Ibu:
Karin:
1.Nana:
2.Mila:
3.Lila:
4.Rara:
5.Kaila:
6.Tina:
7.Mama talita:
8.Talita:
9.Sinta:
10.Nia:
11.Shrly:
12.Dr.Reza:
Karin sangat pintar. Ia berprestasi tinggi dan selalu menjadi juara. Tetapi ia lupa pada ibunya saat sudah
besar, ia menjadi orang yang berhasil. Ia sudah menjadi seorang dokter sesuai dengan cita-citanya.
Suatu ketika, ia terkena sakit parah, ternyata yang datang pertama kali adalah ibunya...yang dulu pernah
ia sia-siakan. Akankah ia sadar akan kesalahannya itu? Mari kita saksikan pada drama “BUNDA,
MAAFKAN AKU”
Adegan 1
Karin : “Iya dong. Aku emang hebat. Kalian berjuang dong biar bisa kayak aku!”
Lila : “Aah...gimana caranya bisa kayak kamu. Otakmu udah encer gitu!”
Rara : “Eh, Karin. Jangan lupa berterimakasih kepada ibumu. Jangan seneng-seneng aja!”
Karin : “Untuk apa berterimakasih sama ibu? Aku berhasil kan karena usahaku sendiri...”
Tina : “Itu ibumu, Rin. Masa kamu nggak berterimakasih sedikitpun? Apa kamu nggak takut kena
laknat Allah?”
Karin : “Udah deh, nggak usah khutbah di sini. Khutbah itu di masjid. Dan itu juga dilakukan oleh laki-
laki!”
Adegan 2
Adegan 3
Dua puluh tahun kemudian, Karin sudah menjadi dokter anak. Ia baru selesai memeriksa balita bernama
Talita.
Karin : “Pasti Talita akan sembuh kok. Ibu yang baik ya menjaganya. Jangan lupa obatnya diminum.”
Adegan 4
Para dokter sekerja Karin begitu panik. Dokter Shinta, Nia, dan Sheryl mengitari Karin yang baru saja
jatuh pingsan.
Sheryl : “Ya. Aku akan memanggilnya sekarang. Kalian bawa Karin masuk dulu.”
Adegan 5
Reza : “Karin mengalami gagal ginjal dan butuh donor ginjal secepatnya.
Kedatangan ibu karin ke rumah sakit bertujuan untuk mendonorkan ginjal untuk anak tercinta nya
Adegan 6
Karin terbangun dan mendapati kabar duka bahwa ibu nya sudah tiada. Ia menangis tergugu tak tahu
harus berbuat apa. Dokter Reza menjelaskan bahwa yang mendonorkan ginjal adalah ibunya yang sudah
tiada. Karin menyesel dengan semua perbuatan nya setelah sembuh ia pergi ke makam ibu nya dan
meminta maaf.