Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH MANAJEMEN

" PT. KOTA JATI FURINDO JEPARA"


Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pemasaran 2
Dosen Pengampu: Hutomo Rusdianto, S.E., MBA., AWM., QWM., CBV

Disusun Oleh:
Nama : Mukhammad Fatkhul Huda
NIM : 201911416
Kelas : Manajemen 4F

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN


UNIVERSITAS MURIA KUDUS
JL. Lingkar Utara Gondangmanis Bae Kudus 59327,PO.BOX 53 KUDUS
TELP : (0291)43822, Fax: (0291)437198
Email : muria@umk.ac.id, Web: http://www.umk.ac.id
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan
karunian-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PT. KOTA
JATI FURINDO JEPARA”.
Dengan terselesainya penyusunan makalah ini semoga dapat menambah
pengetahuan bagi pembacanya. Penyusun juga tidak lupa mengucapkan banyak terima
kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat :
Bapak Dr. H. Suparnyo, SH, M.S. Selaku Rektor Universitas Muria Kudus,
Bapak Dr. Drs. Mochammad Edris, MM. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi,
Bapak Hutomo Rusdianto, S.E., MBA., AWM., QWM., CBV. Selaku dosen mata kuliah
Manajemen Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, yang telah
menyumbangkan tenaga, pikiran, dan waktunya dalam rangka penyelesaian makalah ini,
Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan dan doanya baik itu secara lahiriyah
maupun batiniyah,
Semoga amal beliau selalu diterima dan diberikan balasan oleh Allah SWT.
Dengan balasan yang setimpal dan berlipat ganda. Selanjutnya penulis menyadari bahwa
dalam proses penulisan karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun
dalam penulisannya. Namun demikian, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan
dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai, penulis dengan rendah hati dan
dengan tangan terbuka menerima masukan.
Harapan dari penulis, kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi para pihak-pihak
yang memerlukan khususnya para mahasiswa atau mahasiswi dan para pembacar semua
umumnya. Aamiin.

Kudus, 28 Maret 2021


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan
bersama yang diinginkan dan mau terlibat dengan peraturan yang ada. Organisasi
pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang
berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terorganisir, terpimpin dan
terkendali dalam memanfaatkan sumberdaya (uang, mesin, metode dan lingkungan),
sarana prasarana, data dan lain sebagainya.
Untuk menjalankan organisasi dibutuhkan manajemen sebagai alat untuk
mencapai tujuan. Defenisi manajemen itu sendiri adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, aktualisasi, dan pengawasan kegiatan atau usaha
secara sistematik dan efektif oleh para anggota organisasi untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan.Secara sederhana. Manajemen merupakan suatu
proses tindakan atau seni perencanaan, mengatur, pengarahan dan pengawasan yang
dinamis yang menggerakan organisasi utuk mencapai tujuannya.
PT Kota Jati Furindo adalah perusahaan produsen furniture yang dirintis pada
tahun 1988 oleh Yusak Setiawan yang beralamatkan di Jalan Raya Jepara-Bangsri
km 6.5 Desa Suwawal, Mlonggo, Jepara. PT Kota Jati Furindo merupakan sebuah
perusahaan yang dirancang tumbuh dan berkembang untuk menghasilkan produk-
produk furniture yang berkualitas tinggi didukung dengan peralatan produksi yang
mesin-mesin produksinya canggih dan modern. Spesifikasi produk PT Kota Jati
Furindo ialah produk indoor dan outdoor.
BAB II
PENGERTIAN TEORI POAC

2.1 TEORI POAC


Istilah POAC adalah singkatan dari Planning, Organizing, Actuating dan
Controlling dan merupakan konsep dasar manajemen yang di kemukakan oleh George R.
Terry. Konsep POAC ini telah banyak dilaksanakan banyak perusahaan di seluruh dunia
untuk menjaga kelangsungan perusahaan mereka. POAC adalah strategi untuk menyusun,
memproses serta mengatur organisasi untuk lebih terorganisir dalam visi dan misi.
Terdapat banyak konsep manajemen yang dapat dilaksanakan namun konsep POAC
sangat kompatibel untuk diterapkan disetiap tingkatan manajemen:

2.1.1 Planning (Perencanaan)
Planning meliputi pengaturan tujuan dan mencari cara bagaimana untuk mencapai
tujuan tersebut. Planning telah dipertimbangkan sebagai fungsi utama manajemen dan
meliputi segala sesuatu yang manajer kerjakan. Di dalam planning, manajer
memperhatikan masa depan, mengatakan “Ini adalah apa yang ingin kita capai dan
bagaimana kita akan melakukannya”.
Membuat keputusan biasanya menjadi bagian dari perencanaan karena setiap pilihan
dibuat berdasarkan proses penyelesaian setiap rencana. Planning penting karena banyak
berperan dalam menggerakan fungsi manajemen yang lain. Contohnya, setiap manajer
harus membuat rencana pekerjaan yang efektif di dalam kepegawaian organisasi.
Kesuksesan organisasi adalah mencapai tujuan yang telah disusun oleh manajer pada
periode awal membentuk organisasi. Planning adalah sebuah proses di mana seorang
manajer memutuskan tujuan, menetapkan aksi untuk mencapai tujuan (strategi) itu,
mengalokasikan tanggung jawab unutk menjalankan strategi kepada orang tertentu, dan
mengukur keberhasilan dengan membandingkan tujuan.
Sebelum mengetahui lebih lanjut tentang perencanaan terlebih dahulu mengenal
perbedaan visi, misi, nilai dasar, dan tujuan. Misi, visi, nilai dasar dan tujuan adalah titik
awal dari perencanaan strategi. Keempat hal ini mengatur konteks landasan dari suatu
proses dan untuk menjalankan sesuatu serta unit perencana yang tertanam dalam suatu
organisasi. Perbedaan misi menggambarkan tujuan dari suatu organisasi sedangkan visi
menggambarkan keinginan untuk masa depan, seringkali digambarkan dengan jelas,
menggugah, singkat oleh manajemer suatu organisasi.
Nilai dasar menyatakan secara filosofis komitmen yang diprioritaskan oleh manajer,
sedangkan tujuan adalah keinginan masa depan dari suatu organisasi yang di usahakan
untuk di wujudkan. Empat karakteristik tujuan:
1) Tepat dan terukur. Tujuan yang terukur dapat memberikan seorang manajer
standar pembanding terhadap hasil yang telah dilaksanakan.
2) Menyebutkan issue yang penting. Untuk membangun manajer harus memilih
beberapa tujuan major untuk menaksir kinerja organisasi.
3) Menantang tetapi realis. Memberikan sebuah tantangan tersendiri bagi semua
karyawan, anggota organisasi untuk mengiprovisasi kinerja dalam organisasi. jika tujuan
tidak realis atau terlalu mudah akan membuat putus asa dan bosan pada diri karyawan
atau anggota organisasi.
4) Menetapkan dalam periode waktu tertentu yang seharusnya dapat dicapai.
Tenggat waktu dapat menyuntikkan rasa urgensi dalam pencapaian tujuan dan bertindak
sebagai motivator. Namun, tidak semua tujuan memerlukan kendala waktu.

2.1.2 Organizing (pengorganisasian)
Organizing adalah proses dalam memastikan kebutuhan manusia dan fisik setiap
sumber daya tersedia untuk menjalankan rencana dan mencapai tujuan yang berhubungan
dengan organisasi. Organizing juga meliputi penugasan setiap aktifitas, membagi
pekerjaan ke dalam setiap tugas yang spesifik, dan menentukan siapa yang memiliki hak
untuk mengerjakan beberapa tugas.
Aspek utama lain dari organizing adalah pengelompokan kegiatan ke departemen
atau beberapa subdivisi lainnya. Misalnya kepegawaian, untuk memastikan bahwa
sumber daya manusia diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Memekerjakan orang
untuk pekerjaan merupakan aktifitas kepegawaian yang khas. Kepegawaian adalah suatu
aktifitas utama yang terkadang diklasifikasikan sebagai fungsi yang terpisah dari
organizing.
Organizing atau dalam bahasa Indonesia pengorganisasian merupakan proses
menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan
didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan
organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi
dapat bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi.
Definisi sederhana dari pengorganisasian ialah seluruh proses pengelompokan
orang, alat, tugas, serta wewenang dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta
suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan yang utuh dan bulat
dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Pengorganisasian adalah penentuan pekerjaan yang harus dilakukan,
pengelompokan tugas dan membagi pekerjaan kepada setiap karyawan, penetapan
berbagai departemen serta penentuan hubungan. Tujuan pengorganisasian ini adalah
untuk menetapkan peran serta struktur dimana karyawan dapat mengetahui apa tugas dan
tujuan mereka.

Prinsip Pengorganisasian
Proses pengorganisasian dapat dilakukan secara efisien jika manajer memiliki
pedoman tertentu sehingga mereka dapat mengambil keputusan dan dapat bertindak.
Untuk mengatur secara efektif, prinsip-prinsip organisasi berikut dapat digunakan oleh
seorang manajer.
a. Prinsip Spesialisasi
Menurut prinsip, pekerjaan seluruh perhatian harus dibagi di antara bawahan atas
dasar kualifikasi, kemampuan dan keterampilan. Ini adalah melalui pembagian kerja
dapat dicapai yang menghasilkan organisasi yang efektif. Pembagian kerja adalah
pemecahan tugas kompleks menjadi komponen-komponennya sehingga setiap orang
bertanggung jawab untuk beberapa aktivitas terbatas bukannya tugas secara keseluruhan.

b. Prinsip Definisi Fungsional


Menurut prinsip ini, semua fungsi dalam kekhawatiran harus benar dan jelas kepada
manajer dan bawahan. Hal ini dapat dilakukan dengan jelas mendefinisikan tugas-tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hubungan orang terhadap satu sama lain.
c. Prinsip Rentang Pengendalian atau Pengawasan
Menurut prinsip ini, rentang kendali adalah rentang pengawasan yang
menggambarkan jumlah karyawan yang dapat ditangani dan dikontrol secara efektif oleh
seorang manajer tunggal. Menurut prinsip ini, seorang manajer harus dapat menangani
jumlah karyawan yang dibawahinya. Keputusan ini dapat diambil dengan memilih baik
rentang lebar atau sempit froma. Ada dua jenis rentang kendali:

· Rentang kendali yang luas adalah salah satu di mana seorang manajer dapat
mengawasi dan mengendalikan secara efektif sebuah kelompok besar orang pada satu
waktu.
· Rentang kendali yang sempit rentang ini, pekerjaan dan wewenang dibagi
antara banyak bawahan dan manajer tidak mengawasi dan mengendalikan kelompok
yang sangat besar dari orang di bawah dia. Manajer sesuai dengan rentang yang sempit
mengawasi sejumlah karyawan yang dipilih pada satu waktu.
· Prinsip Rantai Skalar adalah rantai komando atau otoritas yang mengalir dari
atas ke bawah. Otoritas dan tanggung jawab harus berjalan dalam garis yang tegas dan
tidak terputus dari eksekutif tertinggi sampai yang paling rendah. Sebuah rantai skalar
memfasilitasi alur kerja di sebuah organisasi yang membantu dalam pencapaian hasil
yang efektif. Sebagai otoritas mengalir dari atas ke bawah, hal itu akan menjelaskan
posisi kewenangan untuk manajer di semua tingkatan dan yang memfasilitasi organisasi
yang efektif.

d. Prinsip Kesatuan Perintah


Ini menyiratkan satu bawahan-satu hubungan yang superior. Setiap bawahan
bertanggung jawab kepada satu manajer. Hal ini membantu dalam menghindari
kesenjangan komunikasi dan kesimpangan tanggung jawab. Jika atasan yang lebih tinggi
ingin memberikan perintah atau hal-hal lain kepada para bawahan yang berada beberapa
tangga di bawah dalam hierarki organisasi, seyogianya hal itu dilakukan melalui atasan
langsung orang yang bersangkutan. Paling tidak dengan sepengetahuan atasan langsung
tersebut.
2.1.3 Actuating (pelaksanaan)
Actuating adalah peran manajer untuk mengarahkan pekerja yang sesuai dengan
tujuan organisasi. Actuating adalah implementasi rencana, berbeda dari planning dan
organizing. Actuating membuat urutan rencana menjadi tindakan dalam dunia organisasi.
Sehingga tanpa tindakan nyata, rencana akan menjadi imajinasi atau impian yang tidak
pernah menjadi kenyataan.
Actuating, dalam bahasa Indonesia artinya adalah menggerakkan. Maksudnya, suatu
tindakan untuk mengupayakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai
sasaran sesuai dengan tujuan organisasi dengan berbagai arahan dengan memotivasi
setiap karyawan untuk melaksanakan kegiatan dalam organisasi, yang sesuai dengan
peran, tugas dan tanggung jawab. Jadi, actuating bertujuan untuk menggerakkan orang
agar mau bekerja dengan sendirinya dan penuh dengan kesadaran secara bersama- sama
untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Dalam hal ini dibutuhkan
kepemimpinan (leadership) yang baik.
Leadership dan Actuating
Actuating jelas membutuhkan adanya kematangan pribadi dan pemahaman terhadap
karakter manusia yang memiliki kecenderungan berbeda dan sifatnya dinamis. Maka dari
itu, fungsi actuating ternyata jauh lebih rumit dari kelihatannya, karena harus melibatkan
fungsi dari leadership. Premis yang terkenal pernah diungkapkan oleh Doghlas
McGregor, bahwa seorang karyawan selalu diasumsikan negatif dan positif.
Didalam proses actuating ini, keberadaan leadership adalah sebagai pendukung.
Karena actuating sendiri memiliki tujuan sebagai penggerak, yang nantinya akan
bertujuan mengefektifkan dan mengefisienkan kerja dalam organisasi.

Macam-macam Prinsip Actuating


a. Pelaksanaan dan Penugasan
Langkah lanjutan dari penetapan program kerja pengawasan adalah pelaksanaan
pengawasan dalam bentuk pemberian tugas. Tujuan utama penugasan adalah untuk
mencapai keseimbangan antara beberapa faktor: persyaratan dan kualifikasi personal,
keseimbangan untuk pengembangan profesi, dan lain-lain.
b. Pengawasan Pengelolaan Dana.
Pengelolaan terhadap dana atau anggaran yang digunakan oleh organisasi penting
dilakukan agar dana tidak disia-siakan.
c. Penyediaan dan Pemanfaatan Sarana Pengawasan.
Pengawasan juga membutuhkan saran dan alat untuk melakukan pengawasan, misalnya
teknologi yang digunakan untuk memantau kerja anggota organisasi atau pekerja.
d. Dokumentasi Pengawasan.
Hal ini diperlukan unutuk mendapatkan bukti yang nyata bila terjadi pelanggaran,
kesalahan dalam melakukan aktivitas di dalam organisasi.
Supervisi Audit.

2.1.4 Controling (Pengendalian)
Pengertian controlling dalam POAC adalah proses untuk mengendalikan perusahaan
untuk mempertahankan organisasi. Semua fungsi sebelumnya tersebut tidak akan pernah
berjalan dengan baik apabila tidak adanya kontrol atau pengawasan yang baik. Hal ini
berarti pengendalian adalah fungsi yang memastikan bahwa setiap tugas dalam organisasi
dan pekerjaan dapat terpelihara dengan baik untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut Lousie E. Boone dan David L. Kurtz,
Pengertian Controlling (pengendalian) adalah sebuah proses di mana manajer akan
menentukan apakah operasi berjalan konsisten sesuai dengan rencana.
Tujuan dari controlling adalah menciptakan aktivitas manajemen yang dinamis,
efektif dan efisien sesuai dengan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan hirarki
organisasi yang sudah ditentukan.
Secara umum, fungsi dari controlling adalah :
Menghindari terjadi penyimpangan didalam organisasiMemperbaiki setiap kesalahan atau
kelemahan yang ada di dalam perusahaanMeningkatkan tanggung jawab setiap orang
dalam menjalankan tugas.Melakukan koreksi apabila pelaksanaan tidak sesuai dengan
perencanaan yang telah ditetapkan. Hal terpenting dalam pengawasan ini adalah
mengetahui terjadinya penyimpangan atau penyelewangan yang terjadi baik dalam
perencanaan, pelaksanaan serta pengorganisasian. Dengan mengetahui hal tersebut maka
perusahaan dapat segera melakukan koreksi, mengantisipasi serta menyesuaikan dengan
kondisi, situasi dan perubahan yang terjadi.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 PLANNING
Visi dan Misi PT. Kota Jati Furindo
Visi
Visi adalah pandangan jauh tentang suatu perusahaan, berisi tujuan atau cita-cita serta
apa yang dilakukan pada masa yang akan datang. Visi dari PT. Kota Jati Furindo adalah
“Menguasai Pasar Dunia”. Dengan visi tersebut PT. Kota Jati Furindo bertekad untuk
melakukan perubahan terus-menerus dan meningkatkan efisiensi. Seiring dengan
kepercayaan, dukungan dan kerjasama dengan pelanggan serta mitra kerja, PT Kota Jati
Furindo telah menghadirkan karya-karya terbaik dan berkualitas tinggi dalam produk-
produk furniture baik outdoor (garden) maupun indoor. Sampai saat ini produk PT Kota
Jati Furindo sudah dipasarkan hampir ke seluruh wilayah dunia antara lain :
1.Amerika (Amerika Serikat, Kanada)
2.Eropa (Perancis, Belgia, Belanda, Italia, Spanyol, Jerman dan Luxembourg)
3.Asia (Cina, Taiwan, Singapura dan Jepang)
4.Australia
PT Kota Jati Furindo memiliki komitmen yang kuat untuk memberikan produk dan
pelayanan yang terbaik. Keberlanjutan kerjasama dengan pihak pelanggan/customer
adalah tujuan utama yang mendapatkan dukungan dari seluruh lini bisnis perusahaan.
Dengan kinerja yang optimal, perusahaan memiliki daya saing yang tinggi dalam
menghadapi situasi pasar yang dinamis. Ditunjang pengalaman, pengetahuan dan
kemampuan sumber daya manusia yang dimiliki, fasilitas produksi yang canggih dan
modern menjadikan kesempatan dan kesepakatan bisnis yang ditawarkan kepada pihak
pelanggan/customer memilki nilai tambah yang tidak dimiliki oleh perusahaan yang lain.

Misi
Misi Adalah tahapan-tahapan yang harus dilalui untuk mencapai visi yang telah
ditetapkan. Dalam hal pencapaian suatu visi di perlukan suatu perencanaan dan tindakan
nyata untuk dapat mewujudkannya. Berikut ini adalah Misi dari PT. Kota Jati Furindo:
1.Memperbaiki mutu produk.
2.Pengiriman barang tepat waktu.
3.Meningkatkan mutu sumber daya manusia.
4.Menyediakan alat-alat produksi yang mampu menjawab tantangan pasar dunia yang
sekarang menuntut kualitas barang yang baik.
2.3 Arti logo PT. Kota Jati Furindo
Logo merupakan suatu gambar atau sekadar sketsa dengan arti tertentu, dan mewakili
suatu arti dari perusahaan, membutuhkan sesuatu yang singkat dan mudah diingat sebagai
pengganti dari nama sebenarnya. Logo memiliki filosofi dan kerangka dasar berupa
konsep dengan tujuan melahirkan sifat yang berdiri sendiri atau mandiri.

Gambar 2. 1 Logo PT. Kota Jati Furindo


Sumber: PT. Kota Jati Furindo, 2018.
Pada logo terlihat huruf K dan J yang merupakan akronim dari Kota Jati. Huruf K yang
terbentuk dari partikel kayu dan huruf J yang membentuk ukiran melambangkan bahwa
produk yang PT. Kota Jati Furindo hasilkan adalah produk furniture berbahan kayu.
Warna merah melambangkan keberanian, energi, dan ulet yang mencerminkan optimisme
PT. Kota Jati Furindo untuk mencapai visi “Menguasai Pasar Dunia” dengan gradasi
warna abu-abu sebagai latar memiliki arti serius dan bisa diandalkan untuk menghadapi
tantangan pasar dunia yang dinamis dan mampu memenuhi permintaan pasar akan
produk yang berkualitas tinggi.

2.4 Kebijakan Mutu PT. Kota Jati Furindo

PT Kota Jati Furindo memiliki komitmen dalam melaksanakan standar mutu sesuai
dengan ISO 9001:2008 dengan tujuan akhir adalah memenuhi kebutuhan dan kepuasan
pelanggan untuk menghasilkan keuntungan perusahaan yang optimal berdasarkan :
1.Penerapan Manajemen Mutu di semua fungsi dan tingkatan.
2.Penerapan teknologi secara efektif dan efisien serta berwawasan lingkungan.
3.Pengembangan kemampuan SDM yang berbasis profesionalisme, budaya bersih,
produktif, jujur, dapat dipercaya, terbuka dan kerjasama tim.
4.Peningkatan kualitas produk dengan menerapkan penyempurnaan yang terus-menerus
dan berkesinambungan.
5.Peningkatan kualitas keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
Setiap karyawan PT Kota Jati Furindo harus mempunyai tanggung jawab dan kesadaran
mutu dalam setiap kegiatan dan lingkungan kerjanya.

3.2 ORGANIZING
Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi
yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional
untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan diinginkan. Struktur organisasi
menggambarkan dengan jelas pemisah kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang
lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi.

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT Kota Jati Furindo


Sasaran Mutu PT Kota Jati Furindo:

1.Divisi Marketing
Memastikan bahwa mampu menjamin isi kontrak penjualan (PO Buyer/Customer) dapat
dipenuhi perusahaan, serta mengembangkan pasar sampai ke seluruh dunia.
2.Divisi PPIC dan R/D
Menjamin kebenaran dalam melakukan design gambar, estimasi harga produk sampai
dengan ketepatan perencanaan mulai dari bahan sampai dengan pengiriman barang sesuai
dengan persyaratan pelanggan dan standar-standar yang diperlukan.
3.Divisi Pembelian
Menjamin ketepatan prosedur dan schedule pengadaan.
4.Divisi Logistik
Menjamin penerimaan, penyimpanan, perlindungan dan penyerahan material/produk
dalam menghindari kerusakan, kehilangan dan penurunan mutu agar tetap sesuai dengan
spesifikasi dan persyaratan yang ditentukan.
5.Divisi Produksi
Menjamin ketepatan schedule produksi dan kebenaran dalam menyelesaikan produk
sesuai standard dan persyaratan pelanggan.
6.Divisi Quality Control
Menjamin mutu pada setiap produk yang dihasilkan sesuai standar atau persyaratan yang
digunakan dan atas permintaan pelanggan.
7.Divisi Maintenance
Menjamin pemeliharaan peralatan produksi yang mencakup perawatan dan perbaikan
mesin serta kelistrikan secara berkesinambungan dalam menunjang kemampuan proses
produksi.
8.Divis Human Capital And General Affair
Menjamin bahwa segala sumber daya manusia yang ada di perusahaan memenuhi
kualifikasi dan spesifikasi untuk menjalankan operasionalnya dalam mencapai efisiensi
dan efektifitas serta menjamin bahwa semua perijinan untuk kepentingan perusahaan
yang berhubungan dengan
instansi pemerintah, pendayagunaan sarana dan prasarana perusahaan dan lain-lain dalam
menunjang kelancaran manajemen.
9.Divisi Finance
Menjamin bahwa rencana anggaran dan pendapatan secara umum di perusahaan sesuai
dengan target yang dicapai.
10. Divisi Accounting
Menjamin bahwa pencatatan dan pelaporan keuangan telah sesuai dengan standar
pelaporan keuangan yang berlaku.

3.3 ACTUATING
Sumber: PT. Kota Jati Furindo, 2018.

Dari bagan diatas, dapat dijelaskan bahwa :


1.Penanganan Order
Divisi marketing perusahaan menerima contoh barang (sampel), foto sampel atau order
dari pelanggan. Kemudian mengeluarkan Surat Perintah Kerja (SPK) untuk sampel yang
telah diterima dan dilakukan penanganan sampel. Setelah dilakukan penanganan sampel,
divisi marketing mengeluarkan SPK untuk melakukan produksi terhadap sampel yang
diterima dari pelanggan tersebut.

2.Perencanaan Produksi
Pada tahap ini, divisi PPIC dan Research and Development melakukan perencanaan
produksi berupa production schedule, shippment schedule, dan pengadaan dimulai
dengan melakukan pembelian (pengadaan material) berupa bahan baku, bahan penolong
(bahan untuk melengkapi produk agar layak digunakan), dan produk unfinish bahan yang
pengerjaannya mengambil start pengerjaan terlebih dahulu, bentuknya masih mentah dan
dilakukan sedikit pengerjaan untuk melengkapi produk, seperti : pengampelasan produk
atau pengepakan produk. Pada proses pembelian untuk pengadaan material ini,
dikeluarkan surat kontrak supply berupa SPK dan surat Penanganan Order (PO) kepada
supplier dimana sebelumnya telah dilakukan seleksi dan evaluasi supplier. Jika kontrak
supply dan SPK telah dikeluarkan dan disetujui oleh pihak supplier, maka akan dilakukan
penerimaan dan penyimpanan dengan fotocopy surat kontrak supply / PO / SPK barang
supplier sebagai bukti adanya pembelian bahan baku dari supplier. Pengiriman barang
oleh supplier pun dibuktikan dengan adanya dokumen angkutan / surat jalan hasil ontrek /
L-QC. Setelah dilakukan permintaan pengadaan material, maka divisi PPIC dan Research
and Development mengeluarkan jadwal Produksi.

3.Pengendalian Proses Produksi


Setelah dikeluarkan jadwal produksi, dilakukan pengendalian proses produksi yang
didalamnya terdapat pemeriksaan dan perawatan serta perbaikan mesin. Pada bagian
pemeriksaan dilakukan pengecekan kualitas (L-QC) dimana sebelumnya dilakukan
pengendalian alat ukur dan pemeriksaan yang harus terkalibrasi. Lalu dilakukan
pengendalian produk tidak sesuai dan analisis data. Pada bagian analisa data, pihak
Quality Control akan melakukan penanganan keluhan dan evaluasi kepuasan pelanggan
dimana data keluhan dan kepuasan pelanggan (Nonconforming report / NCR) tersebut
diterima dari surat Fax Questioner atau e-mail dari pelanggan. Berdasarkan data NCR
yang diterima, maka akan dilakukan dilakukan analisa data, kemudian mengembil
tindakan perbaikan dan pencegahan dan meninjau kembali sistem manajemen.

4.Packing dan Penyimpanan


Tahap setelah dilakukannya pengendalian proses produksi, maka divisi produksi 2 akan
menerima bukti transfer (BBP) yang akan digunakan untuk packing dan penyimpanan.

5.Pengiriman
Divisi Logistik akan menerima jadwal pengiriman dari divisi produksi 2 dan selanjutnya
dikeluarkan Surat Jalan Stuffing Report dan Dokumen Ekspor dimana produk akan
dikirimkan ke pelanggan. Dari proses bisnis diatas, PT Kota Jati Furindo secara bertahap
melakukan pengendalian dokumen, catatan mutu, infrastruktur dan lingkungan kerja serta
melakukan audit mutu internal untuk selanjutnya diambil tindakan perbaikan dan
pencegahan (CAR / Corrective Action/Request).

Ruang Lingkup Penerapan Sistem Mutu

PT Kota Jati Furindo menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 kecuali
elemen :

a.Validasi Proses
Hal ini Kota Jati Furindo tidak ada proses khusus

b.Pengendalian Barang Milik Pelanggan


Karena tidak ada barang milik pelanggan yang dititipkan di PT Kota Jati Furindo, hanya
foto/gambar jadi yang tidak pernah diminta kembali.

c.Perencanaan Desain dan Pengembangan


Kota Jati tidak melakukan proses desain maupun pengembangan untuk produknya, yang
dilakukan adalah pengendalian terhadap sampel produk yang desainnya ditentukan oleh
buyer/customer.

Identitas Responden
Data mengenai identitas responden dimaksudkan untuk mengetahui informasi yang
berkaitan dengan objek yang diteliti. Responden dalam penelitian ini adalah karyawan
Divisi Produksi II PT. Kota Jati Furindo. Jumlah responden yang menjadi sampel
sebanyak 119 karyawan berasal dari latar belakang yang berbeda-beda, baik dari jenis
kelamin, umur, status perkawinan, pendidikan terakhir, lama bekerja, serta status
kepegawaian. Penggolongan tersebut akan memberikan penilaian yang berbeda oleh
responden mengenai kompensasi, motivasi, dan kinerja karyawan.

3.4 CONTROLING
Divisi Produksi II PT. Kota Jati Furindo. Jumlah responden yang menjadi
sampel sebanyak 119 karyawan berasal dari latar belakang yang berbeda-beda, baik
dari jenis kelamin, umur, status perkawinan, pendidikan terakhir, lama bekerja, serta
status kepegawaian. Penggolongan tersebut akan memberikan penilaian yang berbeda
oleh responden mengenai kompensasi, motivasi, dan kinerja karyawan. Jenis kelamin
seseorang sering kali menjadi pertimbangan untuk menentukan jenis pekerjaan yang
dilakukan. Berdasarkan data yang diperoleh dari 119 responden, berikut adalah data
perbandingan antara jumlah karyawan laki-laki dan perempuan pada Divisi Produksi II
PT. Kota Jati Furindo.

Tabel 3. 1

Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Kategori Frekuensi Persentase (%)


1 Laki-laki 64 54
2 Perempuan 55 46

Jumlah 119 100

Sumber: Data primer yang diolah, 2108.

Berdasarkan Tabel 2.1 dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah


karyawan laki-laki sebanyak 64 orang atau sebesar 54% dari sampel yang
diambil, sedangkan karyawan perempuan berjumlah 55 orang atau sebesar
46% dari sampel yang diambil. Dapat diketahui bahwa karyawan Divisi
Produksi II PT. Kota Jati Furindo didominasi oleh laki-laki. Hal tersebut
menunjukkan bahwa laki-laki memiliki kemampuan lebih untuk bekerja pada
proses produksi dibandingkan perempuan.

Identitas Responden Berdasarkan Umur

Umur merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tingkat


produktifitas responden dalam bekerja. Berdasarkan data yang diperoleh dari
119 responden, dapat diketahui rentang umur karyawan yang bekerja pada
DivisiProduksi II PT. Kota Jati Furindo. Berikut adalah data rentang umur
karyawan pada Divisi Produksi II PT. Kota Jati Furindo

Tabel 3. 2

Identitas Responden Berdasarkan Umur

No Umur Frekuensi Persentase

1 <20 2 1
2 20-24 13 11
3 25-29 13 11
4 30-34 19 16
5 35-39 20 17
6 40-44 21 18
7 45-49 15 13
8 >49 16 13
Jumlah 119 100

Sumber: Data primer yang diolah, 2108.

Berdasarkan Tabel 2.2 dapat dilihat bahwa dari 119 responden,


rentang umur karyawan Divisi Produksi II PT. Kota Jati Furindo sebanyak 21
responden berada pada rentang umur 30-34 tahun atau sebesar 16% dan
sebanyak 19 responden pada rentang umur 35-39 tahun atau sebesar 17%.
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa karyawan Divisi Produksi II PT.
Kota Jati Furindo terbanyak yaitu pada rentang umur 30-34 tahun dan rentang
umur 35-39 tahun, hal ini menunjukkan bahwa pada umur tersebut karyawan
berada pada umur produktif untuk melakukan suatu pekerjaan.
Identitas Responden Berdasarkan Status Perkawinan

Berdasarkan data yang telah diambil dari jumlah sampel 119


responden, maka dapat diketahui status perkawinan responden. Berikut adalah
data yang diperoleh mengenai jumlah dan persentase status perkawinan
karyawan Divisi Produksi II PT. Kota Jati Furindo.

Tabel 3. 3

Identitas Responden Berdasarkan Status Perkawinan


No Keterangan Frekuensi (%)
1. Kawin 96 81
2. Tidak Kawin 23 19
Jumlah 119 100
Sumber: Data primer yang diolah, 2108.

Berdasarkan Tabel 2.3 dapat disimpulkan dari jumlah 119 responden,


terdapat 96 responden yang telah menikah atau sebesar 81% dari total sampel.
Sedangkan responden yang belum menikah berjumlah 23 responden atau
sebesar 19% dari total sampel. Responden yang telah menikah dan belum
menikah sama-sama menyumbangkan kinerja yang dilakukan melalui
kegiatan bekerja pada Divisi Produksi II PT. Kota Jati Furindo.

Identitas Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan

Jenjang pendidikan seseorang mempengaruhi proses belajar dalam


bekerja dan jenis pekerjaan yang mereka pilih, umumnya semakin tinggi
pendidikan yang ditempuh maka semakin tinggi pula standar jenis pekerjaan
yang dipilih. Jenjang pendidikan dalam penelitian ini adalah pendidikan
terakhir yang ditempuh oleh responden. Berikut adalah sajian data jenjang
pendidikan karyawan Divisi Produksi II PT. Kota Jati Furindo.
Tabel 3. 4

Identitas Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Frekuensi Presentase (%)


1 SD 41 35
2 SMP 48 40
3 SMA 30 25
Jumlah 119 100

Sumber: Data primer yang diolah, 2108.

Berdasarkan Tabel 2.4 dapat diambil kesimpulan bahwa dari 119


responden, didominasi oleh jenjang pendidikan SMP sebanyak 48 responden
atau sebesar 40% dari total sampel. Hal ini menunjukkan bahwa jenjang
pendidikan SMP merupakan jenjang pendidikan yang sesuai untuk pekerjaan
pada Divisi Produksi II PT. Kota Jati Furindo dibanding jenjang pendidikan
lain.
Identitas Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Rentang waktu bekerja karyawan pada suatu perusahaan akan
mempengaruhi kualitas pekerjaan karyawan tersebut melalui proses belajar
yang telah didapat saat bekerja. Rentang waktu dalam penelitian ini adalah
lama responden bekerja pada Divisi Produksi II PT. Kota Jati Furindo. Berikut
disajikan data rentang waktu karyawan bekerja pada Divisi Produksi II PT.
Kota Jati Furindo.
Tabel 2. 5
Identitas Responden Berdasarkan Lama Bekerja
No Umur Frekuensi Persentase
1 <1 2 1
2 1-5 35 29
3 6-10 43 36
4 11-15 17 14
5 16-20 14 12
6 >20 8 8
Jumlah 119 100
Sumber: Data primer yang diolah, 2108.

Berdasarkan Tabel 2.5 dapat disimpulkan bahwa dari 119 responden


yang bekerja pada Divisi Produksi II PT. Kota Jati Furindo, didominasi pada
rentang waktu 6-10 bekerja yaitu sebanyak 43 responden atau sebesar 36%
dari total sampel. Pada rentang waktu tersebut merupakan waktu yang ideal
untuk menilai kemampuan karyawan pada pekerjaan yang dilakukan di Divisi
Produksi II PT. Kota Jati Furindo.

Identitas Responden Berdasarkan Status Karyawan


Status karyawan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu
karyawan tetap dan karyawan tidak tetap. Berikut adalah sajian data
perbandingan karyawan tetap dan karyawan tidak tetap pada Divisi Produksi
II PT. Kota Jati Furindo.
Tabel 2. 6
Identitas Responden Berdasarkan Status Karyawan
No Kategori Frekuensi Persentase (%)
1 Karyawan Tetap 63 53
2 Karyawan Tidak 56 47
Tetap
Jumlah 119 100
Sumber: Data primer yang diolah, 210

Berdasarkan Tabel 2.6 dapat disimpulkan bahwa dari 119 responden terbagi
menjadi 63 karyawan tetap atau sebesar 53% dari total sampel dan 56 karyawan
tidak tetap atau sebesar 47% dari total sampel. Karyawan tetap dan tidak tetap
memiliki pekerjaan yang sama pada Divisi Produksi II PT. Kota Jati Furindo.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
PT. Kota Jati Furindo Jepara menjelaskan bagaimana perusahaan itu berdiri,
berkembang dan mengenalkan cara-cara produksi mebel yang dilakukan hingga
pemasaran dan distribusi. PT. Kota Jati Furindo Jepara merupakanmerupakan sebuah
perusahaan yang dirancang tumbuh dan berkembang untuk menghasilkan produk-produk
furniture yang berkualitas tinggi didukung dengan peralatan produksi yang mesin-mesin
produksinya canggih dan modern. Dalam penerapan POAC manjemen di perusahaan ini
diterapkannya sistem pemasaran, distribusi hingga perkrutan karyawan melalu proses dari
responden berdasar status karyawan untuk mencari kalkulasi karyawan yang pantas untuk
melaksankan pemasaran dan pendistribuan furniture.

4.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kat sempurna, kedepannya penulis akan
bisa lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-
sumber yang lebih banyak yang dapat diambil. Selebihnya mohon untuk dimaafkan,
diharapkan saran dari teman-teman dan dosen pembimbing agar kedepannya dapat
menghasilkan makalah yang lebih baik lagi, sekian dan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
(PT. Kota Jati Furindo)
[I] http://www.kotajati.co.id/about.html
[Tanggal Akses: 28 Maret 2021]
(POAC Manajemen)
[II] http://nadiapermata2105.blogspot.com/2017/07/analisis-fungsi-poac-pada-
perusahaan.html?m=1
[III] http://enkgarsimple.blogspot.com/2012/11/fungsi-poac-dalam-manajemen.html?
m=1
[Tanggal Akses: 28 Maret 2021]

Anda mungkin juga menyukai