Anda di halaman 1dari 2

Nama: Raden Muhammad Navis

NPM: 2106709806
Fakultas: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB)
Kelas: 7
Mata Kuliah: MPK Agama Islam
Dosen Pengampu: Muhammad Yusron

Islam dan Kebangsaan


Menurut penjelasan yang saya dapatkan, para ulama memandang terhadap sistem
pemerintahan yaitu sistem pemerintahan apapun itu bentuknya tidak menjadi masalah asal
memenuhi prinsip dan tujuan pemerintah berdasarkan teori fiqhus siyasah (fikih politik).

Sebelum membahas lebih jauh mengenai keterkaitan antara keduanya, terlebih dahulu
kita membahas pengertian tentang Negara-Bangsa. Negara-bangsa atau nation-state adalah suatu
istilah politik yang berarti warga negara yang tinggal di suatu negara juga merupakan bangsa
yang sama.

Setelah kita tau pengertian dari Negara-bangsa, maka kita akan beralih ke keterkaitan
antara keduanya. Di sini kita bisa liat dari peran Islam dalam negara yang terbagi menjadi dua:
- Islam-literalis yang memiliki makna penyatuan antara agama dan negara adalah sebuah
keharusan.
- Substansialis yang memiliki makna agama dan negara tidak harus disatukan.

Dalam Al-Quran dan hadist juga telah disinggung mengenai keterkaitan antara Islam dan
kebangsaan. Hal itu bisa dilihat dari adanya pemilihan pemimpin yang sesuai Al-Quran dan
hadist. Al-Quran menisyaratkan pentingnya umat Islam untuk melakukan kerja politik dan
terdapat dalam hadist dari Sahabat Nabi Muhammad SAW bahwa penting untuk memilih
pemimpin yang bertanggung jawab dalam melaksanakan agama Islam.

Adapun persyaratan kepemimpinan umat Islam yakni pemimpin dapat dipilih dengan
tunggal ataupun dua orang dengan persyaratan masing-masing dapat menyelesaikan tugasnya
dan karena konsep kenabian dalam Islam. Sedangkan prosedur demokrasi dalam negara
kebangsaan yaitu permusyawaratan dan sistem perwakilan untuk kesetaraan warga dan sesuai
dengan prinsip ajaran Islam.

Kemudian terdapat gerakan Islam substansi-inklusif yaitu dengan membangkitkan


kembali potensi umat dan menumbuhkan simpati pemerintah terhadap Islam dengan
memperbaiki hubungan yang tidak harmonis antara Islam dengan negara. Dengan kata lain,
generasi baru ini mencari pola relasi agama (Islam) dan negara yang lebih harmonis dan tidak
saling curiga. Itulah sebabnya, dalam dekade tersebut, terjadi pergeseran orientasi di kalangan
organisasiorganisasi kemasyarakatan Islam, kaum intelektual, dan termasuk aktivis partai Islam.

Sikap yang sejalan dengan sosio-kultural:

• Tawassuth (moderat),
• Tasamuh (toleran) dan
• Tawazun (harmoni) dalam kehidupan masyarakat

A. Hassan pendiri Persis (persatuan Islam) dan mempunyai pemikiran yang progresif
dalam buku Islam dan Kebangsaan sebagai berikut:

a) Antara agama dan negara merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan (integrated);
b) Islam ajaran yang serba lengkap, persoalan negara sudah ada aturannya dalam al-Qur'an
dan hadis;
c) Andaikata ada persoalan negara yang tidak ada pengaturannya dalam al-Qur'an dan hadis
barulah menggunakan ijtihad;
d) Konstitusi negara harus memuat asas-asas syari'at Islam;
e) Peraturan perundang-undangan yang ada dibawah konstitusi negara tertinggi harus
tunduk pada konstitusi tertinggi dan harus sesuai dengan konstitusi tertinggi;
f) Daerah-daerah bagian Indonesia seperti propinsi harus melaksanakan syari'at Islam;
g) Soal bentuk pemerintahan boleh apa saja, apakah monarchi, republik, presiden, kaisar,
yang penting berdasarkan asas-asas Islam;
h) Islam tidak boleh hanya mengandalkan substansi (isi nilai Islam) tapi juga simbol-simbol
Islam sangat penting, karena antara nilai Islam dan simbol merupakan mata rantai yang
tak terpisah;
i) dalam konstitusi negara harus tercantum bahwa negara Indonesia adalah negara Islam
j) paham sekuler dan kebangsaan harus dibasmi karena tidak sesuai dengan asas-asas Islam;
k) hukum Islam harus ditegakkan secara kaffah (seluruhnya) bukan hanya masalah
munakahat (pernikahan), dan faraid (waris) saja tapi juga hukum pidana dan kekhalifahan
harus mencontoh Negara Madinah yang dipimpin Nabi Muhammad Saw.

Jika ini diwujudkan akan tercipta masyarakat dan negara yang baldatun toyyibatun wa
robbun ghafur (negara yang baik dan di bawah ampunan Allah).

Anda mungkin juga menyukai