0 ERA
PRECEPTORSHIP MODEL APPROACH
10
6 Hal Penting dalam Menerapkan E-learning
1. Dosen dan mahasiswa harus meningkatkan keterampilan internet dan
literasi computer
Zona
Merah Kab./Kota dalam
zona hijau?
Tetap Belajar dari Rumah
Ya
Peserta didik melanjutkan
Pemda atau Belajar dari Rumah secara
Kanwil/Kantor penuh.
Kemenag
Zona memberi izin?
Oranye
Ya
Satuan pendidikan penuhi
semua daftar periksa & siap
pembelajaran tatap muka?
Zona
Kuning Ya Peserta didik memulai
Orang tua setuju pembelajaran tatap muka di
untuk
pembelajaran satuan pendidikan secara
Zona tatap muka? bertahap.
Hijau
(6%)
13
Pembelajaran tatap muka pada zona hijau dilaksanakan melalui
dua fase (2/3)
Zona Pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan yang memenuhi kesiapan dilaksanakan secara bertahap, diawali
Merah dengan masa transisi selama dua bulan. Jika aman, dilanjutkan dengan masa kebiasaan baru.
Tetap Belajar dari Rumah
• Menggunakan masker kain non medis 3 lapis • Menggunakan masker kain non medis 3 lapis
atau 2 lapis yang di dalamnya diisi tisu dengan atau 2 lapis yang di dalamnya diisi tisu dengan
Zona baik serta diganti setelah digunakan selama 4 baik serta diganti setelah digunakan selama 4
Oranye Perilaku
jam/lembab. jam/lembab.
Wajib
• Cuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer • Cuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer
• Menjaga jarak minimal 1,5 meter dan tidak • Menjaga jarak minimal 1,5 meter dan tidak
melakukan kontak fisik. melakukan kontak fisik.
• Sehat dan jika mengidap comorbid, dalam kondisi • Sehat dan jika mengidap comorbid, dalam kondisi
Kondisi
Zona terkontrol terkontrol
Medis
Kuning • Tidak memiliki gejala COVID-19 termasuk pada • Tidak memiliki gejala COVID-19 termasuk pada
Warga
orang yang serumah dengan warga satuan orang yang serumah dengan warga satuan
Sekolah
pendidikan. pendidikan.
Zona
Hijau
(6%)
14
Pendidikan dan pengajaran tahap klinik
• Proses juga dilakukan pembelajaran dari rumah (study from home) dengan daring,
metode pembelajaran yang dipilih dengan memperhatikan capaian pembelajaran
yang telah ditetapkan pada setiap stase
• Metode pembelajaran:studi kasus, diskusi, video bedside teaching, membuat media
edukasi kesehatan, tutorial klinik, presentasi jurnal ilmiah dan lain lain. Setelah
masa darurat berakhir, maka waktu yang ada digunakan untuk pencapaian target
pembelajaran yang harus dilakukan dengan metode demonstrasi dan uji
keterampilan pada kasus nyata.
• Pelaksanaan pembelajaran daring dihimbau agar tidak memberatkan mahasiswa
dari sisi waktu maupun penggunaan kuota internet.
• Penghematan biaya operasional penyelenggaraan pendidikan yang diperoleh
selama dilakukan pembelajaran dari rumah (study from home), digunakan untuk
membantu mahasiswa subsidi kuota internet, bantuan logistik dan kesehatan bagi
yang membutuhkan.
• Mahasiswa juga dapat berperan sebagai relawan COVID-19, apabila dilaksanakan
selama 1 (satu) bulan setara dengan 4 sks pada mata kuliah profesi yang mendekati
capaian pembelajaran tersebut
APD
Pelaksanaan Praktik Lapangan
• Kegiatan pembelajaran dalam kondisi normal 100%
dilakukan di klinik atau lapangan, pada masa pandemi
dilakukan secara online 70% dan offline 30%.
• Metode pembelajaran online yang digunakan antara
lain Problem solving methods, self directed learning
dengan media pembelajaran AULA 2, zoom, google
meet, google classroom, dll.
• Pada pembelajaran yang dilakukan 30% secara offline
mengharuskan mahasiswa untuk tetap menjaga
protokol kesehatan dan menerapkann beberapa
metode yang mendukung seperti patients partners,
patients simulation and case based discussion.
• Pada pembelajaran ini, mahasiswa akan lebih aktif
dan kritis dalam mendiskusikan kasus pasien.
Ruang Rawat Inap
PENCEGAHAN & Ruang pasien Petugas Memberikan pelayanan kesehatan Masker bedah Gaun
Sarung tangan
PROTOKOL KESEHATAN kesehatan secara langsung pada pasien COVID-19 Pelindung mata (kacamata
SELAMA PRAKTIK goggle atau pelindung wajah)
Menerapkan prosedur/ tindakan yang Masker N95 atau FFP2 standar atau
setara Gaun
menimbulkan aerosol pada pasien Sarung tangan Pelindung mata
COVID-19 Apron
Petugas Masuk ke ruangan pasien COVID-19 Masker bedah Gaun
Sarung tangan pemberat Pelindung mata
kebersihan (jika berisiko terkena percikan dari bahan
organik
atau bahan kimia) Sepatu boots atau
sepatu
tertutup
Pengunjung Masuk ke ruangan pasien COVID-19 Masker bedah Gaun
Sarung tangan
Area transit Semua pekerja, Segala aktivitas yang tidak melibatkan Tidak perlu menggunakan APD
pasien lain termasuk kontak dengan pasien COVID- 19
(seperti bangsal, petugas
koridor) kesehatan
Triage Petugas Pemeriksaan awal yang tidak Menjaga jarak minimal 1 meter
Tidak perlu menggunakan APD
kesehatan memerlukan kontak langsung
Pasien dengan Semua kegiatan Menjaga jarak minimal 1 meter
Menggunakan masker bedah jika pasien
gangguan berkenan
pernapasan
Pasien tanpa Semua kegiatan Tidak perlu menggunakan APD
gangguan
pernapasan
Petugas Pengelolaan spesimen Masker bedah Gaun
Sarung tangan
laboratorium Pelindung mata (jika berisiko terjadi percikan)
Semua pekerja, Kegiatan administratif yang tidak Tidak perlu menggunakan APD
termasuk petugas melibatkan kontak dengan pasien
PENCEGAHAN Ruang Rawat Jalan
Ruang Petugas kesehatan Pemeriksaan fisik pasien Masker bedah Gaun
konsultasi dengan gangguan pernapasan Sarung tangan Pelindung mata
Petugas kesehatan Pemeriksaan fisik pasien tanpa APD sesuai dengan kewaspadaan standar dan
gangguan penilaian risiko
pernapasan
Pasien dengan Semua kegiatan Menggunakan masker bedah jika pasien berkenan
gangguan pernapasan
Pasien tanpa gangguan Semua kegiatan Tidak perlu menggunakan APD
pernapasan
Petugas kebersihan Setelah atau saat ada Masker bedah Gaun
konsultasi dengan pasien Sarung tangan pemberat Pelindung mata (jika
dengan gangguan pernapasan berisiko terkena percikan dari bahan organik
atau bahan kimia) Sepatu boots atau sepatu
tertutup
Ruang tunggu Pasien dengan gangguan Semua kegiatan Menggunakan masker bedah jika pasien berkenan
pernapasan Segera pindahkan pasien ke ruang isolasi atau
pisahkan dari yang lain; jika ini tidak
memungkinkan, pastikan jarak minimal 1 meter
dari pasien lain
Pasien tanpa Semua kegiatan Tidak perlu menggunakan APD
gangguan pernapasan
Area Semua pekerja, termasuk Kegiatan administratif Tidak perlu menggunakan APD
administrasi petugas
Triage Petugas kesehatan Pemeriksaan awal yang tidak Menjaga jarak minimal 1 meter
memerlukan kontak langsung
Tidak perlu menggunakan APD
BERLANDASKAN ETIK&MORAL
MEMBANGUN
GENERASI NAKES
YANG LEBIH BAIK
PATIENT SAFETY
Sarjana
Diploma 4 6
(S1)
(D4)
LEVEL
Sekolah Menegah Atas/ Kejuruan/ Madrasah Alyah KKNI
Parameter Level 5 Level 6 Level 7 Level 8 Level 9
Deskripsi D3 D4 S1 Profesi S2 S3
Mampu Mampu Mampu Mampu Mampu Mampu
menyelesaikan mengaplikasikan mengaplikasikan merencanakan mengembangkan mengembangkan
bidang keahliannya bidang keahliannya pengetahuan, pengetahuan,
pekerjaan dan mengelola
dan memanfaatkan dan memanfaatkan teknologi, dan atau teknologi, dan atau
berlingkup luas, IPTEKS pada IPTEKS pada sumber daya seni di dalam seni baru di dalam
memilih metode bidangnya dalam bidangnya dalam dibawah bidang bidang
yang sesuai dari penyelesaian penyelesaian tanggung keilmuannya atau keilmuannya atau
beragam pilihan masalah serta masalah serta jawabnya, dan praktek praktek
mampu beradaptasi mampu beradaptasi
yang sudah mengevaluasi profesionalnya profesionalnya
terhadap situasi terhadap situasi melalui riset, melalui riset,
Kemampuan di maupun belum secara
yang dihadapi yang dihadapi hingga hingga
Bidang Kerja baku dengan komprehensif menghasilkan menghasilkan
menganalisa kerjanya dengan karya inovatif dan karya
data, serta memanfaatkan teruji. kreatif, original,
mampu IPTEKS untuk dan teruji.
menunjukkan menghasilkan
kinerja dengan langkah-langkah
mutu dan pengembangan
9/24/2020
kuantitas yang strategis 26
terukur 26 organisasi. http://agusza.if.its.ac.id
Parameter Level 5 Level 6 Level 7 Level 8 Level 9
Deskripsi D3 D4 S1 Profesi S2 S3
Menguasai Menguasai konsep Menguasai konsep Mampu Mampu Mampu
konsep teoritis teoritis bidang teoritis bidang memecahkan memecahkan memecahkan
pengetahuan pengetahuan permasalahan permasalahan
bidang permasalahan
tertentu secara tertentu secara sains, teknologi, sains, teknologi,
pengetahuan umum dan konsep umum dan konsep sains, teknologi, dan atau dan atau
tertentu secara teoritis bagian teoritis bagian dan atau seni di dalam seni di dalam
umum, serta khusus dalam khusus dalam seni di dalam bidang bidang
mampu bidang bidang bidang keilmuannya keilmuannya
memformulasik pengetahuan pengetahuan
keilmuannya melalui pendekatan melalui pendekatan
tersebut secara tersebut secara inter inter,
Pengetahuan an penyelesaian melalui
mendalam, serta mendalam, serta atau multi, dan
yang dikuasai masalah pendekatan
mampu mampu multidisipliner. transdisipliner.
prosedural memformulasikan memformulasikan monodisipliner.
penyelesaian penyelesaian
masalah prosedural masalah prosedural
9/24/2020 27
27 http://agusza.if.its.ac.id
Parameter Level 5 Level 6 Level 7 Level 8 Level 9
Deskripsi D3 D4 S1 Profesi S2 S3
Mampu Mampu mengambil Mampu mengambil Mampu Mampu mengelola Mampu mengelola,
keputusan yang tepat keputusan yang tepat riset dan memimpin, dan
mengelola melakukan riset
berdasarkan analisa berdasarkan analisa pengembangan yang mengembangkan riset
kelompok kerja informasi dan data, dan informasi dan data, dan dan mengambil bermanfaat dan pengembangan
dan menyusun mampu memberikan mampu memberikan keputusan Bagi masyarakat dan yang bermanfaat bagi
laporan tertulis petunjuk dalam petunjuk dalam strategis keilmuan, serta mampu ilmu pengetahuan
memilih berbagai memilih berbagai mendapat dan kemaslahatan umat
secara alternatif solusi secara alternatif solusi secara dengan pengakuan nasional manusia, serta mampu
komprehensif; mandiri dan kelompok; mandiri dan kelompok; akuntabilitas dan dan internasional. mendapat
Bertanggung Bertanggung jawab Bertanggung jawab tanggung jawab pengakuan nasional
pada pekerjaan sendiri pada pekerjaan sendiri dan internasional.
jawab pada penuh atas semua
dan dapat diberi dan dapat diberi
Kemampuan pekerjaan sendiri tanggung tanggung aspek yang berada
Manajerial dan dapat diberi jawab atas pencapaian jawab atas pencapaian dibawah tanggung
tanggung jawab hasil kerja organisasi. hasil kerja organisasi. jawab bidang
atas pencapaian keahliannya.
hasil kerja
kelompok
9/24/2020 28
28 http://agusza.if.its.ac.id
LANGKAH MENYUSUN KURIKULUM
Menentukan
Learning
Menentukan Menentukan Menentukan
Outcome
Profil Lulusan Bahan kajian Mata Kuliah
(Capaian
Pembelajaran)
Menyusun RPS
11/08/2017 Disampaikan pada workshop Kurikulum 34
11/08/2017 Disampaikan pada workshop Kurikulum 35
36
PEMBELAJARAN KLINIK
- RENCANA PEMBELAJARAN KLINIK
- LOGBOOK KLINIK
PERMENRISTEKDIKTI NOMOR 44 TAHUN 2015, STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI
Bagian Keempat Standar Proses Pembelajaran, Pasal 12
(1)Perencanaan proses pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf b disusun untuk setiap
mata kuliah dan disajikan dalam rencana pembelajaran semester (RPS) atau istilah lain.
(2)RPS atau istilah lain ditetapkan dan dikembangkan oleh dosen secara mandiri atau bersama dalam kelompok
keahlian suatu bidang ilmu pengetahuan dan/atau teknologi dalam program studi.
(3) RPS paling sedikit memuat:
a.nama program studi, nama dan kode mata kuliah, semester, sks, nama dosen pengampu;
b.capaian pembelajaran lulusan yang dibebankan pada mata kuliah;
c.kemampuan akhir yang direncanakan pada tiap tahap pembelajaran untuk memenuhi capaian pembelajaran
lulusan;
d.bahan kajian yang terkait dengan kemampuan yang akan dicapai;
e. metode pembelajaran;
f. waktu yang disediakan untuk mencapai kemampuan pada tiap tahap pembelajaran;
g. pengalaman belajar mahasiswa yang diwujudkan dalam deskripsi tugas yang harus dikerjakan oleh mahasiswa
selama satu semester;
h. kriteria, indikator, dan bobot penilaian; dan
i. daftar referensi yang digunakan.
(4) RPS wajib ditinjau dan disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
(5) Proses pembelajaran melalui kegiatan kurikuler wajib menggunakan metode pembelajaran yang efektif sesuai
dengan karakteristik mata kuliah untuk mencapai kemampuan tertentu yang ditetapkan dalam matakuliah dalam
rangkaian pemenuhan capaian pembelajaran lulusan;
RPS - MK
4. Rutin/Mandiri
Mahasiswa menguasai dasar teori/pengetahuan tentang suatu tindakan atau ketrampilan klinis.dan
berpengalaman (rutin) dalam melakukan tindakan tersebut.
SARANA PRASARANA
PEMBELAJARAN KLINIK??
Clinical Instruction
MENTORSHIP
Clinical Supervision
PRECEPTORSHIP
METODE BIMBINGAN
⚫ Conference
⚫ Case Presentation
⚫ Journal Presentation
⚫ Bedside Teaching (BST)
⚫ One Minute Preceptorship (OPM)
⚫ Case Based Learning
⚫ Meet The Expert (MTE)
⚫ Refleksi Kasus
⚫ Group Discussion
⚫ Feedback Contructive
METODE ASSESSMENT DAN EVALUATION
1. Pre-Conference √ online
2. Post-Conference √ online
3. Bedside Teaching (BST) √ Blended
4. DOPS √ Blended
5. Mini-CEX √ Blended
6. Seminar Kasus √ online
7. Tutorial Klinik √ online
8. Refleksi Kasus √ online
9. Portofolio √ online
10. Logbook √ online
11. Long-Case Examination √ Blended
KONTRAK BELAJAR:
Aturan-aturan selama praktek&Jadwal
At
NO KEGIATAN MINGGU I MINGGU II
SENI SELASA RABU KAMIS JUMAT SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT
N
1. Hari Pertama: Se
mu
- Orientasi Ruang & Fasilitas a
- Perkenalan Team Ma
hasi
Preceptor dan lama swa
praktek
- Kontrak Aturan&Tatib
ruang
- Penjadwalan Bimbingan
- Pencapaian kompetensi
kasus
- Distribusi kasus ke klp
2. Conference (Pre-post) Semua Semua
mhs mhs
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
42
43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
69
TANGGAL
PERMINGGU
28 4 11 18 25 2 9 16 23 30 6 13 20 27 3 10 17 24
3 10 17 24 31 7 14 21 28 5 12 19 26 2 9 16 23 30 7 14 21 28 4 11 18 25 1
8
15 22 29 6 13 20 27 3
10 17 24 1 8 15 22 29 5 12 19 26 2 916
BAGIAN RUANG
KMB
Medikal Flamboyan A1 A2 B2 B1 C2 C1 D1 D2
Poli A1.1 A1.2 A2.1 A2.2 B2.1 B2.2 B1.1 B1.2 C2.1 C2.2 C1.1 C1.2 D1.1 D1.2 D2.1 D2.2
Bedah Cempaka A2 A1 B1 B2 C2 D2 D1
Poli A2.1 A2.2 A1.1 A1.2 B1.1 B1.2 B2.1 B2.2 C1.1 C1.2 C2.1 C2.2 D2.1 D2.2 D1.1 D1.2
Kamar Bedah A2.1 A2.2 A1.1 A1.2 B1.1 B1.2 B2.1 B2.2 C1.1 C1.2 C2.1 C2.2 D2.1 D2.2 D1.1 D1.2
1
Intranatal B2 B1 A2 A1 D2 D1 D2 C1
Perinatologi B2 B1 A2 A1 D2 D1 C2 C1
KEPERAWATAN DASAR
ORIENTASI
ELEKTIF
UGD C2 C1 D1 D2 A2 A1 B1 B2
C1 A2 D2 B2
Intensif/Emergenc
KEP. JIWA C1 C2 D1 D2 A1 A2 B1 B2
y
Bangsal Umum C2 C1 D2 D1 A2 A1 B2 B1
Home visit B2 A2 D2
C2
C1
RUMAH SAKIT: IPKP
58
KLASIFIKASI RUMAH SAKIT
RS UMUM RS KHUSUS
RS UMUM KELAS A
RS KHUSUS KELAS A
RS UMUM KELAS B
RS UMUM KELAS C
RS KHUSUS KELAS B
RS UMUM KELAS D
• KELAS D
RS KHUSUS KELAS C
• KELAS D PRATAMA
BANGUNAN &
PELAYANAN SDM PERALATAN
PRASARANA PMK 56 th 2014
59
TERMINOLOGI RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DALAM
REGULASI DI INDONESIA
“Rumah sakit yang mempunyai fungsi sebagai tempat pendidikan, penelitian, dan pelayanan
kesehatan secara terpadu dalam bidang Pendidikan Kedokteran, pendidikan berkelanjutan, dan
pendidikan kesehatan lainnya secara multiprofesi”.
(UU no 20 th 2013 ttg Pendidikan Kedokteran & PP no 93 th 2015 ttg Rumah Sakit Pendidikan)
“Rumah Sakit pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 merupakan Rumah Sakit yang
menyelenggarakan pendidikan dan penelitian secara terpadu dalam bidang pendidikan profesi
kedokteran, pendidikan kedokteran berkelanjutan, dan pendidikan tenaga kesehatan lainnya “.
(psl 23 UU no 44 th 2009 ttg Rumah Sakit)
60
JENIS RS PENDIDIKAN
RS PENDIDIKAN UTAMA
RS PENDIDIKAN AFILIASI
RS PENDIDIKAN SATELIT
PP 93 TH 2015
61
INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT
(IPKP)
Standar IPKP 1
Rumah sakit menetapkan regulasi tentang persetujuan pemilik dan pengelola dalam pembuatan perjanjian kerja
sama penyelenggaraan pendidikan klinis di rumah sakit.
Standar IPKP 2
Pelaksanaan pelayanan dalam pendidikan klinis yang diselenggarakan di rumah sakit mempunyai akuntabilitas
manajemen, koordinasi, dan prosedur yang jelas.
Standar IPKP 3
Tujuan dan sasaran program pendidikan klinis di rumah sakit disesuaikan dengan jumlah staf yang memberikan
pendidikan klinis, variasi dan jumlah pasien, teknologi, serta fasilitas rumah sakit.
Standar IPKP 4
Seluruh staf yang memberikan pendidikan klinis mempunyai kompetensi sebagai pendidik klinis dan
mendapatkan kewenangan dari institusi pendidikan dan rumah sakit.
Standar IPKP 5
Rumah sakit memastikan pelaksanaan supervisi yang berlaku untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan staf klinis di
rumah sakit.
Standar IPKP 6
Pelaksanaan pendidikan klinis di rumah sakit harus mematuhi regulasi rumah sakit dan pelayanan yang
diberikan berada dalam upaya mempertahankan atau meningkatkan mutu dan keselamatan pasien.
Orientasi peserta pendidikan klinis
minimal mencakup:
64
INTEGRASI STANDAR RS & PENDIDIKAN DALAM PRAKTEK KLINIS
Skema Jenjang Karir Perawat Klinik Baru
65
JENJANG KARIR PERAWAT KLINIK
66
o Patient-centered Care
o Teamwork &
Collaboration
o Evidenced-based
Practice
o Quality Improvement
o Safety**
o Informatics
68
Sinergi yang berasal dari bahasa yunani synergo
merupakan ‘mantra’ ajaib bagi kesuksesan
sebuah perusahaan.
PRECEPTORSHIP MODEL APPROACH
72
© 2003 - 2008 Vermont Nurses In Partnership, Inc. All
DEFINING PRECEPTORSHIP
1. Preseptor atau mentor pada pendidikan ners ini seharusnya berpendidikan lebih tinggi
dari peserta didik (PP no. 19/2005, pasal 36 ayat 1), minimal merupakan seorang ners
tercatat (STR) / memiliki lisensi (SIP/SIK) yang berpengalaman klinik minimal 5 tahun.
2. Memiliki sertifikat kompetensi sesuai keahlian di bidangnya (PP no 19/2005 tentang
standar nasional pendidikan, pasal 31 ayat 3 dan pasal 36 ayat 1) .
3. Telah berpengalaman minimal 2 tahun berturut-turut ditempatnya bekerja dimana ybs
ditunjuk sebagai preseptor sehingga dapat membimbing peserta didik dengan baik.
4. Merupakan model peran ners yang baik dan layak dicontoh karena sikap, perilaku,
kemampuan profesionalnya diatas rata2.
5. Telah mengikuti pelatihan pendidik klinik yang memahami tentang kebutuhan
6. peserta didik akan dukungan, upaya pencapaian tujuan, perencanaan kegiatan dan cara
mengevaluasinya.
75
Preceptor characteristics:
(Wilson et al., 2009)
Charisma
Empathy
A supporting
Reference Others:
Nurturing attitude
Competence
Trustworthiness
Reflective awareness
Enthusiasm
Role modelling
Commitment
Sound clinical knowledge
Competence
Self-analysis capacity
Compassion
Interpersonal skills
Integrity
Motivational skills
Preceptor harus memiliki:
Patience
Flexibility
Enthusiasm
Caring and understanding
Organisational abilities
Critical thinking
Delegation and direction skills
Advocacy skills
Autonomy
Paket Pembelajaran
Preceptorship:
Self-directed learning
Adult Learning
Clinical Reasoning
Clinical practice focus days
Reflective practice
Shadowing
One-to-one support
The role and responsibilities of the preceptee included:
Willingness to learn
Valuing the experience of senior nurses
Active participation
Accountability for their own learning and practice
Acknowledgment of their own learning deficits
Matching preceptees with
preceptors
1. STANDARD 1: ASSESSMENT
2. STANDARD 2: ANALISYS OF PRECEPTEES AND LEARNING NEED
3. STANDARD 3: INDENTIFICATION OF PRECEPTORSHIP GOALS AND OUTCOMES
4. STANDARD 4: PLANNING THE PRECEPTORSHIP
5. STANDARD 5: EXECUTION AND TERMINATION OF PRECEPTORSHIP
6. STANDARD 6: FEEDBACK AND EVALUATION
PRECEPTOR MODELS
1. EXPLORING PRECEPTOR MODEL
One-to-One (1:1) Preceptor Model
2. PRIMARY AND SECONDARY PRECEPTOR MODEL
Preceptor and Co-preceptor
3. TEAM PRECEPTOR MODELS
4. EMPLOYMENT PRECEPTOR MODEL
5. STUDENT PRECEPTOR MODEL
6. NOVICE-TO-EXPERT PRECEPTORING MODELS
Team Preceptor Model
Team Preceptor Model (TPM) also termed “Collaborative Preceptor Model” is well
entrenched in the nursing literature and more recently at a regulatory level
Is considered essential in any organization committed to:
✓ collaborative practice
✓ continuing competency
✓ professional role development
✓ high quality health care standards
83
Tugas pokok preseptor
Preseptor mengidentifikasi kebutuhan belajar klinik peserta didik melalui silabus / Course Study
Guide / modul praktik dari institusi pendidikan.
Cukup berpengalaman dan kompeten untuk membantu peserta didik menerapkan pengetahuan
teoritis kedalam praktik.
Memperlihatkan komitmen tinggi untuk membimbing peserta didik selama proses belajar klinik
berlangsung.
Membantu menyelesaikan masalah yang bersifat transisi peran dari peserta didik menjadi ners
kompeten yang dihadapi oleh peserta didik.
Tugas Pokok Preceptor
Bersama peserta didik memformulasikan tujuan belajar untuk menjembatani masalah transisional
tersebut diatas.
Menyelesaikan masalah, membantu membuat keputusan dan menumbuhkan akuntabilitas peserta didik
selama proses belajar.
Memfasilitasi sosialisasi profesional peserta didik kedalam peran profesi ners peserta didik.
Memberikan umpan balik secara terus menerus dan periodik pada peserta didik terkait kemajuan atau
kelemahan peserta didik selama belajar di klinik.
Berperan sebagai narasumber dalam memberikan dukungan personal dan profesional kepada peserta
didik.
Membantu peserta didik dalam mengkaji, memvalidasi, serta mencatat pencapaian kompetensi klinik
peserta didik.
Area Bimbingan Klinik
Novice
Advanced beginner
Competent
Proficient
Expert
Common mistakes
So many…
Some are:
(1) developmental model
(2) integrated model
(3) orientation-specific model
Developmental
Continuum of Supervision
Evaluation-
Stage feedback
Transitional stage Self-supervision
M1 M2 M3 M4
Tingkat Tidak kompeten Tidak kompeten Kompeten Kompeten
kematangan Tidak percaya diri Percaya diri Tidak percaya diri Percaya diri
Tidak ada kemauan Punya kemauan Punya kemauan Punya kemauan
Gaya S1 S2 S3 S4
Preceptor Telling Selling Participating Delegating
CCT/RS TMG/M.AFANDI/PSIK FK UMY 12/08/10 92
Learning vector model
Independent
Clinical instruction
Supervisor Supervisee
• S1: directing
• S2: coaching
• S3: supporting
• S4: delegating
Learning Styles
• Pragmatist
• Activist
• Reflector
• Theorist
‘SEBAIK-BAIK ORANG ADALAH YANG
PALING BANYAK MANFAATNYA BAGI
ORANG LAIN’
ALHAMDULILLAHIROBBIL’ALAMIN