KEBERSIHAN TANGAN
(HAND HYGIENE)
RS xxxx
Jl. ……………………………………..
SURAKARTA – JAWA TENGAH 57131
E-mail : ………………………….
2013
2
KATA PENGANTAR
Ba’da salam dan bahagia. Semoga rahmat dan hidayah Allah S.W.T. senantiasa
tercurah kepada kita semua. Amin.
Infeksi di rumah sakit atau infeksi nosokomial merupakan persoalan serius yang
menjadi penyebab langsung maupun tidak langsung kematian pasien. Walaupun
beberapa kejadian infeksi nosokomial tidak menyebabkan kematian pasien,
namun menyebabkan pasien dirawat lebih lama akibatnya pasien harus membayar
lebih mahal. Infeksi nosokomial yang dikenal dengan Healthcare Associated
Infections (HAIs) dapat terjadi melalui penularan dari pasien kepada petugas, dari
pasien ke pasien lain, dari pasien kepada pengunjung atau keluarga maupun dari
petugas kepada pasien.
3
Direktur RS diminta untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petugas
pelayanan kesehatan dalam melakukan pencegahan dan pengendalian infeksi.
Strategi yang digunakan adalah peningkatan kemampuan petugas kesehatan
dengan metode Standar Precautions / Kewaspadaan Standar yang diterapkan pada
semua orang (pasien, petugas atau pengunjung) yang datang ke fasilitas pelayanan
kesehatan tanpa menghiraukan mereka terinfeksi atau tidak serta kewaspadaan
berdasarkan penularan yang diperuntukkan bagi pasien rawat inap dengan
menunjukkan gejala, terinfeksi dengan kuman yang bersifat pathogen.
Upaya pencegahan dan pengendalian infeksi melibatkan semua unsur, mulai dari
unsur pimpinan sampai kepada staf. Peran pimpinan yang diharapkan adalah
menyiapkan sistem, sarana dan prasarana penunjang lainnya, sedangkan peran staf
adalah sebagai pelaksana langsung dalam upaya pencegahan dan pengendalian
infeksi sesuai prosedur yang telah ditetapkan.
Salah satu tahap kewaspadaan standar yang efektif dalam pencegahan dan
pengendalian infeksi adalah hand hygiene (kebersihan tangan) karena kegagalan
dalam menjaga kebersihan tangan adalah penyebab utama infeksi nosokomial dan
mengakibatkan penyebaran mikroorganisme multi resisten di fasilitas pelayanan
kesehatan. Menjaga kebersihan tangan dengan cara mencuci tangan adalah
metode paling mudah dan efektif dalam pencegahan infeksi nosokomial.
Disamping itu, Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya harus
mampu memberikan pelayanan yang bermutu, akuntabel dan transaparan kepada
masyarakat khususnya jaminan keselamatan pasien (patient safety). Hal itu sejalan
dengan Undang Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan
UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran untuk memberikan kepastian
hukum baik bagi penerima maupun pemberi pelayanan.
Pemerintah akan terus melakukan sosialisasi program cuci tangan saat memasuki
ruangan RS dan fasilitas kesehatan lain untuk mencegah infeksi. Program ini telah
lama diterapkan di dunia internasional. Hal itu terbukti berdampak besar dengan
berkurangnya infeksi di RS.
4
Strategi yang sudah terbukti paling bermanfaat dalam mengendalikan infeksi di
RS adalah melalui peningkatan kemampuan petugas kesehatan. Diantaranya,
melalui kewaspadaan standar yang diterapkan pada semua orang, baik petugas,
pasien, maupun pengunjung. Penelitian membuktikan infeksi nosokomial di RS
terjadi akibat kurangnya kepatuhan petugas. Rata-rata kepatuhan petugas untuk
mencuci tangan di Indonesia hanya 20%-40%".
Kami tidak mungkin lepas dari khilaf dan salah, untuk itu kritik dan saran sangat
kami harapkan untuk penyempurnaan buku ini.
Semoga upaya kita mendapatkan rahmat, hidayah, dan ridho dari Allah S.W.T.
Amin.
Penyusun
5
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................1
SK DIREKTUR TENTANG PEMBERLAKUAN BUKU PANDUAN
KEBERSIHAN TANGAN (HAND HYGIENE) RS PKU
MUHAMMADIYAH SURAKARTA...................................................................2
KATA PENGANTAR............................................................................................4
DAFTAR ISI...........................................................................................................7
BAB I. DEFINISI...............................................................................................8
A. Pengertian.........................................................................................8
1. Mencuci Tangan..........................................................................8
2. Flora Kulit....................................................................................8
3. Air Bersih.....................................................................................8
4. Sabun...........................................................................................8
5. Agen Antiseptik atau Antimikroba..............................................8
6. Emollient......................................................................................9
7. Kebersihan Tangan (Hand Hygiene)...........................................9
B. Tujuan Kebersihan Tangan...............................................................9
BAB II. RUANG LINGKUP.............................................................................11
BAB III. TATA LAKSANA................................................................................12
A. Mengapa Perlu Kebersihan Tangan ?.............................................12
B. Hal-Hal yang Perlu Diingat Saat Membersihkan Tangan..............12
C. Hal Penting dalam Hand Hygiene..................................................12
D. Indikasi Kebersihan Tangan...........................................................13
E. Fasilitas Kebersihan Tangan...........................................................14
F. Persiapan Membersihkan Tangan...................................................14
G. Mengeringkan Tangan....................................................................16
H. Handrub Antiseptik (Handrub Berbasis Alkohol).........................16
I. Jenis-Jenis Cuci Tangan.................................................................17
J. Mencuci Tangan dengan Sabun dan Air Mengalir.........................18
6
K. Mencuci Tangan dengan Antiseptik Berbasis Alkohol..................20
L. Ingat “Five Moments”.....................................................................22
M. Ketidakpatuhan dalam Pelaksanaan Cuci Tangan..........................24
N. Tindak Lanjut.................................................................................24
O. 5 (Lima) Komponen Inti Strategi Perbaikan dalam Kebersihan
Tangan (Hand Hygiene) Program WHO........................................24
P. Kesimpulan.....................................................................................25
BAB IV. DOKUMENTASI.................................................................................26
A. Tolls Kebersihan Tangan (Hand Hygiene)......................................26
B. SPO Kebersihan Tangan (Hand Hygiene).......................................30
DAFTAR PUSTAKA
7
BAB I
DEFINISI
A. PENGERTIAN
1. Mencuci Tangan : Proses yang secara mekanik melepaskan kotoran dan
debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air.
2. Flora Kulit
Flora Transien: Flora Transien pada tangan diperoleh melalui kontak
dengan pasien, petugas kesehatan lain dan permukaan lingkungannya
(misalnya : meja periksa, lantai atau toilet). Organisme ini tinggal di
lapisan luar kulit dan terangkat dengan mencuci tangan menggunakan
sabun biasa dan air mengalir.
Flora Residen: tinggal di lapisan kulit yang lebih dalam (epidermis)
serta di dalam folikel rambut, dan tidak dapat dihilangkan seluruhnya,
bahkan dengan pencucian dan pembilasan keras dengan sabun dan air
bersih.
3. Air Bersih : Air yang secara alami atau kimiawi dibersihkan atau disaring
sehingga aman untuk diminum, serta untuk pemakaian lainnya (misalnya :
mencuci tangan dan membersihkan instrumen medis) karena memenuhi
standar kesehatan yang telah ditetapkan. Pada keadaan minimal, air bersih
harus bebas dari mikroorganisme dan memiliki turbiditas rendah (jernih,
tidak berkabut).
4. Sabun : Produk-produk pembersih (batang, cair, lembar atau bubuk) yang
menurunkan tegangan permukaan, sehingga membantu melepaskan
kotoran, debris dan mikroorganisme yang menempel sementara pada
tangan. Sabun biasa memerlukan gosokan untuk melepas mikroorganisme
secara mekanik, sementara sabun antiseptik (antimikroba) selain melepas
juga membunuh atau menghambat pertumbuhan dari hampir sebagian
besar mikroorganisme.
5. Agen Antiseptik atau Antimikroba (istilah yang digunakan bergantian):
Bahan kimia yang diaplikasikan di atas kulit atau jaringan hidup lain
8
untuk menghambat atau membunuh mikroorganisme (baik yang
sementara atau yang merupakan penghuni tetap), sehingga mengurangi
jumlah hitung bakteri total.
Contohnya adalah :
- Alkohol 60 - 90% (etil dan isopropil atau metil alkohol);
- Klorheksidin glukonat 2 - 4% (Hibiclens, Hibiscrub, Hibitane);
- Klorheksidin glukonat dan cetrimide, dalam berbagai konsentrasi
(Savlon);
- Yodium 3%, yodium dan produk alkohol berisi yodium atau tincture
(yodium tinktur) Iodofor 7,5 - 10%, berbagai konsentrasi (Betadine
atau Wescodyne);
- Kloroksilenol 0,5 - 4% (Para kloro metaksilenol atau PCMX) berbagai
konsentrasi (Dettol)
- Triklosan 0,2 - 2%.
6. Emollient : Cairan organik, seperti gliserol, propilen glikol atau sorbitol
yang ditambahkan pada handrub dan losion. Kegunaan emollient untuk
melunakkan kulit dan membantu mencegah kerusakan kulit (keretakan,
kekeringan, iritasi, dan dermatitis) akibat pencucian tangan dengan sabun
yang sering (dengan atau tanpa antiseptik) dan air.
7. Kebersihan Tangan (Hand Hygiene) : Merupakan suatu prosedur
tindakan membersihkan tangan dengan menggunakan sabun antiseptik di
bawah air yang mengalir (bila tangan terlihat kotor atau terkontaminasi
dengan bahan-bahan protein) atau dengan menggunakan handrub berbasis
alkohol (jika tangan tidak terlihat kotor/ternoda).
B. TUJUAN KEBERSIHAN TANGAN
1. Untuk memutus transmisi mikroba melalui :
a. Di antara area perawatan dan zona pasien;
b. Di antara zona pasien dan area perawatan;
c. Pada daerah tubuh pasien yang berisiko infeksi (contoh : membran
mukosa, kulit non intak, alat invasif);
d. Dari darah dan cairan tubuh.
9
2. Untuk mencegah :
a. Kolonisasi patogen pada pasien (termasuk yang multi resisten);
b. Penyebaran pathogen ke area perawatan;
c. Kolonisasi dan infeksi pada petugas kesehatan;
d. Infeksi yang disebabkan oleh mikroba endogen.
10
BAB II
RUANG LINGKUP
11
BAB III
TATA LAKSANA
12
5. Tidak boleh menambahkan sabun cair/antiseptik sebelum habis benar.
Sebelum mengisi, bersihkan dispenser hingga bersih dan kering;
6. Pilih sabun antiseptik yang bersifat rendah iritatif;
7. Untuk menghindari risiko terbakar (jarang terjadi), tangan harus benar-
benar kering dari alkohol handrub sebelum menyentuh pasien/peralatan
pasien, dan lingkungan;
8. Lotion untuk meminimalisir iritasi dermatitis kontak;
9. Setelah melakukan kebersihan tangan, tidak menyentuh permukaan
lingkungan sebelum melakukan tindakan;
10. Setelah 6-8 kali melakukan handrub, harus melakukan handwash untuk
menghilangkan efek residu dari antiseptik di tangan;
11. Setelah melakukan handwash, tidak dianjurkan melakukan handrub dan
atau sebaliknya;
12. Handrub tidak dapat menggantikan cuci tangan dengan sabun dan air
yang mengalir;
13. Lakukan handwash meskipun setelah menggunakan sarung tangan.
D. INDIKASI KEBERSIHAN TANGAN
1. Segera : setelah tiba di tempat kerja.
2. Sebelum :
- kontak langsung dengan pasien;
- memakai sarung tangan sebelum pemeriksaan klinis dan tindakan
invasif (pemberian suntikan intra vaskuler);
- menyediakan/mempersiapkan obat-obatan;
- mempersiapkan makanan;
- memberi makan pasien;
- meninggalkan rumah sakit.
3. Diantara : prosedur tertentu pada pasien yang sama dimana tangan
terkontaminasi, untuk menghindari kontaminasi silang.
4. Setelah :
- kontak dengan pasien;
- melepas sarung tangan;
13
- melepas alat pelindung diri;
- kontak dengan darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi, eksudat luka dan
peralatan yang diketahui atau kemungkinan terkontaminasi dengan
darah, cairan tubuh, ekskresi (bedpen, urinal) apakah menggunakan
atau tidak menggunakan sarung tangan;
- Menggunakan toilet, menyentuh/melap hidung dengan tangan.
E. FASILITAS KEBERSIHAN TANGAN
1. Tempat cuci tangan dengan air mengalir dan kran;
2. Sabun atau antiseptik dalam dispenser dengan pengontrol otomatis;
3. Kertas handuk pengering/tissue towel;
4. Kotak handuk beserta handuk pengering;
5. Poster 6 (enam) langkah cuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir
(handwash);
6. Tempat sampah injak untuk tempat handuk kotor;
7. Tempat sampah injak untuk tempat sampah non infeksius;
8. Cairan handrub;
9. Poster 6 (enam) langkah cuci tangan dengan menggunakan cairan berbasis
alkohol dan tanpa bilas air (handrub).
F. PERSIAPAN MEMBERSIHKAN TANGAN
1. Air mengalir;
Sarana utama untuk cuci tangan adalah air mengalir dengan saluran
pembuangan atau bak penampung yang memadai. Dengan guyuran air
mengalir tersebut maka mikroorganisme yang terlepas karena gesekan
mekanis atau kimiawi saat cuci tangan akan terhalau dan tidak menempel
lagi dipermukaan kulit. Air mengalir tersebut dapat berupa kran atau
dengan cara mengguyur dengan gayung, namun cara mengguyur dengan
gayung memiliki risiko cukup besar untuk terjadinya pencemaran, baik
melalui gagang gayung ataupun percikan air bekas cucian kembali ke bak
penampung air bersih. Air kran bukan berarti harus dari PAM, namun
dapat diupayakan secara sederhana dengan tangki berkran di ruang
pelayanan / perawatan kesehatan agar mudah dijangkau oleh para petugas
14
kesehatan yang memerlukannya. Selain air mengalir ada, dua jenis bahan
pencuci tangan yang dibutuhkan yaitu: sabun atau detergen dan larutan
antiseptik.
2. Sabun;
Bahan tersebut tidak membunuh mikroorganisme tetapi menghambat dan
mengurangi jumlah mikroorganisme dengan jalan mengurangi tegangan
permukaan sehingga mikroorganisme terlepas dari permukaan kulit dan
mudah terbawa oleh air. Jumlah mikroorganisme semakin berkurang
dengan meningkatnya frekuensi cuci tangan, namun dilain pihak dengan
seringnya menggunakan sabun atau detergen maka lapisan lemak kulit
akan hilang dan membuat kulit menjadi kering dan pecah-pecah.
3. Larutan Antiseptik;
Larutan antiseptik atau disebut juga antimikroba topikal, dipakai pada
kulit atau jaringan hidup lainnya untuk menghambat aktifitas atau
membunuh mikroorganisme pada kulit. Antiseptik memiliki bahan kimia
yang memungkinkan untuk digunakan pada kulit dan selaput mukosa.
Antiseptik memiliki keragaman dalam hal efektivitas, aktifitas, akibat dan
rasa pada kulit setelah dipakai sesuai dengan keragaman jenis antiseptik
tersebut dan reaksi kulit masing-masing individu.
Kulit manusia tidak dapat disterilkan. Tujuan yang ingin dicapai adalah
penurunan jumlah mikroorganisme pada kulit secara maksimal terutama
kuman transien.
Kriteria memilih antiseptik adalah sebagai berikut:
- Memiliki efek yang luas, menghambat atau merusak mikroorganisme
secara luas (gram positif dan gram negatif, virus lipofilik, bacillus dan
tuberkulosis, fungi, endospora);
- Efektivitas;
- Kecepatan aktifitas awal;
- Efek residu, aksi yang lama setelah pemakaian untuk meredam
pertumbuhan;
- Tidak mengakibatkan iritasi kulit;
15
- Tidak menyebabkan alergi;
- Efektif sekali pakai, tidak perlu diulang-ulang;
- Dapat diterima secara visual maupun estetik.
4. Lap Tangan yang Bersih dan Kering.
G. MENGERINGKAN TANGAN
- Mengeringkan tangan setelah mencuci tangan sangat penting;
- Keringkan tangan dengan handuk kertas, jika tidak tersedia, gunakan
handuk tangan sekali pakai;
- Handuk kertas harus tetap dalam kondisi bersih, tidak terkontaminasi.
H. HANDRUB ANTISEPTIK (HANDRUB BERBASIS ALKOHOL)
Penggunaan handrub antiseptik untuk tangan yang bersih lebih efektif
membunuh flora residen dan flora transien daripada mencuci tangan dengan
sabun antiseptik atau dengan sabun biasa dan air. Antiseptik ini cepat dan
mudah digunakan serta menghasilkan penurunan jumlah flora tangan awal
yang lebih besar (Girou et al. 2002). Handrub antiseptik juga berisi emolien
seperti gliserin, glisol propelin, atau sorbitol yang melindungi dan
melembutkan kulit.
16
Berikut ini adalah teknik menggosok tangan dengan antiseptik :
Langkah 1 : Tuangkah handrub berbasis alkohol untuk dapat mencakup
seluruh permukaan tangan dan jari (kira-kira satu sendok teh,
3 – 5 cc).
Langkah 2 : Gosokkan larutan dengan teliti dan benar pada kedua belah
tangan, khususnya di antara jari-jari jemari dan di bawah
kuku hingga kering.
Handrub antiseptik tidak menghilangkan kotoran atau zat organik, sehingga
jika tangan sangat kotor atau terkontaminasi oleh darah atau cairan tubuh,
harus mencuci tangan dengan sabun dan air terlebih dahulu. Selain itu, untuk
mengurangi “penumpukan” emolien pada tangan setelah pemakaian handrub
antiseptik berulang, tetap diperlukan mencuci tangan dengan sabun dan air
setiap kali setelah 5 – 10 aplikasi handrub. Terakhir, handrub yang hanya
berisi alkohol sebagai bahan aktifnya, memiliki efek residual yang terbatas
dibandingkan dengan handrub yang berisi campuran alkohol dan antiseptik
seperti khlorheksidin.
Handrub antiseptik yang tidak mengiritasi dapat dibuat dengan
menambahkan gliserin, glikol, propilen atau sorbitol dalam alkohol (2 mL
dalam 100 mL etil atau isopropil alkohol 60 – 90%).
17
J. MENCUCI TANGAN DENGAN SABUN DAN AIR MENGALIR
18
6 (ENAM) LANGKAH MENCUCI TANGAN DENGAN SABUN DAN
AIR MENGALIR
Waktu yang diperlukan : 40 – 60 detik
19
K. MENCUCI TANGAN DENGAN ANTISEPTIK BERBASIS ALKOHOL
20
6 (ENAM) LANGKAH MENCUCI TANGAN DENGAN ANTISEPTIK
BERBASIS ALKOHOL
Waktu yang diperlukan : 20 – 30 detik
21
L. INGAT “FIVE MOMENTS”
22
LIMA AKTIFITAS YANG MEMBUTUHKAN HIGIENITAS TANGAN
23
M. KETIDAKPATUHAN DALAM PELAKSANAAN CUCI TANGAN
1. Beban kerja berlebihan;
2. Tidak tersedia sarana/fasilitas kebersihan tangan;
3. Lokasi kebersihan tangan terlalu jauh;
4. Bila sering cuci tangan, tangan rusak;
5. Tidak peduli;
6. Petugas berpikir, pasien yang membawa kuman di badannya, kurang
pengetahuan petugas/kurang informasi;
7. Tidak ada dukungan, kontroling, monitoring;
8. Tidak ada SPO;
9. Tidak ada peraturan/poster.
N. TINDAK LANJUT
1. Peraturan / Poster;
2. Komunikasi/, edukasi, informasi;
3. Beri umpan balik kepada petugas;
4. Evaluasi kepatuhan kebersihan tangan;
5. Berikan motivasi;
6. Kesadaran dan akal sehat.
7. Kampanye kebersihan tangan.
O. 5 (LIMA) KOMPONEN INTI STRATEGI PERBAIKAN DALAM
KEBERSIHAN TANGAN PROGRAM WHO
24
P. KESIMPULAN
1. Kebersihan tangan merupakan pilar dan indikator mutu dalam pencegahan
dan pengendalian infeksi yang merupakan bagian indikator mutu
pelayanan rumah sakit;
2. Melakukan kebersihan tangan wajib dilakukan oleh setiap petugas rumah
sakit;
3. Kebersihan tangan dapat dilakukan dengan mencuci tangan dengan air
mengalir jika tangan tampak kotor atau menggunakan antiseptik berbasis
alkohol jika tangan tidak tampak kotor.
4. Tidak dapat menggantikan cuci tangan dengan air yang mengalir;
25
BAB IV
DOKUMENTASI
Lembar Audit
Kepatuhan Melakukan Kebersihan Tangan
Petugas RS PKU Muhammadiyah
Surakarta
Mengetahui,
Komite Pencegahan dan Pengandalian Infeksi
Ketua, Sekretaris/IPCN,
26
Tools Audit
Kepatuhan Kebersihan Tangan
RS PKU Muhammadiyah Surakarta
Mengetahui,
Komite Pencegahan dan Pengandalian Infeksi
Ketua, Sekretaris/IPCN,
27
Lembar Audit
Fasilitas Kebersihan Tangan
Ruangan XXXX
RS PKU Muhammadiyah Surakarta
Mengetahui,
Komite Pencegahan dan Pengandalian Infeksi
Ketua, Sekretaris/IPCN,
28
Tools Audit Fasilitas Kebersihan Tangan
RS PKU Muhammadiyah Surakarta
Mengetahui,
Komite Pencegahan dan Pengandalian Infeksi
Ketua, Sekretaris/IPCN,
29
B. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) KEBERSIHAN
TANGAN (HAND HYGIENE)
30
DAFTAR PUSTAKA