Anda di halaman 1dari 32

PANDUAN

KEBERSIHAN TANGAN
(HAND HYGIENE)

SEHAT – SEJAHTERA - ISLAMI

RS xxxx
Jl. ……………………………………..
SURAKARTA – JAWA TENGAH 57131
E-mail : ………………………….

2013
2
KATA PENGANTAR

Ba’da salam dan bahagia. Semoga rahmat dan hidayah Allah S.W.T. senantiasa
tercurah kepada kita semua. Amin.

Infeksi di rumah sakit atau infeksi nosokomial merupakan persoalan serius yang
menjadi penyebab langsung maupun tidak langsung kematian pasien. Walaupun
beberapa kejadian infeksi nosokomial tidak menyebabkan kematian pasien,
namun menyebabkan pasien dirawat lebih lama akibatnya pasien harus membayar
lebih mahal. Infeksi nosokomial yang dikenal dengan Healthcare Associated
Infections (HAIs) dapat terjadi melalui penularan dari pasien kepada petugas, dari
pasien ke pasien lain, dari pasien kepada pengunjung atau keluarga maupun dari
petugas kepada pasien.

Pemerintah, telah menyusun kebijakan nasional dengan menerbitkan Keputusan


Menteri Kesehatan (Kepmenkes RI)  Nomor 270 Tahun 2007 tentang Pedoman
Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi  di Rumah Sakit dan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Lain. Pemerintah juga telah menerbitkan Kepmenkes 382
Tahun 2007 tentang Pedoman Pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi  
di Rumah Sakit. Kedua aturan ini akan dijadikan pijakan hukum untuk
menerapkan standardisasi fasilitas kesehatan di RS.

Pemerintah, juga telah memasukkan indikator pencegahan dan pengendalian


infeksi ke dalam standard pelayanan minimal (SPM) dan bagian dari penilaian
akreditasi RS. Ini menunjukkan komitmen yang kuat bagi pemerintah agar setiap
RS dapat menjalankan program pencegahan dan pengendalian infeksi RS. Selama
ini penerapan pencegahan dan  pengendalian infeksi di RS dan pelayanan
kesehatan lain masih jauh dari harapan. Untuk itu, perlu sosialisasi untuk
mendapatkan komitmen dari Direktur RS.

3
Direktur RS diminta untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petugas
pelayanan kesehatan dalam melakukan pencegahan dan pengendalian infeksi.
Strategi yang digunakan adalah peningkatan kemampuan petugas kesehatan
dengan metode Standar Precautions / Kewaspadaan Standar yang diterapkan pada
semua orang (pasien, petugas atau pengunjung) yang datang ke fasilitas pelayanan
kesehatan tanpa menghiraukan mereka terinfeksi atau tidak serta kewaspadaan
berdasarkan penularan yang diperuntukkan bagi pasien rawat inap dengan
menunjukkan gejala, terinfeksi dengan kuman yang bersifat pathogen.

Upaya pencegahan dan pengendalian infeksi melibatkan semua unsur, mulai dari
unsur pimpinan sampai kepada staf. Peran pimpinan yang diharapkan adalah
menyiapkan sistem, sarana dan prasarana penunjang lainnya, sedangkan peran staf
adalah sebagai pelaksana langsung dalam upaya pencegahan dan pengendalian
infeksi sesuai prosedur yang telah ditetapkan.

Salah satu tahap kewaspadaan standar yang efektif dalam pencegahan dan
pengendalian infeksi adalah hand hygiene (kebersihan tangan) karena kegagalan
dalam menjaga kebersihan tangan adalah penyebab utama infeksi nosokomial dan
mengakibatkan penyebaran mikroorganisme multi resisten di fasilitas pelayanan
kesehatan. Menjaga kebersihan tangan dengan cara mencuci tangan adalah
metode paling mudah dan efektif dalam pencegahan infeksi nosokomial.

Disamping itu, Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya harus
mampu memberikan pelayanan yang bermutu, akuntabel dan  transaparan kepada
masyarakat khususnya jaminan keselamatan pasien (patient safety). Hal itu sejalan
dengan Undang Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan
UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran untuk memberikan kepastian
hukum baik bagi penerima maupun pemberi pelayanan.

Pemerintah akan terus melakukan sosialisasi program cuci tangan saat memasuki
ruangan RS dan fasilitas kesehatan lain untuk mencegah infeksi. Program ini telah
lama diterapkan di dunia internasional. Hal itu terbukti berdampak besar dengan
berkurangnya infeksi di RS.

4
Strategi yang sudah terbukti paling bermanfaat dalam mengendalikan infeksi di
RS adalah melalui peningkatan kemampuan petugas kesehatan. Diantaranya,
melalui kewaspadaan standar yang diterapkan pada semua orang, baik petugas,
pasien, maupun pengunjung. Penelitian membuktikan infeksi nosokomial di RS
terjadi akibat kurangnya kepatuhan petugas. Rata-rata kepatuhan petugas untuk
mencuci tangan di Indonesia hanya 20%-40%".

Buku Panduan Kebersihan Tangan (Hand Hygiene) RS PKU Muhammadiyah


Surakarta ini diharapkan dapat bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman dan
kepatuhan dalam melaksanakan pencegahan dan pengendalian infeksi di RS PKU
Muhammadiyah Surakarta dengan membiasakan mencuci tangan.

Kami tidak mungkin lepas dari khilaf dan salah, untuk itu kritik dan saran sangat
kami harapkan untuk penyempurnaan buku ini.

Semoga upaya kita mendapatkan rahmat, hidayah, dan ridho dari Allah S.W.T.
Amin.

Surakarta, Agustus 2013

Penyusun

5
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................1
SK DIREKTUR TENTANG PEMBERLAKUAN BUKU PANDUAN
KEBERSIHAN TANGAN (HAND HYGIENE) RS PKU
MUHAMMADIYAH SURAKARTA...................................................................2
KATA PENGANTAR............................................................................................4
DAFTAR ISI...........................................................................................................7
BAB I. DEFINISI...............................................................................................8
A. Pengertian.........................................................................................8
1. Mencuci Tangan..........................................................................8
2. Flora Kulit....................................................................................8
3. Air Bersih.....................................................................................8
4. Sabun...........................................................................................8
5. Agen Antiseptik atau Antimikroba..............................................8
6. Emollient......................................................................................9
7. Kebersihan Tangan (Hand Hygiene)...........................................9
B. Tujuan Kebersihan Tangan...............................................................9
BAB II. RUANG LINGKUP.............................................................................11
BAB III. TATA LAKSANA................................................................................12
A. Mengapa Perlu Kebersihan Tangan ?.............................................12
B. Hal-Hal yang Perlu Diingat Saat Membersihkan Tangan..............12
C. Hal Penting dalam Hand Hygiene..................................................12
D. Indikasi Kebersihan Tangan...........................................................13
E. Fasilitas Kebersihan Tangan...........................................................14
F. Persiapan Membersihkan Tangan...................................................14
G. Mengeringkan Tangan....................................................................16
H. Handrub Antiseptik (Handrub Berbasis Alkohol).........................16
I. Jenis-Jenis Cuci Tangan.................................................................17
J. Mencuci Tangan dengan Sabun dan Air Mengalir.........................18

6
K. Mencuci Tangan dengan Antiseptik Berbasis Alkohol..................20
L. Ingat “Five Moments”.....................................................................22
M. Ketidakpatuhan dalam Pelaksanaan Cuci Tangan..........................24
N. Tindak Lanjut.................................................................................24
O. 5 (Lima) Komponen Inti Strategi Perbaikan dalam Kebersihan
Tangan (Hand Hygiene) Program WHO........................................24
P. Kesimpulan.....................................................................................25
BAB IV. DOKUMENTASI.................................................................................26
A. Tolls Kebersihan Tangan (Hand Hygiene)......................................26
B. SPO Kebersihan Tangan (Hand Hygiene).......................................30
DAFTAR PUSTAKA

7
BAB I
DEFINISI

A. PENGERTIAN
1. Mencuci Tangan : Proses yang secara mekanik melepaskan kotoran dan
debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air.
2. Flora Kulit
 Flora Transien: Flora Transien pada tangan diperoleh melalui kontak
dengan pasien, petugas kesehatan lain dan permukaan lingkungannya
(misalnya : meja periksa, lantai atau toilet). Organisme ini tinggal di
lapisan luar kulit dan terangkat dengan mencuci tangan menggunakan
sabun biasa dan air mengalir.
 Flora Residen: tinggal di lapisan kulit yang lebih dalam (epidermis)
serta di dalam folikel rambut, dan tidak dapat dihilangkan seluruhnya,
bahkan dengan pencucian dan pembilasan keras dengan sabun dan air
bersih.
3. Air Bersih : Air yang secara alami atau kimiawi dibersihkan atau disaring
sehingga aman untuk diminum, serta untuk pemakaian lainnya (misalnya :
mencuci tangan dan membersihkan instrumen medis) karena memenuhi
standar kesehatan yang telah ditetapkan. Pada keadaan minimal, air bersih
harus bebas dari mikroorganisme dan memiliki turbiditas rendah (jernih,
tidak berkabut).
4. Sabun : Produk-produk pembersih (batang, cair, lembar atau bubuk) yang
menurunkan tegangan permukaan, sehingga membantu melepaskan
kotoran, debris dan mikroorganisme yang menempel sementara pada
tangan. Sabun biasa memerlukan gosokan untuk melepas mikroorganisme
secara mekanik, sementara sabun antiseptik (antimikroba) selain melepas
juga membunuh atau menghambat pertumbuhan dari hampir sebagian
besar mikroorganisme.
5. Agen Antiseptik atau Antimikroba (istilah yang digunakan bergantian):
Bahan kimia yang diaplikasikan di atas kulit atau jaringan hidup lain

8
untuk menghambat atau membunuh mikroorganisme (baik yang
sementara atau yang merupakan penghuni tetap), sehingga mengurangi
jumlah hitung bakteri total.
Contohnya adalah :
- Alkohol 60 - 90% (etil dan isopropil atau metil alkohol);
- Klorheksidin glukonat 2 - 4% (Hibiclens, Hibiscrub, Hibitane);
- Klorheksidin glukonat dan cetrimide, dalam berbagai konsentrasi
(Savlon);
- Yodium 3%, yodium dan produk alkohol berisi yodium atau tincture
(yodium tinktur) Iodofor 7,5 - 10%, berbagai konsentrasi (Betadine
atau Wescodyne);
- Kloroksilenol 0,5 - 4% (Para kloro metaksilenol atau PCMX) berbagai
konsentrasi (Dettol)
- Triklosan 0,2 - 2%.
6. Emollient : Cairan organik, seperti gliserol, propilen glikol atau sorbitol
yang ditambahkan pada handrub dan losion. Kegunaan emollient untuk
melunakkan kulit dan membantu mencegah kerusakan kulit (keretakan,
kekeringan, iritasi, dan dermatitis) akibat pencucian tangan dengan sabun
yang sering (dengan atau tanpa antiseptik) dan air.
7. Kebersihan Tangan (Hand Hygiene) : Merupakan suatu prosedur
tindakan membersihkan tangan dengan menggunakan sabun antiseptik di
bawah air yang mengalir (bila tangan terlihat kotor atau terkontaminasi
dengan bahan-bahan protein) atau dengan menggunakan handrub berbasis
alkohol (jika tangan tidak terlihat kotor/ternoda).
B. TUJUAN KEBERSIHAN TANGAN
1. Untuk memutus transmisi mikroba melalui :
a. Di antara area perawatan dan zona pasien;
b. Di antara zona pasien dan area perawatan;
c. Pada daerah tubuh pasien yang berisiko infeksi (contoh : membran
mukosa, kulit non intak, alat invasif);
d. Dari darah dan cairan tubuh.

9
2. Untuk mencegah :
a. Kolonisasi patogen pada pasien (termasuk yang multi resisten);
b. Penyebaran pathogen ke area perawatan;
c. Kolonisasi dan infeksi pada petugas kesehatan;
d. Infeksi yang disebabkan oleh mikroba endogen.

10
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang Lingkup Kebersihan Tangan (Hand Hygiene) meliputi :


1. Setiap orang yang kontak langsung dengan pasien seperti: dokter, perawat dan
petugas kesehatan lainnya, misalnya : fisioterapi, laboratorium, dll;
2. Setiap orang yang ada kontak dengan pasien, meskipun tidak langsung,
seperti: ahli gizi, farmasi dan petugas tehnik;
3. Setiap personil yang berkontribusi dengan prosedur yang dilakukan terhadap
pasien;
4. Setiap orang yang bekerja di rumah sakit.
5. Pasien;
6. Keluarga Pasien;
7. Pengunjung.

11
BAB III
TATA LAKSANA

A. MENGAPA PERLU KEBERSIHAN TANGAN ?


1. Kebutuhan Pokok PPI;
2. Pilar dalam PPI;
3. Bagian dari Kewaspadaan Standar;
4. Komponen Sentral dari Patient Safty;
5. Sederhana dan Efektif Mencegah HAIs;
6. Menciptakan Lingkungan yang Aman;
7. Pelayanan Kesehatan Aman.
B. HAL-HAL YANG PERLU DIINGAT SAAT MEMBERSIHKAN
TANGAN
1. Kebersihan tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien;
2. Kebersihan tangan merupakan hal yang paling penting untuk mencegah
penyebaran infeksi;
3. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir bila tangan terlihat kotor atau
terkontaminasi dengan bahan-bahan protein;
4. Gunakan handrub berbasis alkohol secara rutin untuk dekontaminasi
tangan, jika tangan tidak terlihat ternoda. Jangan gunakan handrub
berbasis alkohol jika tangan terlihat kotor;
5. Jangan gunakan produk berbasis alkohol setelah menyentuh kulit yang
tidak utuh, darah atau cairan tubuh. Pada kondisi ini cuci tangan dengan
sabun dan air mengalir dan keringkan dengan lap / handuk tissue sekali
pakai;
6. Pastikan tangan kering sebelum memulai kegiatan.
C. HAL PENTING DALAM HAND HYGIENE
1. Jaga kuku selalu pendek dan bersih;
2. Jangan memakai perhiasan, kuku palsu, cuteks;
3. Jangan mencuci sarung tangan saat menggunakan di antara pasien;
4. Tidak dianjurkan menggunakan handuk pakai ulang dan tissue roll;

12
5. Tidak boleh menambahkan sabun cair/antiseptik sebelum habis benar.
Sebelum mengisi, bersihkan dispenser hingga bersih dan kering;
6. Pilih sabun antiseptik yang bersifat rendah iritatif;
7. Untuk menghindari risiko terbakar (jarang terjadi), tangan harus benar-
benar kering dari alkohol handrub sebelum menyentuh pasien/peralatan
pasien, dan lingkungan;
8. Lotion untuk meminimalisir iritasi dermatitis kontak;
9. Setelah melakukan kebersihan tangan, tidak menyentuh permukaan
lingkungan sebelum melakukan tindakan;
10. Setelah 6-8 kali melakukan handrub, harus melakukan handwash untuk
menghilangkan efek residu dari antiseptik di tangan;
11. Setelah melakukan handwash, tidak dianjurkan melakukan handrub dan
atau sebaliknya;
12. Handrub tidak dapat menggantikan cuci tangan dengan sabun dan air
yang mengalir;
13. Lakukan handwash meskipun setelah menggunakan sarung tangan.
D. INDIKASI KEBERSIHAN TANGAN
1. Segera : setelah tiba di tempat kerja.
2. Sebelum :
- kontak langsung dengan pasien;
- memakai sarung tangan sebelum pemeriksaan klinis dan tindakan
invasif (pemberian suntikan intra vaskuler);
- menyediakan/mempersiapkan obat-obatan;
- mempersiapkan makanan;
- memberi makan pasien;
- meninggalkan rumah sakit.
3. Diantara : prosedur tertentu pada pasien yang sama dimana tangan
terkontaminasi, untuk menghindari kontaminasi silang.
4. Setelah :
- kontak dengan pasien;
- melepas sarung tangan;

13
- melepas alat pelindung diri;
- kontak dengan darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi, eksudat luka dan
peralatan yang diketahui atau kemungkinan terkontaminasi dengan
darah, cairan tubuh, ekskresi (bedpen, urinal) apakah menggunakan
atau tidak menggunakan sarung tangan;
- Menggunakan toilet, menyentuh/melap hidung dengan tangan.
E. FASILITAS KEBERSIHAN TANGAN
1. Tempat cuci tangan dengan air mengalir dan kran;
2. Sabun atau antiseptik dalam dispenser dengan pengontrol otomatis;
3. Kertas handuk pengering/tissue towel;
4. Kotak handuk beserta handuk pengering;
5. Poster 6 (enam) langkah cuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir
(handwash);
6. Tempat sampah injak untuk tempat handuk kotor;
7. Tempat sampah injak untuk tempat sampah non infeksius;
8. Cairan handrub;
9. Poster 6 (enam) langkah cuci tangan dengan menggunakan cairan berbasis
alkohol dan tanpa bilas air (handrub).
F. PERSIAPAN MEMBERSIHKAN TANGAN
1. Air mengalir;
Sarana utama untuk cuci tangan adalah air mengalir dengan saluran
pembuangan atau bak penampung yang memadai. Dengan guyuran air
mengalir tersebut maka mikroorganisme yang terlepas karena gesekan
mekanis atau kimiawi saat cuci tangan akan terhalau dan tidak menempel
lagi dipermukaan kulit. Air mengalir tersebut dapat berupa kran atau
dengan cara mengguyur dengan gayung, namun cara mengguyur dengan
gayung memiliki risiko cukup besar untuk terjadinya pencemaran, baik
melalui gagang gayung ataupun percikan air bekas cucian kembali ke bak
penampung air bersih. Air kran bukan berarti harus dari PAM, namun
dapat diupayakan secara sederhana dengan tangki berkran di ruang
pelayanan / perawatan kesehatan agar mudah dijangkau oleh para petugas

14
kesehatan yang memerlukannya. Selain air mengalir ada, dua jenis bahan
pencuci tangan yang dibutuhkan yaitu: sabun atau detergen dan larutan
antiseptik.
2. Sabun;
Bahan tersebut tidak membunuh mikroorganisme tetapi menghambat dan
mengurangi jumlah mikroorganisme dengan jalan mengurangi tegangan
permukaan sehingga mikroorganisme terlepas dari permukaan kulit dan
mudah terbawa oleh air. Jumlah mikroorganisme semakin berkurang
dengan meningkatnya frekuensi cuci tangan, namun dilain pihak dengan
seringnya menggunakan sabun atau detergen maka lapisan lemak kulit
akan hilang dan membuat kulit menjadi kering dan pecah-pecah.
3. Larutan Antiseptik;
Larutan antiseptik atau disebut juga antimikroba topikal, dipakai pada
kulit atau jaringan hidup lainnya untuk menghambat aktifitas atau
membunuh mikroorganisme pada kulit. Antiseptik memiliki bahan kimia
yang memungkinkan untuk digunakan pada kulit dan selaput mukosa.
Antiseptik memiliki keragaman dalam hal efektivitas, aktifitas, akibat dan
rasa pada kulit setelah dipakai sesuai dengan keragaman jenis antiseptik
tersebut dan reaksi kulit masing-masing individu.
Kulit manusia tidak dapat disterilkan. Tujuan yang ingin dicapai adalah
penurunan jumlah mikroorganisme pada kulit secara maksimal terutama
kuman transien.
Kriteria memilih antiseptik adalah sebagai berikut:
- Memiliki efek yang luas, menghambat atau merusak mikroorganisme
secara luas (gram positif dan gram negatif, virus lipofilik, bacillus dan
tuberkulosis, fungi, endospora);
- Efektivitas;
- Kecepatan aktifitas awal;
- Efek residu, aksi yang lama setelah pemakaian untuk meredam
pertumbuhan;
- Tidak mengakibatkan iritasi kulit;

15
- Tidak menyebabkan alergi;
- Efektif sekali pakai, tidak perlu diulang-ulang;
- Dapat diterima secara visual maupun estetik.
4. Lap Tangan yang Bersih dan Kering.
G. MENGERINGKAN TANGAN
- Mengeringkan tangan setelah mencuci tangan sangat penting;
- Keringkan tangan dengan handuk kertas, jika tidak tersedia, gunakan
handuk tangan sekali pakai;
- Handuk kertas harus tetap dalam kondisi bersih, tidak terkontaminasi.
H. HANDRUB ANTISEPTIK (HANDRUB BERBASIS ALKOHOL)
Penggunaan handrub antiseptik untuk tangan yang bersih lebih efektif
membunuh flora residen dan flora transien daripada mencuci tangan dengan
sabun antiseptik atau dengan sabun biasa dan air. Antiseptik ini cepat dan
mudah digunakan serta menghasilkan penurunan jumlah flora tangan awal
yang lebih besar (Girou et al. 2002). Handrub antiseptik juga berisi emolien
seperti gliserin, glisol propelin, atau sorbitol yang melindungi dan
melembutkan kulit.

Gambar 1 : Handrub Berbasis Alkohol

16
Berikut ini adalah teknik menggosok tangan dengan antiseptik :
Langkah 1 : Tuangkah handrub berbasis alkohol untuk dapat mencakup
seluruh permukaan tangan dan jari (kira-kira satu sendok teh,
3 – 5 cc).
Langkah 2 : Gosokkan larutan dengan teliti dan benar pada kedua belah
tangan, khususnya di antara jari-jari jemari dan di bawah
kuku hingga kering.
Handrub antiseptik tidak menghilangkan kotoran atau zat organik, sehingga
jika tangan sangat kotor atau terkontaminasi oleh darah atau cairan tubuh,
harus mencuci tangan dengan sabun dan air terlebih dahulu. Selain itu, untuk
mengurangi “penumpukan” emolien pada tangan setelah pemakaian handrub
antiseptik berulang, tetap diperlukan mencuci tangan dengan sabun dan air
setiap kali setelah 5 – 10 aplikasi handrub. Terakhir, handrub yang hanya
berisi alkohol sebagai bahan aktifnya, memiliki efek residual yang terbatas
dibandingkan dengan handrub yang berisi campuran alkohol dan antiseptik
seperti khlorheksidin.
Handrub antiseptik yang tidak mengiritasi dapat dibuat dengan
menambahkan gliserin, glikol, propilen atau sorbitol dalam alkohol (2 mL
dalam 100 mL etil atau isopropil alkohol 60 – 90%).

Gambar 2 : Poster Hand Hygiene


I. Jenis-Jenis Cuci Tangan
1. Cuci Tangan dengan Sabun dan Air yang Mengalir (Handwash);
2. Cuci Tangan dengan Cairan Berbasis Alkohol (Handrub);
3. Cuci Tangan Persiapan Pembedahan (Handscrubbing).

17
J. MENCUCI TANGAN DENGAN SABUN DAN AIR MENGALIR

Gambar 3 : Diadaptasi dari WHO Guidelines On Hand Hygiene In


Health Care : First Global Patient Safety Challenge, World
Health Organization, 2009.

18
6 (ENAM) LANGKAH MENCUCI TANGAN DENGAN SABUN DAN
AIR MENGALIR
Waktu yang diperlukan : 40 – 60 detik

0. Basahi tangan dengan air;


1. Tuangkan sabun 3-5 cc untuk menyabuni seluruh permukaan tangan;
2. Gosok kedua telapak tangan hingga merata. (Langkah 1);
3. Gosok punggung tangan dan sela-sela jari kiri (posisi telapak tangan kanan
di atas punggung tangan kiri ). Lakukan sebaliknya. (Langkah 2);
4. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari (Langkah ke 3);
5. Letakkan punggung jari pada telapak tangan lainnya dengan jari saling
mengunci, gosok pada jari dengan kedua ibu jari. (Langkah 4);
6. Ibu jari kiri digosok memutar oleh telapak tangan kanan. Lakukan
sebaliknya secara bergantian. (Langkah 5);
7. Gosok dengan memutar berlawanan arah jarum jam ujung jari-jari tangan
kanan di telapak tangan kiri. Lakukan sebaliknya. (Langkah 6);
8. Bilas kedua tangan dengan air;
9. Keringkan dengan handuk / tissue towel sekali pakai sampai benar-benar
kering;
10. Gunakan handuk tersebut untuk menutup kran air;
11. . . . dan tangan Anda sudah bersih.

19
K. MENCUCI TANGAN DENGAN ANTISEPTIK BERBASIS ALKOHOL

Gambar 4 : Diadaptasi dari WHO Guidelines On Hand Hygiene In


Health Care : First Global Patient Safety Challenge, World
Health Organization, 2009.

20
6 (ENAM) LANGKAH MENCUCI TANGAN DENGAN ANTISEPTIK
BERBASIS ALKOHOL
Waktu yang diperlukan : 20 – 30 detik

1a – 1b. Tuangkan 3–5 cc antiseptik berbasis alkohol ke dalam tangan, ke seluruh


permukaan tangan;
2. Gosok kedua telapak tangan hingga merata. (Langkah 1);
3. Gosok punggung tangan dan sela-sela jari kiri (posisi telapak tangan kanan
di atas punggung tangan kiri ). Lakukan sebaliknya. (Langkah 2);
4. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari (Langkah 3);
5. Letakkan punggung jari pada telapak tangan lainnya dengan jari saling
mengunci, gosok pada jari dengan kedua ibu jari. (Langkah 4);
6. Ibu jari kiri digosok memutar oleh telapak tangan kanan. Lakukan
sebaliknya secara bergantian. (Langkah 5);
7. Gosok dengan memutar berlawanan arah jarum jam ujung jari-jari tangan
kanan di telapak tangan kiri. Lakukan sebaliknya. (Langkah 6);
8. . . . dan tangan Anda sudah bersih.

21
L. INGAT “FIVE MOMENTS”

Gambar 5 : Diadaptasi dari WHO Guidelines On Hand Hygiene In


Health Care : First Global Patient Safety Challenge, World
Health Organization, 2009.

22
LIMA AKTIFITAS YANG MEMBUTUHKAN HIGIENITAS TANGAN

1. Sebelum Kontak dengan Pasien;


Kapan ? Bersihkan tangan Anda saat sebelum menyentuh pasien, saat ingin
melakukan perawatan.
Mengapa ? Untuk melindungi pasien terkena kuman yang terbawa oleh
tangan anda.
1. Sebelum Tindakan Asepsis;
Kapan ? Bersihkan tangan Anda segera setelah melakukan prosedur
pembersihan/antisepstik.
Mengapa ? Untuk melindungi pasien dari kuman berbahaya, termasuk pada
pasien sendiri, yang berisiko masuk ke dalam tubuhnya.
2. Setelah Terkena Cairan Tubuh Pasien;
Kapan ? Bersihkan tangan Anda segera setelah bersentuhan dengan cairan
tubuh pasien (dan setelah melepas sarung tangan).
Mengapa ? Untuk melindungi Anda dan lingkungan dari kuman pasien yang
dapat merugikan.
3. Setelah Kontak dengan Pasien;
Kapan ? Bersihkan tangan Anda setelah menyentuh pasien, ketika
meninggalkan pasien.
Mengapa ? Untuk melindungi Anda dan lingkungan yang bersih itu dari
kuman pasien yang merugikan.
4. Setelah Kontak dengan Lingkungan Sekitar Pasien.
Kapan ? Bersihkan tangan Anda setelah menyentuh barang atau perabot di
sekitar pasien,  meninggalkn pasien. bahkan saat pasien tidak tersentuh
sekalipun.
Mengapa ? Untuk melindungi diri Anda dan lingkungan yang bersih dari
kuman pasien yang merugikan.

23
M. KETIDAKPATUHAN DALAM PELAKSANAAN CUCI TANGAN
1. Beban kerja berlebihan;
2. Tidak tersedia sarana/fasilitas kebersihan tangan;
3. Lokasi kebersihan tangan terlalu jauh;
4. Bila sering cuci tangan, tangan rusak;
5. Tidak peduli;
6. Petugas berpikir, pasien yang membawa kuman di badannya, kurang
pengetahuan petugas/kurang informasi;
7. Tidak ada dukungan, kontroling, monitoring;
8. Tidak ada SPO;
9. Tidak ada peraturan/poster.
N. TINDAK LANJUT
1. Peraturan / Poster;
2. Komunikasi/, edukasi, informasi;
3. Beri umpan balik kepada petugas;
4. Evaluasi kepatuhan kebersihan tangan;
5. Berikan motivasi;
6. Kesadaran dan akal sehat.
7. Kampanye kebersihan tangan.
O. 5 (LIMA) KOMPONEN INTI STRATEGI PERBAIKAN DALAM
KEBERSIHAN TANGAN PROGRAM WHO

24
P. KESIMPULAN
1. Kebersihan tangan merupakan pilar dan indikator mutu dalam pencegahan
dan pengendalian infeksi yang merupakan bagian indikator mutu
pelayanan rumah sakit;
2. Melakukan kebersihan tangan wajib dilakukan oleh setiap petugas rumah
sakit;
3. Kebersihan tangan dapat dilakukan dengan mencuci tangan dengan air
mengalir jika tangan tampak kotor atau menggunakan antiseptik berbasis
alkohol jika tangan tidak tampak kotor.
4. Tidak dapat menggantikan cuci tangan dengan air yang mengalir;

25
BAB IV
DOKUMENTASI

A. TOOLS KEBERSIHAN TANGAN (HAND HYGIENE)

Lembar Audit
Kepatuhan Melakukan Kebersihan Tangan
Petugas RS PKU Muhammadiyah
Surakarta

Beri Tanda (V) pada Kolom YA dan TIDAK


NO Y TIDA KETERANGA
PERNYATAAN
. A K N
1 Sebelum Kontak dengan Pasien
Sebelum Melakukan Tindakan
2
Aseptik
Setelah Kontak dengan Darah / Cairan
3
Tubuh Pasien
4 Setelah Kontak dengan Pasien
Setelah Kontak dengan Lingkungan /
5
Peralatan di sekitar Pasien
Total

Mengetahui,
Komite Pencegahan dan Pengandalian Infeksi
Ketua, Sekretaris/IPCN,

dr. Suryo Aribowo Taroeno, M.Kes, Sp.PD Sumarni, S.Kep

26
Tools Audit
Kepatuhan Kebersihan Tangan
RS PKU Muhammadiyah Surakarta

Beri Tanda (V) pada Kolom YA dan TIDAK


NO TIDA KETERANGA
INDIKASI / WAKTU YA
. K N
1 Sebelum Kontak Pasien
2 Sebelum Memberikan Suntikan
Sebelum Memakai Sarung
3
Tangan Steril
4 Sebelum Memasang Infus
Sebelum Mengukur Tanda-Tanda
5
Vital
6 Setelah Menyentuh Pasien
Setelah Menyentuh Darah atau
7
Cairan Tubuh
Setelah Kontak dengan Benda-
8
Benda disamping Pasien
Total

Mengetahui,
Komite Pencegahan dan Pengandalian Infeksi
Ketua, Sekretaris/IPCN,

dr. Suryo Aribowo Taroeno, M.Kes, Sp.PD Sumarni, S.Kep

27
Lembar Audit
Fasilitas Kebersihan Tangan
Ruangan XXXX
RS PKU Muhammadiyah Surakarta

Beri Tanda (V) pada Kolom YA dan TIDAK


Y
NO. PERNYATAAN TIDAK KETERANGAN
A
Ada Kebijakan tentang Kebersihan
1
Tangan di RS
Ada Handrub Berbasis Alkohol di
2
setiap Pintu Masuk Ruang Perawatan
Ada Handrub di Nurse Station Ruang
3
Perawatan
Ada Handrub di setiap Trolley
4
Tindakan
Ada Handrub di setiap Tempat Tidur
5
Pasien ICU
Ada Handrub di setiap Tempat Tidur
6
Ruang Intermediate
Ada Wastafel dengan Air Mengalir di
7
setiap Ruang Perawatan
Total

Mengetahui,
Komite Pencegahan dan Pengandalian Infeksi
Ketua, Sekretaris/IPCN,

dr. Suryo Aribowo Taroeno, M.Kes, Sp.PD Sumarni, S.Kep

28
Tools Audit Fasilitas Kebersihan Tangan
RS PKU Muhammadiyah Surakarta

Beri Tanda (V) pada Kolom YA dan TIDAK


Y
NO. ITEM TIDAK KETERANGAN
A
1 Tersedia Sabun Cair di setiap Wastafel
2 Tersedia Handuk Kain/Tissue Towel di
setiap Wastafel
3 Ada Tempat Handuk Kotor di bawah
Wastafel
4 Tersedia Cairan Antibakterial di
Wastafel Ruang Tindakan Invasif
5 Wastafel Bebas dari Peralatan yang
Tidak Tepat
6 Fasilitas Cuci Tangan Bersih
7 Ada Tempat Sampah Non Infeksius di
Bawah Wastafel
8 Tersedia Handrub di setiap Ruangan
ICU
9 Tersedia Poster Kebersihan Tangan
Total

Mengetahui,
Komite Pencegahan dan Pengandalian Infeksi
Ketua, Sekretaris/IPCN,

dr. Suryo Aribowo Taroeno, M.Kes, Sp.PD Sumarni, S.Kep

29
B. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) KEBERSIHAN
TANGAN (HAND HYGIENE)

30
DAFTAR PUSTAKA

Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas


Pelayanan Kesehatan lainnya, Depkes RI – Perdalin Pusat Jakarta, 2008
Pedoman Buku Ajar Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit, Costy
Pandjaitan – Perdalin Pusat Jakarta, 2008.
Pedoman Pelaksanaan Kewaspadaan Universal di Pelayanan Kesehatan, Depkes
RI, 2010
Perdalin Pusat, Handout Pelatihan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Rumah Sakit, 2012
WHO Guidelines on Hand Hygiene in Health Care, World Health Organization
(WHO), 2009
A Guide to the Implementation of the WHO Multimodal Hand Hygiene
Improvement Strategy, 2009
KOMITE PPI
RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Anda mungkin juga menyukai