Anda di halaman 1dari 100

MANAJEMEN PENDIDIKAN KLINIK DI 4.

0 ERA
PRECEPTORSHIP MODEL APPROACH

Moh. Afandi, SKep.,Ns.,MAN.,PhD (C)


Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

081908134304 Moh Afandi

Moh Afandi ACT-Developing the Future Together


UPDATE
BUKU ACUAN UTAMA PENGEMBANGAN
MODEL PEMBELAJARAN KLINIK
DIREKTORAT PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI
Prinsip Kebijakan Pendidikan di Masa Pandemi COVID-
19

Kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga


kependidikan, keluarga, dan masyarakat merupakan prioritas
utama dalam menetapkan kebijakan pembelajaran.

10
6 Hal Penting dalam Menerapkan E-learning
1. Dosen dan mahasiswa harus meningkatkan keterampilan internet dan
literasi computer

2. Menentukan kembali capaian pembelajaran (keselarasan tiga komponen


Outcome Based Education (OBE), yakni (1) capaian pembelajaran, (2)
aktivitas pembelajaran, dan (3) metode asesmen yang telah disusun dalam
Rencana Pembelajaran Semester (RPS).)

3. Dosen harus menjamin kesiapan (readiness) materi kuliah dengan


perspektif

4. Tentukan durasi setiap unit pembelajaran

5. Asesmen dalam bentuk kuis dan tugas mandiri harus siap

6. Kampus harus mempersiapkan infrastruktur dan bandwidth yang cukup


Proses pengambilan keputusan dimulainya
pembelajaran tatap muka untuk peserta didik

Zona
Merah Kab./Kota dalam
zona hijau?
Tetap Belajar dari Rumah

Ya
Peserta didik melanjutkan
Pemda atau Belajar dari Rumah secara
Kanwil/Kantor penuh.
Kemenag
Zona memberi izin?
Oranye

Ya
Satuan pendidikan penuhi
semua daftar periksa & siap
pembelajaran tatap muka?

Zona
Kuning Ya Peserta didik memulai
Orang tua setuju pembelajaran tatap muka di
untuk
pembelajaran satuan pendidikan secara
Zona tatap muka? bertahap.
Hijau
(6%)

13
Pembelajaran tatap muka pada zona hijau dilaksanakan melalui
dua fase (2/3)

Zona Pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan yang memenuhi kesiapan dilaksanakan secara bertahap, diawali
Merah dengan masa transisi selama dua bulan. Jika aman, dilanjutkan dengan masa kebiasaan baru.
Tetap Belajar dari Rumah

Perihal Masa Transisi (Dua Bulan Pertama) Masa Kebiasaan Baru

• Menggunakan masker kain non medis 3 lapis • Menggunakan masker kain non medis 3 lapis
atau 2 lapis yang di dalamnya diisi tisu dengan atau 2 lapis yang di dalamnya diisi tisu dengan
Zona baik serta diganti setelah digunakan selama 4 baik serta diganti setelah digunakan selama 4
Oranye Perilaku
jam/lembab. jam/lembab.
Wajib
• Cuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer • Cuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer
• Menjaga jarak minimal 1,5 meter dan tidak • Menjaga jarak minimal 1,5 meter dan tidak
melakukan kontak fisik. melakukan kontak fisik.

• Sehat dan jika mengidap comorbid, dalam kondisi • Sehat dan jika mengidap comorbid, dalam kondisi
Kondisi
Zona terkontrol terkontrol
Medis
Kuning • Tidak memiliki gejala COVID-19 termasuk pada • Tidak memiliki gejala COVID-19 termasuk pada
Warga
orang yang serumah dengan warga satuan orang yang serumah dengan warga satuan
Sekolah
pendidikan. pendidikan.
Zona
Hijau
(6%)

14
Pendidikan dan pengajaran tahap klinik

• Proses juga dilakukan pembelajaran dari rumah (study from home) dengan daring,
metode pembelajaran yang dipilih dengan memperhatikan capaian pembelajaran
yang telah ditetapkan pada setiap stase
• Metode pembelajaran:studi kasus, diskusi, video bedside teaching, membuat media
edukasi kesehatan, tutorial klinik, presentasi jurnal ilmiah dan lain lain. Setelah
masa darurat berakhir, maka waktu yang ada digunakan untuk pencapaian target
pembelajaran yang harus dilakukan dengan metode demonstrasi dan uji
keterampilan pada kasus nyata.
• Pelaksanaan pembelajaran daring dihimbau agar tidak memberatkan mahasiswa
dari sisi waktu maupun penggunaan kuota internet.
• Penghematan biaya operasional penyelenggaraan pendidikan yang diperoleh
selama dilakukan pembelajaran dari rumah (study from home), digunakan untuk
membantu mahasiswa subsidi kuota internet, bantuan logistik dan kesehatan bagi
yang membutuhkan.
• Mahasiswa juga dapat berperan sebagai relawan COVID-19, apabila dilaksanakan
selama 1 (satu) bulan setara dengan 4 sks pada mata kuliah profesi yang mendekati
capaian pembelajaran tersebut
APD
Pelaksanaan Praktik Lapangan
• Kegiatan pembelajaran dalam kondisi normal 100%
dilakukan di klinik atau lapangan, pada masa pandemi
dilakukan secara online 70% dan offline 30%.
• Metode pembelajaran online yang digunakan antara
lain Problem solving methods, self directed learning
dengan media pembelajaran AULA 2, zoom, google
meet, google classroom, dll.
• Pada pembelajaran yang dilakukan 30% secara offline
mengharuskan mahasiswa untuk tetap menjaga
protokol kesehatan dan menerapkann beberapa
metode yang mendukung seperti patients partners,
patients simulation and case based discussion.
• Pada pembelajaran ini, mahasiswa akan lebih aktif
dan kritis dalam mendiskusikan kasus pasien.
Ruang Rawat Inap
PENCEGAHAN & Ruang pasien Petugas Memberikan pelayanan kesehatan Masker bedah Gaun
Sarung tangan
PROTOKOL KESEHATAN kesehatan secara langsung pada pasien COVID-19 Pelindung mata (kacamata
SELAMA PRAKTIK goggle atau pelindung wajah)

Menerapkan prosedur/ tindakan yang Masker N95 atau FFP2 standar atau
setara Gaun
menimbulkan aerosol pada pasien Sarung tangan Pelindung mata
COVID-19 Apron
Petugas Masuk ke ruangan pasien COVID-19 Masker bedah Gaun
Sarung tangan pemberat Pelindung mata
kebersihan (jika berisiko terkena percikan dari bahan
organik
atau bahan kimia) Sepatu boots atau
sepatu
tertutup
Pengunjung Masuk ke ruangan pasien COVID-19 Masker bedah Gaun
Sarung tangan
Area transit Semua pekerja, Segala aktivitas yang tidak melibatkan Tidak perlu menggunakan APD
pasien lain termasuk kontak dengan pasien COVID- 19
(seperti bangsal, petugas
koridor) kesehatan
Triage Petugas Pemeriksaan awal yang tidak Menjaga jarak minimal 1 meter
Tidak perlu menggunakan APD
kesehatan memerlukan kontak langsung
Pasien dengan Semua kegiatan Menjaga jarak minimal 1 meter
Menggunakan masker bedah jika pasien
gangguan berkenan
pernapasan
Pasien tanpa Semua kegiatan Tidak perlu menggunakan APD
gangguan
pernapasan
Petugas Pengelolaan spesimen Masker bedah Gaun
Sarung tangan
laboratorium Pelindung mata (jika berisiko terjadi percikan)

Semua pekerja, Kegiatan administratif yang tidak Tidak perlu menggunakan APD
termasuk petugas melibatkan kontak dengan pasien
PENCEGAHAN Ruang Rawat Jalan
Ruang Petugas kesehatan Pemeriksaan fisik pasien Masker bedah Gaun
konsultasi dengan gangguan pernapasan Sarung tangan Pelindung mata

Petugas kesehatan Pemeriksaan fisik pasien tanpa APD sesuai dengan kewaspadaan standar dan
gangguan penilaian risiko
pernapasan
Pasien dengan Semua kegiatan Menggunakan masker bedah jika pasien berkenan
gangguan pernapasan
Pasien tanpa gangguan Semua kegiatan Tidak perlu menggunakan APD
pernapasan
Petugas kebersihan Setelah atau saat ada Masker bedah Gaun
konsultasi dengan pasien Sarung tangan pemberat Pelindung mata (jika
dengan gangguan pernapasan berisiko terkena percikan dari bahan organik
atau bahan kimia) Sepatu boots atau sepatu
tertutup
Ruang tunggu Pasien dengan gangguan Semua kegiatan Menggunakan masker bedah jika pasien berkenan
pernapasan Segera pindahkan pasien ke ruang isolasi atau
pisahkan dari yang lain; jika ini tidak
memungkinkan, pastikan jarak minimal 1 meter
dari pasien lain
Pasien tanpa Semua kegiatan Tidak perlu menggunakan APD
gangguan pernapasan
Area Semua pekerja, termasuk Kegiatan administratif Tidak perlu menggunakan APD
administrasi petugas
Triage Petugas kesehatan Pemeriksaan awal yang tidak Menjaga jarak minimal 1 meter
memerlukan kontak langsung
Tidak perlu menggunakan APD

Pasien dengan gangguan Semua kegiatan Menjaga jarak minimal 1 meter


pernapasan Menggunakan masker bedah jika pasien berkenan

Pasien tanpa gangguan Semua kegiatan Tidak perlu menggunakan APD


pernapasan
Komunitas
Rumah Pasien dengan Semua kegiatan Menjaga jarak minimal 1
PENCEGAHAN gangguan meter
pernapasan Menggunakan masker bedah
jika pasien berkenan, kecuali
saat tidur
Caregiver Memasuki kamar pasien, tetapi Masker bedah
tidak memberikan perawatan
langsung

Caregiver Memberikan perawatan Sarung tangan


langsung atau menangani tinja, Masker bedah
urin, atau limbah dari pasien Apron (jika berisiko terjadi
COVID-19 yang percikan)
dirawat di rumah

Petugas kesehatan Memberikan perawatan Masker bedah


langsung pasien COVID-19 di Gaun
Sarung tangan
rumah Pelindung mata
Area umum Orang tanpa Semua kegiatan Tidak perlu menggunakan
(seperti sekolah, gangguan APD
mall/pusat pernapasan
perbelanjaan,
stasiun kereta
api)
FILOSOFI PEMBELAJARAN KLINIK

KOMPETEN DAN PROFESIONAL

BERLANDASKAN ETIK&MORAL
MEMBANGUN
GENERASI NAKES
YANG LEBIH BAIK

PATIENT SAFETY

STANDAR KUALITAS PELAYANAN ASUHAN


21
INPUT PROSES OUPUT/ OUTCOME

❑ Kurikulum (RPK) Metode


❑ Preceptor ❑ Peningkatan
❑ Mahasiswa Kompetensi
❑ Guideline/ ▪ Kognitif
❑ Modul ▪ Afektif
❑ Wahana Klinik ▪ Psikomotor
❑ Sarana dan ❑ Profesional
Strategi dan
Prasarana
Pendekatan
CURRICULUM IN CLINICAL SETTING

KPT CURRICULUM 4,0 ERA??


REFERENSI
Doktor Doktor
(S3) Terapan Fokus pada 9
(S3)
pengembangan
dan peningkatan
Magister Magister keahlian kerja
(S2) Terapan
8
(S2) yang spesifik

Sarjana
Diploma 4 6
(S1)
(D4)

Fokus pada Diploma 3 (D3) 5


pengembangan
filosofis -
Diploma 2 (D2) 4
keilmuan
Diploma 1 (D1) 3

LEVEL
Sekolah Menegah Atas/ Kejuruan/ Madrasah Alyah KKNI
Parameter Level 5 Level 6 Level 7 Level 8 Level 9
Deskripsi D3 D4 S1 Profesi S2 S3
Mampu Mampu Mampu Mampu Mampu Mampu
menyelesaikan mengaplikasikan mengaplikasikan merencanakan mengembangkan mengembangkan
bidang keahliannya bidang keahliannya pengetahuan, pengetahuan,
pekerjaan dan mengelola
dan memanfaatkan dan memanfaatkan teknologi, dan atau teknologi, dan atau
berlingkup luas, IPTEKS pada IPTEKS pada sumber daya seni di dalam seni baru di dalam
memilih metode bidangnya dalam bidangnya dalam dibawah bidang bidang
yang sesuai dari penyelesaian penyelesaian tanggung keilmuannya atau keilmuannya atau
beragam pilihan masalah serta masalah serta jawabnya, dan praktek praktek
mampu beradaptasi mampu beradaptasi
yang sudah mengevaluasi profesionalnya profesionalnya
terhadap situasi terhadap situasi melalui riset, melalui riset,
Kemampuan di maupun belum secara
yang dihadapi yang dihadapi hingga hingga
Bidang Kerja baku dengan komprehensif menghasilkan menghasilkan
menganalisa kerjanya dengan karya inovatif dan karya
data, serta memanfaatkan teruji. kreatif, original,
mampu IPTEKS untuk dan teruji.
menunjukkan menghasilkan
kinerja dengan langkah-langkah
mutu dan pengembangan
9/24/2020
kuantitas yang strategis 26
terukur 26 organisasi. http://agusza.if.its.ac.id
Parameter Level 5 Level 6 Level 7 Level 8 Level 9
Deskripsi D3 D4 S1 Profesi S2 S3
Menguasai Menguasai konsep Menguasai konsep Mampu Mampu Mampu
konsep teoritis teoritis bidang teoritis bidang memecahkan memecahkan memecahkan
pengetahuan pengetahuan permasalahan permasalahan
bidang permasalahan
tertentu secara tertentu secara sains, teknologi, sains, teknologi,
pengetahuan umum dan konsep umum dan konsep sains, teknologi, dan atau dan atau
tertentu secara teoritis bagian teoritis bagian dan atau seni di dalam seni di dalam
umum, serta khusus dalam khusus dalam seni di dalam bidang bidang
mampu bidang bidang bidang keilmuannya keilmuannya
memformulasik pengetahuan pengetahuan
keilmuannya melalui pendekatan melalui pendekatan
tersebut secara tersebut secara inter inter,
Pengetahuan an penyelesaian melalui
mendalam, serta mendalam, serta atau multi, dan
yang dikuasai masalah pendekatan
mampu mampu multidisipliner. transdisipliner.
prosedural memformulasikan memformulasikan monodisipliner.
penyelesaian penyelesaian
masalah prosedural masalah prosedural

9/24/2020 27
27 http://agusza.if.its.ac.id
Parameter Level 5 Level 6 Level 7 Level 8 Level 9
Deskripsi D3 D4 S1 Profesi S2 S3
Mampu Mampu mengambil Mampu mengambil Mampu Mampu mengelola Mampu mengelola,
keputusan yang tepat keputusan yang tepat riset dan memimpin, dan
mengelola melakukan riset
berdasarkan analisa berdasarkan analisa pengembangan yang mengembangkan riset
kelompok kerja informasi dan data, dan informasi dan data, dan dan mengambil bermanfaat dan pengembangan
dan menyusun mampu memberikan mampu memberikan keputusan Bagi masyarakat dan yang bermanfaat bagi
laporan tertulis petunjuk dalam petunjuk dalam strategis keilmuan, serta mampu ilmu pengetahuan
memilih berbagai memilih berbagai mendapat dan kemaslahatan umat
secara alternatif solusi secara alternatif solusi secara dengan pengakuan nasional manusia, serta mampu
komprehensif; mandiri dan kelompok; mandiri dan kelompok; akuntabilitas dan dan internasional. mendapat
Bertanggung Bertanggung jawab Bertanggung jawab tanggung jawab pengakuan nasional
pada pekerjaan sendiri pada pekerjaan sendiri dan internasional.
jawab pada penuh atas semua
dan dapat diberi dan dapat diberi
Kemampuan pekerjaan sendiri tanggung tanggung aspek yang berada
Manajerial dan dapat diberi jawab atas pencapaian jawab atas pencapaian dibawah tanggung
tanggung jawab hasil kerja organisasi. hasil kerja organisasi. jawab bidang
atas pencapaian keahliannya.
hasil kerja
kelompok

9/24/2020 28
28 http://agusza.if.its.ac.id
LANGKAH MENYUSUN KURIKULUM

Menentukan
Learning
Menentukan Menentukan Menentukan
Outcome
Profil Lulusan Bahan kajian Mata Kuliah
(Capaian
Pembelajaran)

Menyusun Menentukan SKS Menentukan


Penyebaran
Struktur setiap mata bobot setiap
Softskill
Kurikulum kuliah mata kuliah

Menyusun RPS
11/08/2017 Disampaikan pada workshop Kurikulum 34
11/08/2017 Disampaikan pada workshop Kurikulum 35
36
PEMBELAJARAN KLINIK
- RENCANA PEMBELAJARAN KLINIK
- LOGBOOK KLINIK
PERMENRISTEKDIKTI NOMOR 44 TAHUN 2015, STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI
Bagian Keempat Standar Proses Pembelajaran, Pasal 12

(1)Perencanaan proses pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf b disusun untuk setiap
mata kuliah dan disajikan dalam rencana pembelajaran semester (RPS) atau istilah lain.
(2)RPS atau istilah lain ditetapkan dan dikembangkan oleh dosen secara mandiri atau bersama dalam kelompok
keahlian suatu bidang ilmu pengetahuan dan/atau teknologi dalam program studi.
(3) RPS paling sedikit memuat:
a.nama program studi, nama dan kode mata kuliah, semester, sks, nama dosen pengampu;
b.capaian pembelajaran lulusan yang dibebankan pada mata kuliah;
c.kemampuan akhir yang direncanakan pada tiap tahap pembelajaran untuk memenuhi capaian pembelajaran
lulusan;
d.bahan kajian yang terkait dengan kemampuan yang akan dicapai;
e. metode pembelajaran;
f. waktu yang disediakan untuk mencapai kemampuan pada tiap tahap pembelajaran;
g. pengalaman belajar mahasiswa yang diwujudkan dalam deskripsi tugas yang harus dikerjakan oleh mahasiswa
selama satu semester;
h. kriteria, indikator, dan bobot penilaian; dan
i. daftar referensi yang digunakan.
(4) RPS wajib ditinjau dan disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
(5) Proses pembelajaran melalui kegiatan kurikuler wajib menggunakan metode pembelajaran yang efektif sesuai
dengan karakteristik mata kuliah untuk mencapai kemampuan tertentu yang ditetapkan dalam matakuliah dalam
rangkaian pemenuhan capaian pembelajaran lulusan;
RPS - MK

Outcome Base Education (OBE)


Tuliskan bentuk,
metode
pembelajaran
dan penugasan
mhs, sesuaikan
dg Sub-CPMK.
Serta tuliskan Tuliskan
Tuliskan materi
RPS - MK
media atau bobot (%) pd
Pembelajaran
Tuliskan Tuliskan Tuliskan kriteria sumber belajar tiap jenis
dengan
kemampuan Indikator2 & bentuk digital dalam penilaian
kedalaman dan
akhir pd tiap pencapaian penilaian sesuai mode blanded sesuai dg
keluasan sesuai
tahapan belajar Sub-CPMK yg dg indikator learning (jika indikator dan
dg Sub-CPMK
(Sub-CPMK) yg dpt digunakan penilaian pd diperlukan). tingkat
[Pustaka: new
bersifat dapat sbg dasar untuk tiap tahapan [sesuaikan dg kesulitan
update ,jelas ,
diukur / menyusun belajar: besarnya sks yg pencapaian
relevan]
diamati instrument Tes/ telah Sub-CPMK
penilaian non-tes ditentukan].

Outcome Base Education (OBE)


KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR
HK.01.07/MENKES/425/2020
TENTANG STANDAR PROFESI PERAWAT
LEVEL OF ABILITY
Tingkat pencapaian kompetensi ketrampilan klinis :
1. Teori/Pengetahuan.
Mahasiswa menguasai dasar teori/pengetahuan yang meliputi prinsip, indikasi, kontra indikasi, resiko
dan komplikasi tentang suatu tindakan atau ketrampilan klinis.

2. Melihat atau Mendemonstrasikan


Mahasiswa menguasai dasar teori/pengetahuan tentang suatu tindakan atau ketrampilan klinis.dan
pernah melihat serta mampu mendemonstrasikan.

3. Melakukan atau Menerapkan Dengan Supervisi


Mahasiswa menguasai dasar teori/pengetahuan tentang suatu tindakan atau ketrampilan klinis.dan
dapat melakukan tindakan tersebut beberapa kali dengan bimbingan atau supervisi.

4. Rutin/Mandiri
Mahasiswa menguasai dasar teori/pengetahuan tentang suatu tindakan atau ketrampilan klinis.dan
berpengalaman (rutin) dalam melakukan tindakan tersebut.
SARANA PRASARANA
PEMBELAJARAN KLINIK??
 Clinical Instruction
 MENTORSHIP

 Clinical Supervision

 PRECEPTORSHIP
METODE BIMBINGAN

⚫ Conference
⚫ Case Presentation
⚫ Journal Presentation
⚫ Bedside Teaching (BST)
⚫ One Minute Preceptorship (OPM)
⚫ Case Based Learning
⚫ Meet The Expert (MTE)
⚫ Refleksi Kasus
⚫ Group Discussion
⚫ Feedback Contructive
METODE ASSESSMENT DAN EVALUATION

⚫ Mini-Clinical Exercise/Examination (Mini-CEX)


⚫ Direct Observed Prosedural Skills (DOPs)
⚫ Short Case
⚫ Long Clinical Exercise
⚫ Long-Case Examination
⚫ OSLER
⚫ O-SOCA
⚫ OSCA
⚫ OSCE
⚫ OSAT
MERANCANG SESI BIMBINGAN KLINIK

NO KEGIATAN PEMBIMBING Online/offline


KLINIK AKADEMI KLINIK&AKADEMI

1. Pre-Conference √ online
2. Post-Conference √ online
3. Bedside Teaching (BST) √ Blended
4. DOPS √ Blended
5. Mini-CEX √ Blended
6. Seminar Kasus √ online
7. Tutorial Klinik √ online
8. Refleksi Kasus √ online
9. Portofolio √ online
10. Logbook √ online
11. Long-Case Examination √ Blended
KONTRAK BELAJAR:
Aturan-aturan selama praktek&Jadwal
At
NO KEGIATAN MINGGU I MINGGU II
SENI SELASA RABU KAMIS JUMAT SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT
N

1. Hari Pertama: Se
mu
- Orientasi Ruang & Fasilitas a
- Perkenalan Team Ma
hasi
Preceptor dan lama swa
praktek
- Kontrak Aturan&Tatib
ruang
- Penjadwalan Bimbingan
- Pencapaian kompetensi
kasus
- Distribusi kasus ke klp
2. Conference (Pre-post) Semua Semua
mhs mhs

3. Bedside Teaching (BST) Rudi Anto

4. DOPS Rudi Anto Andi Rudi Anto

5. Mini-CEX Rudi Anto Andi Rudi Anto

6. Seminar Kasus Semua


mhs
PENGELOMPOKAN MAHASISWA

DAFTAR KELOMPOK ANGKATAN XXI


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS FKIK UMY
2013/2014

Ketua Kelompok Home Base RSUD :

No NIM Akademik Nama Mahasiswa NIPP No Telp DPA


1 20090320006 Siti Heti Purnamasari 32-011-09-1-2013 08562646209
A1.1
2 A1 20090320086 Hardian Prandita 32-070-09-1-2013 089646564026
3 A1.2 20090320157 Adi Wahyu Triyanto 32-115-09-1-2013 083867008003
A
4 20090320056 Hevea Nursery 32-047-09-1-2013 085252247944
A2.1
5 A2 20090320153 Dini Apresthica 32-112-09-1-2013 085251748883 Ari, Ns., M.Kep
6 A.2.2 20090320154 Dwi Novita Sari 32-113-09-1-2013 085227015179
7 B1.2 20090320059 Titok Sefriadinata 32-048-09-1-2013 087738803489
8 B1 20090320061 Anisa Prastika Masyitoh 32-049-09-1-2013 085725720977
9 B1.2 20090320120 Umu Fatimah 32-093-09-1-2013 081917622703
10 B B2.1 20090320124 Dwi Prasetya Mahardika 32-094-09-1-2013 085245415354
11 B2 20090320125 Suli Maharini 32-095-09-1-2013 085786578907
12 20090320155 Febriana 32-114-09-1-2013 081276375206
13 B2.2 20090320126 Tri Susilowati 32-096-09-1-2013 085229618009
14 20090320068 Nilam Puwaningrum 32-055-09-1-2013 085643357885
C1.1
15 C1 20090320069 Lena Pratiwi 32-056-09-1-2013 087838886508
16 C C.1.2 20090320073 Farihatun Hidayati 32-059-09-1-2013 085743239602
17 20090320074 Dedi Harsono 32-060-09-1-2013 085729802837
C2 C2.1
18 20090320075 Yunita Fatmawati 32-061-09-1-2013 085643149401 Nur ., S.Kep., Ns., M.Kep
JADWAL KEPANITERAN
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS PSIK
ANGKATAN XXI TAHUN 2013-2014
HOME BASE RSUD TNG

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
42
43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
69

TANGGAL
PERMINGGU
28 4 11 18 25 2 9 16 23 30 6 13 20 27 3 10 17 24
3 10 17 24 31 7 14 21 28 5 12 19 26 2 9 16 23 30 7 14 21 28 4 11 18 25 1
8
15 22 29 6 13 20 27 3
10 17 24 1 8 15 22 29 5 12 19 26 2 916

BULAN OKT NOVEMBER


DESEMBER JANUARI FEBRUARI
MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER JANUARI FEBRUARI

BAGIAN RUANG
KMB
Medikal Flamboyan A1 A2 B2 B1 C2 C1 D1 D2

Poli A1.1 A1.2 A2.1 A2.2 B2.1 B2.2 B1.1 B1.2 C2.1 C2.2 C1.1 C1.2 D1.1 D1.2 D2.1 D2.2

Bedah Cempaka A2 A1 B1 B2 C2 D2 D1

Poli A2.1 A2.2 A1.1 A1.2 B1.1 B1.2 B2.1 B2.2 C1.1 C1.2 C2.1 C2.2 D2.1 D2.2 D1.1 D1.2

Kamar Bedah A2.1 A2.2 A1.1 A1.2 B1.1 B1.2 B2.1 B2.2 C1.1 C1.2 C2.1 C2.2 D2.1 D2.2 D1.1 D1.2

KEP. MATERNITAS Postnatal B1 B2 A1 A2 D1 D2 C1 C2

Antenatal B1.1 B1.2 B2.1


A1. A1.2 A2.1 D1.1 D1.2 D2.1 C1.1 C1.2 C2.1

1
Intranatal B2 B1 A2 A1 D2 D1 D2 C1

KEP. ANAK Seruni B1 B2 A1 A2 D1 D2 C1 C2

Perinatologi B2 B1 A2 A1 D2 D1 C2 C1
KEPERAWATAN DASAR
ORIENTASI

KEP GADAR ICU C1 C2 D2 D1 A1 A2 B2 B1

ELEKTIF
UGD C2 C1 D1 D2 A2 A1 B1 B2

MANAJEMEN KEP. Bangsal MPKP C2 A1 D1 B1

C1 A2 D2 B2

Intensif/Emergenc
KEP. JIWA C1 C2 D1 D2 A1 A2 B1 B2

y
Bangsal Umum C2 C1 D2 D1 A2 A1 B2 B1

KEP. KELUARGA PKM KASIHAN D1 C2 B2 A1

KEP. KOMUNITAS PKM KASIHAN D2 C1 B1 A2

KEP. GERONTIK PSTW B1 A1 D1

Home visit B2 A2 D2

C2

C1
RUMAH SAKIT: IPKP

58
KLASIFIKASI RUMAH SAKIT

RS UMUM RS KHUSUS

RS UMUM KELAS A
RS KHUSUS KELAS A
RS UMUM KELAS B

RS UMUM KELAS C
RS KHUSUS KELAS B

RS UMUM KELAS D

• KELAS D
RS KHUSUS KELAS C
• KELAS D PRATAMA

BANGUNAN &
PELAYANAN SDM PERALATAN
PRASARANA PMK 56 th 2014
59
TERMINOLOGI RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DALAM
REGULASI DI INDONESIA
“Rumah sakit yang mempunyai fungsi sebagai tempat pendidikan, penelitian, dan pelayanan
kesehatan secara terpadu dalam bidang Pendidikan Kedokteran, pendidikan berkelanjutan, dan
pendidikan kesehatan lainnya secara multiprofesi”.
(UU no 20 th 2013 ttg Pendidikan Kedokteran & PP no 93 th 2015 ttg Rumah Sakit Pendidikan)

“Rumah Sakit pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 merupakan Rumah Sakit yang
menyelenggarakan pendidikan dan penelitian secara terpadu dalam bidang pendidikan profesi
kedokteran, pendidikan kedokteran berkelanjutan, dan pendidikan tenaga kesehatan lainnya “.
(psl 23 UU no 44 th 2009 ttg Rumah Sakit)

60
JENIS RS PENDIDIKAN

RS PENDIDIKAN UTAMA

RS PENDIDIKAN AFILIASI

RS PENDIDIKAN SATELIT

PP 93 TH 2015
61
INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT
(IPKP)
Standar IPKP 1
Rumah sakit menetapkan regulasi tentang persetujuan pemilik dan pengelola dalam pembuatan perjanjian kerja
sama penyelenggaraan pendidikan klinis di rumah sakit.

Standar IPKP 2
Pelaksanaan pelayanan dalam pendidikan klinis yang diselenggarakan di rumah sakit mempunyai akuntabilitas
manajemen, koordinasi, dan prosedur yang jelas.

Standar IPKP 3
Tujuan dan sasaran program pendidikan klinis di rumah sakit disesuaikan dengan jumlah staf yang memberikan
pendidikan klinis, variasi dan jumlah pasien, teknologi, serta fasilitas rumah sakit.

Standar IPKP 4
Seluruh staf yang memberikan pendidikan klinis mempunyai kompetensi sebagai pendidik klinis dan
mendapatkan kewenangan dari institusi pendidikan dan rumah sakit.

Standar IPKP 5
Rumah sakit memastikan pelaksanaan supervisi yang berlaku untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan staf klinis di
rumah sakit.

Standar IPKP 6
Pelaksanaan pendidikan klinis di rumah sakit harus mematuhi regulasi rumah sakit dan pelayanan yang
diberikan berada dalam upaya mempertahankan atau meningkatkan mutu dan keselamatan pasien.
Orientasi peserta pendidikan klinis
minimal mencakup:

a) Program rumah sakit tentang mutu dan keselamatan pasien

b) Program pengendalian infeksi

c) Program keselamatan penggunaan obat

d) Sasaran keselamatan pasien.


1. Ketetapan identifikasi pasien
2. Peningkatan Komunikasi yang efektif
3. Peningkatan Keamanan Obat yang perlu diwaspadai
4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
6. Pengurangan risiko jatuh

64
INTEGRASI STANDAR RS & PENDIDIKAN DALAM PRAKTEK KLINIS
Skema Jenjang Karir Perawat Klinik Baru

65
JENJANG KARIR PERAWAT KLINIK

66
o Patient-centered Care
o Teamwork &
Collaboration
o Evidenced-based
Practice
o Quality Improvement
o Safety**
o Informatics

This program generously funded by the Robert Wood Johnson Foundation

American Association of Colleges of Nursing. © 2009 - All Rights Reserved.


INTEGRASI RS PT DAN INSTITUSI PENDIDIKAN
DALAM PRAKTEK & PENDIDIKAN KLINIK

SPF/ KPF DEPARTEMEN


FAKULTAS/ PRODI
KEPERAWATAN

STASE PRAKTEK PROFESI

68
Sinergi yang berasal dari bahasa yunani synergo
merupakan ‘mantra’ ajaib bagi kesuksesan
sebuah perusahaan.
PRECEPTORSHIP MODEL APPROACH

Moh. Afandi, SKep.,Ns.,MAN., PhD (C)


Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
081908134304/mohafandi2003@yahoo.com
KENAPA HARUS
PRECEPTORSHIP MODEL

SIAPA YANG DISEBUT PRECEPTOR???


Why Preceptorship?

Builds one on one relationship


Improves satisfaction, retention, and orientation process
Provides bridge between theory and reality
Develops capability
Protects and ensures safety for patient, new care provider
and organization
Collects evidence of competence

72
© 2003 - 2008 Vermont Nurses In Partnership, Inc. All
DEFINING PRECEPTORSHIP

• Latin Word “ praeceptum or praecipere” : admonish or teach

• Preceptorship as “ a period of practical experience and training


for a student esspecially of medicine or nursing that is supervised
by an expert or specialist in a particular field” (AHD, 2007)

• Preceptor are specialist in their fields, disciplines, and areas of


service, clinical practice, and work performance who facilitate
successful orientation, transitions into practice, and role
competensy of students, new graduates and staff members through
formal preceptorship (Roth, 2015)
Kriteria preseptor

1. Preseptor atau mentor pada pendidikan ners ini seharusnya berpendidikan lebih tinggi
dari peserta didik (PP no. 19/2005, pasal 36 ayat 1), minimal merupakan seorang ners
tercatat (STR) / memiliki lisensi (SIP/SIK) yang berpengalaman klinik minimal 5 tahun.
2. Memiliki sertifikat kompetensi sesuai keahlian di bidangnya (PP no 19/2005 tentang
standar nasional pendidikan, pasal 31 ayat 3 dan pasal 36 ayat 1) .
3. Telah berpengalaman minimal 2 tahun berturut-turut ditempatnya bekerja dimana ybs
ditunjuk sebagai preseptor sehingga dapat membimbing peserta didik dengan baik.
4. Merupakan model peran ners yang baik dan layak dicontoh karena sikap, perilaku,
kemampuan profesionalnya diatas rata2.
5. Telah mengikuti pelatihan pendidik klinik yang memahami tentang kebutuhan
6. peserta didik akan dukungan, upaya pencapaian tujuan, perencanaan kegiatan dan cara
mengevaluasinya.
75
Preceptor characteristics:
(Wilson et al., 2009)

Charisma
Empathy
A supporting
Reference Others:
Nurturing attitude
Competence
Trustworthiness
Reflective awareness
Enthusiasm
Role modelling
Commitment
Sound clinical knowledge
Competence
Self-analysis capacity
Compassion
Interpersonal skills
Integrity
Motivational skills
Preceptor harus memiliki:
Patience
Flexibility
Enthusiasm
Caring and understanding
Organisational abilities
Critical thinking
Delegation and direction skills
Advocacy skills
Autonomy
Paket Pembelajaran
Preceptorship:

Self-directed learning
Adult Learning
Clinical Reasoning
Clinical practice focus days
Reflective practice
Shadowing
One-to-one support
The role and responsibilities of the preceptee included:

Willingness to learn
Valuing the experience of senior nurses
Active participation
Accountability for their own learning and practice
Acknowledgment of their own learning deficits
Matching preceptees with
preceptors

Matching learning styles with teaching styles


Matching of personality characteristics
Matching preceptor leadership characteristics to the preceptee learning and
Clinical experience
Commitment to the preceptorship partnership
STANDAR OF PRACTICE IN PRECEPTORING
BY AMERICAN ACADEMY FOR PRECEPTOR (2014)

1. STANDARD 1: ASSESSMENT
2. STANDARD 2: ANALISYS OF PRECEPTEES AND LEARNING NEED
3. STANDARD 3: INDENTIFICATION OF PRECEPTORSHIP GOALS AND OUTCOMES
4. STANDARD 4: PLANNING THE PRECEPTORSHIP
5. STANDARD 5: EXECUTION AND TERMINATION OF PRECEPTORSHIP
6. STANDARD 6: FEEDBACK AND EVALUATION
PRECEPTOR MODELS
1. EXPLORING PRECEPTOR MODEL
One-to-One (1:1) Preceptor Model
2. PRIMARY AND SECONDARY PRECEPTOR MODEL
Preceptor and Co-preceptor
3. TEAM PRECEPTOR MODELS
4. EMPLOYMENT PRECEPTOR MODEL
5. STUDENT PRECEPTOR MODEL
6. NOVICE-TO-EXPERT PRECEPTORING MODELS
Team Preceptor Model

Team Preceptor Model (TPM) also termed “Collaborative Preceptor Model” is well
entrenched in the nursing literature and more recently at a regulatory level
Is considered essential in any organization committed to:
✓ collaborative practice
✓ continuing competency
✓ professional role development
✓ high quality health care standards

83
Tugas pokok preseptor

Preseptor mengidentifikasi kebutuhan belajar klinik peserta didik melalui silabus / Course Study
Guide / modul praktik dari institusi pendidikan.
Cukup berpengalaman dan kompeten untuk membantu peserta didik menerapkan pengetahuan
teoritis kedalam praktik.
Memperlihatkan komitmen tinggi untuk membimbing peserta didik selama proses belajar klinik
berlangsung.
Membantu menyelesaikan masalah yang bersifat transisi peran dari peserta didik menjadi ners
kompeten yang dihadapi oleh peserta didik.
Tugas Pokok Preceptor

Bersama peserta didik memformulasikan tujuan belajar untuk menjembatani masalah transisional
tersebut diatas.
Menyelesaikan masalah, membantu membuat keputusan dan menumbuhkan akuntabilitas peserta didik
selama proses belajar.
Memfasilitasi sosialisasi profesional peserta didik kedalam peran profesi ners peserta didik.
Memberikan umpan balik secara terus menerus dan periodik pada peserta didik terkait kemajuan atau
kelemahan peserta didik selama belajar di klinik.
Berperan sebagai narasumber dalam memberikan dukungan personal dan profesional kepada peserta
didik.
Membantu peserta didik dalam mengkaji, memvalidasi, serta mencatat pencapaian kompetensi klinik
peserta didik.
Area Bimbingan Klinik

Novice
Advanced beginner
Competent
Proficient
Expert
Common mistakes

Common mistakes during clinical teaching:


◼ Misjudging the learners’ strengths and weaknesses
◼ Lack of preparation
◼ Teaching too much content
◼ Lack of purpose in the session
◼ Inflexibility with teaching strategies
◼ Selecting wrong teaching strategies
◼ Inappropriately using certain strategies
◼ Overemphasizing unusual and esoteric aspects of patients or the disease
processes

CCT/RS TMG/M.AFANDI/PSIK FK UMY 87


Models

So many…
Some are:
(1) developmental model
(2) integrated model
(3) orientation-specific model
Developmental
Continuum of Supervision

Evaluation-
Stage feedback
Transitional stage Self-supervision

Style Direct/active Collaborative Consultative

Supervisor Supervisee Peer


Integrative task maturity model
Petunjuk spesifik dari Siswa membutuhkan Siswa membutuhkan Siswa menunjukkan
Kemandirian pembimbing klinik tidak petunjuk spesifik / petunjuk umum dari performance yang efektif
mengubah demonstrasi dari pembimbing klinik untuk dengan ditunjukkan adanya
mahasiswa ketidakmampuan pembimbing klinik untuk melakukan tindakan lebih inisiatif dan membuat
penguasaan suatu skill menunjukkan penguasaan efektif perubahan bilamana perlu

M1 M2 M3 M4
Tingkat Tidak kompeten Tidak kompeten Kompeten Kompeten
kematangan Tidak percaya diri Percaya diri Tidak percaya diri Percaya diri
Tidak ada kemauan Punya kemauan Punya kemauan Punya kemauan

Gaya S1 S2 S3 S4
Preceptor Telling Selling Participating Delegating
CCT/RS TMG/M.AFANDI/PSIK FK UMY 12/08/10 92
Learning vector model
Independent
Clinical instruction

Dependent Novice Mature


Professional development
Developmental Stages

Level One - The beginning of the Journey

Level Two -Trial and Tribulations

Level Three - Challenges and Growth


Transaksi

Supervisor Supervisee

• Supervisor: kompetensi pengetahuan


• Supervisee: insight tentang dirinya
Situational leadership
(Blanchard, 1985)

• Terutama digunakan untuk membantu


mengembangkan tim
• Prinsip dasar
• Anggota mengalami tahap-tahap
belajar/perkembangan

• Tahap perkembangan ini perlu disesuaikan dengan


gaya leadership yang sesuai
Tahap perkembangan
• Komponen: Kompetensi dan Komitmen

• D1: Pemula yang antusias


• D2: Kurang mampu dan tidak bermotivasi
• D3: Mampu tetapi khawatir gagal
• D4: Mandiri dan bermotivasi
Gaya leadership
• Komponen: pengarahan dan dukungan

• S1: directing
• S2: coaching
• S3: supporting
• S4: delegating
Learning Styles

• Pragmatist

• Activist

• Reflector

• Theorist
‘SEBAIK-BAIK ORANG ADALAH YANG
PALING BANYAK MANFAATNYA BAGI
ORANG LAIN’

ALHAMDULILLAHIROBBIL’ALAMIN

Anda mungkin juga menyukai