Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL REVERSE ENGINEERING

GLUE GUN

Di susun untuk memenuhi tugas Mata kuliah

Perancangan Mesin (KB2218505)

Yang di ampuh oleh,

Dr. Eng. Herman Saputro S. Pd, M. T.

(198208112006041001)

Serta di susun oleh,

Erlangga Prakoso (K2519027)

Muhammad Azmi (K2519062)

Muhammad Binsar Arif (K2519063)

Pendidkan Teknik Mesin

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2021

i
Daftar Isi

A. Halaman Sampul............................................................................................... i

B. Daftar isi............................................................................................................ ii

BAB 1................................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................... 2

1.3 Tujuan................................................................................................................... 2

1.4 Manfaat................................................................................................................. 2

BAB 2............................................................................................................ 4

2.1 Kerangka Hukum................................................................................................... 4

2.2 Perancangan Mesin................................................................................................ 5

2.3 Reverse Engineering.............................................................................................. 6

2.4 Glue Gun............................................................................................................... 9

BAB III METODE...................................................................................... 11

3.1 Jenis Penulisan....................................................................................................... 10


3.2 Teknik Pengumpulan Data..................................................................................... 10
3.3 Teknik Analisis Data.............................................................................................. 11
3.4 Prosedur tahapan penelitian.................................................................................... 11

BAB IV PEMBAHASAN........................................................................... 12

4.1 Desain 3D Glue Gun dengan layout sistematis.................................................... 12


4.2 Principle Work of Glue gun................................................................................. 13
4.3 Basic Material...................................................................................................... 14
4.4 Metode quality function deployment dalam quality control machine.................. 14

ii
4.5 Keunggulan dan analisis Biaya Glue Gun................................................................15

BAB V PENUTUP. ......................................................................................................... 15

5.1 Kesimpulan.................................................................................................................16
5.2 Saran........................................................................................................................... 16

Daftar Pustaka................................................................................................................. 17

iii
1.1 Latar Belakang

Lem tembak atau glue gun adalah salah satu jenis lem yang terkenal efektif untuk
merekatkan berbagai jenis material. Lem jenis ini dinilai memiliki keunggulan tersendiri, yaitu
lebih cepat merekat dan lebih cepat kering jika dibandingkan lem yang lain. Hasil rekatan lem
tembak dianggap terbukti lebih kuat dan tahan lama. Di pasaran sendiri, mesin ini sudah dijual
bebas dengan harga yang relatif terjangkau. Berikut manfaat lem Tembak :

 Memperbaiki barang yang rusak. Barang-barang di rumah dapat mengalami retak atau
patah. Kerusakan seperti ini dapat diatasi dengan menggunakan glue gun. Lem jenis ini
dapat digunakan pada barang-barang yang terbuat dari kayu, plastik, kain, dan lain-lain
sehingga pada dasarnya lem berguna untuk memperbaiki banyak barang. Kegunaan lem
tembak tentunya akan membantu memperbaiki kembali manik-manik bros yang patah,
mata boneka yang lepas, atau gantungan baju yang patah.
 Memudahkan membuat kerajinan. Pasalnya, pemakaian lem jenis ini lebih mudah dan
tidak berantakan. Kegunaan lem tembak untuk pencinta kerajinan adalah untuk
membantu mereka dalam merekatkan hasil kerajinan seperti merekatkan bros,
merekatkan hiasan pada kain flanel, dan lainnya. Memakai glue gun saat membuat
kerajinan tangan juga akan membuat nilai jual lebih tinggi karena hasil rekatannya lebih
kuat dan rapi.
 Membantu mengemas barang dengan lebih mudah. Saat ingin membereskan rumah atau
pindah rumah, barang-barang biasanya akan dimasukkan dalam kardus dan ditutup
rapat. Untuk mengemas barang-barang ini dan agar dapat merekat sempurna dan
tersusun rapi, Anda bisa menggunakan glue gun. Lem jenis ini dapat membantu
merekatkan kardus atau kotak saat melakukan packing. Alhasil, barang-barang yang
telah dikemas dalam kardus tidak ada risiko tercecer karena rekatan kardus yang
terbuka. Inilah mengapa glue gun memang sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari

Jenis Lem Tembak

 Glue gun GG-5, memiliki daya listrik 60 Watt dan cocok digunakan untuk kebutuhan
rumahan. Lem dengan tipe GG-5 ini juga cocok untuk membuat kerajinan tangan karena
dapat merekat lebih kuat sehingga hasil kerajinan tangan akan terlihat lebih rapi. Lem
jenis ini sendiri sudah banyak tersedia di pasaran.

1
 Glue gun Bosch PKP-18E, biasanya digunakan untuk kepentingan industri berskala
lebih besar seperti pabrik. Lem jenis ini memiliki tegangan listrik 60 sampai dengan 200
Watt dengan kapasitas perekat 20 gram per menit. Lem jenis ini memiliki tegangan
sekitar 100 - 240 Volt ketika beroperasi sehingga memang lebih cocok untuk kebutuhan
industri, bukan rumahan.

Pada perkembangan zaman industri 4.0, teknologi telah mengalami kemajuan


yang signikfikan terutama pada inovasi alat dan industri mekanik pada pembaharuan
alat . Lem tembak yang dulunya di desain secara sederhana, mulai masuk
perkembangan zaman, lem tembak mulai di desain secara ergonomis untuk di
implementasikan demi kemudahan para pengguna. Pada kali ini kami akan melakukan
inovasi pada lem tembak atau glue gun. Lem tembak dengan desain yang ergonomis di
rancang agar aman untuk anak anak dan juga para pengguna lainya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari karya tulis ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep rekayasa Reverse engineering dari glue gun dengan metode
quality function deployment.
2. Bagaimana implementasi rekayasa mesin reverse engineering dari glue gun dengan
metode quality function deployment.

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan karya tulis
ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui konsep rekayas reverse engineering glue gun dengan metode quality
function deployment.
2. Mengetahui implementasi rekayasa reverse engineering glue gun dengan metode
quality function deployment.

1.4 Manfaat Penulisan Karya ilmiah

1. Karya tulis ini dapat menjadi rujukan penerapan Reverse engineering untuk lingkup
wilayah umkm sekitar.
2. Karya tulis ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca.
2
3. Karya tulis ini dapat dijadikan sumber bacaan bagi khalayak umum.
4. Karya tulis ini dapat di jadikan Sebagai bahan acuan atau penelitian pendahuluan untuk
peneliti selanjutnya.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Hukum

1 UU No. 1 Tahun 1970 Dalam UU No.1 Tahun 1970 terdapat dasar hukum
Tentang Keselamatan Kerja tentang keselamatan kerja yaitu pada pasal 3
tentang syarat keselamatan kerja dalam ayat 3 yang
disebutkan bahwa “Dengan peraturan
perundangan ditetapkan syarat - syarat keselamatan
kerja untuk memperoleh keserasian antara tenaga
kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya.”
2 Peraturan Pemerintah No. 50 Dalam Peraturan Pemerintah N0. 50 Tahun 2012
Tahun 2012 tentang Sistem terdapat dasar hukum tentang Ergonomi yaitu pada
Manajemen Keselamatan dan lampiran II elemen 7.2 tentang Pemantauan atau

Kesehatan Kerja Pengukuran Lingkungan Kerja yang terdapat pada


kriteria 7.2.2 yang menyebutkan bahwa
“Pemantauan atau pengukuran lingkungan kerja
meliputi faktor fisika, kimia, biologi, ergonomi, dan
psikologi.”

3 Permenaker No. 5 Tahun Dalam Permenaker No. 5 Tahun 2018 dijelaskan

2018 tentang Keselamatan dan hal yang berkaitan dengan ergonomi sebagai
berikut :
Kesehatan Kerja
Lingkungan Kerja  Pasal 1 ayat 14 : Faktor Ergonomi adalah faktor
yang dapat mempengaruhi aktivitas Tenaga
Kerja, disebabkan oleh ketidaksesuaian antara
fasilitas kerja yang meliputi cara kerja, posisi
kerja, alat kerja, dan beban angkat terhadap
Tenaga Kerja.

4
 Pasal 3 ayat b : Pengendalian Faktor Biologi,
Faktor Ergonomi, dan Faktor Psikologi Kerja
agar dapat memenuhi standar.
 Pasal 23 : Faktor Ergonomi
1) Pengukuran dan pengendalian Faktor Ergonomi
sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 5 ayat
(2).
2) Huruf d: harus dilakukan pada Tempat Kerja
yang memiliki potensi bahaya Faktor Ergonomi.
Tabel 2.1 Kerangka Hukum
2.2 Perancangan Mesin
Perancangan mesin merupakan kurikulum perkuliahan mahasiswa pendidikan
teknik mesin Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan universitas sebelas Maret.
Perancangan mesin di desain oleh standart kurikulum untuk mengoptimalkan
pemikiran ilmiah yang di implementasikan dalam bentuk 3 sks untuk mahasiswa
pendidikan teknik mesin FKIP UNS. Pada lingkup pembahasan , perancangan mesin
lebih di fokuskan untuk merancang komponen-komponen dan peralatan mekanis,
dengan dasar CPMK mahasiswa harus cakap dalam perancangan elemen-elemen
tunggal yang membentuk sistem serta mahasiswa juga harus menggabungkan beberapa
komponen dan peralatan menjadi satu sistem yang selaras dan kuat, yang memenuhi
kebutuhan konsumen. Berikut tujuan pembelajaran perancangan mesin :

a. Memahami konsep dasar perancangan mesin dengan pendekatan forward


engineering dan reverse engineering.

b. Merancang mesin dengan pendekatan forward engineering (design, perhitungan


enginering, gambar 3D, Gambar kerja dan kebutuhan komponen).

c. Merancang kebutuhan bahan dan biaya pembuatan mesin dengan pendekatan


forward engineering.

d. Merancang mesin dengan pendekatan reverse engineering (re-design, gambar


3D, perhitungan enginering, Gambar kerja dan kebutuhan komponen).

e. Merancang kebutuhan bahan dan biaya pembuatan mesin dengan pendekatan


reverse engineering.

Selain Tujuan pembelajaran mata kuliah perancangan mesin, berikut proses

5
perancangan mesin, fungsi, syarat perancangan dan kriteria evaluasi.

a. Tujuan akhir dari perancangan mekanis adalah untuk menghasilkan produk yang
bermanfaat yang memenuhi kebutuhan konsumen & pembuatannya cukup aman,
efisien, andal, ekonomis, & praktis.

b. Pikirkan secara luas ketika menjawab pertanyaan: “ Siapa konsumen yang


berkepentingan dengan produk atau sistem yang akan saya rancang?”

c. Harus mengetahui keinginan dan harapan dari semua konsumen sebelum mulai
membuat perancangan.

d. Metode yang paling populer adalah sebaran fungsi mutu [quality function
deployment(QFD)], meminta (1) mengenali semua ciri-ciri & penampilan yang
diinginkan konsumen & (2) menilai tingkat kepentingan dari faktor - faktor.
Hasil dari proses QFD merupakan seperangkat rincian mengenai fungsi dan
syarat perancangan untuk produk tersebut.

Proses Perancangan Mekanis (Lanjutan) :

a. Penting pula untuk mempertimbangkan bagaimana proses perancangan sesuai


dengan semua fungsi agar memberikan produk yang memuaskan bagi konsumen
dan memperbaiki produk tersebut selama umur pakainya.

b. Penting untuk mempertimbangkan bagaimana produk tersebut di buang setelah


selesai masa penggunaannya

c. Total dari semua fungsi yang mempengaruhi produk di sebut proses realisasi
produk (product realization process) / PRP.

[Referensi: American Society of Mechanical Engineers. Integrating the Product


Realization Process (PRP) into the UndergraduteCurriculum. New York :
American Society of Mechanical Engineers, 1995]

Beberapa faktor yang termasuk PRP adalah sebagai berikut:

a. Fungsi pemasaran untuk menilai kebutuhan konsumen.

b. Penelitian untuk menentukan teknologi yang tersedia yang dapat digunakan.

c. Ketersediaan bahan dan komponen-komponen.

6
d. Perancangan dan pengembangan produk.

e. Pengujian unjuk kerja produk.

f. Dokumentasi dan pencatatanperancangan.

g. Hubungan penjual dan fungsi-fungsi pembelian.

h. Keterampilan tenaga kerja.

i. Bangunan fisik dan fasilitas yang tersedia.

j. Kemampuan sistem manufaktur.

k. Perencanaan produksi dan kendali sistem produksi.

l. Persyaratan sistem standar kualitas

 Fungsi Perancangan Mesin:

Menyatakan apa yang harus dikerjakan oleh peralatan itu, dengan menggunakan
pernyataan umum yg menggunakan frasa aksi seperti untuk menyangga suatu beban,
untuk mengangkat peti kayu, untuk mentransmisikan daya.

 Syarat perancangan:

Pernyataan terperinci yang biasanya bersifat kuantitatif mengenai tingkat unjuk


kerja yang diharapkan, kondisi lingkungan dimana peralatan harus beroperasi,
keterbatasan ruangan, bahan-bahan dan komponen yang tersedia yang dapat
digunakan.

 Kriteria evaluasi :

Pernyataan tentang karakteristik kualitatif yang diharapkan dari perancangan


yang membantu perancang dalam memutuskan alternatif perancangan mana yang
optimal, yaitu perancangan yang memperbesar manfaat sembari mengurangi kerugian

2.3 Reverse Engineering

Reverse Engineering adalah dimana barang yang sudah ada dibedah, dibongkar,
dan dipelajari sehingga dapat diketahui prinsip dan desain bagaimana benda itu
bekerja. Maksudnya ialah Mempelajari bagaimana suatu mekanisme sistem bekerja,
dengan cara memecah benda menjadi komponen - komponen kecil dan
mempelajarinya. Reverse Engineering dibutuhkan apabila komponen sudah tidak lagi
7
diproduksi.
Glue Gun atau hot melt glue gun adalah jenis lem yang memiliki fungsi
merekatkan sebagaimana lem pada umumnya, akan tetapi didesain dengan sistem
tersendiri yakni harus dipanaskan terlebih dahulu. Batang lem yang nantinya akan
dipanaskan dengan aliran listrik yang masuk ke dalam alat tembak. Sehingga lem
yang awalnya padat akan menjadi cair. Memakai lem tembak tanpa alat memang bisa
dilakukan yaitu dengan cara membakar lem batangnya dengan korek api. Sehingga
setelah terbakar batang lem yang padat dapat meleleh. Glue Gun salah satu jenis lem
yang terkenal efektif untuk merekatkan berbagai jenis material. Lem jenis ini
memiliki keunggulan tersendiri yaitu lebih cepat merekat dan lebih cepat kering jika
dibandingkan dengan jenis lem yang lain. Hasil rekatan lem jenis ini juga terbukti
lebih kuat dan tahan lama.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka kelompok kami akan mempelajari,
membedah dan mengembangkan sebuah sebuah alat yaitu Glue Gun. Alat ini sangat
memudahkan manusia saat akan membuat apaun yang menyatukan satu dengan yang
lain. Dengan kami mempelajari dan mengembangkan alat ini diharapkan dapat
membuat inovasi yang lebih terbarukan dari pada alat serta dapat dijadikan
alternatif yang sangat menguntungkan dan membantu masyarakat di masa depan.

Kata Kunci : Inovasi sistem, Implementasi alam, dan Kampus merdeka

Gambar 2.1 Skema Reverse Engineering

8
Gambar 2.2 Laju Inovasi Lem Tembak

2.4 Glue Gun


Lem tembak atau glue gun adalah salah satu jenis lem yang terkenal efektif
untuk merekatkan berbagai jenis material. Lem jenis ini dinilai memiliki keunggulan
tersendiri, yaitu lebih cepat merekat dan lebih cepat kering jika dibandingkan lem
yang lain. Hasil rekatan lem tembak dianggap terbukti lebih kuat dan tahan lama. Di
pasaran sendiri, mesin ini sudah dijual bebas dengan harga yang relatif terjangkau.

9
BAB 3
METODE PENULISAN

METODE PENULISAN

3.1 Jenis Penulisan

Menurut Sugiyono (2009:15). Metode penelitian kualitatif adalah penelitian yang


digunakan untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan kualitas
atau keistimewaan dari pengaruh sosial yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau
digambarkan melalui pendekatan kuantitatif. Tujuan dari metode ini bukan suatu
generalisasi, akan tetapi pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah.
Penelitian kualitatif juga berfungsi untuk memberikan kategori substantif dan hipotesis
penelitian kualitatif. Dalam karya ilmiah ini, Penulis menggunakan pendekatan
kualitatif dengan tujuan untuk memberikan gambaran mengenai Lem tembak dan
rekayasa desainnya.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Penulis memperoleh data dengan cara observasi langsung terhadap sebuah umkm di
wilayah solo. Pada proses observasi, penulis melihat secara langsung proses pengunaan
lem tembak namun dengan desain yang berbeda. Konsepnya, penulis melihat proses
pembuatan beserta dengan lingkup literasi dari jurnal, karya ilmiah, dan studi literatur
lainya.

Pengumpulan data di lakukan dengan cara :


a. Wawancara : melakukan wawancara secara langsung kepada dosen pembimbing
terkait prosedur langkah pengumpulan data.
b. Kuisioner :
No. DATA TUJUAN
1 Kuisioner awal Untuk mengetahui permasalahan awal tentang keluhan
dan keinginan dari UMKM sekitar.
2 Kuisioner teknologi Untuk mengetahui prosedur apa yang harus di lakukan
pemesinan dalam proses perancangan Glue gun.

10
3 Data Akhir Untuk mengetahui secara keseluruhan mengenai seluruh
keluhan dan ide dari alam sebagai penunjang proses
Reverse Engineering kepada masyarakat umum.
Tabel 3.1 Quisioner pengumpulan Data

Melakukan observasi terhadap objek yang akan di terapkan rekayasa produk.

3.3 Teknik Analisis Data

Teknik Analisis Data merupakan suatu metode atau cara untuk mengolah
sebuah data menjadi informasi sehingga karakteristik data tersebut menjadi mudah
untuk dipahami dan juga bermanfaat untuk menemukan solusi permasalahan, yang
terutama merupakan permasalahan mengenai sebuah penelitian. Analisis data juga
bisa diartikan sebagai kegiatan yang akan dilakukan untuk merubah data hasil dari
sebuah penelitian menjadi informasi yang nantinya bisa dipergunakan untuk
mengambil sebuah kesimpulan.

3.4 Prosedur Tahap Penelitian

Gambar 3.1 Analisis Data

11
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Desain 3D Es Putar Dengan Layout Sistematis

Glue gun merupakan produk reverse engineering. Berikut gambar 3D


desain Reverse Engineering dari glue gun.

Gambar 4.1 Desain Glue gun

Gambar 4.2. Layout Glue Gun

12
4.2 Principle of work from Glue Gun

Gambar 4.3 Prinsip Kerja Lem Tembak

Gambar 4.4 Gambar pelatuk keadaan di tarik dan tanpa di tarik


Prinsip kerja mekanik hot melt glue gun pada umumnya ketika pelatuk atau trigger
ditarik, maka lem stik yang sudah di isi pada alat lem tembak akan mendorong lem
keluar dalam keadaan meleleh sehingga material pada output keluarnya lem apabila
tidak sengaja tersentuh oleh tangan akan terasa panas. Oleh karena itu, kami membuat
konsep apabila pelatuk tidak ditarik maka ujung material lem tembak yang dimana
sebagai tempat keluar lem keadaan mendidih tidak akan keluar seperti yang dijelaskan
pada Gambar diatas.

13
4.3 Basic material and advantages of Glue Gun

Tabel. 4.1 Alat Perlengkapan proses rekayasa Glue gun

4.4 Metode quality function deployment dalam quality control machine


QFD didefinisikan oleh Uselac [dikutip oleh Poerwanto dan Zabidi,
2006] sebagai: Suatu praktek untuk mendesain proses-proses dalam suatu
perusahaan untuk memberikan tanggapan kepada kebutuhan para
konsumennya". QFD memiliki tujuan untuk memenuhi sebanyak mungkin
harapan konsumen dan merancang serta merencanakan suatu produk baru
agar dapat berkompetisi dengan kompetitor untuk kepuasan produk. QFD
berguna untuk memastikan bahwa suatu perusahaan memusatkan
perhatiannya terhadap kebutuhan konsumen sebelum setiap pekerjaan
perancangan dilakukan. Sedangkan keuntungan utama dari metode QFD
adalah sebagai berikut:

14
a. Memperjelas area dimana tim pengembangan produk perlu untuk memenuhi
informasi dalam mendefenisikan produk atau jasa yang akan memenuhi
kebutuhan konsumen.
b. Mempunyai bentuk yang jelas dan teratur serta kemampuan untuk
penelusuran kembali pada kebutuhan konsumen dari seluruh data atau
informasi yang tim produk butuhkan untuk membuat keputusan yang tepat
dalam hal defenisi, desain, produksi dan penyediaan produk.
c. Menyediakan forum untuk analisa masalah yang timbul dari data yang
tersedia mengenai kepuasan konsumen dan kemampuan kompetisi produk
atau jasa.
d. Menyimpan perencanaan untuk produk sebagai hasil keputusan bersama.

4.5 Keunggulan dan analisis Biaya Lem Tembak

a. Keunggulan Lem Tembak :


 Desain Lebih ergonomis sehingga lebih aman dan nyaman di gunakan
 Penggunaan lem jauh lebih efektif karena tidak ada sisa lem yang terbuang sia - sia
 Baik dan aman untuk anak anak
 Memiliki ukuran yang praktis.

b. Biaya Lem Tembak :


 Dengan referensi alat yang terdapat di tabel, maka estimasi biaya
untuk pembuatan 1 unit Lem Tembak ialah Rp.50.000

15
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan rancangan ini diharpakan dapat mengembangkan alat tersebut


dengan yang lebih terbarukan dan sangat dapat membantu manusia dalam
mengerjakan sebuah pekerjaan yang menyatuakn satu bidang dengan bidang yang
lain semoga selalu berkembang alat alat yang lain di masa yang akan mendatang

5.2 Saran

Diperlukan pengukuran dan perancangan lebih lanjut guna mengetahui secara


tepat bentuk desain yang optimal dan terukur demi tercapainya produk quality
function Deployment.

16
Daftar Pustaka

Ulrich, Karl T., dan Eppinger Steven D., 2001. Perancangan dan pengembangan produk.
Salemba Teknika, Jakarta.

Anonim. tt. Seri Masak Femina, Primarasa, Inspirasi Usaha Boga 2, 15 Resep Es Krim
Favorit. Jakarta: Haya Favorit Press.

Dewan Standardisasi Nasional (DSN). 1993. Standar Nasional Indonesia (SNI) Hurst,
Ken.2006. Prinsip-Prinsip Perancangan Teknik (Terj). Jakarta: Erlangga

Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2001 tentang Pedoman Pelaksanaan
Penerapan dan Pengembangan Teknologi Tepat Guna.

Shigley, Joseph E dan Larry D. Mitchell. 1984. Perencanaan Teknik Mesin. Edisi ke-4, jilid
2. (Terj). Jakarta: Erlangga.

Sularso dan Kiyokatsu Suga. 2002. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin.
Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

Syarif, Rusli. 1991. Produktivitas. Bandung: Angkasa.

17

Anda mungkin juga menyukai