Anda di halaman 1dari 3

Helmi Hamid

A031191140
MID Test Perpajakan 1 KELAS F

1. Apa landasan filosofis pemungutan pajak?


Jawab : landasan filosofis pemungutan pajak didasarkan atas pendekatan “Benefit
Apoprouch” atau pendekatan manfaat. Pendekatan ini merupakan dasar
fundamental atas dasar filolosofis yang membenarkan negara melakukan
pemungutan pajak sebagai yang dapat dipaksakan dalam arti mempunyai
wewenang dengan kekuatan pemaksa. Pendekatan manfaat (benefit approuch) ini
mendasarkan suatu falsafah: oleh karena negara menciptakan manfaat yang
dinikmati oleh seluruh warga negara yang berdiam dalam negara, maka negara
berwewenang memungut pajak dari rakyat dengan cara yang dapat dipaksakan.
Bentuk manfaat yang bisa dinikmati oleh warga negara adalah : kesejahteraan,
pelayanan umum, perlindungan hukum, kebebasan, penggunaan fasilitas umum,
seperti : pelabuhan, jalanan, jembatan, tempat-tempat hiburan dan segala sesuatu
yang berkaitan dengan manfaat tersebut.
Penyediaan jasa atau fasilitas-fasilitas umum tidak mungkin dapat dikerjakan
sendiri oleh pihak per orangan sebagai pelopor dalam mewujudkan atau
menciptakan kesejahteraan untuk seluruh warganya.

2. Sejak Kapan Orang Pribadi Wajib Mendaftarkan Diri Sebagai Wajib


Pajak dan Mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)?

Jawab : Wajib Pajak Orang Pribadi yang telah memenuhi


persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan, wajib
mendaftarkan diri pada Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah
kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan, dan
tempat kegiatan usaha Wajib Pajak Orang Pribadi, dan kepada
Wajib Pajak Orang Pribadi tersebut diberikan Nomor Pokok Wajib
Pajak.

Wajib Pajak Orang Pribadi yang menjalankan usaha atau


melakukan pekerjaan bebas wajib mendaftarkan diri untuk
memperoleh NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) paling lambat 1
(satu) bulan setelah Saat Usaha Mulai Dijalankan.

3. Apa saja yang menjadi dasar penagihan pajak?


jawab : Macam-macam surat ketetapan yang berkenaan dengan utang
pajak yang harus dilunasi:
Utang pajak yang tercantum dalam:
a. Surat Tagihan Pajak (STP);
b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB);
c. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT);
d. Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, dan Surat
Putusan Banding yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar
bertambah.
4. Apakah dalam penyelesaian sengketa pajak bisa menggunakan
upaya-upaya di luar pengadilan pajak?
Jawab : penyelesaian sengketa pajak itu dilakukan melalui banding atau
gugatan kepada pengadilan pajak, bukan di luar pengadilan seperti
penyelesaian melalui konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi, atau
penilaian ahli.

Butuh waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan sengketa pajak di


pengadilan pajak. Ada yang bisa selesai sampai di proses keberatan saja,
atau berlanjut ke proses banding, bahkan sampai ke peninjauan kembali.
Masing-masing proses memakan waktu yang cukup panjang. Bahkan
paling cepat bisa setahun lebih. Jika dihitung sampai ke proses banding,
bisa membutuhkan waktu 3 tahun lamanya. Bisa dibayangkan bagaimana
lamanya jika proses tersebut sampai ke upaya hukum Peninjauan Kembali
(PK).

5. Jelaskan pengertian penghasilan dalam UU Pajak penghasilan dengan


menjelaskan empat elemen kunci dalam pengertian tersebut dan aplikasinya
sistem perpajakan!
Jawab : Mengacu pada UU PPh No. 36/2008, objek Pajak Penghasilan
didefinisikan sebagai setiap tambahan kemampuan ekonomis yang
diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia
maupun luar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk
menambah kekayaan wajib pajak bersangkutan.

6. Pembayaran PPh Pasal 25 dan PPh Pasal 29 untuk Wajib Pajak


Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan paling lambat tanggal
berapa?

Jawab : Pembayaran PPh Pasal 25, Angsuran PPh Pasal 25 yang


harus dibayar oleh wajib pajak badan dan wajib pajak orang
pribadi pembayaran paling lambat tanggal 15 bulan berikut.

Dalam hal tanggal jatuh tempo pembayaran bertepatan dengan


hari libur termasuk hari sabtu atau hari libur nasional, maka
pembayaran dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya.

Pembayaran PPh Pasal 29 :


PPh Pasal 29 yang harus dibayar oleh wajib pajak badan dan wajib
pajak orang pribadi pembayaran paling lambat sebelum SPT
Tahunan PPh Badan atau SPT Tahunan PPh Orang Pribadi
dilaporkan.

Anda mungkin juga menyukai