Anda di halaman 1dari 23

DIGITAL DASHBOARD SEBAGAI SOLUSI BUSINESS INTELLIGENCE

PADA PT.TELKOM

Disusun oleh :

Choirulullum / 2017420010
Gading Pujakusuma / 2017420039
Septian Galih Pramana Ferdiansyah / 2017420054

FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS DR.SOETOMO
SURABAYA
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................................1
ABSTRAK.......................................................................................................................................2
BAB 1..............................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................3
1.2 Ruang Lingkup..................................................................................................................3
1.3 Tujuan...............................................................................................................................3
1.4 Manfaat.............................................................................................................................4
1.5 Metodologi Penelitian.......................................................................................................4
BAB 2..............................................................................................................................................5
2.1 Pengertian Business Intelligence......................................................................................5
2.2 Dashboard.........................................................................................................................5
2.2.1 Pengertian Digital Dashboard.........................................................................................5
2.2.2 Tipe Dashboard...............................................................................................................5
2.3 Pengertian Online Analythical Processing (OLAP)..........................................................6
2.4 Pengertian Data Warehouse..............................................................................................7
2.5 Pengertian Key Performance Indicator (KPI)...................................................................7
BAB 3..............................................................................................................................................8
3.1 Sejarah PT.Telkom............................................................................................................8
3.2 Kegiatan Usaha PT. Telkom.............................................................................................8
3.3 Visi dan Misi PT.Telkom..................................................................................................9
3.4 Inisiatif strategi PT.Telkom..............................................................................................9
3.5 Permasalahan PT.Telkom...............................................................................................10
3.6 Usulan Pemecahan Masalah............................................................................................10
BAB 4............................................................................................................................................11
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................................11
4.2 Saran................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................12
ABSTRAK

Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk menjelaskan lebih mendalam tentang business
intelligence (BI) yang digunakan oleh perusahaan. Melalui pembahasan ini dibuat untuk
mempermudah perusahaan mengatur proses yang terjadi di perusahaan dengan menggunakan
digital dashboard. Ditambah dengan online analythical processing (OLAP) dan data
warehouses sebagai kedua teknologi mendasar yang mendukung adaptasi dan kesusksesan
jangka panjang dari digital dashboard.

Hasil yang ingin dicapai melalui pembahasan ini adalah membantu perusahaan dalam
memaksimalkan teknologi yang dimiliki untuk meningkatkan performa dan strategi perusahaan.

Kesimpulan yang didapat dari pembahasan ini adalah digital dashboard memiliki pengaruh yang
besar di perusahaan dalam meningkatkan strategi bisnis dan peroforma perusahaan.

Kata kunci :

 Business Intelligence (BI)


 Digital Dashboard
 Online Analythical Processing (OLAP)
 Data Warehouses
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Digital dashboards tidak hanya termasuk dalam bagian dari perlengkapan standar
kendaraan, digital dashboards adalah suatu cara yang efektif biaya untuk melakukan banyak
tugas di satu lokasi terpusat daripada memiliki beberapa chip memori dan lokasi di dalam
kendaraan yang harus diperbaiki jika ada sesuatu yang tidak bekerja dengan benar.

Digital dashboards di perusahaan memberikan laporan grafis perusahaan yang dibuat


untuk memberikan informasi yang realtime sehingga pengguna menyadari posisi organisasi.
Dashboards menyediakan akses yang mudah digunakan untuk data perusahaan dan
membantu organisasi melacak kinerja.

Digital dashboard membantu personil perusahaan dalam proses pengambilan keputusan.


Digital dashboard adalah tampilan visual data untuk membantu memantau kontribusi pribadi
atau kelompok kerja untuk mencapai tujuan bisnis. Pihak eksekutif dapat dengan mudah
mengamati data yang disajikan pada tabel, grafik, indikator tren, alat pengukur, peta di
dashboard. Dashboard dapat menampilkan berbagai informasi dengan jarak luas dari
spesifik sampai data umum.

1.2 Ruang Lingkup

Penelitian ini akan membahas strategi bisnis yang digunakan untuk meningkatakan
performa perusahaan, keuntungan dan resiko digital dashboards bagi perusahaan, dan
sebagai solusi business intelligence.

1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah :
- Untuk mengetahui strategi dan taktik yang baik bagi perusahaan.
- Untuk meningkatkan nilai efektif dalam organisasi.
- Untuk meningkatkan status bisnis perusahaan.
- Untuk meningkatkan operasional perusahaan.

1.4 Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :


- Membuat pemahaman tentang digital dashboards bagi perusahaan.
- Membuat bisnis di perusahaan lebih teratur dan mudah dipahami.
- Membuat perusahaan mudah mengontrol semua kegiatan perusahaan.
- Peningkatkan kinerja karyawan dalam organisasi.

1.5 Metodologi Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam pembahasan tentang materi ini adalah Studi Pustaka
yaitu, mengumpulkan referensi dan mempelajari teori-teori yang relevan dengan objek
pembahasan yang akan dijadikan dasar dari setiap pembahasan yang ada didalam topik ini.
Teori–teori yang diambil juga bisa dicari di internet sehingga memudahkan kita dalam
pencarian informasi tentang pembahasan ini.
BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Business Intelligence

Secara umum, BI merupakan sistem dan aplikasi yang berfungsi untuk mengubah data ke
dalam suatu perusahaan atau organisasi ke dalam bentuk pengetahuan.

Dalam jurnal Management vol. 15[2], Ivana kursan dan Mirela Mihic menyatakan bahwa
istilah BI merujuk pada variasi solusi perangkat lunak, termasuk teknologi-teknologi dan
metodologi-metodologi yang dibutuhkan untuk mendapatkan informasi yang tepat guna
sehingga mampu membuat keputusan bisnis dengan tujuan utama yaitu meningkatkan
keseluruhan performa bisnis pada pasar.
Kegiatan pendukung Business Intelligence adalah data mining, data warehouse,
scorecarding, dashboarding, dan analisis keuangan. Cara yang dapat dilakukan untuk
melakukan penambangan data yang baik adalah Clustering algorithms atau Computational
intelligence (CI) based algorithms for trend analysis (Abraham, 2003).
BI biasanya akan mengambil dan memanipulasi informasi yang disimpan dalam database
untuk membantu pekerja merumuskan pengetahuan untuk mengambil keputusan dengan
menganalisis data yang tersedia. Perlu diingat bahwa data yang ada harus seakurat mungkin
sehingga kesimpulan statistik yang akan dibuat benar dalam memberikan peramalan dan
pengetahuan penting lainnya. Formulasi menyeluruh mengenai tujuan bisnis dan teknologi
informasi harus ditetapkan untuk suatu perusahaan untuk mendapatkan nilai dari
implementasi BI (Hedgebeth, 2007).
Berdasarkan beberapa pendapat diatas tentang BI, dapat ditarik suatu kesimpulan mengenai
defini BI kurang lebih adalah sebagai berikut BI dapat digunakan untuk pengelolaan data
pada perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa maupun manufaktur sehingga memberikan
informasi yang digunakan sebagai pertimbangan untuk proses pengambilan keputusan.
Menurut Choirul A.M., BI merupakan suatu proses yang mengumpulkan dan mengubah
sejumlah besar data yang ada dalam suatu organisasi menjadi informasi yang berguna.

2.2 Dashboard

2.2.1 Pengertian Digital Dashboard

Secara umum, digital dashboard adalah alat bisnis manajemen yang menampilkan
visual data dengan menggunakan indikator performa.

Menurut Eckerson, Wayne W., digital dashboard adalah alat bisnis manajemen
yang digunakan untuk menampilkan status dari sebuah perusahaan, atau departemen
perusahaan, menggunakan key performance indicators (KPI).

Menurut Rasmussen, Nils, Claire Y. Chen, dan Manish Bansal., digital


dashboard merupakan summary dalam bentuk visual dari suatu data bisnis yang
menampilkan kondisi bisnis melalui metrics dan key performance indicators (KPI).

2.2.2 Tipe Dashboard

Menurut Rasmussen, Nils, Claire Y.Chen dan Manish Bansal, dashboard


memiliki tiga tipe yaitu dashboard strategi, dashboard taktikal, dashboard operasional :

 Dashboard strategi.
Organisasi dapat melihat proses kemajuan strategi objektif. Seorang eksekutif – tingkat
dashboard dapat mempengaruhi perusahaan – strategi luas pencapaian dan korespondensi
KPI.

 Dashboard taktikal.
Organisasi menggunakan dashboard taktikal untuk melihat proses dan tren untuk setiap
strategi inisiatif organisasi. Dapat meliputi kunci proyek, dan kedua inisiatif dan proyek
sering diukur dengan pencapaian.

 Dashboard operasional.
Digunakan untuk melihat proses bisnis, aktifitas bisnis, kegiatan kompleks. Biasanya,
tampilan akan menyediakan pembaruan harian atau bulanan atau pada waktu itu juga dan
melaporkan ilustrasi dari status bisnis atau proses manufaktur.

Source: Rasmussen, Nils, Claire Y.Chen dan Manish Bansal

2.3 Pengertian Online Analythical Processing (OLAP)

Secara umum, OLAP adalah pemrosesan database yang menggunakan tabel fakta dan
dimensi untuk dapat menampilkan berbagai macam bentuk laporan analisis query transaksi
sehari-hari. OnLine Analytical Processing (OLAP) memanipulasi dan menganalisis data bervolume
besar dari berbagai perspektif (multidimensi). Oleh karena itu OLAP seringkali disebut analisis data
multidimensi. OLAP bekerja dengan data dalam bentuk multidimensi, umumnya bentuk tiga
dimensi diwujudkan ke dalam bentuk kubus data. Tujuan OLAP adalah menggunakan
informasi dalam sebuah basis data (data warehouse) untuk memandu keputusan-keputusan
yang strategis. Karakteristik OLAP yaitu permintaan data sangat kompleks, jarang ada
pemutakhiran, transaksi mengakses banyak bagian dalam basis data.

Dalam jurnal Pengembangan Business Intelligence Bagi Perkembangan Bisnis


Perusahaan vol. 2[2], Eka Miranda menyatakan bahwa OLAP merupakan kunci dari BI,
digunakan untuk meningkatkan analisis bisnis, merupakan perhitungan Decision Support
System (DSS) dan Expert Information System (EIS).

Menurut Eckerson, Wayne W, OLAP adalah perpaduan dinamis analisis dan gabungan
dari data dimensional dalam jumlah besar.
Beberapa contoh permintaan yang ditangani oleh OLAP: Berapa jumlah penjualan dalam
kuartal pertama? Berapa jumlah penjualan per kuartal untuk masing-masing kota? Tampilkan
5 produk dengan total penjualan tertinggi pada kuartal pertama. Kadangkala permintaan yang
ditangani OLAP bisa diselesaikan dengan pernyataan SQL sederhana, tetapi dalam banyak
kasus tidak dapat diekspresikan dengan SQL. OLAP dapat digunakan untuk melakukan
konsolidasi, drill-down, dan slicing and dicing.
1) Konsolidasi melibatkan pengelompokan data. Sebagai contoh kantor-kantor cabang
dapat dikelompokkan menurut kota atau bahkan propinsi. Transaksi penjualan dapat
ditinjau menurut tahun, triwulan, bulan, dan sebagainya. Kadangkala istilah rollup
digunakan untuk menyatakan konsolidasi.

2) Drill-down adalah suatu bentuk yang merupakan kebalikan dari konsolidasi, yang
memungkinkan data yang ringkas dijabarkan menjadi data yang lebih detail. Sebagai
contoh, mula-mula data yang tersaji didasarkan pada kuartal pertama. Jika
dikehendaki, data masing-masing bulan pada kuartal pertama tersebut bisa diperoleh,
sehingga akan tersaji data bulan Januari, Februari, Maret, dan April.

3) Slicing and dicing (atau dikenal dengan istilah pivoting) menjabarkan pada
kemampuan untuk melihat data dari berbagai sudut pandang.

Data dapat diiris-iris atau dipotong-potong berdasarkan kebutuhan. Sebagai contoh,


dapat diperoleh data penjualan berdasarkan semua lokasi atau hanya pada lokasilokasi
tertentu. Berdasarkan struktur basis datanya OLAP dibedakan menjadi 3 kategori
utama:
1) Multidimensional Online Analytical Processing (MOLAP) Sistem OLAP pada
masa awal menggunakan larik multidimensi di dalam memori untuk menyimpan data
kubus.
2) Relational Online Analytical Processing (ROLAP) Format pengolahan OLAP yang
melakukan analisis data secara dinamis yang disimpan dalam basis data relasional
bukan pada basis data multidimensi.
3) Hybrid Online Analytical Processing (HOLAP) Merupakan kombinasi antara
ROLAP dengan MOLAP. HOLAP dikembangkan untuk mengkombinasikan antara
kapasitas data pada ROLAP yang besar dengan kemampuan proses pada MOLAP.
Pada basis data OLAP, data yang disimpan sudah berupa hasil agregasi yang akan
mempercepat waktu dan performa basis data. Selain itu struktur data pada basis data
OLAP juga akan memudahkan proses pembuatan report dan analisis data.

2.4 Pengertian Data Warehouse

Secara umum, Data Warehouse adalah sekumpulan data yang besar yang dapat
mendorong organisasi untuk membuat keputusan penting.

Menurut Eckerson, Wayne W, Data Warehouse adalah menempatkan data yang telah
diurai dari database operasional, eksternal, dan database lainnya dari organisasi.

Menurut Malik, Shadan. 2005, Data Warehouse adalah tempat penyimpanan data
historical yang diorganisasikan berdasarkan subjek untuk pengambilan keputusan dalam
organisasi. Data Warehouse memfasilitasi kegiatan BI, seperti Data Mining dan mendukung
pangambilan keputusan.

Definisi – definisi lain terkait Data Warehouse:


Data warehouse merupakan database yang bersifat analisis dan read only yang digunakan
sebagai fondasi dari sistem penunjang keputusan (Poe,1998). Data warehousing merupakan
basis data relasional yang didesain lebih kepada query dan analisa dari pada proses transaksi,
biasanya mengandung history data dari proses transaksi dan bisa juga data dari sumber
lainnya. Data warehousing memisahkan beban kerja analisis dari beban kerja transaksi dan
memungkinkan organisasi menggabung/konsolidasi data dari berbagai macam sumber
(Lane,2003). Berdasarkan definisi – definisi yang telah dijelaskan tadi, dapat disimpulkan
data warehouse adalah basis data yang saling bereaksi yang dapat digunakan untuk query dan
analisis, bersifat orientasi subjek, terintegrasi, time variant, tidak berubah yang digunakan
untuk membantu para pengambil keputusan.
Komponen – komponen Data Warehouse, yaitu Komponen Source Data, Komponen Data
Staging, Komponen Data Storage, Komponen Information Delivery, Komponen Metadata,
dan Komponen Management dan Control.
1. Komponen Source Data Sumber data yang digunakan dalam data warehouse dapat
dikelompokkan menjadi empat, yaitu:
a) Production Data Data dalam kategori ini berasal dari berbagai sistem operasional dalam
perusahaan. Berdasarkan kebutuhan informasi di dalam data warehouse, segmen-segmen
data dipilih dari sistem operasional yang berbeda. Dalam proses ini, data-data yang
ditangani kemungkinan besar berada dalam format yang bermacam-macam,
kemungkinan juga berasal dari platform yang berbeda-beda. Lebih lanjut lagi, data-data
tersebut didukung oleh sistem basis data dan sistem operasi yang berbeda-beda.
Karakteristik production data yang paling signifikan dan mengganggu adalah perbedaan
(disparity). Tantangan terbesar adalah untuk membuat standarisasi dan mentransformasi
data-data yang berlainan dari berbagai sistem operasional yang berbeda, mengkonversi
data, dan mengintegrasikannya menjadi beberapa bagian yang kemudian akan
disimpan dalam data warehouse.
b) Internal Data Dalam setiap perusahaan, masing-masing user menjaga dokumen-
dokumen, spreadsheets, profil-profil pelanggan mereka, terkadang bahkan basis
data-basis data departemental. Inilah yang disebut dengan internal data atau
data internal, bagian yang dapat menjadi berguna dalam sebuah data
warehouse. Jika sebuah perusahaan menjalankan bisnis dengan one toone basis
dan kontribusi dari tiap-tiap pelanggan di garis bawah adalah signifikan, maka
profil-profil mendetail dari pelanggan dengan demografis yang luas merupakan
hal penting dalam data warehouse. Meskipun banyak dari data ini mungkin
didapatkan dari sistem produksi, sebagian besarnya dipegang oleh masing-
masing karyawan dan departemen dalam file-file pribadi mereka. Data-data
internal dalam perusahaan seperti ini tidak dapat diabaikan. Data ini menambah
kompleksitas dalam proses transformasi dan integrasi data sebelum dapat
disimpan ke dalam data warehouse. Harus ditentukan strategi-strategi untuk
mengambil data dari kertas-kertas kerja (spreadsheets), menemukan cara untuk
mangambil data dari dokumen-dokumen tekstual, dan menghubungkannya ke
dalam basis data-basis data departemental untuk mengumpulkan data yang saling
berhubungan dari sumbersumber tersebut.
c) Archieved Data Sistem operasional utamanya ditujukan untuk menjalankan suatu
bisnis. Di setiap sistem operasional, kita secara berkala mengambil data lama dan
menyimpannya di dalam file-file arsip. Seperti telah disebutkan sebelumnya,
sebuah data warehouse menyimpan snapshot-snapshot data historikal. Kita pada
dasarnya memerlukan data-data historikal untuk melakukan analisis terhadap
waktu. Untuk mendapatkan informasi historikal, kita melihat ke dalam data set-
data set yang telah diarsipkan. Berdasarkan pada requirements dari data
warehouse itu sendiri, kita harus memasukkan datadata historis yang memadai.
Data tipe ini berguna untuk memahami pola-pola dan menganalisis tren-tren yang
ada.
d) External Data Banyak para eksekutif menggunakan data yang berasal dari
sumber-sumber eksternal untuk meningkatkan persentase informasi yang mereka
gunakan. Mereka menggunakan statistik-statistik yang berhubungan dengan
industri mereka, yang dihasilkan oleh agensi-agensi eksternal. Mereka
menggunakan data-data market share dari para kompetitor, serta nilai-nilai standar
dari indikator-indikator keuangan terhadap bisnis mereka untuk mengetahui
performance perusahaan.
Data eksternal dapat memberikan gambaran mengenai apa yang akan dilakukan
atau apa yang telah dilakukan oleh suatu perusahaan. Data eksternal ini sangat
dibutuhkan apabila suatu perusahaan ingin membandingkan perusahaannya
dengan organisasi lain. Hal seperti inilah yang dapat meningkatkan kinerja
perusahaan.
2. Komponen Data Staging Setelah mengekstraksi data dari berbagai macam sistem
operasional, data harus disiapkan untuk disimpan ke dalam data warehouse. Data-data
hasil ekstraksi yang berasal dari beberapa sumber berlainan harus diubah, dikonversi,
dan membuatnya siap dalam satu format yang sesuai untuk disimpan dan digunakan
bagi keperluan query dan analisis. Tahap pembersihan ini dikenal juga dengan istilah
ETL (Extraction, Transformation, and Loading). Tahap pembersihan ini berlangsung
di sebuah staging area. Data staging menyediakan sebuah tempat dengan satu set
fungsi untuk membersihkan, mengubah, menggabungkan, 33 mengkonversi,
mencegah duplikasi data, dan menyiapkan data sumber untuk penyimpanan dan
penggunaan dalam data warehouse.

2.5 Pengertian Key Performance Indicator (KPI)

Secara umum, KPI adalah suatu sistem yang menampilkan performa perusahaan yang
kebanyakan dari padanya dinilai kritis bagi kesuksesan perusahaan.

Menurut Parmenter, KPI menampilkan ukuran berfokus terhadap aspek dari performa
organisasi yang kebanyakan adalah nilai kritis untuk arus dan kesuksesan masa depan dari
organisasi.

Menurut Rasmussen, Nils, Claire Y.Chen dan Manish Bansal, KPI adalah sistem metris
kritis yang mengukur performa aktual bertentangan dengan pencapaian dan objektif. Kunci
utama untuk mengidentifikasi KPI adalah sebagai berikut :
- Memiliki proses bisnis yang telah ditetapkan.
- Memiliki tujuan yang jelas untuk seluruh proses bisnis.
- Memiliki pengukuran kuantitatif atau kualitatif dari hasil kerja perbandingan yang
telah ditetapkan.
- Meneliti penyimpangan dan titik lemah proses atau sumber daya untuk mencapai
sasaran.
BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Sejarah PT.Telkom

Pada tanggal 23 oktober 1856, pemerintah kolonial Belanda melakukan pengoperasian


telegrap elektromagnetik pertama di Indonesia yang menghubungkan Jakarta dan Bogor.
Pada tahun 1965 terjadi pemisahan jasa pos dan telekomunikasi sehingga ditangani oleh dua
perusahaan negara, yaitu PN Pos dan Giro dan PN Telekomunikasi. Pada tahun 1974, PN
Telekomunikasi dibagi menjadi dua divisi, yaitu PT Industri Telekomunikasi Indonesia (“PT
INTI”) yang memproduksi perangkat telekomunikasi dan Perusahaan Umum Telekomunikasi
(“PERUMTEL”) untuk melayani jasa telekomunikasi domestik dan internasional. Pada tahun
1980, Bisnis telekomunikasi internasional diambil alih oleh PT Indonesian Satelite
Corporation (“Indosat”). Tahun 1991 Perumtel berubah menjadi PT. Telekomunikasi
Indonesia atau Telkom dengan operasi bisnis terbagi atas dua belas wilayah telekomunikasi.
Tahun 2004 Telkom meluncurkan layanan sambungan langsung internasional untuk telepon
tidak bergerak. Proyek kabel serat optik bawak laut JaKaLaDeMa yang menghubungkan
Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Denpasar dan Mataram telah berhasil dirampungkan pada bulan
April 2010. Tahun 2011 reformasi infrastruktur telekomunikasi dimulai melalui proyek
Telkom Nusantara Super Highway yang menyatukan nusantara mulai dari Sumatera hingga
Papua, serta proyek True Broadband Access yang menyediakan akses internet berkapasitas
20-100 Mbps ke pelanggan di seluruh Indonesia. Tahun 2012 penetrasi broadband
ditingkatkan melalui pembangunan Indonesia Digital Network (“IDN”). Perubahan
portofolio bisnis dari TIME menjadi TIMES (Telecommunication, Information, Media,
Edutainment & Services) untuk meningkatkan business value creation. Dan pembentukan
Telkom Corporate University untuk membangun SDM yang mampu bersaing dalam bisnis
internasional. Tahun 2013 Telkom telah beroperasi di tujuh negara termasuk Hongkong-
Macau, Timor Leste, Australia, Myanmar, Malaysia, Taiwan, dan Amerika Serikat.
3.2 Kegiatan Usaha PT. Telkom

PT.Telkom menjalankan kegiatan usaha yang meliputi:


1. Usaha utama
a. Merencanakan, membangun, menyediakan, mengembangkan, mengoperasikan,
memasarkan atau menjual/menyewakan dan memelihara jaringan telekomunikasi
dan informatika dalam arti seluas-luasnya dengan memperhatikan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
b. Merencanakan, mengembangkan, menyediakan, memasarkan atau menjual dan
meningkatkan layanan jasa telekomunikasi dan informatika dalam arti yang
seluas-luasnya dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Usaha Penunjang
a. Menyediakan layanan transaksi pembayaran dan pengiriman uang melalui
jaringan telekomunikasi dan informatika.
b. Menjalankan kegiatan dan usaha lain dalam rangka optimalisasi sumber daya
yang dimiliki perusahaan, antara lain pemanfaatan aset tetap dan aset bergerak,
fasilitas sistem informasi, fasilitas pendidikan dan pelatihan dan fasilitas
pemeliharaan dan perbaikan.

3.3 Visi dan Misi PT.Telkom

Visi PT.Telkom
- Menjadi pemimpin Telecommunication, Information, Media, Edutainment and
Services (“TIMES”) di daerah.

Misi PT.Telkom
- Menyediakan layanan “more for less” TIMES.
- Menjadi model pengelolaan korporasi terbaik di Indonesia.

3.4 Inisiatif strategi PT.Telkom


1. Pusat keunggulan.
2. Fokus pada portofolio dengan pertumbuhan atau nilai yang tinggi.
3. Percepatan ekspansi internasional.
4. Transformasi biaya.
5. Pengembangan IDN (id-Access, id-Ring, id-Con).
6. Indonesia Digital Solution (“IDS”) – layanan konvergen pada solusi ekosistem
digital.
7. Indonesia Digita Platform (“IDP”) – platform enabler untuk pengembangan
ekosistem.
8. Eksekusi sistem pengelolaan anak perusahaan terbaik.
9. Mengelola porofolio melalui BoE dan CRO.
10. Meningkatkan sinergi didalam Telkom Group.

3.5 Permasalahan PT.Telkom

Informasi yang terdapat dalam laporan milik PT.Telkom hanya dapat digunakan untuk
melihat jumlah transaksi paket dan menyebabkan munculnya masalah kesulitan pengambilan
keputusan strategis berdasarkan laporan yang ada. PT. Telkom. Informasi jumlah transaksi
dan informasi jumlah pendapatan transaksi paket sangat dibutuhkan.

3.6 Usulan Pemecahan Masalah

Dari masalah yang dimiliki PT.Telkom, pengembangan sistem dashboard sangat baik
untuk memantau performa perusahaan. Sistem dashboard dapat memberi informasi registrasi
dan pendapatan paket secara mendetail. Sistem dashboard juga memiliki keunggulan yang
akan memudahkan pengguna sistem karena pengguna dapat mencari data dengan lebih
mudah mulai dari data registrasi paket, tingkat persebaran paket, tingkat pendapatan maupun
tingkat kesuksesan registrasi paket yang dapat ditampilkan berdasarkan dimensi waktu,
daerah dan jenis paket. Berikut adalah contoh digital dashboard yang dapat digunakan
PT.Telkom:

Source:idashboards.com
BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari pembahasan ini adalah menjelaskan bahwa dashboard performa sangat
berbeda dari hasil laporan yang lain. Digital dashboard mudah dibaca dan dipahami, lebih
fokus ke area yang spesifik, tidak padat dengan data, dan terbaru sehingga membuat
pengguna lebih mudah mengambil keputusan yang baik bagi perkembangan dan pencapaian
strategi PT.Telkom.

4.2 Saran

Saran dari pembahasan ini adalah Perusahaan harus memperbaiki bisnis perusahaan
dengan menggunakan digital dashboard agar data lebih akurat dan meningkatkan tingkat
guna sistem di dalam perusahaan yang dapat menghemat banyak pengeluaran perusahaan
seperti biaya, sumber daya manusia, dan waktu.
DAFTAR PUSTAKA

 Choirul A.M. 2006. Business Intelligence dengan SQL Server 2005 membuat data menjadi
bermakna.
 Eckerson, Wayne W. 2011. Performance Dashboards. John Wiley & Son Inc.
 Eka Miranda, PENGEMBANGAN BUSINESS INTELLIGENCE BAGI
PERKEMBANGAN BISNIS PERUSAHAAN, Volume 02 / Nomor 02 / Ocober 2008
 Kursan, M. Mihic, Business Intelligence: The role of the Internet in marketing
research.Management, Volume 15 / Nomor 01 / 2010
 Malik, Shadan. 2005. Enterprise Dashboards. John Wiley & Son Inc.
 Parmenter, David. 2010. Key Performance Indicators. John Wiley & Son Inc.
 Rasmussen, Nils, Claire Y. Chen, and Manish Bansal. 2009. Business Dashboards. John
Wiley & Son Inc.
 Rudy, Natalia Limantara, MODEL DATA WAREHOUSE DAN BUSINESS
INTELLIIGENCE UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN PADA PT. S, Volume 02 /
Nomor 01 / June 2011
 Siswono, PERAN BUSINESS INTELLIGENCE DALAM SOLUSI BISNIS, Volume 04 /
Nomor 02 / December 2013
REFERENCE

 http://www.telkom.co.id/UHI/CDInteraktif2013/ID/0001_sejarah.html

 http://www.telkom.co.id/UHI/CDInteraktif2013/ID/0102_kegiatan.html

 http://www.telkom.co.id/UHI/CDInteraktif2013/ID/0006_visi.html

 http://erp.syspro.com/How-Business-Executives-Benefit-from-Digital-Dashboards.html

 http://www.idashboards.com

Anda mungkin juga menyukai