BBI laki-laki
Untuk tinggi badan kurang dari 160 cm atau berumur lebih dari 40 tahun TB-100
1
Tabel 1 Tingkatan Oedema dan Asites
Penurunan berat badan bisa menjadi indikator Masalah gizi jika memenuhi kriteria, cara menghitungnya :
Contoh:
Ibu hamil dengan usia kehamilan 32 minggu berat badan 65 kg. maka berat badan
ibu sebelum hamil adalah :
10 mgg I : 0,065 X 10 = 0,65 kg
10 mgg II : 0,335 X 10 = 3,35 kg
2
10 mgg III : 0,450 X 10 = 4,50 kg
2 mgg IV : 0,400 X 2 = 0,80 kg
Total = 9,30 kg
LkPengukuran tinggiTL)-
= 64,19 + (2,02 lutut laki-laki
(0,04 U)
BB dalam kg
3
Umur dalam tahun
TEE = BEE x FA x FS
FA= factor aktivitas
4
1,4 : Cedera kepala mayor tanpa steroid
1,0-1,5 : Luka bakar 0-20%
1,5-1,85 : Luka bakar 20-40%
1,85-2,0 : Luka bakar 40-100%
PR = TB (m)2 x 21
ENERGI BASAL
LK = BBI X 30 kal
PR = BBI X 25 kal
Faktor aktivitas
5% : Total bed rest
10% : Mobilisasi di tempat tidur
20% : Jalan disekitar kamar
30% : Aktivitas ringan seperti pegawai kantor, ibu rumah tangga, pegawai took,
dll
40% : Aktivitas sedang ( Mahasiswa, pegawai pabrik)
50% : Aktivitas Berat (sopir, kuli, tukang becak)
Faktor Stress
10% : DM murni
10-20% : CHF, bedah minor, CVA (kasus neuro)
13% : Febris, kenaikan suhu tubuh 1oC
20-40% : Infeksi
50% : CH, Ca
50-80% : Sepsis
5
10-50% : Post operasi elektif
10-25% : Luka bakar 10%
25-50% : Luka bakar 25%
50-100% : Luka bakar 50%
Koreksi umur :
5% : 40-49 tahun
10% : 50-59 tahun
15% : 60-69 tahun
20% : >70 tahun
4. Nepropati Diabetik
6
Energi 35 (<60th) 35 (<60th) 35 (>60th)
Kal/kg BBI/hari 30-35 (>60th) 30-35 (>60th)
Protein 0,6-0,75 1,2 1,2-1,3
Gr/kg BBA/hr
Lemak 20-25 %
% total Energi Pasien cenderung mempunyai resiko terhadap penyakit Cardio
vascular, lebih penting pada pemilihan lemak PUFA dan MUFA
cholesterol 250-300 mg/hari
Karbohidrat Sisa dari perhitungan protein dan lemak berkisar antar 60-70 % total
% total Energi energy
Na (mg/hari) 2000 2000 2000
Ca (mg/hari) 1200 1200-2000 1200-2000
K (mg/hari) Tergantung pada 2000-3000 3000-4000
hasil analisa
elektrolit (lab)
P (mg/hari) Tergantung pada 800-1000 800-1000
hasil analisa
elektrolit (lab)
Cairan Tidak terbatas (500-1000) + 1500-2000
bila produksi Produksi urine (Monitoring)
urine normal
7. Luka Bakar/Combustio
Prosentasi luka bakar pada dewasa menggunakan rules of nine, untuk prosentasi luka bakar
pada dewasa dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
7
Untuk Kebutuhan gizi luka bakar pada dewasa adalah sbb :
Tabel 19 Kebutuhan Zat Gizi Pada Luka Bakar Dewasa
Energi (CURRERI) (25 kkal X BBI) + (40 kkal X % luas luka bakar)
Protein (R DAVIES & (1 gr/kg BBI) + (3 gr X % luas luka bakar)
LILIJEDAHL)
Atau
Perhitungan lain 20-25% total energi
B. Anak
1. Untuk Pasien Dengan Kegawatan
Perhitungan digunakan untuk pasien yang berada di ruang gawat anak (pasien masih
dalam fase kegawatan ) atau pasien yang belum sadar penuh yang memerlukan
energy basal saja tanpa tambahan energy untuk aktivitas atau koreksi stress lainnya.
Kebutuhan kalori total = BEE X FS
BEE : Basal energy expenditure (Energi basal)
FS : Faktor Stress
9
4-6 90 1 90-110
7-10 70 1 70-85
Pria 11-14 55 1 70-85
15-18 45 1 50-60
Wanita 11-14 47 1 70-85
15-18 40 1 50-60
Untuk kebutuhan protein pada anak berkisar antara 10-15% dari total energi.
10
N Tindakan pelayanan Stabilisasi Transisi Rehabilitasi Tindak
o Lanjut
H 1-2 H 3-7 H 8-14 Minggu ke Minggu
2-6 ke 7-26
1 Mencegah dan mengatasi
hipoglikemi
2 Mencegah dan mengatasi
hipotermi
Untuk kebutuhan energi pada pasien anak dengan Diabetes Mellitus sampai umur 12 tahun
menggunakan rumus sebagai berikut :
Kebutuhan Energi
11
Sedangkan pembagian karbohidrat ( KH) 50 – 60 %, lemak 30 %, Protein 10 – 15 %
√ BB x TB/3600 x 2000
6. Luka Bakar/Combustio
Prosentasi luka bakar pada bayi dan anak menggunakan kriterian Lund & Browder,
untuk prosentasi luka bakar pada bayi dan anak dapat dilihat pada gambar di bawah
ini.
Tabel 27 Prosentasi Luas Luka Bakar Pada Anak
Untuk Kebutuhan gizi luka bakar pada bayi anak adalah sbb :
Tabel 28 Kebutuhan gizi Luka Bakar Pada Anak
7. Kebutuhan Energi dan Protein Yang Dianjurkan Pada Anak Dengan GGK
12
2 – 6 bulan 7 110 1,6 1,4 1,2
6 – 12 bulan 9 100 1,4 1,2 1,0
Umur >1 tahun
Pria & wanita
1 – 2 tahun 12 91 1,6 1,4 1,2
2 – 3 tahun 14 85 1,3 1,1 1,0
3 – 4 tahun 16 87 1,4 1,2 1,1
4 – 6 tahun 19 84 1.2 1,0 0,9
6 – 8 tahun 23 86 1.2 1,0 0,9
8 – 10 tahun 28 78 1.1 0,9 0,8
Umur > 10 tahun
Pria
10 – 12 35 71 1,0 0,9 0,7
12 – 14 43 62 0,8 0,7 0,6
14 – 18 59 50 0,8 0,7 0,6
Umur > 10 tahun
Wanita
35 64 1,1 0,9 0,7
10 – 12
44 52 0,9 0,7 0,6
12 – 14
52 46 0,8 0,7 0,6
14 – 16
54 42 0,8 0,7 0,6
16 – 18
(Diet Pada Anak Sakit,IKG Suwandi, 1999)
KK = (140 – U) x BB/KS x 72 )
KLASIFIKASI KREATININ
KLIREN
13
Kekurangan Cadangan Ginjal 75 – 100
Insufisiensi Ginjal 25 – 75
Gagal Ginjal Kronik < 25
Gagal Ginjal Terminal <5
b. subclavian atau internal vena jugularis digunakan dalam waktu singkat sampai < 4 minngu
c. jika > 4 minggu , diperlukan permanent cateter seperti implanted vascular access device
b. PPN digunakan untuk jangka waktu singkat 5 – 7 hari dan ketika pasien perlu konsentrasi
kecil dari karbohidrat dan protein
c. PPN digunakan untuk mengalirkan isotonic atau mild hypertonic solution. High hypertonic
solution dapat menyebabkan sclerosis, phlebitis dan bengkak.
1. Lemak
Lipid diberikan sebagai larutan isotonis yang dapat diberikan melalui vena perifer.Lipid
diberikan untuk mencegah dan mengoreksi defisiensi asam lemak. Sebagian besar berasal dari
minyak kacang kedele, yang komponen utamanya adalah linoleic, oleic, palmitic, linolenic, dan
stearic acids.
Preparat emulsi lemak yang beredar ada dua jenis, konsentrasi 10 % (1 kcal/mlk) dan 20 % ( 2
kcal/ml) dengan osmolalitas 270- 340 mOsmol/L sehingga dapat diberikan melalui perifer.
Kontra indikasi absolut infus emulsi lemak adalah trigliserit 500 mg/l, kolesterol 400 mg/l
Kontraindikasi relatif : trigliserit 300 – 500 mg/l, kolesterol 300 – 400 mg/l , gangguan berat faal
ginjal dan hepar
2. Karbohidrat
14
Beberapa jenis karbohidrat yang lazim menjadi sumber energi dengan perbedaan jalur
metabolismenya adalah glukosa, fruktosa, sorbitol, maltose dan xylitol. Tidak seperti glukosa
bahwa maltosa, fruktosa, sorbitol dan xylitol untuk menembus dinding sel tidak memerlukan
insulin. Namun maltosa untuk menembus intraseluler masih membutuhkan insulin.
Campuran GFX ( glukosa, fruktosa dan xylitol ) yang ideal secara metabolik adalah dengan
perbandingan GFX = 4 : 2 : 1
3. Protein/Asam Amino
Diperlukan perlindungan 150 kkal ( karbohidrat) untuk setiap gram nitrogen atau 25 kkal untuk
tiap gram asam amino.Kalori dari asam amino itu sendiri tidak ikut dalam perhitungan
kebutuhan kalori. Satu gram nitrogen setara dengan 6,25 g asam amino atau protein, jika
diberikan protein 1g/kg BB ( x BB = 50 kg ) berarti 50 g/hr maka diperlukan karbohidrat ( 50 :
6,25) x 150 kkal = 1200 kcal atau 300 gram.
Pemberian calsium, magnesium, dan fosfat didasarkan kebutuhan setiap hari , masing-masing :
c. Fosfat : 30 – 40 mmol/hari
d. Zink : 3 – 10 mg/hr
Osmolaritas plasma 300 mOsmol. Vena perifer dapat menerima sampai maksimal 900 mOsmol.
Makin tinggi osmolaritas ( makin hipertonis ) maka makin mudah terjadi tromphlebitis, bahkan
tromboembli . Untuk cairan > 900 – 1000mOsm, seharusnya digunakan vena sentral ( vena
15
cava, subclavia, jugularis) dimana aliran darah besar dan cepat dapat mengencerkan tetesan
cairan NPE yang pekat hingga tidak sempat merusak dinding vena. Jika tidak tersedia kanula
vena sentral maka sebaiknya dipilih dosis rendah ( larutan encer) lewat vena perifer, dengan
demikian sebaiknya sebelum memberikan cairan NPE harus memeriksa tekanan osmolaritas
cairan tersebut ( tercatat disetiap botol cairan). Vena kaki tidak boleh dipakai karena sangat
mudah deep vein trombosis dengan resiko tromboemboli yang tnggi.
TUGAS :
16