16 x 23 cm
ISBN: 978-623-342-278-9
Medan
Aceh
(15,5 cm X 23 cm)
Pemupukan dapat diartikan sebagai pemberian bahan organik maupun non organik untuk mengganti
kehilangan unsur hara di dalam tanah dan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman
sehingga produktivitas tanaman meningkat (Mansyur, Pudjiwati and Murtilaksono, 2021).
Beberapa tujuan pemupukan adalah:
1. Melengkapi penyediaan unsur hara secara alami yang ada dalam tanah untuk memenuhi kebutuhan
tanaman.
2. Menggantikan unsur hara yang hilang karena tersangkut dengan hasil panen, pencucian dan
sebagainya.
3. Memperbaiki kondisi tanah yang kurang baik atau mempertahankan kondisi tanah yang sudah baik
untuk pertumbuhan tanaman.
Menurut Hanafiah (2005), unsur hara adalah bagian dari unsur kesuburan yang diserap oleh tumbuhan
melalui tanah yang berkaitan dengan ketersediaan dan jumlahnya bagi pertumbuhan tanaman.
Sedangkan menurut Munawar (2018) definisi unsur hara adalah bagian yang dibutuhkan tanaman dalam
menunjang kesuburan yang dibedakan menjadi dua bagian, yakni unsur hara mikro dan makro. Unsur
hara yang dibutuhkan tanaman digolongkan dalam beberapa penggolongan seperti pada tabel berikut:
Penggolongan Unsur Hara Tanaman (Davidescu & Davidescu, 1988 dalam (Rosmarkam and Yuwono,
2002)
Berdasarkan tabel di atas, unsur hara tanaman terdiri dari unsur hara makro dan unsur hara mikro.
Unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang relatif banyak. Unsur
hara mikro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang relatif sedikit. Unsur hara
mikro dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit namun unsur hara ini sangat penting dalam menunjang
proses fisiologis dan pertumbuhan tanaman.
Di samping itu terdapat unsur hara esensial dan unsur hara non esensial. Unsur hara esensial adalah
unsur hara yang perannya tidak dapat digantikan oleh unsur yang lain, dan jika tanaman kekurangan
unsur ini maka tanaman akan bertumbuh dengan tidak normal. Unsur hara non esensial adalah unsur
hara yang mempunyai peran yang relatif kecil terhadap pertumbuhan tanaman dan perannya dapat
digantikan dengan unsur hara lainnya.
Masing-masing unsur hara memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam menunjang kelangsungan hidup
tanaman. Untuk memperoleh tanaman yang tumbuh sehat dan menghasilkan produksi maksimum harus
memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman, yakni unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara
tersebut pada dasarnya telah tersedia dalam tanah, namun jumlahnya terbatas.
3. suhu;
4. udara;
5. air dan;
6. unsur hara.
Menurut (Buckman and Brady, 1982) (Mansyur, Pudjiwati and Murtilaksono, 2021), (Hanafiah, 2005),
(Rosmarkam and Yuwono, 2002) Peran masingmasing unsur hara tesebut adalah:
1. Nitrogen (N)
Peran nitrogen (N) bagi tanaman adalah:
a. untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan, khususnya batang, cabang, dan daun;
b. berperan penting dalam pembentukan hijau daun yang sangat berguna dalam proses fotosintesis;
c. membentuk protein, lemak, dan berbagai persenyawaan organik lainnya.
2. Fosfor (P)
Peran fosfor (P) bagi tanaman:
a. berguna untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih dan tanaman muda;
b. sebagai bahan mentah untuk pembentukan sejumlah protein tertentu;
c. membantu asimilasi dan pernapasan;
d. serta mempercepat pembungaan, pemasakan biji, dan buah.
3. Kalium (K)
Unsur Kalium (K) berperan untuk:
a. membantu pembentukan protein dan karbohidrat;
b. memperkuat tubuh tanaman agar daun, bunga, dan buah tidak mudah gugur;
c. merupakan sumber kekuatan bagi tanaman dalam menghadapi kekeringan dan penyakit.
4. Kalsium (Ca)
Peran Kalsium (Ca) bagi tanaman adalah:
a. merangsang pembentukan bulu-bulu akar;
b. mengeraskan batang tanaman;
d. meningkatkan kemampuan tanaman untuk beradaptasi pada senyawa atau suasana yang tidak
menguntungkan pada tanah.
5. Magnesium (Mg)
Unsur Magnesium berperan untuk:
a. pembentukan hijau daun yang sempurna dan terbentuk karbohidrat, lemak, dan minyak-minyak;
b. berperan penting dalam transportasi fosfat dalam tanaman sehingga kandungan fosfat dalam
tanaman dapat dinaikkan dengan penambahan unsur magnesium.
6. Belerang/Sulfur (S)
Peran Belerang (S) bagi tanaman adalah:
a. berperan dalam pembentukan bintil-bintil akar;
b. berperan penting dalam pembentukan beberapa jenis protein seperti asam amino;
7. Klor (Cl)
Peran Klor (Cl) bagi tanaman adalah:
a. memperbaiki dan meningkatkan hasil kering tanaman seperti tembakau, kapas, kentang, dan tanam
sayuran;
b. banyak ditemukan dalam air sel semua bagian tanaman.
8. Besi (Fe)
Besi (Fe) berperan untuk:
a. pernapasan tanaman dan pembentukan hijau daun;
b. Ketidaktersediaan besi terutama pada tanah yang mengandung banyak kapur, tanaman akan
langsung merana.
9. Mangan (Mn)
Peran mangan (Mn) adalah sebagai komponen untuk memperlancar proses asimilasi dan merupakan
unsur penting dalam berbagai enzim.
10. Tembaga (Cu)
Peran tembaga (Cu) adalah mendorong terbentuknya hijau daun dan dapat menjadi bahan utama dalam
berbagai enzim.
11. Boron (B)
Boron (B) berfungsi untuk:
b. membantu mengikat nitrogen dari udara bebas pada untuk tanaman pupuk hijau;
c. merupakan bagian dari komponen penyusun enzim-enzim pada bakteri nodula akar tanaman pupuk
hijau.
Menurut Munawar (2018) Klasifikasi pupuk dapat dilihat dari beberapa segi, yaitu berdasarkan:
1. Pembentukannya: pupuk alam dan pupuk buatan
2. Kandungan unsur hara: pupuk tunggal dan pupuk majemuk
3. Bentuk: pupuk padat, cair
4. Reaksi di dalam tanah: masam, basa, dan netral.
5. Susunan kimia: pupuk anorganik dan organik
6. Kadar kandungan haranya: berkadar hara tinggi, sedang dan rendah
7. Kelarutannya: larut dalam air, larut dalam asam sitrat dan larut dalam
Bab 3 Sifat dan Karakteristik Pupuk Alam (BAB tidak berkaitan dengan materi)
Bab 4 Sifat Ciri Pupuk Buatan dan Pemrosesannya (BAB tidak berkaitan dengan materi)
Bab 6 Faktor Yang Memengaruhi Pemupukan (BAB tidak berkaitan dengan materi)
Pupuk merupakan sumber unsur hara utama yang sangat menentukan tingkat pertumbuhan dan
produksi tanaman. Setiap unsur hara memiliki peranan masing-masing dan dapat menunjukkan gejala
tertentu pada tanaman apabila ketersediaannya kurang. Beberapa hal yang harus diperhatikan agar
pemupukan efisien dan tepat sasaran adalah meliputi penentuan jenis pupuk, dosis pupuk, metode
pemupukan, waktu dan frekuensi pemupukan serta pengawasan mutu pupuk. Tanaman dalam
pertumbuhan dan perkembangannya dipengaruhi oleh faktor tanah, iklim dan tanaman (Anonim, 2011).
Dalam pemupukan, perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut, agar tumbuhan tidak mendapat
terlalu banyak zat makanan. Terlalu sedikit atau terlalu banyak zat makanan dapat berbahaya bagi
tumbuhan. Pupuk dapat diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan ke daun (Anonim, 2021).
Dasar pertimbangan dilakukan pemupukan adalah:
1. Ketersediaan hara tanah.
2. Kehilangan hara tanah.
3. Gejala kekurangan unsur hara.
4. Untuk meningkatkan hasil tanaman.
Bab 10 Pengaruh Pemupukan Terhadap Pencemaran Lingkungan (BAB tidak berkaitan dengan materi)
Pupuk anorganik mempunyai dampak positif yaitu dapat menyuburkan tanah yang tidak subur secara
cepat. Hal ini karena, pupuk anorganik mempunyai kadar hara yang tinggi. Kandungan unsur hara pada
pupuk anorganik mudah terurai sehingga dapat dengan cepat terserap oleh tanaman sehingga hal ini
akan mempercepat pertumbuhan tanaman. Dampak positif selanjutnya adalah pupuk anorganik lebih
efisien daripada pupuk organik karena pupuk anorganik mudah digunakan, memiliki kandungan hara
yang jelas, serta banyak pilihan sesuai dengan kebutuhan (Purnomo, dkk., 2013).
Sedangkan pupuk organik dapat memengaruhi secara positif kesuburan tanah baik secara fisika, kimia
maupun biologi. Pengaruh pupuk organik untuk sifat fisika tanah yaitu salah satunya dapat memperbaiki
struktur tanah. Bahan organik yang terkandung dalam pupuk organik dapat mengikat partikel tanah
untuk membentuk agregat yang mantap sehingga tanah lebih mudah untuk diolah dan ditembus akar.
Pupuk organik juga dapat memperbaiki distribusi ukuran pori tanah. Ukuran pori tanah yang seimbang
dapat meningkatkan daya menahan air.
Selain dampak positif, penggunaan pupuk anorganik memiliki dampak negatif. Penggunaan pupuk
anorganik yang berlebihan dan dalam jangka panjang, akan menurunkan kadar bahan organik dalam
tanah serta merusak struktur tanah serta pencemaran lingkungan (Simanjuntak, dkk., 2013). Hal ini
disebabkan, pupuk anorganik mengandung bahan-bahan kimia yang tidak seluruhnya dapat diserap oleh
tanaman. Ada residu atau sisa-sisa pupuk anorganik yang tertinggal di dalam tanah. Residu ini apabila
terkena air akan asam keras mengikat tanah seperti lem/semen dan setelah kering, tanah akan lengket
satu dengan yang lainnya, keras dan masam. Tanah yang keras menyebabkan tanaman kesulitan dalam
menyerap unsur hara.
Selain itu aerasi dan drainase di dalam tanah juga akan mengganggu perkembangan akar sehingga akar
tidak dapat berfungsi secara optimal. Kondisi tanah yang keras, serta masam juga akan menyebabkan
organisme penyubur tanah tidak dapat bertahan hidup atau berkurang populasinya. Oleh karena itu
penggunaan pupuk anorganik selain mengakibatkan penurunan kesuburan fisik, juga menurunkan
kesuburan kimia maupun biologi.
Selain dampak positif ada dampak negatif penggunaan pupuk organik yang harus diwaspadai yaitu:
1. Penggunaan pupuk organik dengan bahan yang sama secara terus menerus dapat menimbulkan
ketidakseimbangan hara.
2. Penggunaan kompos yang belum matang dapat mengganggu pertumbuhan dan produksi tanaman.
3. Kemungkinan adanya kandungan logam berat yang melebihi ambang batas (hartatik dan widowati,
2015).
BAB 1 PENDAHULUAN
Pupuk merupakan sumber unsur hara utama yang sangat menentukan tingkat pertumbuhan dan
produksi tanaman. Setiap unsur hara memiliki peranan masing-masing dan dapat menunjukkan gejala
tertentu pada tanaman apabila ketersediaannya kurang. Beberapa hal yang harus diperhatikan agar
pemupukan efisien dan tepat sasaran adalah meliputi penentuan jenis pupuk, dosis pupuk, metode
pemupukan, waktu dan frekuensi pemupukan serta pengawasan mutu pupuk
Pemupukan dapat diartikan sebagai pemberian bahan organik maupun bahan non organik untuk
mengganti kehilangan unsur hara di dalam tanah dan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara bagi
tanaman sehingga produktivitas tanaman meningkat. Dengan kata lain pemupukan adalah tindakan
mengaplikasikan pupuk pada tanaman.
Ditinjau dari peranan unsur hara dalam menunjang proses fisiologis tanaman, maka konsep unsur hara
menghasilkan dua istilah yaitu unsur hara essensial dan unsur hara fungsional (benefical element).
Unsur hara essensial dikelompokkan ke dalam unsur hara makro dan unsur hara mikro. Menurut Arnon
dan Stout (1939), ciri-ciri unsur hara essensialsebagai berikut.
1) Jika unsur hara tidak ada (kurang) akan menyebabkan pertumbuhan tanaman yang tidak normal,
kegagalan dalam menyelesaikan siklus hidup, kematian sebelum waktunya.
2) Unsur hara bersifat spesifik, artinya ketidakadaan suatu unsur hara tertentu tidak dapat digantikan
oleh unsur lainnya.
3) Unsur hara memberikan pengaruh yang langsung terhadap reaksi enzimatis dalam tubuh tanaman,
pertumbuhan serta perkembangan tanaman.
Sedangkan unsur hara fungsional dikelompokkan dalam unsur-unsur yang belum memenuhi kriteria
unsur essensial seperti yang dikemukakan oleh Arnon dan Stout (1939).
Selain kelebihan tesebut, pupuk non organik memiliki kekurangan yaitu apabila pemakaian secara terus-
menerus dapat merusak sifat tanah. Jika pemberian pupuk terlalu banyak maka tanaman bisa mati.
Dalam kurun waktu yang lam akan menyebabkan kerusakan sifat tanah. Oleh karena itu, setiap
pemberian pupuk dianjurkan agar selalu mengikuti aturan pakai yang tertera pada kemasan pupuk
tersebut.
Peranan bahan organik baik sebagai pembenah tanah maupun sebagai pupuk dapat bersamaan saat
diaplikasikan ke dalam tanah. Akan tetapi sasaran penggunaan penggunaan bahan organik akan efektif
bila aplikasinya sesuai dengan tujuan. Tujuan aplikasi bahan organik tanah sebagai bahan pembenah
tanah adalah memperbaiki sifat-sifat tanah secara umum yaitu sifat fisika, kimia dan biologi, sedangkan
peran bahan organik sebagai pupuk lebih sempit pada seberapa besar kemampuan pupuk organik
memberikan atau menyumbang unsur hara untuk memenuhi kebutuhan tanaman, misalnya unsur hara
N, P, K atau unsur hara makro dan mikro lainnya.
Pemupukan tanaman dilakukan dengan tujuan menambah kekurangan unsur hara baik unsur hara
makro maupun mikro ke dalam tanah atau langsung ke tanaman untuk menyokong pertumbuhan dan
hasil tanaman. Pemupukan adalah salah satu faktor yang menentukan keberhasilan usaha tani, dan agar
supaya pemupukan yang kita lakukan tepat sesuai dengan kebutuhan tanaman, maka terdapat
beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam aplikasi pupuk tersebut.
Konsep lima tepat (5 Tepat) merupakan konsep yang harus diperhatikan untuk memperoleh efisiensi
dari pupuk yang di berikan. Konsep lima tepat (5 Tepat) itu adalah: 1) tepat jenis pupuk yang digunakan;
2) tepat dosis yang diberikan sesuai kebutuhan tanaman; 3) tepat waktu aplikasi pemupukan; 4) tepat
tempat penempatan pupuk saat aplikasi; dan 5) tepat cara aplikasi pemupukan. Lima tepat tersebut
disebut juga sebagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemupukan agar tanaman dapat tumbuh
dengan optimal.
Terdapat banyak jenis pupuk yang beredar dan disediakan dipasar, oleh karena itu memilih pupuk yang
akan digunakan harus benar-benar tepat sesuai kebutuhan tanaman. Pemilihan pupuk yang tepat
ditentukan oleh: 1) jumlah dan kandungan hara dalam pupuk; 2) sifat kimia dan kelarutan hara dalam
pupuk; 3) biaya per unit hara; 4) respon atau reaksi pupuk dengan sifat tanah setelah diaplikasi; 5)
pengaruh pupuk terhadap hasil tanaman; 6) kemudahan dalam penyiapan, penyimpanan, dan
penggunaannya. Sebagai contoh, pemupukan pada perkebunan kelapa sawit menggunakan jenis pupuk
organik dan anorganik.
Selain ke enam hal tersebut, pemilihan pupuk tersebut juga harus mempertimbangkan kebutuhan dan
aspek ketersediaannya. Pupuk organik yang digunakan dapat memanfaatkan limbah perkebunan kelapa
sawit dan limbah dari proses pengolahan kelapa sawit, seperti pelepah,tandan kosong, daun kacang-
kacangan, jenjang kosong dan lainnya. Untuk meningkatkan kualitas dari limbah sebagai pupuk organik
maka limbah-limbah perkebunan dan pengolahan tersebut perlu di komposkan.
Pupuk anorganik yang digunakan bertujuan untuk menambah unsur hara yang secara cepat dapat
tersedia dan dimanfaatkan oleh tanaman. Pupuk anorganik mengandung jenis unsur hara yang telah
diketahui jenis dan kadarnya, dapat terdiri dari pupuk mikro dan pupuk makro. Pupuk makro adalah
pupuk yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang banyak sedangkan pupuk mikro dibutuhkan
tanaman dalam jumlah yang sedikit.
Setiap pupuk memiliki sifat dan karakteristik tertentu, unsur hara yang ada didalamnya bersifat spesifik
artinya tidak dapat digantikan dengan unsur hara lainnya, sehingga pupuk yang diberikan memang harus
bersifat spesifik sesuai kebutuhan tanaman. Akan tetapi pupuk yang satu dengan yang lainnya bisa
saling menggantikan selama mengandung unsur hara yang sama dan diberikan dalam jumlah yang sama
juga (Sutarta et al., 2003).
Beberapa jenis pupuk yang biasanya digunakan antara lain: a) Urea, ZA, dan Ammonium nitrat sebagai
sumber unsur hara nitrogen (N); b) TSP SP-36, dan RP sebagai sumber unsur hara phosfor (P); c) MOP
dan KCl sebagai sumber unsur hara kalium (K); d) kieserit sebagai sumber sumber unsur hara Mg; e)
HGFB (High Grade Fertilizer Borate) sebagai sumber unsur hara B; f) Chelated Zincoper sebagai sumber
unsur hara Zn dan Cu. Selain itu terdapat juga beberapa pupuk majemuk yang biasa digunakan antara
lain Palmo 14, Palmo 16, NPK 12:12:12, dan NPK 15:15:15.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan hilangnya unsur hara dalam tanah antara lain karena
tercuci bersama air drainase, mengalami penguapan dan diserap oleh tanaman pengganggu serta
dimanfaatkan oleh organisme tanah.
Penilaian
Buku Utama
Buku Pembanding
Ada daftar riwayat hidup
Ada glosarium