BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
METODOLOGI
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V
KESIMPULAN
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kegiatan ekonomi adalah kegiatan yang hampir dilakukan Di Desa Gondanglor yang berada di Kecamatan Sugio terdapat dua sektor
seluruh manusia yang berperadaban di seluruh bagian dunia ini. yang sangat membantu perekonomian pedesaan yaitu sektor pertanian
Kegiatan ekonomi bukanlah hanya mainan segelintir kalangan elit seperti pertanian bawang dan sektor pariwisata berupa wisata Waduk
ataupun monopoli suatu negara saja melainkan ini merupakan kegiatan Gondang.
yang tanpa sadar, tanpa sengaja telah dilakukan oleh setiap manusia.
Ekonomi pemberdayaan manusia/kerakyatan pedesaan
merupakan salah satu contoh dari ekonomi mikro yang dalam
pelaksanaannya menggunakan prinsip-prinsip ekonomi mikro. Ekonomi
pedesaan masih menjunjung tinggi dan menghormati asas-asas
persaudaraan dalam berkegiatan ekonomi. Yang kemudian kegiatan ini Masih sering ditemui beberapa permasalahan yang berpengaruh terhadap
menjadi sumber pencaharian utama masyarakat desa ataupun sekedar perekonomian pedesaan seperti permasalahan sumber daya manusia.
hanya menambah pendapatan keluarga. Dengan semakin tinggi SDM atau masyarakat yang ada disana memiliki minat yang kurang untuk
pendapatan dan keberdayaan masyarakat desa dalam bidang ekonomi mengelola potensi sektor pertanian dan sektor pariwisata yang dimiliki
maka pembangunan desa maupun pembangunan negara akan lebih secara optimal.
mudah tercapai.
Namun yang terjadi kala ini pengembangan ekonomi pedesaan
kurang berhasil. Hal ini muncul karena sarana dan prasarana pedesaan
belum cukup memadai. Tidak hanya karena sebab itu perekonomian
pedesaan kurang berkembang kurang pengetahuan/pendidikan,
Perlu dirumuskan strategi pengembangan ekonomi sirkular
kurangnya semangat berkreasi, sampai minimnya lapangan pekerjaan
dalam memecahkan persoalan-persoalan terkait perekonomian
adalah alasan yang paling sering muncul dan diperdengarkan untuk
kurangnya perkembangan ekonomi pedesaan.
pedesaan di Desa Gondanglor.
4
Rumusan Masalah, Tujuan, & Sasaran
“Bagaimana strategi pengembangan ekonomi sirkular di Merumuskan strategi dan program penanganan masalah
Desa Gondanglor, Kecamatan Sugio, Kabupaten terkait ekonomi perdesaan di Desa Gondanglor, Kecamatan
Lamongan?” Sugio, Lamongan.
Sasaran
1. Mengidentifikasi persoalan-persoalan pada
perekonomian perdesaan di Desa Gondanglor.
2. Merumuskan strategi pengembangan ekonomi sirkular
di Desa Gondanglor.
3. Menyusun lesson learned yang dapat terkait dengan
strategi dan program pengembangan perekonomian
perdesaan di Desa Gondanglor.
5
Ruang Lingkup
Dalam RTRW Kabupaten Lamongan Tahun 2020-2039, Desa Gondanglor termasuk kawasan perdesaan di Kecamatan Sugio dan
termasuk ke dalam Wilayah Pengembangan IV (WP IV) Sukodadi. WP Sukodadi ini meliputi Kecamatan Sukodadi, Kecamatan Turi,
Kecamatan Karanggeneng, Kecamatan Kalitengah dan Kecamatan Sugio, dengan pusat pelayanan di Perkotaan Sukodadi.
Adapun kegiatan utama yang diarahkan untuk Kegiatan Utama sebagai pendukung WP Untuk Waduk Gondang sendiri termasuk ke dalam
dikembangkan di WP ini adalah : ini adalah : kawasan pariwisata melalui pengembangan wisata
1. Pengembangan pelayanan umum skala kecamatan 1. Pengembangan Pertanian alam unggulan di Kabupaten Lamongan dan juga
2. Pengembangan perdagangan dan jasa skala lokal 2. Pengembangan Peternakan termasuk ke dalam Kawasan Strategis Khusus (KSK)
3. Pengembangan transportasi darat 3. Pengembangan kegiatan industri untuk kepentingan penyelamatan lingkungan hidup.
4. Pengembangan kegiatan industri (kerajinan rakyat; (kerajinan rakyat) Selain fungsi utamanya sebagai tempat irigasi bagi
industri pengolahan hasil ternak dan pertanian) 4. Pengembangan transportasi persawahan dan pertambakan masyarakat
5. Pengembangan kegiatan pariwisata alam dan budaya 5. Pengembangan kegiatan Lamongan, waduk Gondang juga dijadikan sebagai
6. Pengembangan kegiatan pertanian (tanaman pangan, pariwisata tempat objek wisata.
sayuran, hortikultura, dan perkebunan)
7. Pengembangan transportasi darat.
8
Tinjauan Kebijakan
Misi:
‘Mengembangkan perekonomian yang berdaya saing dengan mengoptimalkan potensi daerah’
Misi ini dimaksudkan untuk memantapkan perekonomian Kabupaten Lamongan menjadi lebih mandiri dan berdaya saing, dengan
menggali dan mengembangkan semua potensi yang dimiliki. Potensi-potensi daerah sebagai penggerak perekonomian diantaranya
pertanian, perikanan, peternakan, perdagangan, industri dan pariwisata.
Sasaran:
1. Meningkatnya kinerja pertanian terutama produksi padi, palawija, holtikultura dan perkebunan untuk meningkatkan
kesejahteraan petani
2. Meningkatnya kinerja peternakan didukung peningkatan produksi hasil peternakan dan konsumsi masyarakat
3. Meningkatnya kinerja perikanan didukung peningkatan produksi perikanan, pemberdayaan masyarakat pesisir/ pembudidaya
4. Meningkatnya kinerja perindustrian yang berdayasaing ditingkat nasional maupun internasional
5. Meningkatnya kinerja perdagangan didukung oleh peningkatan sarana perdagangan dan perlindungan konsumen
6. Berkembangnya koperasi dan usaha mikro yang didukung peningkatan kompetensi SDM dan wirausaha baru diberbagai sektor
7. Meningkatnya realisasi investasi untuk optimalisasi potensi daerah dengan didukung peningkatan pelayanan perijinan dan
promosi investasi
8. Meningkatnya kunjungan wisata dengan didukung berkembangannya destinasi wisata.
9
Tinjauan Teori
Agrowisata Menurut Wood (2000) dalam Pitana (2002), beberapa aspek yang harus diperhatikan untuk mengembangkan agrowisata,
adalah berikut :
1. Menekan serendah-rendahnya dampak negatif terhadap alam dan kebudayaan yang dapat merusak daerah tujuan wisata.
Agrowisata memadukan sektor 2. Memberikan pembelajaran kepada wisatawan mengenai pentingnya suatu pelestarian.
pertanian dan sektor pariwisata, 3. Menekan pentingnya bisnis yang bertanggung jawab yang bekerjasama dengan unsur pemerintahan dan masyarakat untuk
dengan demikian sektor pertanian memenuhi kebutuhan penduduk lokal dan memberikan manfaat pada usaha pelestarian.
tidak semakin terpinggirkan dengan 4. Mengarahkan keuntungan ekonomi secara langsung untuk tujuan pelestarian, manajemen sumberdaya alam dan kawasan
perkembangan kegiatan di sektor yang dilindungi.
pariwisata (Fazlur, 2011). Adanya 5. Memberikan penekanan pada kebutuhan zona pariwisata regional dan penataan serta pengelolaan tanaman-tanaman
agrowisata diharapkan mampu untuk tujuan wisata di kawasan-kawasan yang ditetapkan untuk tujuan wisata tersebut.
meningkatkan dan melestarikan 6. Memberikan penekanan pada kegunaan studi-studi berbasiskan lingkungan dan sosial, dan program-program jangka
potensi sumber daya alam yang ada, panjang, untuk mengevaluasi dan menekan serendah-rendahnya dampak pariwisata terhadap lingkungan.
meningkatkan pendapatan 7. Mendorong usaha peningkatan manfaat ekonomi untuk Negara, pebisnis dan masyarakat lokal, terutama penduduk yang
petani/masyarakat di sekitar tinggal di wilayah kawasan yang dilindungi.
agrowisata serta membuka lapangan 8. Berusaha untuk meyakini bahwa perkembangan tidak melampaui batas-batas sosial dan lingkungan yang diterima seperti
pekerjaan baru bagi masyarakat di yang ditetapkan para peneliti yang telah bekerjasama dengan penduduk lokal.
pedesaan. Pengembangan konsep 9. Mempercayakan pemanfaatan sumber energi, melindungi tumbuh-tumbuhan dan binatang liar, dan menyesuaikan dengan
agrowisata di suatu wilayah dinilai lingkungan alam dan budaya.
dapat meningkatkan pertumbuhan
ekonomi di wilayah tersebut (Utama
Menurut Tirtawinata dan Fachruddin (1996) agrowisata dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
dan Junaedi, 2019).
1. Meningkatkan konservasi lingkungan.
2. Meningkatkan nilai estetika dan keindahan alam
3. Memberikan nilai rekreasi.
4. Meningkatkan kegiatan ilmiah dan pengembangan ilmu pengetahuan.
5. Mendapatkan keuntungan ekonomi. 10
Tinjauan Teori
Ekonomi Sirkular
Di Indonesia sendiri pentingnya konsep ekonomi sirkular telah disadari oleh pemerintah
dimana Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin), telah menetapkan 5
prinsip utama dari konsep ini yaitu Reduce, Reuse, Recycle, Recovery dan Repair. Lima
Gambar Konsep Circular Economy
prinsip tersebut dapat dilakukan melalui pengurangan pemakaian material mentah dari alam
Sumber: PT Chandra Asri Tbk
(reduce) melalui optimasi penggunaan material yang dapat digunakan kembali (reuse) dan
penggunaan material hasil dari proses daur ulang (recycle) maupun dari proses perolehan
kembali (recovery) atau dengan melakukan perbaikan (repair) (kemenperin.go.id).
11
BAB III
METODOLOGI
Metode Penelitian
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
mendasarkan pada pendekatan rasionalistik yang proses penelitian ini dapat dibagi menjadi dua Analisis Deskriptif Kualitatif
berarti sumber kebenaran teori dan berdasarkan kegiatan, yaitu survei primer dan survei Dalam mengidentifikasi karakteristik
fakta empirik. Empirik dalam hal ini dapat sekunder. pengembangan Desa Gondanglor
diartikan bahwa ilmu yang valid adalah ilmu yang ● Data Primer : Teknik Observasi Lapangan, dilakukan melalui teknik analisis
v
dibangun dari hasil pengamatan indera. Wawancara (in depth interview), dan deskriptif kualitatif. Analisis ini
Pengisian Kuesioner. digunakan untuk mendeskripsikan secara
● Data Sekunder : Survei Instansi dan Survei ringkas pada tiap aspek yang diteliti.
Jenis Penelitian Dalam analisis ini dibutuhkan data
Literatur
mengenai kondisi eksisting yang terdapat
Penelitian ini menggunakan pendekatan di Desa Gondanglor. Dengan demikian,
kualitatif yang bersifat deskriptif. Selain hasil analisis analisis diharapkan dapat
dilakukan dengan deskriptif, penelitian ini juga menjelaskan terkait kondisi eksisting
dilakukan dengan menggunakan penelitian pengembangan di Desa Gondanglor.
preskriptif digunakan untuk merumuskan
tindakan untuk memecahkan masalah. Dalam
penelitian ini, dilakukan pada waktu
merumuskan strategi pengembangan ekonomi
sirkular dalam memecahkan persoalan-persoalan
terkait perekonomian pedesaan di Desa
Gondanglor.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum
Gambaran Umum Wilayah Penggunaan Lahan
Kependudukan
Laki-laki 2070 Gambar Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Desa Gondanglor Tahun 2019
Sumber: Kecamatan Sugio Dalam Angka, 2019
Perempuan 2115
Total 4224 Berdasarkan kelompok umur, jumlah penduduk terbanyak pada tahun 2019 terdapat pada
kelompok umur 45-49. Sebaliknya, jumlah terendah berada pada kelompok umur 60-64
Sumber: Monografi Desa Gondanglor
tahun.
16
Gambaran Umum
Ekonomi
Penggunaan lahan di Desa Gondanglor didominasi Profesi lain yang dominan adalah wirausaha, Selain fungsi utamanya sebagai tempat irigasi
oleh lahan pertanian seluas 2,63 Km2. Oleh karena itu, karena sebagian warga desa membuka toko dengan bagi persawahan dan pertambakan masyarakat
mayoritas penduduk di Desa Gondanglor bermata berbagai macam jenis toko. Masyarakat desa Lamongan, waduk Gondang juga dijadikan sebagai
pencaharian sebagai petani dengan persentase hampir memanfaatkan adanya wisatawan lokal maupun luar tempat objek Wisata. Tidak jauh dari waduk
80% penduduknya bertani bawang merah. Bawang kota yang berwisata ke Waduk Gondang, WEGO Gondang terdapat Makam Dewi Sekardadu, putri
merah yang dibudidayakan termasuk jenis unggulan (Wisata Edukasi Gondang Outbond), maupun objek Adipati Blambangan yang diperistri oleh Kanjeng
yang tahan ditanam di daerah kering dan minim air. wisata di Desa Gondanglor lainnya. Maulana Iskak. Oleh masyarakat Gondang dan
Selain mudah adaptasi saat ditanam di kawasan pesisir sekitarnya, Makam Dewi Sekardadu dikenal
utara Lamongan yang dikenal cukup tandus dan kering, sebagai Makam Mbok Rondo Gondang sebagai ibu
hasil panen bawang merah jenis ini kualitasnya lebih dari Sunan Giri. Makam yang terletak di tepi jalan
baik dibanding bawang merah yang ditanam di daerah sebelah timur Waduk Gondang ini ditemukan pada
lainnya. Tahun 1911, yang kemudian dilakukan pemugaran
pada Tahun 1917.
Fasilitas Pendidikan Jumlah Fasilitas Fasilitas Untuk menunjang kegiatan olahraga masyarakat desa di Desa
Pendidikan Negeri Pendidikan Swasta Gondanglor, terdapat fasilitas olahraga berupa Lapangan Sepak
bola 1 buah, Lapangan Bola volly 1 buah,dan lapangan bulu
PAUD 0 3
tangkis 1 buah. Area lapang untuk olahraga dapat juga
TK/RA 0 3 dimanfaatkan sebagai area berkumpul masyarakat untuk
melakukan kegiatan sosial kemasyarakatan lain seperti perayaan
SD/MI 2 1
kemerdekaan dan festival kebudayaan lainnya.
SMP/MTs 1 0
SMA/MA 0 0
SMK 0 0
18
Gambaran Umum
Sarana dan Prasarana
Masjid 6
Puskesmas Pembantu 1
Mushola 9
Sumber : Kecamatan Sugio Dalam Angka, 2020
Gereja 0
19
Gambaran Umum
Sarana dan Prasarana
Fasilitas perdagangan yang ada di Desa Gondanglor terdiri dari Untuk memenuhi kebutuhan air bersih dan sanitasi di Desa
warung/kedai makan dan toko/kios. Salah satu faktor penunjang dalam Gondanglor, telah di bangun beberapa prasarana seperti sumur
rangka meningkatkan aktivitas perekonomian masyarakat diperlukan pompa, sumur gali, penampungan air bersih, Bendungan Waduk
adanya pasar desa yang cukup memadai. Warung/kedai makan dan toko/ Gondang, Sendang (sumber mata air) dan saluran drainase.
kios di Desa Gondanglor berjumlah 64 unit, 38 diantaranya adalah
warung/kedai makan. Sedangkan untuk toko/kios di Desa Gondanglor
sendiri berjumlah 26 unit.
Prasarana Air Bersih dan Sanitasi
20
Hasil dan Pembahasan
No Aspek Penting Eksisting Gondanglor (+/-) Strategi Pengembangan
1 Consumer Goods ● Resto Alam WEGO ● Diversifikasi menu makanan dan produk olahan.
● Wisata Edukasi Gondang Lor ● Branding dan promosi wisata melalui media online.
● Pertanian Bawang Merah. ● Pengembangan wisata petik bawang merah.
● Optimalisasi potensi wisata edukasi Gondanglor
melalui pemberdayaan masyarakat.
2 Reuse ● Barang-barang plastik bekas minuman. ● Penggunaan sampah plastik (botol plastik bekas)
● Piring makanan di warung atau restoran menggunakan sebagai media tanam bawang merah.
keramik atau kaca. ● Penggunaan piring yang lebih ramah lingkungan
(piring rotan).
3 Recycle Daun dan sampah organik dari warung, restoran, dan Wisata Pembuatan pupuk organik sebagai supply pupuk
Gondanglor. pertanian tanaman di wisata edukasi Gondanglor dan
pertanian bawang merah.
4 Design ● Banyak pengemasan produk yang memakai plastik dan ● Meminimalkan plastik, gak boleh pake sterofoam
sterofoam. ● Optimalisasi potensi wisata Gondanglor
● Wisata Gondanglor menerapkan konsep ecotourism
5 Retailer ● Pasar desa belum aktif ● Pengaktifan pasar desa dengan didukung oleh
● Belum adanya pusat oleh-oleh desa pemerintah
● Pembuatan sentra oleh-oleh khas desa
21
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan Lesson Learned
Dari penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa strategi yang dapat digunakan 1. Mengetahui konsep dan karakteristik ekonomi
untuk mengembangkan ekonomi sirkular di Desa Gondanglor, Kecamatan Sugio, Kabupaten sirkular.
Lamongan berdasarkan 5 elemen adalah sebagai berikut. 2. Mengetahu potensi dan permasalahan pada Desa
Gondanglor
Consumer Goods
3. Mampu merumuskan strategi pengembangan
1. Diversifikasi menu makanan dan produk olahan.
ekonomi sirkular di Desa Gondanglor berdasarkan
2. Branding dan promosi wisata melalui media online.
3. Pengembangan wisata petik bawang merah. kondisi eksisting yang ada.
4. Optimalisasi potensi wisata edukasi Gondanglor melalui pemberdayaan masyarakat.
Reuse
1. Penggunaan sampah plastik (botol plastik bekas) sebagai media tanam bawang merah.
2. Penggunaan piring yang lebih ramah lingkungan (piring rotan).
Recycle
1. Pembuatan pupuk organik sebagai supply pupuk pertanian tanaman di wisata edukasi
Gondanglor dan pertanian bawang merah.
Design
1. Meminimalkan plastik, gak boleh pake sterofoam.
2. Optimalisasi potensi wisata Gondanglor.
Retailer
1. Pengaktifan pasar desa dengan didukung oleh pemerintah.
2. Pembuatan sentra oleh-oleh khas desa.
23
Daftar Pustaka
1. https://manajemen.uisi.ac.id/ekonomi-sirkular/
2. https://www.wartaekonomi.co.id/read273590/apa-itu-ekonomi-sirkular
3. https://accurate.id/ekonomi-keuangan/mengenal-lebih-dalam-tentang-ekonomi-sirkular/
4. Fazlur, R. (2019). Analisis tingkat kepuasan pengunjung Agrowisata Kolong Langit Nagari Pandai Sikek Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar.
Disertasi. Universitas Andalas. Sumatera Barat.
5. Pinata. 2002. Prinsip-prinsip Agrowisata. Wood. 2000.
6. RTRW Kabupaten Lamongan Tahun 2020-2039
7. RPJMD Kabupaten Lamongan Tahun 2016-2021
8. Tirtawinata. Moh Reza dan Lisdiana Fachruddin. 1996. Daya Tarik dan Pengelolaan Agrowisata. Jakarta: Penebar Swadaya.
9. Utama, I. G. B. R. dan Junaedi, I. W. R. (2019). Agrowisata sebagai Pariwisata Alternatif Indonesia: Solusi Masif Pengentasan Kemiskinan. Yogyakarta:
Deepublish
24
TERIMA KASIH
www.its.ac.id