Point adalah titik suhu dimana minyak
mentah mulai kehilangan karakteristik alirannya, ditandai saat kristalisasi lilin mulai
terjadi. Hasil yang didapat malah menunjukan hal sebaliknya ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Dugaan pertama karena sampel Crude Oil pada saat penentuan Cloud Point
mengandung lebih banyak paraffin daripada sampel Crude Oil pada penentuan Pour Point,
secara tak langsung ini mengatakan bahwa jumlah endapan dari lilin menentukan titik suhu
Cloud dan Pour Point nya. Dugaan kedua flow rate berpengaruh pada kekerasan dari lilin
endapan. Hal ini dapat dijelaskan bahwa ketika kecepatan aliran yang bergerak meningkat,
molekul-molekul membutuhkan lebih banyak energi sejalan dengan peningkatan suhu,
sehingga akan mengurangi kecenderungan paraffin minyak mentah mencapai titik awan
dan titik tuangnya. Dugaan terkahir berhubungan dengan sifat Permukaan, sifat-sifat seperti
densitas, berat jenis dan viskositas merupakan penentu awan dan titik tuang sampel minyak
mentah. Ada hubungan antara densitas, viskositas dan berat jenis. Viskositas dipengaruhi
oleh berat jenis karena semakin padat suatu fluida, semakin kental jadinya. Karena
viskositas secara langsung memengaruhi titik awan dan titik tuang, sangat penting untuk
menyatakan bahwa semakin tinggi densitas, berat jenis dan viskositas sampel minyak
mentah. Dan untuk Flash Point, pada video tidak dejelskan dan dilihatkan secara rinci tapi
menilik arti dari Flash Point sendiri, suhu terendah di mana uapnya menyala jika diberi
sumber pengapian. Maka, saya rasa apa yang didapat lewat praktikum cukup sesuai dengan
keadaan riil nya.
Baik Cloud, Pour dan Flash Point punya masalah dalam produksi minyak. Leontaritis
et.al memberikan review yang menarik tentang teknik pengukuran wax deposit. Dalam
penelitiannya ada suatu permasalahan yang serius di lapangan dengan adanya wax saat
dilakukan produksi, sering di temui adanya plugging (penyumbatan) di pipeline tubing,
serta di beberapa peralatan surface production. Dikarenakan terlalu banyaknya wax deposit
13
di sistem perpipaan maka kegiatan pigging akan lebih sering dilakukan. Kristal wax ketika
muncul akan mengubah perilaku aliran suatu fluida minyak dari kondisi Newtonian
menjadi non-Newtonian. Kristal wax juga akan menyebabkan viskositas dari minyak yang
mengalir di pipeline menjadi lebih tinggi, yaitu dengan meningkatnya konsumsi energi dan
menurunnya kapasitas dari pemompaan. Disamping itu wax deposit juga meningkatkan
kekasaran (roughness) dari pipa serta berkurangnya luas permukaan pipa bagian dalam
(cross sectional area) sehingga mengakibatkan meningkatnya pressure drop di sistem
pipeline. Umumnya pengukuran operasional di lapangan akan lebih mudah dan murah bila
minyak sejak awal memiliki karakteristik temperatur ambient diatas WAT dan PP (atau
CP). Komponen paraffin wax dalam crude oil umumnya merupakan masalah yang cukup
pelik yang dihadapi produser, transporter dan refiner migas. Pada umumnya komponen
volatile yang terkandung dalam crude oil akan teruapkan sehingga konsentrasi fraksi berat
crude oil naik, hal ini menyebabkan :
1. Pressure drop, turunnya drive efficiencies
2. Aliran fraksi berat menurun, aliran crude oil melambat menyebabkan kemungkinan
deposit wax cepat terbentuk.
Untuk mengatasi masalah diatas maka diperlukan sebuah solusi khusus. Apabila terjadi
penyumbatan pada flow line pipe pada jenis minyak berat, maka masalah tersebut diatasi
dengan cara menginjeksi uap panas ke dalam reservoir supaya minyak berat tersebut lebih
encer akan mudah mengalir. Apabila cara tersebut kurang berhasil, maka saya akan
menginjeksi bahan-bahan kimia seperti surfaktan atau polimer supaya minyak bisa
mengalir dengan lancar. Dan saya akan terus berusaha untuk mengatasi masalah tersebut
dengan metode lain jika metode yang telah tersebut belum berhasil seperti metode chemical
inhibitor atau lainnya.

14
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Dari perobaan yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
6.1.1. Dalam menentukan Cloud, Pour dan Flash Point pada Crude Oil didapat hasil
berikut :
Cloud Point : 160C untuk Heavy Oil dan – untuk Light Oil
Pour Point : 230C untuk Heavy Oil dan 80C untuk Light Oil
Flash Point : 500C untuk Heavy Oil dan 320C untuk Light Oil
6.1.2. Masalah Produksi oleh Cloud, Pour dan Flash Point adalah penyumbatan, kekasaran
dan berkurangnya luas permukaan dari pipeline
6.1.3. Untuk mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh Cloud, Pour dan Flash Point pada
Crude Oil dapat dilakukan Injeksi uap panas atau bahan kimia agar minyak menjadi lebih
encer.

6.2 Saran
Saran dari praktikum ini bagi saya sendiri adalah bahwa diperlukan literasi yang cukup,
mengingat masalah ini idelanya akan didapat lewat praktik langsung di lapangan. Apabila
hanya mengandalkan video maka diperlukan literasi dalam menyusun laporannya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Perry, Robert H. et.al., “Chemical Engineers Handbook”, fifth ed., International Student
Edition. Mc Graw Hill int. Book Co.
Annual Book ASTM Standard Part 24, American Society for Testing and Materials, 1981.
IP Standard for Petroleum Its Product Part I, “Methods for Analysis and Testing “, Fourty
Second Annual Edition, 1983, Hlm. 226-1 s/d 226-8.
ASTM Designation D 2270-64 Part 17, 1966.
Faza, Eva. Alternatif Strategi Penanggulangan Masalah Waxy Parafin Pada Tubing Sumur
Yang Memproduksikan Minyak Parafin. Jurnal ESDM : Forum Teknologi, 6(1).
Emmanuel, dkk. 2016. Determination of Cloud and Pour Point od Crude Oil with Reference
to Crude Transportation. International Journal of Science and Healthy Research, 1(3).
Diakses dari : www.gkpublication.in/ijshr

16

Anda mungkin juga menyukai