Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

LITERASI DAN PEMAHAMAN BAHASA


DALAM BUKU YANG DIBACA

DISUSUN OLEH :

Aliyyah Az-zahra (02)


Bunga Mentari (06)
Kayla Asyala (15)
Nadya Alyafinna (22)
Naura Faza (23)
Nayyara Syahna C. (24)

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI


DINAS PENDIDIKAN
SMAN 20 BANDUNG
Jl. Citarum No.23 Bandung Telp. (022)4205268 Bandung 40115
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, kami bisa menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul "Literasi dan pemahaman bahasa
terhadap buku yang dibaca."

Karya ilmiah ini merupakan pemenuhan tugas dalam pembelajaran bahasa indonesia.
Dalam pembuatannya, kami mendapat banyak bantuan sehingga makalah ini dapat diselesaikan
dalam waktu yang telah ditentukan. Maka dari itu kami mengucapkan terima kasih kepada pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan karya ilmiah ini.

Kami menyadari ada kekurangan pada makalah ini. Oleh sebab itu, saran dan kritik
senantiasa diharapkan demi perbaikan makalah kami. Kami juga berharap semoga karya ilmiah ini
mampu memberikan pengetahuan tentang pentingnya literasi dan pemahaman bahasa terhadap
buku yang dibaca. Semoga makalah ini dapat diterima dengan baik oleh guru Bahasa Indonesia

Bandung, 9 Februari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................................1

1.1 Latar belakang...........................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................................1

1.3 Tujuan Kamian..........................................................................................................................2

1.4 Manfaat Kamian........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................3

2.1 Pengertian dan Permasalahan Literasi di Indonesia...................................................................3

2.2 Pemahaman Bahasa dalam Buku yang Dibaca Siswa................................................................5

2.3 Pembinaan Guru di Sekolah Terhadap Literasi dan Pemahaman Bahasa Dalam Buku yang
Dibaca Siswa.........................................................................................................................................7

2.4 Upaya Meningkatkan Minat Literasi dan Pemahaman Bahasa Dalam Buku Yang Dibaca......10

BAB III PENUTUP.................................................................................................................................11

3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................11

3.2 Saran........................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Literasi dapat dipahami sebagai kemampuan seseorang dalam membaca dan menulis.
Penguasaan literasi merupakan indikator penting untuk meningkatkan prestasi generasi muda
dalam mencapai kesuksesan. Penanaman literasi sedini mungkin harus disadari karena menjadi
modal utama dalam mewujudkan bangsa yang cerdas dan berbudaya. Permasalahan yang
dihadapi Indonesia yakni rendahnya penguasaan literasi yang dibuktikan melalui
survei Programme for International Student Assessment  (PISA). Padahal, budaya literasi
bermanfaat dalam mewujudkan peran generasi muda dalam aspek pembangunan negara.

Adapun pentingnya pemahaman bahasa yang baik dan benar dalam berliterasi. Bahasa
sangat penting peranannya bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bemegara.
Pemahaman bahasa yang baik bertujuan untuk mengembangkan kemampuan menggunakan
bahasa Indonesia di alam segala fungsinya, yaitu sarana berkomunikasi, sarana berpikir, sarana
persatuan dan sarana kebudayaan. Literasi meliputi empat aspek keterampilan yaitu
menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat aspek keterampilan tersebut saling
berkaitan satu sama lain dengan cara yang beraneka ragam.

Kami akan membahas pentingnya kemampuan literasi dan pemahaman bahasa dalam
buku yang dibaca oleh generasi muda, pembinaan literasi di sekolah, hingga upaya yang harus
dilakukan oleh pemerintah, sekolah, dan orang tua dalam meningkatkan kemampuan literasi
generasi muda.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana permasalahan literasi di Indonesia?

2. Bagaimana pemahaman bahasa dalam buku yang dibaca siswa?

3. Bagaimana pembinaan literasi dan pemahaman bahasa dalam buku yang dibaca
siswa?

1
4. Upaya meningkatkan kemampuan generasi muda dalam berliterasi dan
pemahaman bahasa dalam buku yang dibaca?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dan permasalahan literasi di Indonesia.

2. Untuk mengetahui pemahaman bahasa dalam buku yang dibaca siswa

3. Untuk mengetahui pembinaan guru di sekolah terhadap literasi dan pemahaman bahasa
dalam buku yang dibaca siswa.

4. Mengetahui upaya meningkatkan minat literasi dan pemahaman bahasa dalam buku
yang dibaca.

1.4 Manfaat

1. Mengetahui permasalahan literasi dan pemahaman bahasa dalam buku yang dibaca oleh
generasi muda

2. Mengetahui pembinaan guru di sekolah terhadap literasi dan pemahaman bahasa dalam
buku yang dibaca oleh generasi muda

3. Mengetahui upaya meningkatkan minat dan pemahaman bahasa generasi muda


dalam buku yang dibaca.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Permasalahan Literasi di Indonesia

Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) mencatat, peringkat nilai
Programme for International Student Assessment PISA Indonesia berdasarkan survei tahun
2018 berada dalam urutan bawah. Untuk nilai kompetensi Membaca, Indonesia berada dalam
peringkat 72 dari 77 negara. Untuk nilai Matematika, berada di peringkat 72 dari 78 negara.
Sedangkan nilai Sains berada di peringkat 70 dari 78 negara. ada sejumlah miskonsepsi tentang
penyebab rendahnya nilai literasi di Indonesia.

Pada hakikatnya, membaca merupakan gudang ilmu atau jendela dunia. Karena dengan
banyak membaca, kita dapat mengetahui banyak hal yang tidak kita ketahui sebelumnya.
Semakin kita rajin membaca, maka dapat dipastikan kita akan semakin banyak tahu dan banyak
bisa. Ini artinya, jika seseorang memiliki banyak pengetahuan, maka pengetahuan itu secara
tidak sadar akan membantu dirinya dalam melakukan banyak hal yang sebelumnya bahkan
belum dikuasai. Pengaruh rendahnya minat baca atau literasi yang terjadi Indonesia ini juga
disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor pertama, belum ada kebiasaan membaca sejak dini.
Kedua, fasilitas pendidikan yang masih minim. Dan yang terakhir adalah karena masih
kurangnya produksi buku di Indonesia.

Adapun salah satu permasalahan yang sedang dihadapi dalam dunia pendidikan
khususnya di sekolah yang ada di Indonesia ini adalah rendahnya tingkat kemampuan berpikir
kritis siswa pada pembelajaran kegiatan membaca yang ada di sekolah. Terdapat rendahnya
tingkat kemampuan berpikir kritis pada siswa biasanya terjadi disebabkan karena pada saat
proses dilakukannya suatu pembelajaran dalam sehari-hari dinilai kurang cukup efektif dalam
mengembangkan sebuah minat, bakat, dan potensi yang ada di dalam diri para siswa. Menurut
Sanjaya (2006: 3) mengatakan bahwa “seorang guru memiliki pengaruh yang besar di dalam
sebuah proses pendidikan”. hal tersebut saling berkaitan dengan betapa berartinya menjadi
seorang guru yang merupakan kunci dari keberhasilan di dalam sebuah pendidikan.

3
Minat merupakan salah satu aspek yang memiliki peran penting di dalam kehidupan
seseorang, khususnya dalam kehidupan belajar siswa. Dengan Minat kita dapat menentukan arah
belajar siswa yang berimplikasi kepada hasil belajar. Yang di mana minat merupakan sesuatu
keadaan mental dengan menghasilkannya sebuah respons yang terarah kepada suatu situasi atau
objek tertentu seperti hal yang menyenangkan dan memberi kepuasan kepadanya (satisfied)
(Conny Semiawan, 1982: 48). Hal ini dapat menunjukkan bahwasanya minat memiliki fungsi
motivasi atau daya penggerak yang mengarahkan seseorang melakukan kegiatan tertentu dan
spesifik.

Kurangnya minat membaca yang dimiliki siswa juga masyarakat di Indonesia ini pada
akhirnya akan mempengaruhi mereka dalam kemampuan berpikir kritis. Seperti yang telah kita
ketahui, berpikir kritis merupakan sebuah peningkatan kemampuan yang kita miliki dalam
menganalisis serta mengekspresikan suatu ide-ide yang kita punya. Masih rendahnya
kemampuan dalam berpikir kritis ini dapat kita buktikan dengan masih banyaknya masyarakat
Indonesia yang sering mempercayai informasi-informasi hoaks atau palsu yang diterima tanpa
mengecek kebenarannya terlebih dahulu.

2.2 Pemahaman Bahasa dalam Buku yang Dibaca Siswa

Dari hasil pengamatan guru sebagai peneliti, ditemukan beberapa permasalahan dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia  siswa di kelas IV A SDN Sukatani Kecamatan Kalianda;
mampu membaca dengan cepat dan lancar tetapi mereka tidak mampu memahami makna atau
isi bacaan dan menemukan pokok pikiran dari paragraf yang dibaca. Sehingga ketika guru
bertanya mengenai isi dan makna tekas yang dibaca, menceritakan kembali atau membuat
kesimpulan isi bacaan, banyak siswa yang tidak bisa menjelaskan. Hal ini dibuktikan dari hasil
tes awal, diperoleh sebanyak 17 siswa (70,83%) mendapatkan nilai dibawah nilai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70, dan hanya 7 orang siswa (29,16%) mendapat nilai tuntas
KKM. Terdapat nilai terendah siswa 25  dan nilai tertinggi 75, dengan rata-rata kelas 53,04.
Peneliti merencanakan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan nilai hasil belajar siswa
dalam membaca pemahaman mencapai  75% dari keseluruhan jumlah siswa mendapat nilai
sesuai KKM dan tuntas.

4
Contoh fenomena di atas menimbulkan pertanyaan, apakah siswa mengalami kesulitan
dalam memahami bahasa Indonesia dengan baik dan benar? Jika iya, rasanya masalah ini
muncul akibat degradasi kemampuan berbahasa Indonesia, tambah lagi penggunaan bahasa
Inggris yang telah akrab di kalangan masyarakat, khususnya bagi generasi milenial dan Z.
Padahal, kemampuan berbahasa Indonesia sangat berdampak pada kemampuan memahami
bacaan, kegiatan menulis, sampai dengan berpikir kritis. Hal ini tentunya harus menjadi
perhatian dan pekerjaan rumah bersama bagi masyarakat Indonesia.

Kemampuan berbahasa Indonesia masyarakat Indonesia dapat dikatakan perlu diasah lagi,
tentunya dengan cara memasyarakatkan kembali bahasa Indonesia melalui media massa.
Mengapa media massa? Perlu kita ketahui bahwa saat ini masyarakat Indonesia menjadi salah
satu pengguna internet aktif dengan 202,6 juta atau sebanding dengan 73,7% dari jumlah
populasi Indonesia (Kemp, 2021). Dengan demikian, salah satu strategi yang dapat dicoba
adalah melalui pendekatan media massa seperti platform berita. Melalui platform berita,
diharapkan para jurnalis mampu menyajikan berita dengan padanan bahasa secara baik dan
benar, sehingga masyarakat menjadi terbiasa membaca tulisan yang berkualitas.

Memasyarakatkan bahasa Indonesia juga perlu campur tangan pemerintah. Pemerintah


harus berusaha untuk menggencarkan program-program yang dapat memperkuat eksistensi
penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, pemerintah sebaiknya bekerja sama
dengan lembaga pendidikan dari tingkat SD sampai SMA, dan bila perlu di tingkat perguruan
tinggi. Program-program tersebut misalnya mengadakan perlombaan sastra dan bahasa,
membuat konten-konten untuk media sosial yang mempromosikan penggunaan bahasa
Indonesia dengan baik dan benar, kampanye di media sosial untuk memperkenalkan kata-kata
baru yang ada di Kamus Besar Bahasa Indonesia atau kata-kata yang belum familiar di telinga
masyarakat, dan lain sebagainya. Hal tersebut adalah beberapa inisiatif yang dapat diterapkan
oleh pemerintah, lembaga pendidikan, maupun kita semua sebagai individu yang mencintai
bangsanya.

Sudah menjadi kewajiban kita semua untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik
dan benar, jika dibayangkan hampir mustahil bagi kita semua untuk menjadi 7 masyarakat yang
memiliki pola pikir kritis dan paham dengan literasi digital tanpa terlebih dahulu memahami
bahasa yang kita gunakan sehari-hari, yakni bahasa Indonesia. Di peringatan Bulan Bahasa ini,
kita perlu merenungkan kembali peran bahasa Indonesia dalam menopang literasi digital dan

5
melahirkan insan-insan cendekia yang kritis, apakah bahasa Indonesia dapat bersaing dengan
bahasa asing lainnya beberapa waktu ke depan? Atau kita semua pelan-pelan mulai kehilangan
jati diri karena penggunaan bahasa Indonesia yang semakin memudar? 2.3 Pembinaan Guru di
Sekolah Terhadap Literasi dan Pemahaman Bahasa Dalam Buku

2.3 Pembinaan Guru di Sekolah Terhadap Literasi dan Pemahaman Bahasa Dalam
Buku yang Dibaca Siswa

Gerakan literasi dasar meliputi baca dan tulis. Kegiatan membaca sebagai keterampilan
reseptif bisa diukur melalui keterampilan produktif, yaitu berbicara dan menulis. Fokus tulisan
ini adalah membaca dan menulis. Literasi membaca dan menulis bukan hanya untuk siswa,
melainkan untuk guru. Guru harus membaca dan menulis. Melalui tulisan guru, siswa bisa
belajar nyata dan meneladani literasi pada guru. Tulisan guru bisa beraneka ragam, ilmiah dan
nonilmiah. Tulisan-tulisan tersebut bisa menjadi bukti konkret bahwa guru juga melakukan
kegiatan literasi. Guru tidak hanya menjalankan kewajiban berliterasi, melainkan memiliki
kesadaran akan pentingnya literasi.

 Guru sebagai fasilitator dan atau motivator dalam kegiatan literasi memiliki keunggulan
untuk menjadi peneliti. Guru bisa menjadi peneliti yang memiliki kelebihan dibandingkan
peneliti lain. Atas dasar keunggulan itu, hasil tulisan guru sebagai peneliti dapat dijadikan dasar
dalam pengembangan literasi sekolah. Guru sebagai penulis dan atau peneliti akan menjadi
teladan dalam kegiatan literasi. Keteladanan akan mampu menjadi pijakan siswa dalam
menyadari pentingnya literasi. Kesadaran literasi dalam diri siswa akan menjadi dasar
penguatan kompetensi literasi di Indonesia. Berdasarkan uraian tersebut, guru memiliki potensi
yang luar biasa dalam pengembangan literasi sekolah, ia adalah tokoh sentral dalam kegiatan
literasi, ia adalah peneliti ideal dalam literasi sekolah, dan ia adalah teladan bagi siswa dalam
berliterasi.

Selain itu juga, sekolah harus selalu melakukan kajian dan inovasi berkelanjutan agar dapat
menjadi wadah/tempat yang baik bagi upaya menghidupkan sastra melalui budaya literasi.
Keberhasilan sekolah dalam hal ini akan membawa perubahan bagi perkembangan pengetahuan
peserta didik, termasuk juga guru. Membimbing siswa dalam dunia sastra melalui budaya
literasi tidak ubahnya seperti membawa mereka memasuki taman bunga, terasa nyaman dan
6
menyenangkan. Pembelajaran sastra melalui budaya literasi dapat menyenangkan apabila guru
dan sekolah mampu menyajikannya secara menyenangkan pula.

2.4 Upaya Meningkatkan Minat Literasi dan Pemahaman Bahasa Dalam Buku Yang
Dibaca

1. Menumbuhkan Kesadaran Betapa Pentingnya Membaca pada Siswa.


2. Membudayakan Kegiatan Membaca di Kelas dan Sekolah.
3. Membimbing Siswa Melalui Sebuah Permainan Literasi.
4. Mengoptimalkan Peran dan Fungsi Perpustakaan Sekolah.
5. Memberikan Reward pada Siswa Berupa Buku.
6. Orang Tua dan Guru Mengambil Peran Memahamkan Siswa Giat Membaca.
7. Perpustakaan Lebih Inovatif Menyediakan Bahan Bacaan.
8. Kerja Sama Pemerintah, Penulis, dan Publisher Membuat Buku Bacaan Yang Menarik
Dan Edukatif.
9. Program Gemar Baca Di Lingkungan .
10. Mengadakan Event Pameran Buku Murah.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dengan melakukan gerakan literasi sekolah dapat meningkatkan pemahaman siswa


mengenai bahasa baik itu dari membaca, merangkum, menceritakan, dan membagikan
cerita yang mereka baca dengan baik dan benar. Untuk itu diharapakan semua pihak baik
itu kepala sekolah, guru, pustakawan, orang tua serta siswa dapat bekerja sama didalam
mensukseskan program literasi sekolah.Dalam proses pembelajaran supaya tidak terjadi
kebosanan maka perlu dilakukan secara bervariatif dengan tahapan pelaksanan proses
literasi dalam pembelajaran melalui metoda antara lain (1) Membaca nyaring (2) Membaca
terpadu (3) Membaca bersama (4) Membaca mandiri dan (5) Membaca mandiri intensif.

3.2 Saran

Mengungkapkan langkah-langkah yang dapat diambil guna mendongkrak minat baca masyarakat. Pertama,
dengan meningkatkan kualitas perpustakaan termasuk sumber daya manusia pustakawan. Adakan pelatihan
pustakawan agar dapat melayani pengunjung dengan ramah dan komunikatif. Kedua, melalui pembenahan
perpustakaan, menambah koleksi buku dan melengkapi fasilitas di perpustakaan, seperti tempat ibadah,
kafetaria dan akses internet.
 
Ketiga, harus ada kebijakan-kebijakan yang bersifat regional maupun nasional. Salah satunya dengan
penetrasi pada kader PKK dan lomba-lomba mendongeng untuk para anak. Keempat, dengan menyikapi
kemajuan teknologi bukan dengan menghujat dampat negatif teknologi, namun dengan membangun
program-program literasi yang menarik bagi anak-anak, seperti belanja buku bersama sebagai bagian dari
outdoor activities di sekolah. Kelima, mengingat dalam konteks rumah tangga yang belum
memprioritaskan buku di daftar belanja karena kurangnya daya beli, Netty akan mengarahkan Dinas
Pendidikan untuk bekerja sama dengan toko-toko buku, guna menyediakan buku-buku berkualitas namun
harganya terjangkau, seperti Great Sale yang digelar Gramedia ini.

8
9
DAFTAR PUSTAKA

Anisa, Azmi Rizky. Dkk, 2021, Pengaruh Kurangnya Literasi serta Kemampuan dalam Berpikir
Kritis yang Masih Rendah dalam Pendidikan di Indonesia, e jurnal.upi.edu, Vol. 01 N0.1.

Damir, Juliati. 2016, Problematika Pembelajaran Sastra Indonesia Kelas VIII SMP Negeri 4
Mallusetasi Kabupaten Barru, Makassar: Universitas Negeri Makassar.

Washadi. 2018, Upaya Menghidupkan Satra Melalui Budaya Literasi di SMP Negeri 8 Kota
Tangerang Selatan, Jurnal Proceding Universitas Pamulang, Vol 1, No. 1.

Hafiza, Firliana.2021. Degradasi Pemahaman Bahasa Indonesia.(Online,


https://kumparan.com/firliana-hafiza/degradasi-pemahaman-bahasa-indonesia1wnQ5sces7G/full,
Diakses 6 Februari 2022)

Oben Bang. 2022, 12 Cara Meningkatkan Minat Baca Masyarakat Efektif. (Online,
https://www.ulastopik.com/2019/03/cara-meningkatkan-minat-baca.html Diakses 9 Februari
2022)
REP-HUMAS JABAR.2016, Lima Saran Netty Dongkrak Minat Baca Masyarakat.(Online,
https://jabarprov.go.id/index.php/news/19813/2016/11/01/Lima-Saran-Netty-Dongkrak-Minat-
Baca-Masyarakat Diakses 9 Februari 2022)

10

Anda mungkin juga menyukai