Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Praktikum Kimia Fisika

Pendidikan Kimia-Teachers College

Universitas Pelita Harapan

Percobaan III

I. Judul Percobaan
Sel Elektrokimia
II. Dasar Teori
Elektrokimia adalah ilmu kimia yang mempelajari pergerakan elektron yang
terjadi pada media konduktif (elektroda). Elektroda terdiri dari elektroda positif dan
elektroda negatif. Hal ini karena elektroda tereksitasi oleh arus listrik. Listrik sebagai
sumber energi dalam pertukaran elektron. Konsep elektrokimia didasarkan pada
reaksi redoks dan larutan elektrolit. Reaksi redoks adalah reaksi simultan oksidasi dan
reduksi. Pada reaksi reduksi terjadi peristiwa akuisisi elektron sedangkan reaksi
oksidasi adalah peristiwa kehilangan elektron yang dihasilkan dalam media konduktif
sel elektrokimia (Harahap, 2016).
Proses elektrokimia membutuhkan media pengantar sebagai titik transmisi.
Elektron diterima dalam sistem reaksi yang disebut larutan. Larutan dapat dibagi
menjadi tiga bagian yaitu elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan non-elektrolit. Larutan
elektrolit kuat adalah larutan yang mengandung ion-ion terlarut. Larutan ini dapat
memasok arus dengan sangat baik saat proses transfer elektron berlangsung cepat dan
menghasilkan jumlah energi yang relatif besar. Sedangkan larutan elektrolit lemah
adalah larutan yang mengandung ion terlarut dimana larutan cenderung terionisasi
sebagian, sehingga proses transfer elektron relatif lambat dan energi yang dihasilkan
kecil akan tetapi, proses elektrokimia berlanjut. Untuk larutan nonelektrolit, proses
transfer elektron tidak terjadi. Proses elektrokimia tidak dapat dipisahkan dari logam
yang direndam dalam larutan yang disebut elektroda. Elektroda terdiri dari katoda dan
anoda (Wati Sukmawati, 2020).
Sel volta adalah cabang dari sel elektrokimia yang menguabh energy kimia
menjadi energy listrik. Sebuah sel galvanik atau volta memiliki dua bagian elektroda
yang dapat menghasilkan energi listrik melalui reaksi redoks secara spontan dengan
kedua elektroda. Misalnya, sel Daniell terdiri dari elektroda seng , Zn / Zn2 + dan
elektroda tembaga, Cu / Cu2 + (Drs. Agus Salim, 2001).
Arus listrik berupa aliran electron pada sel volta yang diakibatkan oleh kedua
electrode disebut potensial sel ( E sel ).
Potensial sel dapat dirumuskan sebagai berikut
Esel = E katoda – E anoda
Elektron mengalir dari anoda ke katoda. Logam yang memiliki E kecil
ditempatkan sebagai anoda yang mengalami oksidasi dan sedangkan logam yang
memiliki E lebih besar ditempatkan sebagai katoda ( mengalami reduksi ). Reaksi
dapat berlangsung spontan ketika E sel memiliki harga positif (Dr. Elvy Rahmi
Mawarnis, 2021). Selain itu perhitungan potensial sel dapat dilakukan dengan
menggunakan persamaan nersnt:

III. Alat dan Bahan

Nama alat Jumlah


Pipa U 1
Gelas piala 4
Hot plate 1
Jmbtn garam 1
Multimeter 1

Nama bahan Konsentrasi Jumlah


KCl - Secukupnya
NH4Cl - Secukupnya
CuSO4 1M Secukupnya
ZnSO4 1M Secukupnya
FeSO4 1M Secukupnya
MgSO4 1M Secukupnya
IV. Prosedur dan Hasil Percobaan

Prosedur percobaan Hasil percobaan

4 Gelas piala
isi pipa U dengan
masing-masing
agar-agar+KCl atau Dinginkan hingga
dengan CuSO4,
NH4Cl dalam memedat
keadaan panas ZnSO4, FeSO4,
MgSO4

menyususn sel volta


yang terdiri dari Cu Masukkan
Hubungkan dengan sebagai kutub positif elektroda logam
jembatan garam dan elektroda lainnya yang sesuai
dikutub negatif

mengukur dan
mencatat beda
potensial sel pada
suhu 5, 10, 15, 20, 25,
30, dan 35 C

V. Referensi

Dr. Elvy Rahmi Mawarnis, M. (2021). Kimia Dasar II. Yogyakarta: Penerbit Seepbulish.

Drs. Agus Salim, M. d. (2001). REAKSI ELEKTROKIMIA (SEL GALVANI ATAU SEL
VOLTA).

Harahap, M. R. (2016). Sel Elektrokimia: Karakteristik dan Aplikasi. Circuit.

Wati Sukmawati, M. (2020). Redoks & Elektrokimia. Bintang Pustaka Madani.

Asisten Lab Perawang, 07 Februari 2022


Putri Subur Tarisah

Anda mungkin juga menyukai