Anda di halaman 1dari 46

KEBIJAKAN PENGUATAN KARAKTER

DI MASA PANDEMI

Ir. Hendarman, M.Sc., Ph.D


Kepala Pusat Penguatan Karakter
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Disampaikan dalam kegiatan “Webinar Best Practice Implementasi PPK di Masa Pandemi Covid-19 ”,
diselenggarakan oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Kalimantan Tengah, 5 November 2020

1
Hendarman 1
BUKALAH MATA

2 22
Hendarman
Ir. Hendarman, M.Sc. Ph.D
Tanjung Pinang, Bintan, Kepulauan Riau, 30 Juni 1961
PENDIDIKAN
• S3 – Curtin University of Technology, Perth Western Australia, 1999 (Science
Education)
• S2 – University of Wisconsin, Madison – USA, 1992 (CAVE/Continuing And Vocational
Education + Curriculum & Instruction)
• S1 – Institut Pertanian Bogor (IPB) – 1984 (Ilmu Tanah)
JABATAN
1. Kepala Pusat Penguatan Karakter (16 April 2020- sekarang)
2. Plt Kepala Pusat Penguatan Karakter (2 Januari – 15 April 2020)
3. Kepala Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan (PASKA) (6 Sept 2017-31 Des 2019)
4. Kepala Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan (28 Agus 2015 -5 Sep 2017)
5. Sekretaris Balitbang, Kemendikbud (2011-2013)
6. Kepala Pusat Penelitian Kebijakan, Kemdiknas (2010-2011)
7. Kepala Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi, Kemdiknas (2010-2010)
8. Direktur Kelembagaan, Ditjen Pendidikan Tinggi, Kemdiknas (2008-2010)
9. Deputy Director at SEAMEO VOCTECH-Brunei Darussalam (2003 – 2005)
33
Pusat Penguatan Karakter
Pesan buku: 087872321719 Hendarman 4
Sistematika

1) Selintas Keputusan Bersama 4 Menteri


2) Dasar Kebijakan
3) Sinergi Ekosistem Pendidikan
4) Pemanfaatan Media

5
Hendarman 5
Selintas Keputusan
Bersama Empat
Menteri

6 6
Penyesuaian Kebijakan
Pembelajaran di Masa
Pandemi COVID-19

7 Agustus 2020
1
Prinsip kebijakan pendidikan di masa pandemi COVID-19

1 Kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga


kependidikan, keluarga, dan masyarakat merupakan prioritas utama
dalam menetapkan kebijakan pembelajaran.

Tumbuh kembang peserta didik dan kondisi psikososial juga menjadi

2 pertimbangan dalam pemenuhan layanan pendidikan selama masa


pandemi COVID-19.

Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19 10


Untuk mengantisipasi konsekuensi negatif dan isu dari pembelajaran
jarak jauh, pemerintah mengimplementasikan dua kebijakan baru

Perluasan pembelajaran tatap muka untuk Kurikulum darurat (dalam kondisi khusus)
zona kuning

Pelaksanaan pembelajaran tatap muka diperbolehkan Sekolah diberi fleksibilitas untuk memilih kurikulum
untuk semua jenjang yang berada zona hijau dan zona yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran siswa.
kuning.
Modul pembelajaran dan asesmen dibuat untuk mendukung
pelaksanaan kurikulum darurat (dalam kondisi khusus).

Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19 11


Fokus kebijakan baru

Perluasan Pembelajaran Tatap Muka untuk Zona Kuning

Kurikulum Darurat (dalam Kondisi Khusus)

Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19 12


Pembelajaran tatap muka di sekolah diperbolehkan untuk zona hijau dan zona kuning

● Untuk daerah yang berada di zona oranye dan merah, tetap dilarang melakukan pembelajaran
tatap muka di satuan pendidikan. Sekolah pada zona-zona tersebut tetap melanjutkan Belajar
dari Rumah (BDR).
Revisi SKB ● Selain zona hijau, satuan pendidikan di zona kuning dapat diperbolehkan untuk melakukan
pembelajaran tatap muka dengan pertimbangan risiko kesehatan yang tidak berbeda jauh
dengan zona hijau.

● Data zonasi dilakukan per kabupaten/kota berdasarkan data satuan tugas nasional Covid-19
yang tercantum di link https://covid19.go.id/peta-risiko.
Penentuan zonasi
● Untuk pulau-pulau kecil: zonasi menggunakan zona pulau-pulau kecil berdasarkan pemetaan
satuan tugas provinsi/kabupaten/kota setempat.

57% 43%
Peserta didik masih berada di zona merah Peserta didik berada di zona hijau dan kuning
dan oranye (dalam 238 kab./kota*) (dalam 276 kab./kota*)
Sumber data: covid19.go.id tanggal 3 Agustus 2020

Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19 13


Untuk madrasah dan sekolah berasrama di zona hijau dan zona kuning,
pembukaan dilakukan secara bertahap

Revisi SKB

Kapasitas Asrama Masa Transisi (Dua Bulan Pertama) Masa Kebiasaan Baru

● Bulan I: 50%
≤ 100 peserta didik ● 100%
● Bulan II: 100%

● Bulan I: 25% ● Bulan III: 75%


> 100 peserta didik
● Bulan II: 50% ● Bulan IV: 100%

Madrasah dan sekolah berasrama pada zona hijau dan kuning dibuka secara bertahap selama masa transisi (dua bulan
pertama).

Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19 16


Seperti di perguruan tinggi, SMK di semua zona dapat melakukan pembelajaran p
menerapkan protokol kesehatan ketat

Revisi SKB

Dengan pertimbangan bahwa pembelajaran praktik adalah keahlian inti SMK, pelaksanaan pembelajaran praktik mata
pelajaran produktif bagi peserta didik SMK diperbolehkan di semua zona dengan wajib menerapkan protokol kesehatan.

Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19 17


Sama seperti SKB sebelumnya, pembelajaran tatap muka dilakukan sesuai
dengan mengikuti protokol kesehatan (1/2)
Pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan yang memenuhi kesiapan dilaksanakan secara bertahap,
diawali dengan masa transisi selama dua bulan. Jika aman, dilanjutkan dengan masa kebiasaan baru.
Zona Merah
Perihal Masa Transisi (2 bulan pertama)
Tetap BDR

Waktu Mulai Paling ● SMA, SMK, MA, MAK, SMP, MTs: paling cepat Juli 2020
Cepat bagi yang ● SD, MI, dan SLB: paling cepat Agustus 2020
Memenuhi Kesiapan ● PAUD: paling cepat Oktober 2020
Zona Oranye
Kondisi Kelas ● Pendidikan dasar dan menengah: jaga jarak min. 1,5 m dan maks.18 peserta
didik/kelas (standar 28-36 peserta didik/kelas)
● SLB: jaga jarak min. 1,5 m dan maks. 5 peserta didik/kelas (standar 5-8 peserta
didik/kelas)
● PAUD: jaga jarak min. 1,5 m dan maks. 5 peserta didik/kelas (standar 15 peserta
didik/kelas)

Zona Kuning
Jadwal Pembelajaran ● Jumlah hari dan jam belajar dengan sistem pergiliran rombongan belajar (shift)
(36%)
ditentukan oleh masing-masing satuan pendidikan sesuai dengan situasi dan
kebutuhan

Zona Hijau (7%)

Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19 18


Sama seperti SKB sebelumnya, pembelajaran tatap muka dilakukan sesuai
dengan mengikuti protokol kesehatan (1/2)
Pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan yang memenuhi kesiapan dilaksanakan secara bertahap,
diawali dengan masa transisi selama dua bulan. Jika aman, dilanjutkan dengan masa kebiasaan baru.
Zona Merah
Perihal Masa Transisi (2 bulan pertama)
Tetap BDR

Perilaku Wajib ● Menggunakan masker kain non medis 3 lapis atau 2 lapis yang di
dalamnya diisi tisu dengan baik serta diganti setelah digunakan selama 4
jam/lembab.
Zona Oranye ● Cuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer
● Menjaga jarak minimal 1,5 meter dan tidak melakukan kontak fisik.

Kondisi Medis Warga ● Sehat dan jika mengidap comorbid, dalam kondisi terkontrol
Sekolah ● Tidak memiliki gejala COVID-19 termasuk pada orang yang serumah
dengan peserta didik dan pendidik.

Kantin ● Tidak diperbolehkan

Zona Kuning Kegiatan Olahraga dan ● Tidak diperbolehkan


(36%) Ekstrakurikuler

Kegiatan Selain Kegiatan ● Tidak diperbolehkan ada kegiatan selain KBM.


Belajar Mengajar (KBM) ● Contoh yang tidak diperbolehkan: orang tua menunggui siswa di sekolah,
istirahat di luar kelas, pertemuan orangtua-murid, pengenalan lingkungan
Zona Hijau (7%) sekolah, dsb.

Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19 19


Kepala satuan pendidikan wajib melakukan pengisian daftar periksa kesiapan

Kategori Sebelumnya

1 Ketersediaan sarana sanitasi dan kebersihan:


● Toilet bersih;
● Sarana cuci tangan dengan air mengalir menggunakan sabun atau cairan pembersih tangan (hand sanitizer); dan
● Disinfektan.

2 Mampu mengakses fasilitas layanan kesehatan (puskesmas, klinik, rumah sakit, dan lainnya).

3 Kesiapan menerapkan area wajib masker kain atau masker tembus pandang bagi yang memiliki peserta didik disabilitas rungu.

4 Memiliki thermogun (pengukur suhu tubuh tembak).


Pemetaan warga satuan pendidikan yang tidak boleh melakukan kegiatan di satuan pendidikan:
5
● Memiliki kondisi medis penyerta (comorbidity) yang tidak terkontrol
● Tidak memiliki akses transportasi yang memungkinkan penerapan jaga jarak
● Memiliki riwayat perjalanan dari zona oranye dan merah atau riwayat kontak dengan orang terkonfirmasi positif COVID-19 dan
belum menyelesaikan isolasi mandiri selama 14 hari.
Membuat kesepakatan bersama komite satuan pendidikan terkait kesiapan melakukan pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan.
6
Proses pembuatan kesepakatan tetap perlu menerapkan protokol kesehatan.

Satuan pendidikan mulai melakukan persiapan walaupun daerahnya belum berada pada zona hijau atau kuning
dengan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kanwil/ Kantor Kemenag.

Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19 20


Dasar Kebijakan

22 2222
Hendarman
SDM yang unggul merupakan pelajar sepanjang hayat yang memiliki
kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
(sumber: Permendikbud Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kemendikbud)

Beriman, Bertakwa Berkebinekaan


kepada Tuhan YME, dan Global
Berakhlak Mulia

Bergotong
Mandiri
PELAJAR Royong
PANCASILA

Bernalar Kreatif
Kritis

Pengembangan SDM unggul harus bersifat holistik dan tidak terfokus kepada kemampuan kognitifsaja

Hendarman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2323


Beriman, Bertakwa kepada Pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME , dan berakhlak
Tuhan YME, dan Berakhlak mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang
Maha Esa. Ia memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan
Mulia
pemahaman tersebut dalam kehidupannya sehari-hari.
Elemen Kunci:
▪ Iman dan Takwa kepada Tuhan YME: Menerapkan pemahamannya tentang
Iman dan kualitas atau sifat-sifat Tuhan dalam kehidupan
Akhlak Takwa ▪ Akhlak pribadi: Menyadari bahwa menjaga dan merawat diri penting
bernegara kepada dilakukan bersamaan dengan menjaga dan merawat orang lain dan
Tuhan YME lingkungan sekitarnya
▪ Akhlak kepada manusia: Mengutamakan persamaan dan kemanusiaan di
Akhlak
Akhlak atas perbedaan serta menghargai perbedaan yang ada dengan orang lain
kepada
pribadi
alam ▪ Akhlak kepada alam: Menyadari pentingnya merawat lingkungan sekitarnya
sehingga dia tidak merusak atau menyalahgunakan lingkungan alam, agar
Akhlak
alam tetap layak dihuni oleh seluruh makhluk hidup saat ini maupun
kepada
manusia generasi mendatang
▪ Akhlak bernegara: Memahami serta menunaikan hak dan kewajibannya
sebagai warga negara yang baik serta menyadari perannya sebagai warga
negara
Sumber: Pusat Kurikulum dan Perbukuan (2020)

Hendarman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 24


Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan
Berkebinekaan Global tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga
menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya budaya
baru yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa.

Elemen Kunci Berkebinekaan Global:


Mengenal dan Menghargai Budaya: mengenali, mengidentifikasi, dan
mendeskripsikan berbagai macam kelompok berdasarkan perilaku, cara
komunikasi, dan budayanya, serta mendeskripsikan pembentukan identitas
Mengenal komunikasi dan dirinya dan kelompok, juga menganalisis bagaimana menjadi anggota kelompok
dan interaksi antar sosial di tingkat lokal, regional, nasional dan global.
menghargai budaya
budaya Komunikasi dan interaksi antar budaya: Pelajar Indonesia berkomunikasi
dengan budaya yang berbeda dari dirinya secara setara dengan memperhatikan,
memahami, menerima keberadaan, dan menghargai keunikan masing-masing
budaya sebagai sebuah kekayaan perspektif sehingga terbangun
Refleksi dan
tanggung jawab kesalingpahaman dan empati terhadap sesama
terhadap Refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan: secara
pengalaman reflektif memanfaatkan kesadaran dan pengalaman kebhinekaannya agar
kebinekaan terhindar dari prasangka dan stereotip terhadap budaya yang berbeda, sehingga
dapat menyelaraskan perbedaan budaya agar tercipta kehidupan yang harmonis
antar sesama; dan kemudian secara aktif-partisipatif membangun masyarakat
yang damai dan inklusif, berkeadilan sosial, serta berorientasi pada
Sumber: Pusat Kurikulum dan Perbukuan (2020) pembangunan yang berkelanjutan.

Hendarman
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 25
Gotong Royong Pelajar Indonesia memiliki kemampuan gotong-royong, yaitu
kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan
suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah
dan ringan.
Elemen Kunci Gotong Royong:

Kolaborasi: bekerja bersama dengan orang lain disertai perasaan


senang ketika berada bersama dengan orang lain dan menunjukkan
Kolaborasi Kepedulian
sikap positif terhadap orang lain.

Kepedulian: memperhatikan dan bertindak proaktif terhadap kondisi


atau keadaan di lingkungan fisik sosial.

Berbagi Berbagi: memberi dan menerima segala hal yang penting bagi
kehidupan pribadi dan bersama, serta mau dan mampu menjalani
kehidupan bersama yang mengedepankan penggunaan bersama
sumber daya dan ruang yang ada di masyarakat secara sehat.

Sumber: Pusat Kurikulum dan Perbukuan (2020)

Hendarman
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 26
Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang
Mandiri bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya.

Elemen Kunci Mandiri:

Kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi : Melakukan refleksi


terhadap kondisi dirinya dan situasi yang dihadapi dimulai dari memahami
emosi dirinya dan kelebihan serta keterbatasan dirinya, sehingga ia akan
mampu mengenali dan menyadari kebutuhan pengembangan dirinya yang
Kesadaran
sesuai dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi.
akan diri dan
Regulasi diri
situasi yang
dihadapi Regulasi diri: mampu mengatur pikiran, perasaan, dan perilaku dirinya
untuk mencapai tujuan belajarnya.

Sumber: Pusat Kurikulum dan Perbukuan (2020)

Hendarman
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 27
Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik
Bernalar Kritis kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai
informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya.
Elemen Kunci Bernalar Kritis:
Memperoleh dan memproses informasi dan gagasan: memiliki rasa
keingintahuan, mengajukan pertanyaan yang relevan, mengidentifikasi dan
mengklarifikasi gagasan dan informasi yang diperoleh, serta mengolah
Menganalisis informasi tersebut.
Memperoleh dan
memproses dan Menganalisis dan mengevaluasi penalaran: dalam pengambilan keputusan,
informasi dan mengevaluasi menggunakan nalarnya sesuai dengan kaidah sains dan logika dalam
gagasan penalaran pengambilan keputusan dan tindakan dengan melakukan analisis serta
evaluasi dari gagasan dan informasi yang ia dapatkan.
Merefleksi Merefleksi pemikiran dan proses berpikir: melakukan refleksi terhadap
Mengambil
pemikiran dan berpikir itu sendiri (metakognisi) dan berpikir mengenai bagaimana jalannya
keputusan
Merefleksi
proses berpikir
pemikiran dan proses berpikir tersebut sehingga ia sampai pada suatu simpulan.
proses berpikir
Mengambil keputusan: mengambil keputusan dengan tepat berdasarkan
informasi yang relevan dari berbagai sumber, fakta dan data yang mendukung.

Sumber: Pusat Kurikulum dan Perbukuan (2020)

Hendarman
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 28
Kreatif Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu
yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak.

Elemen Kunci Kreatif:

Menghasilkan gagasan yang orisinal: menghasilkan gagasan yang


terbentuk dari hal paling sederhana, seperti ekspresi pikiran dan/atau
perasaan, sampai dengan gagasan yang kompleks untuk kemudian
mengaplikasikan ide baru sesuai dengan konteksnya guna mengatasi
Menghasilkan persoalan dan memunculkan berbagai alternatif penyelesaian.
Menghasilkan
karya dan
gagasan yang Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal: menghasilkan karya yang
tindakan yang
orisinal didorong oleh minat dan kesukaannya pada suatu hal, emosi yang ia
orisinal
rasakan, sampai dengan mempertimbangkan dampaknya terhadap
lingkungan sekitarnya.

Sumber: Pusat Kurikulum dan Perbukuan (2020)

Hendarman
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 29
30
Hendarman 30
Sinergi Ekosistem
Pendidikan

31
Hendarman 31
KELUARGA

JALINAN KEMITRAAN
Keluarga-Sekolah-
Masyarakat

MANFAAT
PESERTA DIDIK

KEMITRAAN

MASYARAKAT SATUAN PENDIDIKAN

Hendarman 32
Hendarman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 3333
Hendarman
Sumber: Ainun Na’im (2020). Kebijakan dan Program Kemendikbud 2020-2024 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 3434
Pemanfaatan Media

35 3535
Hendarman
STRATEGI PERUBAHAN PARADIGMA DAN PERUBAHAN PERILAKU

TAHAP 2
TAHAP I (Aware)
(Understand)
TAHAP 3 (Join) TAHAP 4 (Do)
Membuat Membuat Orang Membuat Orang
Membuat Orang
Orang“Sadar” “Bergabung” “Melakukan”
“Paham”

PERUBAHAN
KAMPANYE PARADIGMA
KOMUNIKASI Dilatih Menjadi Menjadi Menjadi
Diajarkan Dibiasakan
PUBLIK Konsisten Kebiasaan Karakter Budaya PERUBAHAN
PERILAKU

KETELADANAN

Hendarman 36
INFOGRAFIS, KOMIK, VIDEO

37
Hendarman 37
38
Hendarman 38
39
Hendarman 39
39
KEMAH KARAKTER VIRTUAL

Kunjungan Museum (Virtual):


Hari Anak Nasional dan Hari Keluarga Nasional

40
Hendarman
41
Hendarman 41
Program Dongeng Domikado Program Pejuang Pancasila di Delta FM
di V Radio

Program Kompilasi Kisah


Kamu di Prambors Radio

42
Hendarman 42
PENGGUNAAN LAGU-LAGU
KEJUJURAN
AKU, KAU DAN
PERBEDAAN

INDONESIA YANG KURINDU

43 4343
Hendarman
HINDARI PERUNDUNGAN OLEH ORANG TUA

Hendarman 44
Alamat Sosmed Pusat Penguatan Karakter
(Sahabat Karakter)

Hendarman 45
TERIMA KASIH

46
Hendarman 46

Anda mungkin juga menyukai