Anda di halaman 1dari 3

Nama : ANDRIANSYAH PERDANA KUSUMA

NIM : 2002040917
Prodi : Informatika A

A. Pengertian Mabadi Khaira Ummah

Mabadi Khaira Ummah adalah gerakan pembentukan identitas dan karakter warga
Nahdlatul Ulama melalui penanaman nilai-nilai yang dapat dijadikan prinsip-prinsip dasar
untuk menjadi umat terbaik.

Gerakan Mabadi Khaira Ummah merupakan langkah awal pembentukan umat terbaik,
yaitu suatu umat yang mampu melaksanakan tugas-tugas Amar Ma'ruf Nahi Mungkar yang
merupakan bagian terpenting dari kiprah NU karena kedua sendi mutlak diperlukan untuk
menopang terwujudnya tata kehidupan yang diridhoi Allah Subhanahu Wa Ta'ala sesuai
dengan cita-cita Nahdlatul Ulama.

B. Prinsip – prinsip dasar umat dan penerapanya (Mabadi khoiru ummah)

1. Ash-Shidqu
Maksudnya adalah memiliki integritas kejujuran. Butir ini memiliki arti kejujuran
pada diri sendiri, sesama, dan kepada Allah sebagai pencipta. Kejujuran adalah satunya kata
dengan perbuatan, ucapan dengan pikiran. Apa yang diucapkan sama dengan yang di batin.
Jujur dalam hal ini berarti tidak plin-plan dan tidak dengan sengaja memutar balikkan
fakta atau memberikan informasi yang menyesatkan. Dan tentu saja jujur pada diri sendiri.
Termasuk dalam pengertian ini adalah jujul dalam bertransaksi dan jujur dalam bertukar
pikiran. Maksudnya adalah mencari maslahat dan kebenaran serta bersedia mengakui dan
menerima pendapat yang lebih baik. Sedangkan.

2. Al-Amanah Wa al-Wafa' Bi al-'Ahdi


Maksudnya adalah terpercaya dan taat memenuhi janji. Butir ini memuat dua istilah
yang saling terkait, yaitu al-amanah dan al-wafa bi-al’ahdi. Terpercaya atau dapat dipercaya
adalah sifat yang diletakkan pada seseorang yang dapat melaksanakan semua tugas yang
dipikulnya, baik yang bersifat agama maupun bersifat umum.
Dengan sifat ini, orang akan menghindari dari segala bentuk pembekalan dan
manipulasi tugas atau jabatan. Nabi pernah bersabda, “Sampaikanlah amanat itu kepada
orang yang memberi kepercayaan kepadamu, dan jangan mengkhianati orang yang
berkhianat kepadamu.” (HR. Tirmidzi)

3. At-Ta’awun
At-Ta’awun merupakan sendi utama dalam tata kehidupan masyarakat. Manusia tidak
dapat hidup sendiri tanpa bantuan pihak lain. Pengertian Ta’awun meliputi tolong-menolong,
setia kawan dan gotong royong dalam kebaikan dan takwa.Imam Al Mawardi mengaitkan
pengertian “Al-Birru” (kebaikan) dengan kerelaan manusia dan takwa dengan Ridha Allah.
Memperoleh keduanya berarti memperoleh kebahagiaan yang sempurna.
Ta’awun juga mengandung pengertian timbal balik dari masing-masing pihak untuk
memberi dan menerima. Oleh karena itu, sikap takwa mendorong setiap orang untuk
berusaha dan bersikap kreatif agar dapat memiliki sesuatu yang dapat disumbangkan kepada
orang lain dan kepada kepentingan bersama. Mengembangkan sikap ta'awun berarti juga
mengupayakan konsolidasi.Sikap tolong-menolong akan memiliki timbal balik yang akan
kembali kepada dirinya sendiri. Maksudnya, ketika seseorang selalu menolong orang lain,
maka Allah pun juga akan selalu menolongnya.
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda, “Allah
selalu menolong seseorang yang selama hamba itu menolong saudaranya.” (HR. Muslim)

4. Al-‘Adalah
Maksudnya adalah tegak lurus dalam meneguhkan rasa adil dan keadilan. Nilai butir
ini memiliki pengertian obyektif, proporsional dan taat asas. Nilai ini juga mengharuskan
seseorang berpegang kepada kebenaran obyektif dan menempatkan segala sesuatu pada
tempatnya.
Distorsi penilaian sangat mungkin terjadi akibat pengaruh emosi, sentimen pribadi
atau kepentingan egoistik. Distraksi semacam ini dapat menjerumuskan orang ke dalam
kesalahan fatal dalam mengambil sikap terhadap suatu persoalan. Buntutnya sudah tentu
adalah kekeliruan bertindak yang bukan saja tidak menyelesaikan masalah, tetapi menambah-
nambah kerancuan. Lebih-lebih jika persoalan menyangkut perselisihan atau pertentangan di
antara berbagai pihak. Dengan sikap objektif dan proporsional, distorsi semacam ini tentu
dapat dihindarkan.

5. Istiqamah
Istiqomah mengandung pengertian berkesinambungan, tetap dan tidak bergeser dari
jalur sesuai dengan ketentuan Allah dan rasul-Nya. Maksud dari berkesinambungan adalah
konsistensi dari keterkaitan antara satu kegiatan dengan kegiatan lain dan antara satu periode
dengan periode lain sehingga kesemuanya tadi membentuk satu kesatuan yang tak
terpisahkan dan saling menopang seperti sebuah bangunan.
Sedangkan makna berkelanjutan adalah bahwa pelaksanaan kegiatan-kegiatan
tersebut merupakan proses yang berlangsung terus-menerus tanpa mengalami kemandekan,
atau merupakan suatu proses maju (progressing), bukannya berjalan di tempat
(stagnant).Butir nilai ini didasarkan pada hadis Nabi berikut,
“Sebaik-baiknya amal menurut Allah adalah yang dilakukan oleh pemiliknya
(pelakunya) terus-menerus walaupun sedikit.” (Muttafaq Alaih)

Anda mungkin juga menyukai