Anda di halaman 1dari 20

MATERI AJAR BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING

Konsep Pola Gerak Dasar Lokomotor dan Pengembangannya

SDN CEMANDI

Oleh:
Nama Mahasiswa : Sekar Tri Prakasiwi, S.Pd

No. UKG : 201503981513

PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) DALAM JABATAN


ANGKATAN 3 BIDANG STUDI PJOK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2021
DAFTAR ISI

Sampul ...................................................................................................................
Daftar Isi................................................................................................................
A. Pendahuluan
1. Deskripsi singkat...........................................................................................
2. Relevansi......................................................................................................
3. Petunjuk belajar............................................................................................
B. Inti
1. Capaian Pembelajaran.................................................................................
2. Materi Pokok ...............................................................................................
3. Uraian Materi : .............................................................................................
a. Konsep Pola Gerak Dasar Lokomotor Berjalan......................................
b. Konsep Pola Gerak Dasar Lokomotor Berlari..........................................
c. Konsep Pola Gerak Dasar Lokomotor Melompat...................................
d. Konsep Pola Gerak Dasar Lokomotor Melempar...................................
4. Rangkuman..................................................................................................
5. Tugas Terstruktur.........................................................................................
6. Forum Diskusi...............................................................................................
C. Penutup
1. Tes Formatif.................................................................................................
2. Kunci Jawaban..............................................................................................
3. Daftar Pustaka...............................................................................................

i
i
A. Pendahuluan
1. Deskripsi Singkat
Perkembangan keterampilan gerak bagi peserta didik Sekolah Dasar
(SD), diartikan sebagai perkembangan dan penghalusan aneka keterampilan
gerak dasar dan keterampilan gerak yang berkaitan dengan olahraga. Gerak
dasar pada anak membentuk dasar untuk gerak. Keterampilan gerak dasar
didukung oleh pola gerak. Pola gerak merupakan serangkaian gerak terkait
yang terorganisir. Misalnya sebuah pola gerak berupa mengangkat tangan ke
samping atau ke atas. Berdasarkan pola gerak inilah terbentuk gerak dasar.
Gerak dasar merupakan dasar macam-macam keterampilan yang
memerlukan bimbingan, latihan, dan pengembangan agar anak dapat
melaksanakan dengan tugas gerak yang diberikan dengan lancar. Bagi anak-
anak kebanyakan keterampilan dan kematangannya selalu berkaitan dengan
gerak dasar.

Gerak dasar adalah gerak yang pasti dimiliki oleh setiap individu yang
normal. Kenyataan di lapangan masih ada individu yang keterampilan gerak
dasarnya tidak normal. Kondisi seperti ini dijelaskan pula oleh seorang guru
olahraga di tempat beliau mengajar https://www.youtube.com/watch?
v=AgIugmqQ-Bo . Kondisi seperti ini diakibatkan oleh karena kebiasaan
yang dilakukan oleh anak-anak saat bermain. Perlu kiranya dalam kajian ini
dijelaskan tentang bagaimana gerak dasar lokomotor berupa cara berjalan,
berlari dan melompat yang benar, serta bagaimana cara memberikan materi
pelajaran kepada para peserta didik. Selain cara melakukan gerak dasar dan
bentuk latihan yang benar diberikan kepada anak didik, penting juga kiranya
diberikan pengetahuan serta pengalaman gerak lainnya, untuk memperkaya
3
pengetahuan dan wawasan tentang gerak yang benar dan gerak yang salah
serta variasi gerak dari gerakan dasar tersebut. Gerak dasar harus diberikan
oleh guru secara terpola untuk membentu meningkatkan keterampilan gerak
para peserta didik sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Oleh
karena itu guru harus memiliki pengetahuan dan teknik yang mendasar untuk
meningkatkan keterampilan gerak dasar pada peserta didik dengan baik dan
benar.

2. Relevansi
Mata pelajaran PJOK adalah salah satu mata pelajaran wajib yang diberikan di
sekolah. Mata pelajaran PJOK memiliki sasaran pedagogis yang jelas dan
terarah karena gerak sebagai aktivitas jasmani merupakan dasar alami bagi
manusia untuk belajar mengenal dunia dan dirinya sendiri yang berkembang
sesuai dengan kemajuan zaman dan orientasi pendidikan yang sebagai guru
yang secara langsung terlibat di dalamnya, berkewajiban untuk berlaku. Cara
berjalan, berlari, melompat, melempar yang baik dimulai diusia dasar. Guru
Olahraga memberikan arahan yang tepat agar peserta didik berkembang seperti
temannya yang lain.

3. Petunjuk Belajar
Untuk membantu memahami materi ajar ini perhatikan petunjuk belajar
berikut:
a. Bacalah dengan cermat uraian – uraian penting yang terdapat dalam
materi ajar sampai kalian memahami secara tuntas.
b. Jawablah pertanyaan – pertanyaan yang di ajukan sebelum memulai
pokok bahasan.
c. Cermatilah jawaban yang kalian tuliskan apakah sudah sesuai dengan
uraian dalam pokok bahasan.
d. Jika ada yang belum kalian pahami silahkan bertanya kepada guru atau
teman yang sudah lebih dahulu memahami.
e. Kerjakanlah tes sumatif dengan sungguh – sungguh dengan penuh
tanggung jawab..
B. Inti
1. Capaian Pembelajaran
Memiliki kecakapan dalam menguasai konsep dasar tentang pola gerak dasar,
4
terampil dalam melakukan, dan membelajarkan dengan menerapkan dasar
keilmuan, serta memiliki tanggung jawab personal dan sosial sebagai tauladan
bagi peserta didik dan masyarakat sesuai dengan kebijakan yang berlaku.

2. Materi Pokok

a. Konsep Pola Gerak Dasar Lokomotor Berjalan


b. Konsep Pola Gerak Dasar Lokomotor Berlari
c. Konsep Pola Gerak Dasar Lokomotor Melompat
d. Konsep Pola Gerak Dasar Lokomotor Melempar

3. Uraian Materi
Gerak Dasar Lokomotor
Didefinisikan sebagai keterampilan berpindahnya individu dari satu empat ke
tempat yang lain. Sebagian besar keterampilan lokomotor berkembang dari
hasil tingkat kematangan tertentu, namun latihan dan pengalaman juga penting
untuk mencapai kecakapan yang matang.
Keterampilan gerak lokomotor terdiri dari berjalan, berlari, melompat, dll.
Smith & Pellegrini (2013) menyatakan bahwa permainan lokomotor
terdiri dari bermain (lari, mendaki) yang melibatkan aktivitas tubuh yang
didukung oleh otot, kekuatan, daya tahan dan keterampilan. Keterampilan
gerak ini akan terus menerus menjadi bagian dalam kehidupan sehari- hari di
masa yang akan datang. Oleh karena itu peran guru PJOK dalam memberikan
pengajaran mengenai pergerakan lokomotor menjadi penentu keberhasilan anak
dalam menguasai gerak dasar pada keterampilan gerak lokomotor. Byers JA &
Walker C (1995) mengungkapkan bahwa latihan bermain meningkat dari anak-
anak ke masa anak menjelang sekolah dan puncaknya pada usia Sekolah Dasar,
ketika syaraf dan otot sebagai dasar koordinasi dan pertumbuhan kesehatan
menjadi penting. Suatu permainan yang disetting oleh anak dan didukung oleh
guru adalah bagian penting program pengembangan anak (Copple &
Bredekamp, 2009). Seringkali terjadi anak melakukan gerakan yang salah dan
dibiarkan oleh guru atau orang tuanya sehingga menjadi kebiasaan yang salah.
Ivrendi & Isikoglu Erdogan (2015) menyatakan bahwa riset terbatas
mengindikasikan bahwa guru kurang efisien dalam mencontohkan suatu
permainan peluang bagi anak untuk bermain sangat besar. Setelah anak terbiasa
dengan gerakan yang salah maka akan sulit untuk orang tua atau guru untuk
5
mengkoreksinya. Oleh karena itu maka cara jalan yang benar harus diajarkan
oleh guru maupun oleh orang tua kepada anak untuk mendapatkan keterampilan
gerak dasar benar. Untuk beberapa keterampilan gerak lokomotor hal yang
harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
a. Konsep Pola Gerak Dasar Lokomotor Berjalan
Berjalan adalah gerakan alamiah yang dilakukan oleh setiap individu.
Berjalan yang dilakukan oleh orang dewasa dipelajari semenjak anak-
anak. Seringkali guru menganggap bahwa anak dapat berjalan dengan
benar secara alamiah padahal ketika orang tua atau guru tidak
memberikan pelajaran yang benar untuk melakukan jalan yang baik maka
kesalahan yang dilakukan oleh anak akan terbawa sampai usia dewasa
dan menjadi prilaku yang menetap pada anak tersebut. Oleh karena itu
bagaimana supaya orang bisa berjalan dengan baik maka harus
diperhatikan rambu-rambu bagi para orang tua atau guru untuk
mengajarkan anak-anak berjalan dengan baik. Pangrazi & Dauer, (1992)
mengungkapkan bahwa berjalan yang baik harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
a. Kepala tegak dan pandangan lurus ke depan
b. Ujung jari kaki mengarah ke depan
c. Ayunan lengan dengan rilek
d. Berjalan tanpa suara
e. Dada tegak
f. Melangkah dengan menekan menggunakan ujung jari kaki.
Kondisi ini bila dilakukan dengan baik maka akan menjadikan kebiasaan
anak- anak untuk melakukan jalan dengan baik. Kegiatan untuk
mempelajari cara berjalan yang baik dapat dilakukan dengan berbagai
macam cara, antara lain adalah :
1) Berjalan dengan melihat pada suatu objek/gambar yang ditempal di
papan tulis.
Berjalan yang dilakukan dengan cara seperti ini akan membantu para
siswa untuk meningkatkan kemampuan berjalan dengan badan tegak.
Tegaknya badan membantu pergerakan tungkai menjadi lebih leluasa
dalam arti bahwa tungkai dapat bergerak dengan membentuk sudut yang
ideal untuk melangkah. Dengan posisi badan yang tegak akan mudah

6
anak untuk mengkondisikan langkah yang panjang.
2) Berjalan pada satu garis lurus.
Anak diberikan pelajaran untuk berjalan pada satu garis lurus
memungkinkan anak untuk dapat mengarahkan ujung jari kakinya
mengarah ke depan. Kondisi seperti ini membantu anak untuk
meningkatkan efisiensi jumlah langkah yang dilakukan dalam
menempuh suatu jarak tertentu. Apabila ada deklinasi atau penyimpangan
sudut yang dilakukan saat berjalan, misalkan ruas jari kaki mengarah ke
luar atau ke dalam, maka akan terjadi pemendekan jarak yang telah
ditempuh oleh seorang anak. Misal anak menempuh jarak 100 meter
dengan tiga langkah/meter, artinya anak akan menempuh satu langkah
33,3 cm/langkah, artinya anak akan melangkah sebanyak 300 langkah
dalam 100 meter. Selisih dua cm dari deklinasi maka anak dengan jalan
yang salah akan ketinggalan jarak sejauh 300 X 2 Cm = 6 meter. Artinya
anak tersebut akan menambah jumlah langkahnya sebanya 6 meter X 3
langkah = 18 langkah.
Ini merupakan salah satu ilustrasi ketika kesalahan terjadi dalam pola
langkah dengan ujung jari mengarah ke luar atau ke dalam. Dengan
kesalahan yang dilakukan akan akan terjadi inefisiensi dalam jumlah
langkah dan mengakibatkan jumlah kalori yang dibakarpun menjadi lebih
besar. Oleh karena itu peran guru dan orang tua dalam melaksanakan
pengajaran yang baik dalam hal gerak dasar pada anak menjadi kata kunci
keberhasilan penguasaan gerak dasar yang baik.

Gambar 1. Berjalan pada satu garis lurus


Sumber (IAAF (CECS), 2000)

3) Berjalan menggunakan ujung kaki


Pembelajaran berjalan dengan menggunakan ujung kaki dimaksudkan
untuk membantu proses penolakan menjadi lebih cepat dan lebih efisien
7
dibandingkan dengan dengan menggunakan seluruh tapak kaki saat
menolak atau melangkah. Hal ini sesuai dengan prinsip keseimbangan
dalam mekanika gerak manusia bahwa semakin kecil bidang tumpuan
semakin labil benda tersebut ketika anak menggunakan ujung kaki maka
tumpuan pada kaki menjadi lebih kecil sehingga lebih mudah untuk
bergerak.

Selain itu prinsip mekanika gerak yang kedua ketika menolak untuk
melangkah dengan menggunakan ujung kaki adalah semakin tinggi jarak
vertikal maka semakin labil benda tersebut. Pada saat menggunakan
ujung kaki saat menolak maka posisi kaki akan jinjit sehingga posisi
badan menjadi lebih tinggi/jarak vertical lebih tinggi sehingga
memudahkan orang untuk dapat bergerak dengan lebih cepat.
4) Mendarat pada tumit saat melangkah. Pendaratan yang baik untuk
mendapatkan efisiensi energi yang dikeluarkan adalah dengan pendaratan
saat melangkah menggunakan tumit. Secara umum pendaratan tersebut
adalah pendaratan terbaik untuk mendapatkan cara berjalan yang baik.
Pendaratan saat berjalan menggunakan ujung kaki dapat mengakibatakan
inefisiensi dari berjalan hal ini dikarenakan pendaratan menggunakan
ujung kaki rentang terhadap kelelahan karena kontraksi otot betis menjadi
lebih besar ketimbang mendarat dengan menggunakan tumit.
5) Berjalan dengan ujung jari kaki mengarah ke dalam, atau mengarah
keluar
Pembelajaran ini diberikan dalam upaya untuk mendapatkan
perbandingan antara cara berjalan yang benar yaitu ujung jari kaki
mengarah ke depan dengan ujung jari kaki mengarah ke dalam atau
keluar mana yang lebih menguntungkan dari sisi jarak tempuh dan juga
dari sisi efisiensi gerak otot.

b. Konsep Pola Gerak Dasar Lokomotor Berlari


Berlari adalah gerak dasar manusia yang prinsip dalam kehidupan sehari-
hari karena banyak aktivitas permainan yang harus dilakukan oleh anak
dengan berlari. Namun demikian sikap lari yang baik harus dipelajari oleh
anak dengan baik. Tentunya peran guru dalam memberikan pengarahan

8
atau pelajaran tentang lari dilakukan sebaik mungkin karena menyangkut
kemampuan anak di masa yang akan datang terutama dalam aktivitas
kehidupan di masyarakat. Lari dan jalan sagatlah berbeda, perbedaan
yang paling pokok adalaah kontak kaki dengan tanah. Pada berjalan
selalau ada kontak salah satu kaki atau kedua kaki dengan tanah,
sedangkan pada lari ada saat kedua kaki tidak menapak pada tanah.
Pangrazi & Dauer, (1992) mengungkapkan bahwa berlari yang baik dan
benar dengan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
a. Berlari menggunakan bola kaki
b. Kepala tegak dan pandangan ke depan
c. Tekukan lutut
d. Tubuh bagian atas rilek
e. Bernafas dengan alamiah
f. Ayunan lengan ke depan bukan ke samping
Faktor-faktor tersebut di atas menjadi kunci dari keberhasilan seorang
peserta didik untuk melakukan lari dengan sebaik- baiknya. Untuk
mendapatkan teknik berlari yang baik maka perlu dilatihkan bentuk-
bentuk pembelajaran lari antara lain adalah:
1) Berlari langkah pendek
Gerakan yang sederhana dari pergerakan ini ditujukan untuk
meningkatkan kemampuan untuk meluruskan lutut pada saat melakukan
tolakan saat berlari. Selain itu juga gerakan ini membantu anak untuk
merasakan saat melakukan tolakan dengan menggunakan ujung kaki.
Selain itu dalam upaya meningkatkan ayunan lengan yang baik maka
gerakan lengan diarahkan untuk dilakukan dengan rilek serta ayunan yag
dilakukan diarahkan ke arah depan bukan mengarah ke samping.
Seringkali ayunan lengan dilakukan dengan mengangkat kedua pundak ke
arah atas sehingga membuat ketegangan pada bagian badan atas.
2) Berlari dengan tumit menyentuh pantat
Berlari mengharuskan ayunan tungkai ke belakang dilakukan secara
maksimal tidak diseret tetapi dilakukan dengan mengangkat tungkai
bagian bawah. Tujuan dari gerakan tumit dikenakan ke pantat adalah
untuk membiasakan anak didik untuk melakukan gerakan ayunan tungkai
ke belakang dengan benar. Selain itu juga saat mengayunkan tungkai ke

9
depan pendaratan dilakukan menggunakan bagian bola kaki yang
ditujukan untuk mempersiapkan anak saat berlari harus menggunakan
bola kaki untuk melakukan tolakannya. Serta mengajarkan anak untuk
tetap focus dengan ayunan lengan yang harus dilakukan dengan rilek dan
ayunan dilakukan ke depan.
3) Berlari dengan mengangkat paha
Berlari mengangkat paha memungkinkan anak dapat melakukan lari
dengan langkah yang panjang sehingga berlari bisa lebih efisien. Jarak
tempuh yang jauh dapat ditempuh dengan langkah yang lebih sedikit
sehingga tenaga yang dikeluarkan menjadi lebih sedikit.
Pengangkatan paha juga membantu tolakan menjadi lebih kuat sehingga
dorongan badan ke depan menjadi lebih cepat. Oleh karena itu bentuk
pembelajaran gerak lari seperti ini membantu meningkatkan kemampuan
anak dalam melakukan lari dengan baik dan benar.
4) Berlari dengan langkah yang bervariasi
Berlari dengan langkah yang bervariasi, yaitu langkah yang pendek
maupun langkah yang panjang serta langkah yang standar. Pembelajaran
lari dengan menggunakan langkah yang bervariasi memberikan
kesempatan kepada anak untuk memberikan pengalaman gerak kepada
peserta didik. Pengalaman gerak yang dimaksud adalah bagaimana dia
merasakan ketika harus melakukan gerakan berlari dengan langkah
panjang, dengan langkah pendek maupun dengan langkah standar.
5) Berlari dengan mengikuti bentuk tertentu (lingkaran, segitiga, angka
8, dll)
Formasi atau bentuk lintasan yang diciptakan oleh guru merupakan suatu
hal yang membantu para peserta didik untuk mengalami berbagai kondisi
ketika lintasan yang harus ditempuh anak bervariasi. Lintasan melingkar,
lintasan yang lurus memberikan pengalaman kepada anak untuk dapat
melakukan gerak lari dengan berbagai kondisi. Pengalaman berlari seperti
ini memberikan peluang kepada peserta didik untuk dapat melakukan
gerakan berlari pada berbagai kondisi baik saat harus berlari berkelok
maupun berlari pada lintasan yang lurus
Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Lari
Lari adalah lanjutan dari keterampilan berjalan. Saat berlari, ada saat

10
tubuh melayang ketika kaki tidak lagi menyentuh tanah dan merupakan
lawan dari jalan dimana satu kaki selalu menyentuh tanah. Karakteristik
dari gerakan lari yang baik adalah kaki diangkat ke depan, ditolakkan
dengan kuat, mengangkat lutut atau paha, mengayunkan lengan untuk
menjaga keseimbangan dan dorongan ke depan. Gerak dasar lari harus
diperhatikan oleh guru dalam proses pembelajaran, sehingga pola gerak
dasar tersebut dimasa yang akan datang dapat menjadi bekal untuk
mempelajari gerakan yang lebih kompleks.
Beberapa model pengembangan keterampilan gerak dasar lari untuk
peserta didik SD menurut Yudha M Saputra (2001) dapat dilakukan
dengan pendekatan bermain untuk peserta didik kelas I dan II antara lain:
a) lari sambil bergandengan tangan;
b) lari lurus;
c) lari berkelok-kelok;
d) lari menirukan binatang;
e) lari mengejar teman yang ada di depannya;
f) lari mengelilingi gambar yang berbentuk bintang;
g) lari mengelilingi balok-balok yang sudah disediakan;
h) lari zig-zag.
Sedangkan model pengembangan keterampilan gerak dasar lari untuk
peserta didik kelas III dan IV antara lain:
a) lari sambil berpapasan antara peserta didik;
b) lari melewati bangku-bangku yang telah disediakan;
c) lari-Iari maju, mundur, kanan, dan kiri;
d) lari mengikuti gambar yang peserta didik buat;
e) kombinasi gerak jalan dan lari; dan
f) bermain melalui gerak estafet.

Dan model pengembangan keterampilan gerak dasar lari untuk peserta


didik kelas V dan VI antara lain:
a) lari melewati simpai;
b) lari melewati tiga pos berbentuk segitiga;
c) lari sambung bolak-balik dengan memindahkan bata;
d) lari melewati balok setinggi 50 cm;
11
e) lari cepat 20 m bolak-balik;
f) lari mengelilingi lapangan 3 putaran;
g) lari kejar mengejar teman yang ada di depannya;
h) lari zig-zag;
i) lari bolak-balik melewati bendera sebanyak 10 buah dengan jarak 20
meter; dan
j) lari bergantian yang dimulai dari lari perlahan dilanjutkan dengan lari
cepat berulang-ulang sebanyak 3 kali.

c. Konsep Pola Gerak Dasar Lokomotor Melompat


Bentuk gerakan lokomotor yang lain adalah gerakan melompat. Gerakan
melompat adalah gerakan lokomotor yang mesti dimiliki oleh seorang
peserta didik untuk kebutuhan dirinya dalam berbagai aktivitas di
kemudian hari. Melompat bagi anak usia dini harus memperhatikan hal
yang paling pokok yaitu janganlah anak terlalu banyak diberikan gerakan
melompat ke atas. Hal ini dikarenakan anak usia dini sedang mengalami
masa pertumbuhan, dikhawatirkan anak dengan loncatan yang tinggi
apabila proses pendaratan tidak dilakukan dengan benar akan
mengakibatkan cedera pada anak usia dini. Oleh karena itu maka perlu
diperhatikan oleh guru untuk mengarahkan anak usia dini pada saat
melakukan lompatan. Hal ini ditujukan untuk membantu mengurangi
resiko anak usia dini mengalami cedera. Pangrazi & Dauer, (1992)
mengungkapkan bahwa hal yang harus diperhatikan oleh guru saat
memberikan pembelajaran lompat adalah sebagai berikut:
a. Ayun lengan ke depan secepat mungkin
b. Lutut ditekuk
c. Melompat menggunakan ujung kaki
d. Mendarat dengan lembut dengan posisi lutut ditekuk
e. Melompat ke atas/ke depan
Beberapa bentuk materi pelajaran lompat dapat diberikan kepada
anak usia dini. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan
gerak lokomotor. Melompat adalah aktivitas gerak dasar bagi anak untuk
menyiapkandiri dalam kehidupannya di masa yang akan datang.
Namun demikian perlu diperhatikan bahwa gerakan yang dilakukan
12
harus mengikuti aturan dalam upaya menghindari terjadinya cedera saat
melakukan gerakan tersebut. Bentuk pembelajaran lompat yang bisa
diberikan kepada peserta didik antara lain adalah:
1) Melompat ke atas
Gerakan melompat dapat dilakukan ke berbagai arah baik ke atas, depan,
belakang, maupun ke samping. Gerakan melompat yang umum dilakukan
salah satunya adalah gerakan melompat ke atas. Gerakan melompat ke
atas merupakan pergerakan yang banyak dibutuhkan dalam aktivitas
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu sangatlah perlu bagi guru untuk
memberikan pembelajaran gerak melompat ke atas bagi peserta didik.
Namun perlu diperhatikan pengulangan gerak lompat ke atas jangan
diberikan terlalu banyak. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari
kemungkinan cedera yang dapat diakibatkan oleh karena kesalahan
pendaratan yang dilakukan oleh anak.
2) Melompat ke depan
Gerakan melompat yang lain yang dilakukan adalah gerakan melompat ke
arah depan. Gerakan ini dalam aktivitas sehari-hari juga sangat sering
dilakukan terutama untuk menghindari suatu benda atau parit dll. Oleh
karena itu lompat ke depan juga harus diberikan kepada peserta didik
dalam upaya meningkatkan keterampilan gerak lokomotor.
3) Melompat ke samping
Lompatan ke samping juga harus diajarkan kepada anak usia dini dalam
upaya memberikan pengalaman gerak kepada anak, untuk bekal di
kehidupan yang akan datang. Dengan demikian maka anak akan terbiasa
dengan bentuk gerakan yang bervariasi yang mungkin muncul dalam
aktivitas hidup. Gerakan ini bisa diberikan dengan bentuk ke samping kiri
atau kanan serta juga bisa diberikan rintangan dalam bentuk garis, atau
benda lain yang tidak membahayakan bagi anak. Selain itu juga bisa
diberikan dalam bentuk lompatan ke samping dengan pola zig-zag.
4) Melompat sambil berputar
Melompat sambil berputar sangatlah sulit namun demikian bisa
dilakukan dengan berbagai variasi dimulai dari gerakan yang mudah.
Misalnya gerakan melompat sambil berputar 45o, 90o, sampai pada
gerakan melompat sambil berputar 180o. Dengan demikian anak

13
diberikan peran untuk tumbuh dan berkembang dalam keterampilan
gerak, sesuai dengan perkembangan tingkat usianya.
5) Melompat menirukan gerakan binatang
Anak sangat senang serta mengingat hal-hal yang ada di lingkungan
sekitarnya. Selain itu juga anak selalu meniru gerakan gerakan yang
muncul dari lingkungan sekitarnya atau dari apa yang dilihatnya. Oleh
karena itu maka sambil mengenalkan jenis- jenis binatang maka
sebaiknya guru juga mengajarkan tentang gerakan yang dilakukan oleh
binatang baik cara berjalannya, berlari maupun cara melompat dengan
demikian akan tidak merasakan kejenuhan saat melakukan materi
pelajaran yang diberikan. Smith PK, Dalgeish M, & Herzmark G. (1981)
menyatakan bahwa, latihan bermain dapat menyenangkan dan cara efektif
untuk memperbaiki pengembangan bahasa, kognitif kreativitas dan
pengambilan peran.
Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Lompat
Pengembangan keterampilan gerak dasar melompat di SD, selain unrtuk
memberikan pengalaman bagaimana cara jatuh atau mendarat dengan
benar, juga menanamkan keberanian peserta didik. Latihan melompat
atau meloncat pada anak-anak selain melatih otot tungkai juga
membentuk daya lenting (power). Hal ini tersebut akan lebih sempurna
apabila ditunjang dengan pembentukan keadaan fisik, baik kekuatan otot,
daya tahan otot, kelentukan tendo pada sendi, gaya dan teknik yang baik.
Model pengembangan keterampilan gerak dasar lompat untuk peserta
didik kelas I dan II dapat dilakukan dengan pendekatan bermain (Yudha
M Saputra, 2001), seperti:
a) Lompat parit yang ada di sekeliling sekolah, misalnya mulai dari parit
yang lebarnya 50 cm sampai dengan 70 cm;
b) lompat tali;
c) lompat ke matras dari ketinggian 50 cm;
d) lompat katak;
e) melompati garis yang ada di depan temannya yang berjarak 50 - 75 cm;
f) melompati ban bekas sepeda;
g) lompat karet; dan
h) variasi lompat dan lari bergantian

14
Model pengembangan keterampilan gerak dasar lompat untuk anak kelas
III dan IV antara lain:
a) melompati temannya yang berada dalam posisi jongkok;
b) lompat kardus;
c) variasi lari dan lompat kardus;
d) lompat karet dibentangkan oleh temannya;
e) lompat-lompat tali;
f) melompat dari ketinggian 1 meter;
g) melompati teman-teman yang ada di depannya dalam posisi telungkup;
dan
h) variasi lari dan lompat
Sedangkan model pengembangan keterampilan gerak dasar lompat untuk
anak kelas V dan VI antara lain:
a) lompat dua kaki;
b) lompat satu kaki;
c) lompat-Iompat tali;
d) lompat kardus;
e) variasi lompat dan lari;
f) lompat tinggi;
g) lompat jauh;
h) variasi lari dan lompat jauh; dan
i) variasi lari dan lompat tinggi

d. Konsep Pola Gerak Dasar Lokomotor Melempar


Melempar pada prinsipnya adalah kemampuan memindahkan suatu objek
(peluru atau sejenisnya) melalui udara dengan menggunakan tangan.
Gerakan lempar banyak melibatkan otot-otot lengan dan bahu. Kekuatan
otot seperti otot lengan, otot bahu perlu ditingkatkan untuk meningkatkan
keterampilan gerak dasar peserta didik.
Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Melempar
Macam-macam, bentuk peningkatan keterampilan gerak dasar lempar
adalah:
a) Lari beberapa langkah (3 - 5 langkah) sambil membawa bola kasti,
pada batas yang ditentukan lemparkan bola sejauh-jauhnya keatas
15
kedepan
b) Lari secepat-cepatnya sambil membawa bola kasti, pada batas yang
ditentukan lemparkan bola sejauh-jauhnya.

4. Rangkuman
Anak merupakan individu yang harus dilatih untuk memiliki gerak dasar yang
baik dan benar. Melalui pembelajaran yang baik yang dilakukan oleh orang tua
dan guru, diharapkan kebiasaan yang salah dari gerak dasar dapat
diminimalisir. Pada dasarnya manusia adalah mahluk yang senang bermain.
Bagi anak-anak, teori surplus energi adalah salah satu teori yang
mengungkapakan bahwa anak-anak memiliki kelebihan energi sehingga
kelebihan tersebut harus disalurkan melalui aktivitas bermain baik bermain
sendiri maupun bermain dengan interaksi dengan teman-temannya. Dengan
aktivitas permainan mereka menemukan gerak dasar terutama gerak lokomotor
antara lain berupa berjalan, berlari dan melompat, melempar. Namun demikian
seringkali terjadi kesalahan gerak yang dilakukan oleh mereka ketika
melakukan permainan.
Oleh karena itu peran dari para orang tua dan guru untuk memperbaiki teknik
gerak dasar yang dilakukan oleh anak-anak sangatlah penting dengan
memberikan bentuk-bentuk permainan atau bentuk pembelajaran yang
mengarahkan kepada pembetukan gerak dasar yang baik dan benar. Rambu-
rambu teknik gerak dasar seringkali tidak diketahui oleh para orang tua dan
guru sehingga tidak pernah mereka memperhatikan benar atau salah dari gerak
dasar yang dilakukan oleh anak-anaknya. Oleh karena itu maka peting kiranya
guru untuk mengetahui bagaimana seharusnya mereka memberikan pengajaran
tentang teknik gerak dasar. Selain itu juga mereka harus mengetahui bagaimana
teknik dasar tersebut harus dilakukan.
Dalam pelaksanaan permainan yang dilakukan anak-anak peluang yang besar
bagi anak-anak untuk mengembangkan dirinya dengan bermain bebas, juga
keterlibatan orang tua atau guru dalam permainan sebagai tutor (Smith &
Pellegrini, 2013). Dalam pengembangan gerak dasar bagi anak-anak yang
paling penting adalah berikan kebebasan untuk bergerak namun mesti
diperhatikan teknik dasar dari gerakan yang akan diajarkan kepada mereka.

5. Forum Diskusi
16
1. Tuliskan pengertian gerak lokomotor dan berikan contohnya serta jelaskan!
2. Jelaskan 3 klasifikasi keterampilan gerak dasar beserta pengelompokannya
masing-masing!
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi kepribadian dalam proses belajar
gerak? Sertakan satu contohnya!

C. Penutup
1. Tes Formatif
1) Guru PJOK harus memahami bahwa belajar gerak lokomotor bagi
siswa peserta didik dapat menggunakan materi gerak dengan ciri ....
a. Gerak menekuk, meluruskan, memtar, dan mengayun
b. Penggunaan objek lain di luar tubuh
c. Stabilitas dari posisi tubuh
d. Gerakan berpindah dari satu tempat ke tempat lain

2) Fase perkembangan gerak menrut berbagai ahli berbeda-beda. Manakah


tahapan perkembangan gerak menurut Gallahue ....
a. Gerak refleksi, gerak kasar, gerak fundamental,gerak spesialis
b. Gerak kasar, gerak refleksi, gerak fundamental,gerak spesialis
c. Gerak fundamental, gerak refleksi, gerak kasar, ,gerak spesialis
d. Gerak fundamental, gerak kasar, gerak refleksi, gerak spesialis

3) Gerak dasar merupakan pola gerak inhern. yang membentuk dasar-


dasar keterampilan gerak secara kompoleks kecuali ....
a. gerak manipulatif
b. gerak lokomotor
c. gerak non lokomotor
d. gerak kombinasi

4) Dalam pembelajaran PJOK di sekolah hendaknya lebih menekankan


pada kemampuan gerak dasar anak. Adapun kemampuan gerak dasar
yang dimaksud adalah ....
a. lokomotor, non lokomotor, manipulatif
17
b. Jalan, lari, lompat, lempar
c. Lempar-tangkap, jalan-lari, lompat-loncat
d. kognitif, asosiatif dan otomatis

5) Guru PJOK akan mengajarkan konsep gerak yang benar pada siswa,
kebenaran gerak disimpulkan oleh siswa secara mandiri. Proses
pembelajaran guru menegaskan siswa untuk melakukan pendidikan
guna menemukan berbagai fakta sebagai kesimpulan gerak. Model
apakah itu ....
a. project bassed learning
b. Problem bassed learning
c. Inquiry bassed learning
d. Discovery bassed learning

6) Berdasarkan teori fits dan possner, gru PJOK harus memahami tahap
kedua pada pembelajaran gerak yang ditandai dengan kemampuan
yang semakin baik, yaitu ....
a. diskriminatif stage
b. kognitif stage ( tahab i)
c. assosiatif stage ( tahab ii)
d. Atonumous stage ( tahab iii)

7) Guru PJOK harus memahami penekanan program pendidikan jasmani


olahraga dan kesehatan di sekolah dasar sebagai pengembangan pola
gerak dasar. Pola gerak dasar pada PJOK terdapat pada ....
a. Pola gerak dasar anak didasari oleh tahap-tahap perkembangan gerak
reflektif dan integrasi sensori yang telah berkembang pada usia
sebelumnya
b. Pola-pola gerak inhern yang didasarkan pada gerak-gerak refleks anak,
yang timbul bukan hanya latihan, tetapi dapa diperhalus dan diperbaiki
melalui latihan
c. Pola-pola gerak kasar dan halus yang didasarkan pada gerak-gerak
automatisasi yang timbul dari latihan terus-menerus
d. Pola-pola gerak yang efisien dan efetif yang timbul dari latihan yang
terus menerus

18
8) Guru PJOK harus memahami bahwa belajar gerak lokomotor sebagai
peserta didik dapat menggunakan materi gerak dengan ciri-ciri ....
a. gerak menekuk, meluruskan, memutar, dan mengayun
b. penggunaan objek lain di luar tubuh
c. Stabilitas posisi tubuh
d. gerakan berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain

9) Fase perkembangan gerak menurut berbagai ahli berbeda-beda,


manakah tahapan gerak menurut gallahue ....
a. Refleksi, kasar, fundamental, spesialis
b. Kasar, refleksi, fndamental, spesialis
c. Fundamental, refleksi, kasar, spesialis
d. Fundamental, kasar, spesialis, refleksi

10) Mempraktikkan teknik dasar menendang, menahan,


menggiring, dan menembak bola ke gawang dalam permainan sepak
bola, merupakan ruang lingkup kompetensi dasarnya pada ....

a. Permainan kompetensi
b. Permainan dan olahraga
c. Permainan bola kecil
d. Permainan bola besar

2. Kunci Jawaban Tes Formatif


1) D
2) A
3) D
4) A
5) D
6) C
7) B
8) D
9) A
10) D
19
3. Daftar Pustaka

Konsep tahapan belajar. Diakses melalui


https://onopirododo.wordpress.com/2010/05/31/konsep-4-2-tentang-tahapan-
belajar/, 28 Juli 2021

Modul PJOKSD. Diakses melalui


https://cdn-gbelajar.simpkb.id/s3/p3k/PJOKSD/Modul%20Pembelajaran
%20PJOK%20SD/PJOK-PB2.pdf, 28 Juli 2021

Muslihin, Heri Yusuf (2018), BAGAIMANA MENGAJARKAN GERAK


LOKOMOTOR PADA ANAK USIA DINI?, Tasikmalaya

20

Anda mungkin juga menyukai