Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN (S A P)

ACUTE CORONARY SYNDROME (ACS)

Disusun Oleh:

1) VELIANI PUTRI ANGGRAINI (2114901027)


2) D. INTAN SETIA SIRAIT (21149010
3) SISI OKTAVIA (2114901011)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS UNIVERSITAS

FORT DE KOCK BUKITTINGGI

TAHUN 2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN
CIDERA OTAK RINGAN

Topik :

Sub Topik : Mengenal tentang Acute coronary syndrome

Waktu / Jam : 1 x 60 Menit

Tempat :

Peserta :

Penyuluh : Kelompok 1

A. Tujuan Intruksional
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan banyak masyarakat yang
mengetahui tentang acute coronary syndrome
2. Tujuan Khusus
Diharapkan masyarakat dapat :
1) Menjelaskan pengertian acute coronary syndrome.
2) Menjelaskan tanda-tanda acute coronary syndrome.
3) Menjelaskan apa yang harus dilakukan bila mengalami acute coronary
syndrome.

B. Materi penyuluhan (terlampir)


1. Menjelaskan pengertian acute coronary syndrome.
2. Menjelaskan tanda-tanda acute coronary syndrome.
3. Menjelaskan apa yang harus dilakukan bila mengalami acute coronary
syndrome.
C. Metode
 Ceramah
 Tanya Jawab

D. Media
 Laptop
 Lefleat

E. Setting Tempat

Keterangan :
: Moderator : Fasilitator

: Penyuluh : Observer
: Peserta

F. Pengorganisasian
1. Moderator: D.Intan Setia Sirait
Tugas :

a) Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam.


b) Memperkenalkan diri
c) Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
d) Menyebutkan materi yang akan diberikan
e) Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan waktu penyuluhan
f) Menulis pertanyaan yang diajukan peserta penyuluhan.
g) Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan pemberi materi.
h) Mengatur waktu kegiatan penyuluhan

2. Penyuluh : Sisi Oktavia


Tugas :

a) Menjelaskan materi mengenai Cidera otak ringan


b) Menjawab pertanyaan peserta

3. Fasilitator : Veliani Putri Anggraini


Tugas :

a) Menyiapkan tempat dan media sebelum memulai penyuluhan


b) Mengatur teknik acara sebelum dimulainya penyuluhan
c) Memotivasi keluarga klien agar berpartisipasi dalam penyuluhan
d) Memotivasi masyarakat untuk mengajukan pertanyaan saat moderator
memberikan kesempatan bertanya
e) Membantu pembicara menjawab pertanyaan dari peserta
f) Membagikan leaflet kepada peserta di akhir penyuluhan

4. Observasi :
Tugas :

a) Mengobservasi jalannya proses kegiatan


b) Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta selama kegiatan
penyuluhan berlangsung.

G. Kegiatan Penyuluhan
No Tahapan Kegiatan penyuluh Kegiatan peserta
kegiatan
dan waktu

1 Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam


(3 menit) 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan
3. Menyampaikan tentang memperhatikan
tujuan pokok materi 3. Mendengarkan dan
4. Menyampaikan pokok memperhatikan
pembahasan 4. Bertanya mengenai
5. Kontrak waktu perkenalan dan
tujuan jika ada yang
kurang jelas
5. Menyetujui

2 Kegiatan 1. Menjelaskan pengertian 1. Mendengarkan dan


Inti acute coronary memperhatikan
syndrome
( 15 menit) 2. Menjelaskan tanda-
tanda acute coronary
2. Mendengarkan dan
syndrome
3. Menjelaskan apa yang memperhatikan
harus dilakukan bila
mengalami acute
coronary syndrome 3. Mendengarkan dan
4. Tanya jawab
memperhatikan
5. Memberikan
4. Mendengarkan dan
kesempatan pada
peserta untuk bertanya memperhatikan
5. Mendengarkan dan
memperhatikan.
6. Bertanya mengenai
hal-hal yang belum
dimengerti
7. Peserta bertanya

3 Penutup 1. Melakukan evaluasi 1. Peserta menjawab


mengenai materi yang telah
( 5 menit )
disampaikan
2. Mendengarkan dan
2. Menyampaikan kesimpulan
memperhatikan
materi
3. Mendengarkan dan
3. Mengakhiri pertemuan dan
menjawab salam
memberi salam

H. Evaluasi :
1. Struktural
a. SAP sudah siap 1 hari sebelum kegiatan penyuluhan
b. Peserta hadir di tempat penyuluhan
c. Penyelenggaraan Penyuluhan dilakukan di
d. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan 1 hari
sebelumnya (Satuan Acara Penyuluhan)
e. Tidak ada peserta penyuluhan yang meninggalkan tempat sebelum
penyuluhan selesai
2. Proses
a. Masing-masing anggota tim bekerja sesuai dengan tugas
b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan, serta peserta yang terlibat
aktif dalam penyuluhan 50% dari yang hadir.

3. Hasil
Peserta mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan oleh
penyuluh yaitu sesuai dengan tujuan khusus peserta dapat menyebutkan:
a. Pengertian acute coronary syndrome.
b. Penyebab acute coronary syndrome.
c. Tanda dan gejala acute coronary syndrome.

4. Pertanyaan secara lisan


1. Apa pengertian acute coronary syndrome?
2. Apa penyebab acute coronary syndrome?
3. Apa saja tanda dan gejala acute coronary syndrome?
4. Bagaimana penatalaksanaan pre-hospital acute coronary syndrome?
5. Bagaimana Pencegahan pre-hospital acute coronary syndrome?

Nilai :

80-100 : Peserta dapat menjawab dengan lengkap dan benar

50-70 : Peserta dapat menyebutkan tetapi tidak lengkap

20-40 : Peserta kurang memahami pertanyaan.

0-10 : Peserta tidak dapat menyebutkan semua pertanyaan.


MATERI CIDERA OTAK RINGAN

A. DEFINISI CIDERA OTAK RINGAN


Sindrom Koroner Akut (SKA) merupakan istilah yang merujuk pada
penyakit jantung yang diakibatkan oleh menurunnya suplai darah ke otot
jantung. Penurunan suplai darah ke otot jantung menyebabkan terjadinya
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. Pada akhirnya
ketidakseimbangan ini akan menimbulkan gangguan pompa jantung dan
mempengaruhi tubuh secara sistemik (Rochmawati, 2011).
Acute coronary syndrome adalah istilah untuk tanda-tanda klinis dan
gejala iskemia miokard: angina stabil, non-ST-segmen elevasi miokard infark,
dan elevasi ST-segmen infark miokard. Sindrom koroner akut (SKA) adalah
merupakan satu dari tiga penyakit pembuluh darah arteri koroner, yaitu : ST-
Elevasi infark miokard (30 %), Non ST-Elevation infark miokard (25 %), dan
Angina Pectoris Tidak Stabil (25 %).

B. PENYEBAB CIDERA OTAK RINGAN


1. Faktor penyebab
1) Suplai oksigen ke miocard berkurang yang disebabkan oleh 3 faktor :
a. Faktor pembuluh darah : Aterosklerosis, spasme, arteritis
b. Faktor sirkulasi : Hipotensi, stenosis aorta, insufisiensi
c. Faktor darah : Anemia. hipoksemia, polisitemia
2) Curah jantung yang meningkat
a. Aktifitas berlebihan
b. Emosi
c. Makan terlalu banyak
3) Kebutuhan oksigen miocard meningkat
a. Kerusakan miocard
b. Hypertropia miocard
c. Hypertensi diastolic
2. Faktor predisposisi
Faktor resiko biologis yang tidak dapat diubah :
1) Usia > 40 tahun
2) Jenis kelamin : insiden pada pria, sedangkan pada wanita meningkat
setelah menopause
3) Hereditas
4) Ras : lebih tinggi insiden pada kulit hitam
3. Faktor resiko yang dapat diubah
1) Mayor
a. Hyperlipidemia
b. Hipertensi
c. Merokok
d. Diabetes
e. Obesitas
f. Diet tinggi lemak jenuh, kalori
2) Minor
a. Inaktifitas fisik
b. Pola kepribadian tipe A (emosional, agresif, ambisius, kompetitif)
c. Stress psikologis berlebihan.

C. TANDA-TANDA CIDERA KEPALA RINGAN


1. Nyeri
a). Gejala utama adalah nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus-
menerus tidak mereda, biasanya dirasakan diatas region sternal bawah
dan abdomen bagian atas.
b).Keparahan nyeri dapat meningkat secara menetap sampai nyeri tidak
tertahankan lagi.
c). Nyeri tersebut sangat sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat menjalar
ke bahu dan terus ke bawah menuju lengan (biasanya lengan kiri).
d).Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau gangguan
emosional), menetap selama beberapa jam atau hari, dan tidak hilang
dengan bantuan istirahat atau nitrogliserin.
e). Nyeri dapat menjalar ke arah rahang dan leher.
f). Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis berat,
pening atau kepala terasa melayang dan mual muntah.
g).Pasien dengan diabetes melitus tidak akan mengalami nyeri yang hebat
karena neuropati yang menyertai diabetes dapat mengganggu
neuroreseptor.
2. Pada ACS dapat ditemukan juga sesak napas, diaphoresis, mual, dan nyeri
epigastrik.
3. Perubahan tanda vital, seperti takikardi, takipnea, hipertensi, atau hipotensi,
dan penurunan saturasi oksigen (SAO 2) atau kelainan irama jantung

D. PENATALAKSANAAN CIDERA KEPALA RINGAN


Tujuan terapi pada penderita AKS, yaitu men-stabilkan angina (pada
APTS) dan mencegah kerusakan lebih lanjut pada infark. Masa-masa kritis
pada penderita infark adalah 2 jam pertama setelah serangan,dimana
komplikasi gangguan listrik jantung yang fatal VT-VF merupakan hal yang
paling sering sebagai penyebab suddent death. Penatalaksanaan dibedakan
menjadi 2 bagian yaitu :
1. Umum
a). Pasien dianjurkan istirahat total
b). Pasien puasa 4-6 jam, setelah pasien tidak ada keluhan nyeri dada
dapat diit cair
c). Segera pasang IV line
d). Oksigen
e). Nitral (cedocard) sublingual
f). Nitrogliserin oral atau infus (drip)
g). Aspirin 160 mg dikunyah
h). Pain killer (Morphine/Petidine)
i). Penderita dirawat di CVCU/ICCU, memerlukan monitor ketat
2. Khusus
a). B Bloker
Mengurangi konsumsi oksigen. Pilihan pada B Bloker non ISA. KI
pada AV blok,Asma Bronkial,Severe LHF. Pemberian B bloker dapat
menurunkan progresif AKS sekitar 13 %.
b). ACE Inhibitor
Hari pertama serangan, mampu menurunkan mortalitas fasca infark.
1. Lipid Lowering Terapi (atorvastatin)
2. Trombolitik Terapi
Pemberian Trombolitik terapi hanya pada Infrak dengan
Gelombang Q (ST elevasi),sedang pada infark non Q dan APTS
tidak ada manfaat pemberian trombolitk.
3. Heparin
UFH (unfraksional heparin), risiko perdarahan memerlukan monitor
APTTT,dosis bolus 5000 IU,diikuti dengan infus 1000 IU/jam (2-
2,5 x nilai APTT baseline). Low Molucle Weight Heparin (LMWH)
lebih aman,risiko perdarahan kecil dan tidak memerlukan
pemantauan APTT. Dosis sesuai dengan berat badan, 1 mg/kgBB.
4. Platelet Gliko Protein (GP) Iib/IIIa reseptor Bloker.
Digunakan untuk pencegahan pembekuan darah lebih
lanjut,fibrinolisis endogen dan mengurangi derajat stenosis.
5. Primary dan Rescue PTCA
Di senter-senter yang fasilitas cath-lab dan tenaga ahli yang lengkap
,jarang memberikan trombolitik biasanya penderita langsung
didorong ke kamar cateterisasi untuk dilakukan PTCA, dan pada
mereka yang gagal dalam pemberian trombolitk dilaukan rescue
PTCA.

E. AKIBAT PENANGANAN YANG TIDAK TEPAT


1. Aritmia
2. Kematian mendadak
3. Syok kardiogenik
4. Gagal Jantung ( Heart Failure)
5. Emboli Paru
6. Ruptur septum ventikuler
7. Ruptur muskulus papilaris
8. Aneurisma Ventrikel
DAFTAR PUSTAKA
Andra, S. W., & Yessie, M. P. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Jilid I. Yogyakarta: Nuha Medika
Black, J., & Hawk, H. (2009). Medical-Surgical Nursing: Clinical Management For
Positive Outcome, (7thed). St Louis : Elsevier Saunders.
Kasron. (2012). Buku Ajar Gangguan Sistem Kardiovaskuler. Yogyakarta: Nuha
Medika.
NANDA. (2015). Nursing Diagnoses: Definitions and Clasification 2015-2017.
Philadelphia: NANDA International
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. (2009) Pedoman
Tatalaksana Penyakit Kardiovaskular di Indonesia: Penyakit Jantung
Koroner. (2nd ed). Jakarta: Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular
Indonesia.
Potter & Perry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan (4th ed). Jakarta:
EGC.
Pratiwi. (2012). Komplikasi Pada Klien Infark Miokard Akut ST-Elevasi (STEMI)
Yang Mendapat Maupun Tidak Mendapat terapi Reperfusif. Semarang:
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Raut, M.S., Maheswari, A. (2016). Oxigen Suplentation in Acute Myocardial
Infarttion: To be or Not To be. Ann Card Anaesth, 342-344.
Rohmawati. (2011). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hidup
Klien Penyakit Jantung Koroner Di Rumah Sakit Pelni Jakarta.
Unpublished master’s thesis, Fakultas Ilmu Keperawatan Univeritas
Indonesia, Jakarta.
Widianto, B., & Yamin, L.S. (2014). Terapi Oksigen Terhadap Perubahan Saturasi
Oksigen Melalui Pemeriksaan Oksimetri Pada Pasien Infark Miokard
Akut (IMA). Jurnal Keperawatan PPNI Jawa Tengah, 138-143.

Anda mungkin juga menyukai