Anda di halaman 1dari 19

PERCOBAAN 5

PERSAMAAN NERNST
LAPORAN
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Praktikum Kimia Fisika
Yang dibina Ibu Dr. Nazriati, M.Si dan Ibu Safwatun Nida, S.Si., M.Pd

Oleh Kelompok 11 :
Safira Amalia Fardiana (150351600999)
Septi Putri Ayu (150351600451)
Faridatus Sholikha (150351601030)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PRODI PENDIDIKAN IPA

MARET 2017

Percobaan 5

Persamaan Nernst
A. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan diharapkan mahasiswa dapat:
1. Menyusun dan mengukur GGL sel elektrik (sel elektrokimia),
2. Membuktikan persamaan Nernst melalui percobaan.
B. Alat dan Bahan
Alat
1. Voltmeter
2. Kabel dan Penjepit
3. Gelas ukur 100 mL
4. Beaker glass 100 mL
5. Termometer
6. Kertas amplas

Bahan
1. Pelat tembaga
2. Pelat seng
3. Larutan ZnSO4 1,000 M
4. Larutan CuSO4 1,000 M
5. Larutan CuSO4 0,100 M
6. Larutan CuSO4 0,010 M
7. Larutan CuSO4 0,001 M
8. Kertas saring
MSDS

1. Pelat Tembaga Berbahaya bagi kesehatan. Paparan cukup intens


(Cu) dapat menyebabkan sakit parah atau menahun.
Nyala sebelum dinyalakan dapat terjadi (Kesehatan:
2, Kemungkinan terbakar: 1, Kereaktifan : 0)

2. Pelat Seng (Zn) Sedikit berbahaya jika kontak dengan kulit dan
mata. Berbahaya jika tertelan dan terhirup
(Kesehatan: 0, Kemungkinan terbakar: 1,
Kereaktifan: 1)

3. Larutan ZnSO4 1M Berbahaya dalam kasus kontak dengan kulit akan


terjadi iritan. Kontak dengan mata akan terjadi

2
iritasi, dan menelan dapat menyebabkan inhalasi
(Kesehatan: 2, Kemungkinan terbakar: 0,
kereaktifan: 0)

4. Larutan CuSO4 1M Dapat menyebabkan keracunan tembaga dan


kematian. Dapat menyebabkan reaksi alergi. Jika
terhisap dapat menyebabkan iritasi saluran
pencernaan (Kesehatan: 1, Kemungkinan terbakar:
0, Kereaktifan: 0)

5. Larutan CuSO4 Kontak dengan mata iritasi, korosif. Kontak dengan


kulit menyebabkan luka bakar. Menghirup
semprotan kabut dapat menyebabkan iritasi parah
(Kesehatan: 1, Kemungkinan terbakar: 0,
Kereaktifan: 0)

C. Dasar Teori

Elektrokimia adalah bidang ilmu yang mempelajari perubahan energi


kimia menjadi energi listrik atau sebaliknya. Suatu sel elektrokimia terdiri dari
dua elektroda, yang disebut katoda dan anoda, dalam larutan elektrolit. Reaksi
yang terjadi pada sel elektrokimia adalah pada anoda terjadi reaksi oksidasi
dan pada katoda terjadi reaksi reduksi (Sastrohamidjojo,2005:94).

Arus listrik mengalir dari anoda ke katoda karena ada selisih energi
potensial listrik diantara kedua elektroda. Selisih potensial listrik diantara
anoda dan katoda diukur dengan voltmeter dan angkanya (dalam volt) disebut
voltase sel. Namun dua istilah lain, gaya elektromotif atau emf (E) dan
potensial sel juga digunakan untuk menyatakan voltase sel. Voltase suatu sel
bergantung tidak hanya pada jenis elektroda dan ion-ionnya, tetapi juga pada
konsentrasi ion dan suhu dimana sel bekerja (Chang, 2009: 198).

3
Sebuah sel elektrokimia yang beroperasi secara spontan disebut sel galvani
(sel volta). Sel ini mengubah energi kimia menjadi energi lisrtik, yang dapat
digunakan untuk melakukan kerja. Sebuah sel dimana potensial luar yang
berlawanan menyebabkan reaksi berlangsung dalam arah berlawanan secara
spontan disebut sel elektrolisis, sel seperti ini menggunakan energi listrik yang
dihasilkan oleh rangkaian luar untuk melakukan reaksi kimia yang sebenarnya
tidak dapat berlangsung. Jika sebuah sel diubah menjadi sel elektrolisis
dengan penambahan sumber potensial luar yang berlawanan arah dengan
aliran elektron, juga terdapat sebuah pembalikan pada posisi anoda dan
katoda, dalam sel elektrolisis oksidasi berlangsung di elektroda perak karena
menjadi anoda dan tembaga menjadi katoda (Oxtoby, dkk, 2001: 379).

Susunan unsur-unsur logam berdasarkan potensial elektrode standarnya


disebut deret elektrokimia atau deret volta. Berikut urutan deret volta:

Li K Ba Ca Na Mg Al Mn Zn Fe Ni Sn Pb H Cu Hg Ag Pt
Au

Semakin ke kiri kedudukan suatu logam dalam deret volta menandakan,


logam semakin reaktif (semakin mudah melepas elektron) dan logam
merupakan reduktor yang semakin kuat (mudah mengalami oksidasi atau
reduktor). Sebaliknya, semakin kanan kedudukan logam dalam deret volta
menandakan, logam semakin kurang reaktif (semakin sukar melepas elektron)
dan kationnya merupakan oksidator yang semakin kuat (mudah mengalami
reduksi atau oksidator). Jadi, logam yang terletak lebih kiri lebih reaktif
daripada logam-logam yang di kanannya. Oleh karena itu, logam yang terletak
lebih kiri dapat mendesak logam yang lebih kanan dari senyawanya (Achmad,
2001: 312).

Salah satu faktor yang mempengaruhi Esel adalah konsentrasi.


Persamaan yang menghubungkan konsentrasi dengan Esel dinamakan
persamaan Nernst. Persamaan Nernst adalah persamaan yang berkaitan
dengan tegangan dari sel kimia untuk potensial sel standar dan konsentrasi
reaktan dan produk. Bentuk persamaan tersebut adalah sebagai berikut:

4
c d
RT a .a
E sel=E sel ln C a Db
nF aA . aB

aaA , abB , acC , adD adalah aktivitas dipangkatkan dengan koefisien reaksi.

F = konstanta Faraday

n = jumlah (mol) elektron yang dipertukarkan dengan koefisien reaksi

R = tetapan gas

Untuk perhitungan yang tidak memerlukan ketelitian yang tinggi,


aktivitas dapat diganti dengan konsentrasi, sehingga persamaan menjadi:

c d
RT C C . C D
E sel=E sel ln
nF C A a . C Bb

C adalah konsentrasi.

(Petunjuk Praktikum Kimia Fisika, 2017)

D. Prosedur Percobaan
1 Menyiapkan potongan pelat tembaga dan seng dengan ukuran kurang lebih
6x2 cm. Membersihkan permukaan pelat logam tersebut dengan
menggunakan kertas amplas.
2 Menyiapkan larutan jenuh NH4NO3 atau KNO3 (kurang lebih 10 20 mL).
Sebagai jembatan garam, mengambil selembar kertas saring gulung dan
merekatkan dengan menggunakan selotip pada bagian tengahnya untuk
mencegah gulungan membuka (bisa juga digunakan stapler).
3 Menyiapkan dua gelas piala 100 mL, yang satu diisi dengan ZnSO 4 1,000
M: satunya lagi diisi dengan CuSO4 1,000 M. Menyelupkan elektroda-
elektroda logam dan menghubungkan dengan kabel seperti gambar
dibawah ini.

5
4 Menyelupkan kertas saring yang telah dibentuk menjadi gulungan tadi ke
dalam larutan NH4NO3 atau KNO3, kemudian menempatkan sedemikian
rupa sehingga kedua ujung gulungan tercelup ke dalam larutan yang
berada pada kedua beaker glass. Mengamati nilai GGL dengan
menggunakan voltmeter. Mencatat potensial sel, juga mencatat suhu
larutan tersebut.
5 Mengganti larutan CuSO4 1,000 M dengan larutan CuSO4 0,010 M, larutan
ZnSO4 1,000 M jangan diganti.
6 Mencuci dan membersihkan kembali kedua elektroda dengan kertas
amplas. Mengganti jembatan garam dengan yang baru dan kembali
mengukur dan mencatat nilai GGL dengan menggunakan voltmeter.
7 Mengulangi langkah 5 dan 6, tetapi menggunakaan larutan CuSO 4 yang
lebih encer.
8 Kebersihan terutama kebersihan setengah sel tembaga harus benar-benar
diperhatikan karena sedikit kotoran saja sudah dapat menimbulkan
kesalahan yang besar. Juga pembacaan voltmeter harus dilakukan seteliti
mungkin karena perbedaan GGL yang terjadi kecil (pengukuran dapat
dilakukan secara lebih teliti dengan menggunakan potensiometer).

Analisis Prosedur

Setelah mengetahui prosedur percobaan, maka dapat dilakukan


analisis prosedur percobaan sebagai berikut. Pertama menyiapkan
potongan pelat tembaga dan seng dengan ukuran 6x2 cm lalu
membersihkan permukaan pelat logam tersebut dengan menggunakan

6
kertas amplas. Setelah itu menyiapkan jembatan garam yang telah
disiapkan sebagai jembatan garam.

Selanjutnya menyiapkan dua gelas piala 100 mL, yang satu diisi
dengan ZnSO4 1,000 M sebanyak 40 mL; satunya lagi diisi dengan CuSO 4
1,000 M 40 mL. kemudian menyelupkan elektroda-elektroda logam dan
menghubungkan dengan kabel seperti gambar dibawah ini.

Selanjutnya, menempatkan sedemikian rupa sehingga masing-


masing elektroda tercelup ke dalam larutan yang berada pada kedua beaker
glass. Lalu mengamati nilai GGL dengan menggunakan voltmeter.
Selanjutnya, mencatat potensial sel, juga mencatat suhu larutan tersebut.

Kemudian, mengganti larutan CuSO4 1,000 M dengan larutan


CuSO4 0,010 M, larutan ZnSO4 1,000 M jangan diganti. Lalu mencuci dan
membersihkan kembali kedua elektroda dengan kertas amplas. Kemudian
mengganti jembatan garam dengan yang baru dan kembali mengukur dan
mencatat nilai GGL dengan menggunakan voltmeter.

Langkah-langkah tersebut diulangi dengan Larutan ZnSO 4 1,000


M tetap tetapi menggunakaan larutan CuSO4 yang lebih encer dengan cara
menggambil larutan CuSO4 10 mL dari beaker glass kemudian meletakkan
pada labu ukur dan mengencerkan dengan cara menambahkan aquades
sampai tanda batas pada labu ukur.

7
Kebersihan terutama kebersihan setengah sel tembaga harus benar-
benar diperhatikan karena sedikit kotoran saja sudah dapat menimbulkan
kesalahan yang besar. Juga pembacaan voltmeter harus dilakukan seteliti
mungkin karena perbedaan GGL yang terjadi kecil (pengukuran dapat
dilakukan secara lebih teliti dengan menggunakan potensiometer).

E. Data Percobaan

Suhu : 25C = 298 K

No Konsentrasi Larutan Konsentrasi Larutan


. Pada Bagian Anoda Pada Bagian Katoda GGL Esel
Zn/Zn2+ Cu/Cu2+ (V) (V)
(M) (M)
1. 1M 1M 1.07 V 1,10 V
2. 1M 0,1 M 1,06 V 1,07 V
3. 1M 0,01 M 1,04 V 1,04 V
4. 1M 0,001 M 1,00 V 1,01 V

F. Analisis Data

Setelah didapatkan data, maka dapat dilakukan analisis data sebagai


berikut.

Pada percobaan Persamaan Nernst yang bertujuan untuk menyusun dan


mengukur GGL sel elektrik (sel elektrokimia) dan membuktikan persamaan
Nernst melalui percobaan yang pertama menyiapkan adalah potongan pelat
tembaga dan seng dengan ukuran 6x2 cm yang telah membersihkan
menggunakan kertas amplas kemudian menyiapkan jembatan garam.
Kemudian, menyiapkan dua gelas piala 100 mL, yang satu diisi dengan ZnSO4
1,0 M satunya lagi diisi dengan CuSO4 1,0 M. Selanjutnya, menyelupkan
elektroda-elektroda logam, dan menghubungkan dengan kabel seperti pada
gambar dibawah ini.

8
Setelah semua alat dan bahan disusun, kemudian mencatat nilai GGL dengan
menggunakan voltmeter, mencatat potensial sel dan mencatat suhu larutan.

Pada percobaan ini mengukur GGL sel elektrokimia terdapat 4 perlakuan


dengan menggunakan konsentrasi yang berbeda-beda dimana terdapat variasi
pada konsentrasi larutan pada bagian katoda yaitu larutan CuSO4 dan pada
larutan ZnSO4 konsentrasinya tetap yaitu 1 M. Pada percobaan ini, variabel
kontrolnya larutan ZnSO4, variabel bebas adalah larutan CuSO4, dan variabel
terikatnya adalah Esel. Sebelum melakukan perhitungan pada Esel, diketahui
perhitungan Esel sebagai berikut:

Esel= Ekatoda - Eanoda

= 0,76 V 0,34 V

= 1,1 V

Perlakuan pertama, konsentrasi larutan ZnSO4 1 M sebagai anoda dan


konsentasi pada larutan CuSO4 adalah 1 M sebagai katoda. Pada perlakuan ini
hasil GGL pada voltmeter adalah 1,07 V dan hasil E sel perhitungan adalah 1,1
V. Berikut adalah perhitungan Esel pada konsentrasi larutan ZnSO4 1 M sebagai
anoda dan konsentasi pada larutan CuSO4 adalah 1 M sebagai katoda:

9
2+
Zn

2+
Cu




0 RT
Esel =Esel 2,303 log
nF
J
8,314 K . 298 K
mol 1
1,1 . 2,303 log
c 1
2. 96500
mol
2477,6 J
1,1 . 2,303 log1
19300 C
1,10,013 . 2,303. 0
1,10
1,1V

Dapat dihitung persen kesalahan sebesar:

E sel teoriE sel percobaan


kesalahan= 100
Esel teori

1,101,10
100
1,10

0,00 100

Perlakuan kedua, konsentrasi larutan ZnSO4 1 M sebagai anoda dan


konsentasi pada larutan CuSO4 adalah 0,1 M sebagai katoda. Pada perlakuan ini
hasil GGL pada voltmeter adalah 1,06 V dan hasil Esel perhitungan adalah 1,07 V.
Berikut adalah perhitungan Esel pada konsentrasi larutan ZnSO4 1 M sebagai anoda
dan konsentasi pada larutan CuSO4 adalah 0,1 M sebagai katoda:

10
2+
Zn

2+
Cu




0 RT
Esel =Esel 2,303 log
nF
J
8,314 K . 298 K
mol [1]
1,1 . 2,303 log
c [0,1]
2. 96500
mol
2477,6 J
1,1 . 2,303 log10
19300 C
1,10,013 . 2,303. 1
1,10,030
1,07 V

Dapat dihitung persen kesalahan sebesar:

E sel teoriE sel percobaan


kesalahan= 100
Esel teori

1,101,07
100
1,10

0,03 100

Perlakuan ketiga, konsentrasi larutan ZnSO4 1 M sebagai anoda dan


konsentasi pada larutan CuSO4 adalah 0,01 M sebagai katoda. Pada perlakuan
ini hasil GGL pada voltmeter adalah 1,04 V dan hasil E sel perhitungan adalah
1,04 V. Berikut adalah perhitungan Esel pada konsentrasi larutan ZnSO4 1 M

11
sebagai anoda dan konsentasi pada larutan CuSO 4 adalah 0,01 M sebagai
katoda:

2+
Zn

2+
Cu




0 RT
Esel =Esel 2,303 log
nF
J
8,314 K . 298 K
mol [1]
1,1 . 2,303 log
c [0,01]
2. 96500
mol
2477,6 J
1,1 . 2,303 log100
19300 C
1,10,013 . 2,303. 2
1,10,059
1,04 V

Dapat dihitung persen kesalahan sebesar:

E sel teoriE sel percobaan


kesalahan= 100
Esel teori

1,101,04
100
1,10

0,05 100

Dan pada perlakuan keempat, konsentrasi larutan ZnSO 4 1 M sebagai anoda


dan konsentasi pada larutan CuSO4 adalah 0,001 M sebagai katoda. Pada
perlakuan ini hasil GGL pada voltmeter adalah 1,00 V dan hasil E sel perhitungan

12
adalah 1,01 V. Berikut adalah perhitungan Esel pada konsentrasi larutan ZnSO4 1 M
sebagai anoda dan konsentasi pada larutan CuSO4 adalah 0,001 M sebagai
katoda:

2+

Zn

2+
Cu




0 RT
Esel =Esel 2,303 log
nF
J
8,314 K . 298 K
mol [1]
1,1 . 2,303 log
c [0,001]
2. 96500
mol
2477,6 J
1,1 . 2,303 log1000
19300 C
1,10,013 . 2,303. 3
1,10,089
1,01V

Dapat dihitung persen kesalahan sebesar:

E sel teoriE sel percobaan


kesalahan= 100
Esel teori

1,101,01
100
1,10

0,08 100

13
Dari data-data seperti yang tertulis di atas dapat ditentukan persamaan

2+

Zn

2+
garis antara log Cu dengan Esel.



2+ 2+
Cu Cu
2+
Konsentrasi Larutan Konsentrasi Larutan pada Zn2+ Zn
Esel (V)
pada Anoda (ZnZn2+) Katoda (CuCu2+)
log

1M 1M 1 0 1,07
1M 0,1 M 10 1 1,06
1M 0,01 M 10 2 1,04
1M 0,001 M 1000 3 1,00

1.08
1.06
1.04
1.02
1
0.98
0.96
0 1 2 3

2+
Zn

2+
Kurva hubungan antara log Cu vs Esel



G. Pembahasan

14
Dari hasil analisis data yang telah dilakukan, maka dapat dibahas
sebagai berikut.
Hal pertama yang dilakukan pada percobaan ini yaitu menyiapakan
potongan tembaga (Cu) dan zink (Zn) yang berfungsi sebagai anoda dan
katoda, membersihkan tembaga (Cu) dan zink (Zn) dengan amplas agar
diperoleh energi potensial yang murni, jembatan garam digunakan sebagai
perantara perpindahan anion dan kation, kemudian mencelupkan elektroda-
elektroda logam kedalam larutan tembaga sulfat (CuSO 4) dan zink sulfat
(ZnSO4) dan dihubungkan dengan kabel untuk mengamati energi
potensialnya, menyusun rangkaian sel elektrokimia dan mengamati GGL
dengan menggunakan voltmeter.
Persamaan nernst merupakan persamaan yang menyatakan hubungan
antara potensial dari sebuah elektron ion-ion metal dan konsentrasi dari ion
dalam sebuah larutan. Pada sel elektrokimia sederhana, elektron akan mengalir
dari anoda ke katoda. Hal ini akan menimbulkan perbedaan potensial antara
kedua elektroda. Perbedaan potensial akan mencapai maksimum jika tidak ada
arus listrik yang mengalir. Perbedaan maksimum ini dinamakan GGL sel atau
Esel pada bagian faktor.

Salah satu faktor yang mempengaruhi E sel adalah konsentrasi.


Persamaan yang menghubungkan konsentrasi dengan E sel dinamakan
persamaan Nernst. Bentuk persamaannya adalah aktivitas dipangkatkan
koefisien reaksi. F adalah tetapan Faraday. N adalah jumlah elektron yang
dipertukarkan dalam reaksi redoks. Reaksi kimia dapat menghasilkan
energi/menyerap energi. Pertukaran energi terjadi biasanya dalam bentuk
panas, tetapi kadang-kadand dengan mengadakan suatu modifikasi tertentu,
energi yang dipertukarkan tersebut bisa diubah dalam bentuk energi listrik.

Susunan unsur-unsur logam berdasarkan potensial elektrode


standarnya disebut deret elektrokimia atau deret volta. Berikut urutan deret
volta:

Li K Ba Ca Na Mg Al Mn Zn Fe Ni Sn Pb H Cu Hg Ag Pt
Au

15
semakin ke kiri kedudukan suatu logam dalam deret volta menandakan,
logam semakin reaktif (semakin mudah melepas elektron) dan logam
merupakan reduktor yang semakin kuat (mudah mengalami oksidasi atau
reduktor). Sebaliknya, semakin kanan kedudukan logam dalam deret volta
menandakan, logam semakin kurang reaktif(semakin sukar melepas elektron)
dan kationnya merupakan oksidator yang semakin kuat (mudah mengalami
reduksi atau oksidator). Jadi, logam yang terletak lebih kiri lebih reaktif
daripada logam-logam yang di kanannya. Oleh karena itu, logam yang terletak
lebih kiri dapat mendesak logam yang lebih kanan dari senyawanya (Achmad,
2001: 312).

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh energi potensial sel (E 0sel)


untuk ke empat sampel dengan konsentrasi tembaga sulfat (CuSO 4) 1 M yaitu
1,07 V, konsentrasi 0,1 M yaitu 1,06 V , pada konsentrasi 0,01 M yaitu 1,04 V
dan pada konsentrasi 0,001 M yaitu 1,00 V. Hal ini tidak sesuai dengan teori
dimana nilai Esel secara teoritis, yaitu 1,1 V, 1,07 V, 1,04 V, 1,01 V. Perbedaan
ini disebabkan karena bahan yang digunakan untuk percobaan telah
terkontaminasi dan tidak murni, selain itu disebabkan karena konsentrasi
larutan kurang akurat. Secara keseluruhan dari hasil teoritis dan hasil
percobaan yang telah dilakukan hasilnya tidak jauh berbeda dan perbedaannya
tidak signifikan. Dapat dilihat di kurva hubungan antara nilai log dengan nilai
Esel menunjukkan garis yang tidak lurus. Namun terlihat bahwa semakin
besar konsentrasi larutan semakin besar nilai Esel yang dihasilkan.

H. Kesimpulan
Nilai Esel dipegaruhi oleh konsentrasi larutan elektrolit yang digunakan di
ruang katoda dan ruang anoda.
Semakin besar konsentrasi larutan elektrolit di ruang katoda, pada
percobaan ini larutan CuSO4, maka nilai Esel juga akan semakin besar.

I. Daftar Pustaka

Achmad, Hiskia.2001. Elektrokimia dan Kinetika Kimia. Bandung :PT Citra


Aditya Bakti.
Atkins, P. W. Kimia Fisika. Jakarta: Erlangga, 1993

16
Chang, Raymond. Kimia Dasar Edisi Ketiga Konsep-konsep Inti. Jakarta:
Erlangga, 2009.
Oxtoby, W. David, H.P. Gillis dan Norman H. Nactried. Prinsip-prinsip
Kimia Modern Edisi Keempat Jilid I. Jakarta: Erlangga, 2001.
Sastrohamidjojo,Hardjono.2005. Kimia Dasar II. Yogyakarta : UGM Press.

J. Lampiran

17
18
19

Anda mungkin juga menyukai