Anda di halaman 1dari 30

SOCIAL PSYCHOLOGY AND SOCIAL

THEORY

KULIAH KE- 8
FIELD THEORY
Amir Nuyman S
Some quotes
“If you want to truly understand something, try to change it”. -
Kurt Lewin
Jika Anda ingin benar-benar memahami sesuatu, cobalah
untuk mengubahnya. - Kurt Lewin

"A successful individual typically sets his next goal somewhat


but not too much above his last achievement. In this way he
steadily raises his level of aspiration."- Kurt Lewin
"Seorang individu yang sukses biasanya menetapkan tujuan
berikutnya, tetapi tidak terlalu jauh di atas pencapaian
terakhirnya. Dengan cara ini, ia mantap meningkatkan tingkat
aspirasinya." - Kurt Lewin
"Learning is more effective when it is an
active rather than a passive process.“- Kurt
Lewin

"There is nothing so practical as a good


theory."
--Kurt Lewin

"Experience alone does not create


knowledge.“
"Our behavior is purposeful; we live in a psychological
reality or life space that includes not only those parts of
our physical and social environment to us but also
imagined states that do not currently exist.“
("Perilaku kita bertujuan; kita hidup dalam realitas
psikologis atau ruang hidup yang tidak hanya mencakup
bagian-bagian dari lingkungan fisik dan sosial kita, tetapi
juga kondisi yang kita bayangkan yang saat ini belum
ada.“)

"Social action, just like physical action, is steered by


perception.“
Lewin terkenal karena istilahnya "life space" dan “field
theory".

Lewin mungkin bahkan lebih dikenal melalui penggunaan


praktis dari teori-teorinya dalam mempelajari dinamika
kelompok, memecahkan masalah sosial yang berkaitan
dengan prasangka, dan terapi kelompok (t-kelompok).

Lewin berusaha untuk tidak hanya mendeskripsikan


kehidupan kelompok, tetapi untuk menyelidiki kondisi
dan kekuatan yang membawa perubahan atau menolak
perubahan dalam kelompok.
SEJARAH KURT LEWIN

• Kurt Lewin lahir pada tanggal 9 September


1890 disuatu desa kecil di Pursia.
• Ia adalah anak kedua dari empat bersaudara
• Lewin menyelesaikan sekolah menengahnya di
Berlin tahun 1905 kemudian ia masuk
Universitas di Freiburg dengan maksud belajar
ilmu kedokteran, tetapi ia segera melepaskan
idenya ini dan setelah satu semester belajar
psikologi pada universitas di sana
RIWAYAT SINGKAT KURT LEWIN
• Setelah meraih gelar doktornya pada tahun 1914,
Lewin bertugas di ketentaraan Jerman selama empat
tahun.
• Pada akhir perang, ia kembali ke Berlin sebagai
instruktur dan asisten penelitian pada lembaga
psikologi.
• Lewin menghabiskan sisa sisa hidupnya di Amerika
Serikat.
• Ia adalah profesor dalam bidang psikologi anak anak
pada Universitas Cornell selama dua tahun (1933-1935)
sebelum dipanggil ke Universitas negeri Iowa sebagai
profesor psikologi pada Badan Kesejahteraan Anak.
• Pada tahun 1945, Lewin menerima pengangkatan
sebagai profesor dan direktur Pusat Penelitian
untuk dinamika kelompok di Institut Teknologi
Massachussetts.
• Pada waktu yang sama, ia menjadi direktur dari
Commission of Community Interrelation of The
Amerika Jewish Congress, yang aktif melakukan
penelitian tentang masalah masalah
kemasyarakatan.
• Ia meninggal secara mendadak karena serangan
jantung di Newton Ville, Massachussetts, pada
tanggal 9 Februari 1947 pada usia 56 tahun
PENGANTAR
• Lewin sangat tertarik dan peduli dengan hampir semua aspek dari
perilaku manusia.
• Mulai dari mengapa orang-orang makan, apa yang mereka makan?
Bagaimana orang menetapkan tujuan untuk tindakan mereka dan
bagaimana perilaku mempengaruhi suatu tujuan? Bagaimana
seseorang dapat membawa perubahan sosial? Apa faktor yang
mempengaruhi perubahan bahasa? Pengetahuan? Hubungan
sosial? Emosi? Bagaimana dapat meningkatkan produktifitas
pekerja industri? Apa efek dan latar belakang budaya yang dimiliki
orang-orang dan perilaku mereka? Kondisi apa yang mengakibatkan
konflik perkawinan dan bagaimana konflik tersebut dapat diatasi?
Bagaimana situasi sosial mempengaruhi perilaku dalam kelompok?
• Lewin dan teman-temannya membahas semua pertanyaan-
pertanyaan ini dan banyak pertanyaan lainnya.
PENGANTAR

• Selama penelitian ini, Lewin menyakini bahwa


untuk memahami suatu perilaku sangatlah
penting untuk di masukkan kedalam konteks.
• Arti dari tingkah laku tergantung pada bagian-
bagian keseluruhan berbeda dari jumlah bagian-
bagiannya.
• Pada intinya, teori medan merupakan upaya
untuk menggambarkan situasi dimana seseorang
atau orang-orang berpartisipasi (berperilaku).
PSIKOLOGI GESTALT
• Psikologi gestalt didirikan sebagai sekolah oleh Max Wertheimer,
Wolfgang Kohler, and Kurt Koffka di jerman apa awal abad ke-20.
• Menurut Marx dan Hillix, sejarahnya dahulu pada tahun 1912 hanya
digerakkan oleh Wertheimer seorang diri.
• Pendirian sekolah ini tampaknya merupakan reaksi terhadap
pendekatan atomistic yang sedang populer di Eropa dan Amerika
Serikat. Penekanan utama adalah pada hubungan seluruh bagian
yang dicontohkan oleh fenomena persepsi. Sementara, posisi
mereka dapat dinyatakan sebagai berikut : mereka adalah bagian
atau unsur-unsur yang tidak ada dalam isolasi tetapi akan disusun
dalam unit atau sebaliknya.
• Contoh kedua, ketika kita melihat sebuah bangunan, kita tidak akan
melihat batu bata, kayu, kaca, dan bagian-bagian yang mirip,
sebaliknya kita akan melihat sebuah rumah.
KONSEP UTAMA THEORY LEWIN
• Field theory mempunyai hubungan erat dengan Psikologi
Gestalt.
• Banyak prinsip-prinsip field theory yang identik dengan prinsip-
prinsip dalam Gestalt.
• Dimana melihat sesuatu sebagai suatu keseluruhan dan tidak
dapat melihat bedasarkan komponen yang terpisah-
pisah. Pandangan psikologi gestalt yang terpenting adalah
sebagai berikut :
• “bagian atau elemen kejiwaan tidak berdiri sendiri,melainkan
terorganisir menjadi satu keseluruhan (gestalt)”
KONSEP UTAMA THEORY LEWIN
• Oleh karena itu tidak mengherankan jika field teory dari Kurt
Lewin juga sangat mengutamakan keseluruhan daripada
elemen atau bagian dalam studinya tentang jiwa manusia.
• Walaupun demikian,sejarah telah membuktikan bahwa Kurt
Lewin tidak seterusnya menjadi pengikut aliran psikologi
Gestalt.
• Ada saatnya (1935) dimana Lewin menganggap bahwa psikologi
Gestalt terlalu bersibuk diri dengan penelitian-penelitian
tentang pengindraan saja, padahal Lewin lebih berminat
terhadap Psikologi Kepribadian dan Psikologi Sosiologi.
• Oleh karena itu, Lewin memisahkan diri dari aliran induknya
dan mengembangkan teori sendiri yang dinamakan Field Teory.
KONSEP UTAMA THEORY LEWIN
• Salah satu ciri dari Field Teory adalah bahwa teori ini
menggunakan metode “konstruktif” atau disebut juga metode
“genetik”.
• Metode Genetik adalah metode yang digunakan Lewin sebagai
penganti metode “klasifikasi” yang pada waktu itu lebih lazim
dipakai.
• Metode klasifikasi menurut Lewin mempunyai kelemahan
karena hanya mengelompokkan objek studi berdasarkan
persamaan-persamaannya.
KONSEP UTAMA THEORY LEWIN
• Pengelompokan seperti ini bersifat statis. Padahal Lewin
menghendaki metode yang dinamis karena objek studinya
adalah tingkah laku yang dinamis pula.
• Sifat dinamis ini ada pada metode konstruktif yang
mengklasifikasikan objek-objek studinya berdasarkan hubungan
antara satu objek dengan objek lainnya.
ATRIBUT FIELD THEORY
a. Menggunakan metoda konstruktif mencoba membangun dari
kondisi-kondisi yang ada dalam individu
Metode konstruktif berbeda dengan metode klasifikasi.
Metode konstruktif bersifat dinamis yaitu mempelajari objek
studi berdasakan hubungan antara satu objek dengan objek
lainnya, sementara metode klasifikasi bersifat statis yang
mengelompokkan objek studi berdasarkan persamaan yang
ada.
b. Suatu pendekatan yang dinamik. Suatu perubahan hendaknya
diinterpretasikan sebagai hasil dari “Psychological Forces”
Dimana tingkah laku setiap saat akan berubah sesuai dengan
situasinya (tergantung dari situasi dan kondisi di sekitar
individu)
ATRIBUT FIELD THEORY
c. Menekankan pada proses-proses psikologis. Tingkah laku
individu dipengaruhi oleh proses psikologis dalam diri individu
d. Analisisnya menyeluruh. Tingkah laku (behavior) merupakan
fungsi dari P (person) dan E (enviromental). Dapat dirumuskan
sebagai berikut : B=f(P, E)
e. Faktor-faktor baik dari dalam diri maupun dari luar itu
terpetakan dalam lapangan kesadaran seseorang. Lapangan
kesadaran itudigambarkan sebagai lapangan yang terbagi-bagI
dalam wilayah (region)
f. Tidak membicarakan masa lalu/issue historic. Masa lalu
merupakan merupakan bagian dari region-region kognitif
(dalam life space)
g. Representasi matematis dari situasi psikologis
Kurt Lewin Major publications
• Lewin, K. (1935). A dynamic theory of personality.
New York: McGraw-Hill.
• Lewin, K. (1936). Principles of topological
psychology. New York: McGraw-Hill.
• Lewin, K. (1938). The conceptual representation
and measurement of psychological forces.
Durham, NC: Duke University Press.
• Lewin, K. (1951). Field theory in social science.
New York: Harper
Life Space (ruang kehidupan)

• Individu memiliki life space yang merupakan


fungsi dari P (person) dan E (psychological
environment) sebagaimana tampak/eksis bagi
individu
• Life space memiliki sejumlah elemen
(lingkungan kehidupan/region/life sphere)
yang saling terhantung satu sama lain
(interdependency) yang derajatnya bias
bervariasi) missal: profesi, kebutuhan dll
• Kompleksitas region yang dimiliki individu
berbeda satu sama lainnya
• Life space setiap individu bisa dibedakan
berdasarkan dimensinya:
• Fluidity (kemudahan bergerak). Berkaitan
dengan derajat perbedaan antar regions
dan kemudian pergerakannya
• Ciri ciri yang menunjukkan realistic-
irrealistik. Realistik – aspek life space yg
bersifat objektif. Irrealistik – berada pada
tingkatan alam fantasi, imajinasi, harapan
ketakutan pada masa depan dsb.
Tingkah laku dan lokomosi
• Tingkah laku adalah perubahan yang terjadi
pada life space (lokomosi P dalam ruang
kehidupan)
• Lokomosi dalah pergerakan dalam life space
yang hanya terjadi pada region yang terbuka
untuk itu (terjadi komunikasi komunikasi
antara satu region dengan yang lainnya)
• Komunikasi→ tension → need→ tingkahlaku
• Lokomosi disebabkan oleh kebutuhan yang
berhubungan dengan “tension system” dan
dibedakan antara “bodily locomotion: dengan
“psychological locomotion”
Force – Daya Penggerak
• Daya penggerak yang menyebabkan terjadinya
perubahan/pergerakan, mempunyai arah,
kegunaan dan tituk guna → sering
digambarkan juga sebagai vector
• Terjadi apabila ada lokomosi dari satu bagian
psychological field ke bagian lain dan struktur
dari life space-nya ditentukan oleh lokomosi
saat itu
• Kombinasi dari force disebut sebagai resultan
force (paduan daya penggerak) yang
merupakan daya efektif yang menentukan
tingkah laku
• Kekuatan force tergantung pada keaadaan
(state) dari P dab sifat/nilai dari “goal Region”
• Nilai/valensi → kombinasi kekuatan dari suatu
elemen dalam life space yang dapat bersifat
positif maupun negative (tergantung pada
attractiveness atau penolakan dari “goal
region”
Tipe tipe daya penggerak
• Driving Force : daya penggerak ke arah valensi
positif atau menghindari valensi negative dan
menyebabkan terjadinya lokomosi
• Restraining force : daya penggerak yang
menghambat/membatasi efektivitas kerja
driving force ( menghambat lokomosi)
• Induced force : daya penggerak yang berkaitan
dengan memenuhan hasrat/keinginan orang
lain
• Daya penggerak impersonal: daya penggerak
yang seakan akan dituntutkan oleh situasi
(misalnya : norma) tidak berhubungan dengan
kebutuhan sendiri atau orang lain
• Daya penggerak yang berhubungan dengan
kebutuhan saat itu. Daya penggerak ini akan
muncul dalam diri karena adanya kebutuhan
diri
Tension
• Terjadi karena adanya “force” yang berlawanan
dalam life space (dua valensi positif dalam arah
berlawanan atau dua goal yang memiliki valensi
yang berbeda pada arah yang sama) atau bila
seseorang sedang mengarahkan diri pada suatu
goal tetapi mengalami hambatan.
• Tension akan mereda jika dalam satu life sphere
berubah membuat keseimbangan → tergantung
pada permeabilitas yang memungkinkan relasi
antar region
Konflik
• Terjadi bila “force” dalam diri individu bekerja
dalam arah yang berlawanan dan mempunyai
kekuatan yang sama
• Driving force menyebabkan konflik jika:
- Person berada di antara dua valensi positif
(approach-approach conflict)
- Person berada di antara dua valensi negative
(avoidance-avoidance conflict)
- Valensi positif dan negative berada pada arah
yang sama terhadap person (approach-avoidance
conflict)
• Konflik yang melibatkan “driving force”
dengan “restraining force” terjadi bila:
• Person dikelilingi oleh “barriers” dan
valensi positif ada di luar
• Valensi positif dikelilingi “barrier” dan
person ada di luar
• Konflik dapat diselesaikan jika “barriers” dapat
diatasi. Jika tidak person akana berespon
dalam bentuk agresi, frustrasi, apatis serta
tingkah laku non adaptive lainnya

Anda mungkin juga menyukai