Anda di halaman 1dari 2

Analisis Kebijakan Oleh Carol Bacchi dengan Menggunakan Pendekatan WPR

(What’s the Problem Represented to be ? )

Berdasarkan bacaan yang diberikan tentang Carol Bacchi dan Pendekatan WPR,
ada beberapa poin yang dapat saya simpulkan yaitu :

1. Pendekatan baru untuk berfikir tentang kebijakan publik dan metodologi


Khusus untuk menganalisis kebijakan.
2. Bagaiamana menempatkan/ merepresentasikan masalah dalam kebijakan.
3. Analisis ini penting untuk memahami kebijakan bekerja, bagaimana kita
diatur, dan bagaimana praktik pembuatan kebijakan yang menjadikan kita
sebagai subjek.
4. Merupakan paradigma pemecahan masalah dengan “kebijakan Berbasis
Bukti”
5. Carol Bacchi menawarkan bentuk pendekatan “apa masalah yang diwakili
oleh sebuah kebijakan ?
6. Menempatkan “masalah” kedalam pertanyaan, daripada belajar
“menyelesaikannya”.
7. Pendekatan Bacchi menawarkan wawasan pada beragam analisis
kebijakan, termasuk kesejahteraan, narkoba/ alkohol dan perjudian,
pidana, kesehatan, pendidikan, imigrasi, dan kependudukan, media, dll.

Menganalisis Kebijakan dilihat dari sudut pandang masalah apa yang


menjadi sebab akibat dibuatnya kebijakan tersebut. Biasanya kebijakan
dilihat dari hasil dari kebijakannya baik itu negatif atau positif. Namun
Carol Bacchi menjelaskan dalam menganalisis kebijakan bukan dari hasil
kebijakannya tetapi menggunakan metode khusus dengan melihat masalah
apa yang mewakili kebijakan tersebut. Metode yang digunakan yaitu
dengan Pendekatan WPR.
Dalam Pendekatan WPR, Terdapat 6 Pertanyaan untuk
menganalisa Kebijakan yaitu :
1) What is the problem represented to be in specific policy?
Pertanyaan ini dimaksudkan untuk mencari isu yang ditampilkan sebagai
permasalahan yang ingin kita pecahkan pada suatu rancangan kebijakan
(menemukan representasi/ gambaran permasalahan)
2) What presuppositions or assumptions underlie this representation of the
problem?
Setelah gambaran masalah ditemukan maka kita mencari asumsi yang
mendasari/ melatar belakangi masalah tersebut (asumsi permasalahan)
3) How has this representation of the problem come about?
Pertanyaan ini menjelaskan bagaimana proses sejarah terjadinya
representasi permasalahan (bagaimana representasi permasalahan tersebut
bisa muncul)
4) What is left unproblematic in this problem representation? Where are the
silences? Can the problem be thought about differently?
Pertanyaan ini menjelaskan isu relevan seperti apa yang belum termuat
dalam permasalahan kebijakan. Oleh karena itu, perlu adanya pemikiran
yang kritis dari analisis kebijakan untuk menggali kemungkinan masih
adanya isu-isu relevan pada kebijakan tersebut.
5) What effects are produced by this representation of the problem?
Pertanyaan ini menjelaskan dampak apa yang dihasilkan dari representasi
permasalahan kebijakan.
6) How/where has this representation of the problem been produced,
disseminated and defended? How could it be questioned, disrupted and
replaced?
Pertanyaan ini menjelaskan bagaimana representasi permasalahan
mencapai target dan diterimanya keputusan tersebut (memperoleh
legitimasi).

Anda mungkin juga menyukai