Anda di halaman 1dari 33

MODUL FISIKA

PENDIDIKAAN VOKASI TEKNIK


MESIN
Oleh:
Herry S. Mangiri, S.T, M.Eng

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS IVET
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha sehingga penulis
dapat menyelesaikan modul yang berjudul “ Fisika”. Modul ajar ini akan digunakan bagi
seluruh mahasiswa pada Program Studi Pendidikan Vokasi Teknik Mesin yang terdiri dari
materi dan kumpulan soal- soal yang variatif. Dalam menyusun modul ini, tidak sedikit
kesulitan dan hambatan yang penulis alami, namun berkat dorongan, dukungan dan
semangat dari seluruh tim pengajar dan para mahasiswa kelas Komunikasi Bisnis, penulis
mampu menyelesaikan modul ini.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan modul ajar ini “Tak ada gading yang tak retak” sesuai
dengan peribahasa tersebut penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
“sempurna” untuk itu, penulis mengharpakan kritik dan saran demi perbaikan pembuatan
modul revisi di waktu yang akan datang. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih. Apabila
ada kesalahan kata, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga modul ajar ini
dapat bermanfaat untuk kita semua. Tuhan memberkati.
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR iii
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR LAMPIRAN v
A. Tujuan Pembelajaran 1
B. Capaian Pembelejaran Umum 1
C. Capaian Pembelajaran Khusus 2
D. Model Pembelajaran Project Based Learning 3
E. Materi Modul Pembelajaran 5
Modul 1 Materi Belajar Gaya 1
1 Rangkuman 8
2 Kegiatan Project Base Learning 16
3 Daftar Pustaka 42
Modul 2 Materi Belajar Fluida 52
1 Rangkuman 67
2 Kegiatan Project Base Learning 82
3 Daftar Pustaka 107
Modul 3 Materi Belajar Gas dan thermodinamika 120
1 Rangkuman 130
2 Kegiatan Project Base Learning 143
3 Daftar Pustaka 161
Glasorium
Indeks
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Contoh :1 pasangan gaya aksi reaksi 8


Gambar 1.2. Contoh :2 pasangan gaya aksi reaksi 9
Gambar 1.3 Benda di atas bidang datar yang licin ditarik ke
11
kiri dengan gaya F.
Gambar 2.1 Arah gaya pada permukaan sentuh fluida statis
dengan benda selalu tegak lurus permukaan 14
benda.
Gambar 2.2 Simbol g menyatakan arah gaya gravitasi bumi. Bentuk
permukaan zat cair diam selalu tegak lurus 15
arah gaya gravitasi bumi.
Gambar 2.3 Bentuk permukaan laut mengikuti bentuk bumi karena
harus tegak lurus arah gaya gravitasi bumi.
17
Arah gaya gravitasi bumi selalu menuju ke pusat bumi.

Gambar 3.1 (a) Skema percobaan Boyle. (b) Hubungan


antara volum dan tekanan gas pada suhu
19
konsntan.Tekanan gas berbanding terbalik
dengan volum.
Gambar 3.2 (a) Skema percobaan Gay-Lussac. (b)
Hubungan antara suhu dan tekanan gas pada
volum konsntan. Tekanan berbanding lurus 27
dengan suhu sebagaimana diungkapkan oleh
hukum Gay-Lussac
Gambar 3.3 a) Skema percobaan Charles. (b) Hubungan
antara suhu dan volum gas pada tekanan
31
konsntan. Volum berbanding lurus dengan suhu
sebagaimana diungkapkan oleh hokum Charles
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Sintaks Pembelajaran Berbasis Proyek Mata 11


Kuliah Fisika
Tabel 1.2 Sintaks Pembelajaran Berbasis Proyek Mata 21
Kuliah Fisika
Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran Berbasis Proyek Mata 27
Kuliah Fisika
Tabel 2.2 Sintaks Pembelajaran Berbasis Proyek Mata 29
Kuliah Fisika
Tabel 3.1 Sintaks Pembelajaran Berbasis Proyek Mata 31
Kuliah Fisika
Tabel 3.2 Sintaks Pembelajaran Berbasis Proyek Mata 33
Kuliah Fisika
A. Tujuan pembelajaran,
1. Melalui membaca, mendiskusikan, dan mempresentasikan, peserta didik dapat
mensyukuri lingkungan hidup dan sumber daya alam sebagai anugrah Tuhan
yang maha Esa yang harus dijaga keletarian dan kelangsungan hidupnya.
2. Melalui membaca, mendiskusikan, dan mempresentasikan, peserta didik dapat
menunjukkan sikap cermat dan teliti dalam menginterpretasikan pengertian
pekerjan dasar teknik otomotif. 3. Melalui membaca, mendiskusikan, dan
mempresentasikan, peserta didik dapat menjelaskan macam power tools.
3. Melalui mendengarkan dan berdiskusi siswa dapat mengetahui cara perawatan
powertools.
B. Capaian pembelajaran umum (CPL-Prodi)
1. Berkonstribusi dalam peningkatan mutu kehidupan masyarakat, berbangsa,
bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan pancasila; (S3)
2. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan,
serta pendapat atau temuan orisinal orang lain; (S5)
3. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya
secara mandiri; (S9)
4. Mampu memecahkan masalah pekerjaan dengan sifat dan konteks yang sesuai
dengan bidang keahlian didasarkan pada pemikiran logis, inovatif, dan
bertanggungjawab; (KU2)
5. Mampu menyusun laporan hasil dan proses kerja secara akurat dan sahih serta
mengkomunikasikan secara efektif kepada pihak lain; (KU4)
6. Mampu bekerja sama, berkomunikasi, dan berinovatif dalam pekerjaannya; (KU5)
7. Mampu menguasai dasar-dasar ilmu rekayasa teknik otomotif dengan
membangkan konsep keilmuan mekanika gerak kendaraan; (KK3)
8. Mampu memformulasikan dasar-dasar pemecahan masalah dalam bidang teknik
otomotif menggunakan keterampilan simulasi dan komputasi otomotif, pengujian
kendaraan, perawatan kendaraan dan sistem ototronik; (KK4)
9. Menguasai dasar-dasar ilmu rekayasa teknik otomotif dengan mengembangkan
konsep keilmuan mekanika gerak kendaraan; (PP3)
10. Memformulasikan dasar-dasar pemecahan masalah dalam bidang teknik otomotif
menggunakan keterampilan simulasi dan komputasi otomotif, pengujian
kendaraan, perawatan kendaraan dan sistem ototronik; (PP4)
C. Capaian Pembelajaran Khusus (CPMK)
1. menghitung nilai ketidakpastian pengukuran alat ukur jangka sorong dan
mikrometer sekrup;
2. membuktikan kembali hukum Newton II secara empiris;
3. membuktikan kembali hukum kekekalan momentum secara empiris;
4. menghitung nilai resultan gaya untuk dua dan tiga buah secara praktik, grafis,
dan analitis;
5. menghitung hukum Newton III secara praktik, grafis, dan analitis; 2
6. menghitung nilai koefisien gesekan statik untuk bidang datar dan bidang miring
secara empiris; 7. menghitung nilai karakteristik mesin sederhana secara
empiris;
7. menghitung nilai panas jenis zat cair dan padat secara empiris;
8. menghitung nilai panas laten peleburan es dan panas laten penguapan air
secara empiris;
9. menghitung masa jenis dan masa jenis relatif zat cair secara empiris;
10. membuktikan bahwa kecepatan alir berbanding terbalik dengan luas
penampang secara empiris;
D. Model Pembelajaran (PjBL)
Tabel 1. Sintaks Pembelajaran Berbasis Proyek Mata Kuliah Fisika

Aktifitas
No Sintaks
Dosen Mahasiswa

1 Start With the Menstimulus mahasiswa Maahasiswa


Essensial dengan memberikan merumuskan
Question contoh atau memberikan permasalahan
pertanyaan dengan mengajukan
pertanyaan
2 Design a Plan Meminta mahasiswa Mahasiswa membuat
for The untuk merancang proyek rancangan lengkap
Project tentang desain kelistrikan yang meliputi latar
otomotif belakang, tujuan, alat
dan bahan, serta
cara kerja
3 Create the Meminta mahasiswa Mahasiswa
scedule untuk mennetukan jadwal menyusun jadwal
dan pembagian kegiatanserta
tugas kerjanya pembagian tugas
4 Monitoring the Memonitor dan Melaksanakan
Students and mengobservasi proyek yang
the Progress of kegiatan mahasiswa sudah di rancang dan
the Project membuat dokumntasi
5 Assess The Menilai tampilan produk Merepresentasikan
Outcome dan uji coba produk hasil kegiatan
dan menyajikan
produk
6 Evaluate The Memberikan evaluasi dan Memperbaiki
Experiences masukan hasil dan kekurangan dan
proses pembelajaran menyempunakan
mahasiswa proyek
berikutnya.

E. Materi
KEGIATAN BELAJAR 1
GAYA

1.1. Hukum Newton tentang Gerak


Benda di alam bergerak, diam dan sebagainya tidak terjadi secara tiba-tiba. Ada
penyebab sehingga gerak tersebut terjadi dan proses gerakpun tidak terjadi secara bebas.
Benda selalu bergerak mengikuti aturan yang sudah pasti. Benda yang dilepas dari
ketinggian tertentu pasti bergerak jatuh kalau tidak ada dorongan lain yang membelokkan
arah gerak. Benda yang dilempar dalam arah horizontal selalu berberak melengkung ke
bawah.
Paku yang didekatkan ke magnet akan ditarik ke arah magnet. Bumi selalu bergerak
mengelilingi matahari pada orbit yang sudah tertentu. Dengan kata lain gerak benda
umumnya bersifat determinsitik, artinya dapat diramalkan di mana lintasan yang akan
diambil, ke mana arah kecepatan pada tiap titik di lintasan tersebut, dan berapa
percepatan tiap saat. Jika saat ini sebuah benda didorong dengan kekuatan tertentu ke
arah tertentu maka benda akan bergerak dalam satu lintasan.
Jika besok benda yang sama didorong dengan kekuatan yang sama dan dalam arah
yang sama maka benda menempuh lintasan yang persis sama dengan lintsan yang
kemarin, kecuali ada pengganggu lain yang berpengaruh. Dengan sifat yang deterministik
tersebut tentu ada hukum yang menjelaskan sifat-sifat gerak benda tersebut. Dengan
hukum tersebut kita dapat memperdiksi ke mana benda akan bergerak jika diberikan
dorongan tertentu. Hukum apakah itu?
Newton merumuskan hukum-hukum gerak yang sangat luar biasa. Newton
menemukan bahwa semua persoalah gerak di alam semesta dapat diterangkan dengan
hanya tiga hukum yang sederhana. Karya besar Newton termuat dalam bukunya yang
sangat termashyur, Philosophiae Naturalis Principia Mathematica (Gambar 4.1). Pada bab
ini fokus pembahasan kita adalah aplikasi tiga hukum Newton tersebut.

1.2. Hukum I Newton


Semua benda cenderung mempertahankan keadaannya: benda yang diam tetap
diam dan benda yang bergerak, tetap bergerak dengan kecepatan konstant. Hukum I
Newton mendefinsikan adanya sifat kelembaman benda, yaitu keberadaan besaran yang
dinamai massa. Karena sifat kelembaman ini maka benda cenderung mempertahankan
keadaan geraknya. Keadaan gerak direpresentasikan oleh kecepatan. Jadi, sifat
kelembaman mengukur kecenderungan benda mempertahankan kecepatannya. Makin
besar kelembaman yang dimiliki benda maka makin kuat benda mempertahankan sifat
kelembamannya. Atau diperlukan pengganggu yang lebih besar untuk mengubah kecepatan
benda. Makin besar massa maka benda makin lembam. Itulah penyebabnya bahwa kita sangat
sulit mendorong benda yang memiliki massa lebih besar darimapa benda yang memiliki massa
lebih kecil.

1.3. Hukum II Newton


Hukum I Newton baru mendefinisikan besaran yang bernama massa, tetapi belum
membahas penyebab benda bergerak atau berhenti. Hukum II Newton menjelaskan
perubahan keadaan gerak benda. Hukum ini menyatakan bahwa benda dapat diubah
keadaan geraknya jika pada benda bekerja gaya. Gaya yang bekerja berkaitan langsung
dengan perubahan keadaan gerak benda. Besarnya perubahan keadaan gerak sama
dengan gaya yang diberikan kepada benda, atau:

Besaran apakah yang didefinisikan sebagai keadaan gerak? Yang paling tepat
mendefinisikan keadaan gerak adalah perkalian massa dan kecepatan, mv  . Alasan
pengambilan definisi ini adalah: (1) makin besar massa maka makin sulit mengubah
keadaan gerak benda dan (2) makin besar gaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan
perubahan kecepatan yang besar pada benda. Dengan demikian keadaan gerak benda
sebanding dengan perkalian massa dan kecepatan. Perkalian massa dan kecepatan kita
definisikan sebagai momentum. Akhirnya, secara matematik hukum II Newton dapat
ditulis sebagai:
Berdasarkan hukum II Newton maka gaya total yang bekerja pada benda sama
dengan perubahan momentum per satuan waktu (laju perubahan momentum).

Persamaan diatas berlaku umum untuk keadaan apa pun, termasuk jika benda
mengalami perubahan massa selama bergerak. Contoh benda yang mengalami
perubahan massa saat bergerak adalah roket. Selama bergerak roket membakar bahan
bakar yang dibawanya dalam jumlah yang sangat besar sehingga massanya berkurang
secara signifikan tiap detik.

1.4. Hukum III Newton


Hukum ini mengungkapkan keberadaan gaya reaksi yang sama besar dengan gaya
aksi, tetapi berlawanan arah. Jika benda pertama melakukan gaya pada benda kedua
(gaya aksi), maka benda kedua melakukan gaya yang sama besar pada benda pertama
tetapi arahnya berlawanan (gaya reaksi) Jika kamu mendorong dinding dengan tangan,
maka pada saat bersamaan dinding mendorong tanganmu dengan gaya yang sama tetapi
berlawanan arah (Gambar 1.1). Bumi menarik tubuh kamu dengan gaya yang sama
dengan berat tubuhmu, maka pada saat bersamaan tubuh kamu juga menarik bumi
dengan gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah seperti gambar di bawah ini:

Gambar 1.1 Contoh 1: pasangan gaya aksi reaksi.


Gambar 1.2. Contoh 2: pasangan gaya aksi reaksi.

Setiap ada gaya aksi maka selalu ada gaya reaksi yang sama besar tetapi
berlawanan arah. Tetapi perlu diingat bahwa gaya aksi dan reaksi tidak bekerja pada
benda yang sama. Gaya aksi dan reaksi bekerja pada benda yang berbeda sehingga
tidak saling meniadakan. Saat mendorong tembok gaya aksi adalah gaya oleh tangan
pada tembok sedangkan gaya reaksi adalah gaya oleh tembok pada tangan.

Gambar 1.3. Benda di atas bidang datar yang licin ditarik ke kiri dengan gaya F.
Gambar 1.4 Diagram gaya bebas pada sistem dalam Gambar 1.3 W adalah berat
penumpang dan mobil, N adalah gaya tahan oleh lantai pada roda mobil, dan T adalah
gaya tarik oleh tali.

1. Rangkuman,
Newton merumuskan hukum-hukum gerak yang sangat luar biasa. Newton
menemukan bahwa semua persoalah gerak di alam semesta dapat diterangkan
dengan hanya tiga hukum yang sederhana. Karya besar Newton termuat dalam
bukunya yang sangat termashyur.
Jika sistem kita hanya mobil, sedangkan penumpang di dalamnya tidak merupakan
bagian sistem maka gaya yang bekerja pada sistem menjadi sebagai berikut
 Gaya berat mainan saja yang arahnya ke bawah
 Gaya penahan yang dilakukan oleh lantai pada roda mainan yang arahnya ke
atas, tegak lurus lantai. Gaya ini disebut gaya normal.
 Gaya tekan oleh badan penumpang ke arah bawah. Besar gaya ini sama
dengan berat penumpang
 Gaya tarikan tali yang arahnya ke kiri
 Gaya gesekan oleh pantat penumpang yang bersentuhan langsung dengan
kursi mainan.
2. Kegiatan Proyek Minggu 1 – 5
Pertanyaan : Pembuktian Hukum Nuwton 1, 2 dan 3 dengan peralatan-peralatan
yang ada di sekitar anda.

PENILAIAN
AKTIFITAS
NO SINTAKS WAKTU
MAHASISWA S KU KK P

1 Start With the Pelaporan


Essensial Perumusan Minggu ke 1
Question Masalah
2 Design a Plan for Pelaporan
The pelaksanaan
Minggu ke 2
Project perencanaan
proyek
3 Create the Pelaporan
scedule penyusunan Minggu ke 3
jadwal kegiatan
4 Monitoring the Pelaksanaan
Students and Proyek Minggu ke 4
the Progress of
the Project
5 Assess The Menampilkan
Outcome Hasil Atau Minggu ke 5
Produk
6 Evaluate The Minggu ke 6
Experiences

3. Pustaka
 Abdullah, Mikrajudin. (2016). Fisika Dasari 1. Bandung: ITB. Agenchale, R (2004). The
Meaning of Scientific Literacy. International Journal of Environmental & Science Education
Vol. 4, No. 3.
 Arikunto, Suharsimi. (2007). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta :
Jakarta.
 Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta :
Jakarta.
 Asyhari, A., & Hartati, R. (2015). Profil Peningkatan Kemampuan Literasi Sains Siswa
Melalui Pembelajaran Saintifik. Jurnal Pendidikan Fisika Al-Biruni Vol. 4 No. 2.
 Danim, Sudarwan. (2010). Pengantar Kependidikan. Bandung : Alfabeta.
 Dewi, P. S., & Rochintaniawati, D. (2016). Kemampuan Proses Sains Siswa Melalui
Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran IPA Terpadu Pada tema Global Warming. Jurnal
UIN Jakarta Vol. 8 No. 1.
 Diana, S., Rachmatulloh, A., & Rahmawati, E. S. (2015). Profil Kemampuan Literasi Sains
Siswa SMA Berdasarkan Instrumen Scientific Literacy Assesments ( SLA ) High School
Students ’ Scientific Literacy Profile Based on Scientific Literacy Assessments ( SLA ).
 Jurnal Universitas Pendidikan Indonesia. Finawan, A., & Mardiyanto, A. (2011).
Pengukuran Debit Air Berbasis Mikrokontroler At89S51. Jurnal Politeknik Negeri
Lhoksemawe Vol. 8.
 Hernandez, Martinez, K., & Irene, K. and. (2015). Perspectives on Science Literacy: A
comparative study of United States and Kenya.
 Journal of Educational Research International. Kemendikbud. (2016). Jendela pendidikan
dan kebudayaan. Jakarta: Media Komunikasi dan Inspirasi.
 Kurnia, F., Zulherman, & Fathurohman, A. (2014). Analisis Bahan Ajar Fisika SMA Kelas XI
di Kecamatan Indralaya Utara Berdasarkan Kategori Literasi Sains.
 Jurnal Prodi Pendidikan Fisika Universitas Sriwijaya Vol. 1 No. 1. Lim, S. (2013).
Implementasi Energi Potensial pada percoban Sederhana Menggunakan Media
Sederhana. Jurnal Universitas Internasional Batam

KEGIATAN BELAJAR 2
FLUIDA

Zat di alam dikelompokkan dalam tiga wujud utama, yaitu zat padat, zat cair, dan
gas. Zat cair dan gas memiliki satu kesamaan yaitu tidak memiliki bentuk yang tetap.
Bentuk zat cair dan gas mengikuti bentuk wadah. Zat cair dan gas mudah ditembus atau
dibagi-bagi. Hal ini disebabkan gaya tarik antar atom atau molekul penyusun zat cair dan
gas jauh lebih lemah daripada gaya tarik antar atom penyusun zat padat. Dan salah satu
sifat yang sering kita amati adalah zat cair dan gas dapat mengalir.
Zat dengan sifat yang dapat mengalir tersebut kita namakan fluida. Pada bab ini kita
akan membahas sejumlah sifat yang dimiliki oleh fluida yang diam (fluida statis) maupun
sifat-sifat fluida yang mengalir (fluida dinamis). Sifat-sifat tersebut sangat penting untuk
dipahami karena memiliki banyak aplikasi dalam kehidupan kita, baik dalam bentuk
teknologi sederhana maupun teknologi canggih. Jika kita tidak memahami sifat fluida
maka tidak mungkin manusia membuat kapal termasuk kapal tanker raksasa, kapal
selam, balon udara, pesawat terbang, helikopter, pesawat ulang-alik, dan sebagainya.

2.1 Arah Gaya


Pada bidang persentuhan antara fluida statis dengan benda maka fluida selalu
melakukan gaya dorong pada benda. Salah satu sifat yang menarik adalah arah gaya
dorong oleh fluida selalu tegak lurus bidang sentuh dengan benda (Gambar 2.1).

Sifat ini tidak dipenuhi oleh fluida yang menganlir. Fluida yang mengalir dapat
melakukan gaya gesekan dengan bidang kontak dengan benda lain. Sebagai contoh,
untuk membersihkan bagian dalam benda maka kita masukkan air ke dalam benda lalu air
diputar dalam arah menyinggung permukaan benda. Pipa yang tersumbat dapat
dibersihkan dengan memberikan aliran air cukup kencang sepanjang pipa. Gaya yang
dilakukan fluida searah pipa dapat melepas sumbatan pada pipa.
Gambar 2.1. Arah gaya pada permukaan sentuh fluida statis dengan benda selalu
tegak lurus permukaan benda.

2.2 Bentuk Permukaan Fluida Statis


Bagaimana bentuk permukaan fluida, khususnya zat cair? Sifat yang menarik
adalah: di bawah pengaruh gaya grvaitasi Bumi bentuk permukaan zat cair statis selalu
tegak lurus gaya gravitasi bumi. Karena gaya gravitasi bumi di suatu tempat arahnya ke
bawah maka permukaan zat cair statis selalu berbentuk bidang horisontal (Gambar 2.2).
Jika zat cair tidak statis, maka bentuk permukaan bisa sembarang. Contohnya permukaan
zat cair yang sedang bergelombang memiliki bentuk yang tidak tegak lurus arah gaya
gravitasi bumi.

Gambar 2.2 Simbol g menyatakan arah gaya gravitasi bumi. Bentuk permukaan zat cair
diam selalu tegak lurus arah gaya gravitasi bumi.

Sebagian besar permukaan bumi ditutupi laut.Karena berada di bawah pengaruh


gravitasi bumi maka permukaan air laut tegak lurus gaya gravitasi bumi. Arah gaya
gravitasi bumi di berbagai tempat selalu menuju ke pusat bumi. Dengan demikian,
permukaan air laut tegak lurus jari-jari bumi, atau sesuai dengan permukaan bola bumi
(Gambar 2.3). Mengapa permukaan fluida selalu tegak lurus gaya tarik bumi?
Karena fluida tidak sanggup menahan gaya yang arahnya sejajar permukaan (arah
tangensial). Jika permukaan fluida statis tidak tegak lurus gaya gravitasi bumi maka ada
komponen gaya gravitasi bumi yang sejajar permukaan fluida. Komponen ini menarik
fluida dalam arah sejajar permukaan sehingga fluida mengalir. Ini bertantangan dengan
asumsi bahwa fluida adalah statis.
Dengan demikian, agar tidak terjadi aliran maka permukaan fluida harus tegak lurus
gaya gravitasi bumi. Jika awalnya permukaan fluida tidak tegak lurus gaya gravitasi bumi
maka fulida akan mengalir hingga permukaannya tegak lurus gaya gravitasi bumi. Kondisi
berbeda terjadi pada fluida yang mengalir. Permukaan fluida tidak harus tegak lurus gaya
gravitasi bumi. Contohnya adalah air yang mengalir turun bidang miring. Permukaan air
tidak tegak lurus gaya gravitasi bumi. Air dalam botol lalu dikocok juga memiliki
permukaan yang tidak tegak lurus gaya gravitasi bumi. Aie geriak atau gelombang bukan
fluida static sehingga permukaannya tidak perlu tegak lurus gaya gravitasi bumi.

Gambar 2.3. Bentuk permukaan laut mengikuti bentuk bumi karena harus tegak lurus
arah gaya gravitasi bumi. Arah gaya gravitasi bumi selalu menuju ke pusat bumi.

1. Rangkuman,
Fluida dengan volume satu gelas, satu ember, bahkan satu kolam dapat ditentukan
massa jenisnya Namun, jika volume fluida sangat besar, misalnya dam, lautan, atau
atmosfer maka massa jenis fluida tidak sama di setiap tempat. Contohnya, pada lautan
massa jenis makin besar jika masuk makin ke dalam. Pada atmsofer massa jenis makin
kecil jika makin jauh dari permukaan bumi. Oleh karena itu, definisi umum massa jenis
fluida adalah:

Fluida dengan volume satu gelas, satu ember, bahkan satu kolam dapat ditentukan
massa jenisnya Namun, jika volume fluida sangat besar, misalnya dam, lautan, atau
atmosfer maka massa jenis fluida tidak sama di setiap tempat. Contohnya, pada lautan
massa jenis makin besar jika masuk makin ke dalam. Pada atmsofer massa jenis makin
kecil jika makin jauh dari permukaan bumi. Oleh karena itu, definisi umum massa jenis
fluida adalah:

2. Kegiatan Proyek Minggu 6 – 11


Pertanyaan : Pembuktian tentang Fluida dengan peralatan-peralatan yang ada
di sekitar anda.

PENILAIAN
AKTIFITAS
NO SINTAKS WAKTU
MAHASISWA S KU KK P

1 Start With the Pelaporan


Essensial Perumusan Minggu ke 6
Question Masalah
2 Design a Plan for Pelaporan
The pelaksanaan
Minggu ke 7
Project perencanaan
proyek
3 Create the Pelaporan
scedule penyusunan Minggu ke 8
jadwal kegiatan
4 Monitoring the Pelaksanaan
Students and Proyek Minggu ke 9
the Progress of
the Project
5 Assess The Menampilkan
Outcome Hasil Atau Minggu ke 10
Produk
6 Evaluate The Minggu ke 11
Experiences

3. Pustaka
 Abdullah, Mikrajudin. (2016). Fisika Dasari 1. Bandung: ITB. Agenchale, R (2004). The
Meaning of Scientific Literacy. International Journal of Environmental & Science Education
Vol. 4, No. 3.
 Arikunto, Suharsimi. (2007). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta :
Jakarta.
 Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta :
Jakarta.
 Asyhari, A., & Hartati, R. (2015). Profil Peningkatan Kemampuan Literasi Sains Siswa
Melalui Pembelajaran Saintifik. Jurnal Pendidikan Fisika Al-Biruni Vol. 4 No. 2.
 Danim, Sudarwan. (2010). Pengantar Kependidikan. Bandung : Alfabeta.
 Dewi, P. S., & Rochintaniawati, D. (2016). Kemampuan Proses Sains Siswa Melalui
Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran IPA Terpadu Pada tema Global Warming. Jurnal
UIN Jakarta Vol. 8 No. 1.
 Diana, S., Rachmatulloh, A., & Rahmawati, E. S. (2015). Profil Kemampuan Literasi Sains
Siswa SMA Berdasarkan Instrumen Scientific Literacy Assesments ( SLA ) High School
Students ’ Scientific Literacy Profile Based on Scientific Literacy Assessments ( SLA ).
 Jurnal Universitas Pendidikan Indonesia. Finawan, A., & Mardiyanto, A. (2011).
Pengukuran Debit Air Berbasis Mikrokontroler At89S51. Jurnal Politeknik Negeri
Lhoksemawe Vol. 8.
 Hernandez, Martinez, K., & Irene, K. and. (2015). Perspectives on Science Literacy: A
comparative study of United States and Kenya.
 Journal of Educational Research International. Kemendikbud. (2016). Jendela pendidikan
dan kebudayaan. Jakarta: Media Komunikasi dan Inspirasi.
 Kurnia, F., Zulherman, & Fathurohman, A. (2014). Analisis Bahan Ajar Fisika SMA Kelas XI
di Kecamatan Indralaya Utara Berdasarkan Kategori Literasi Sains.
 Jurnal Prodi Pendidikan Fisika Universitas Sriwijaya Vol. 1 No. 1. Lim, S. (2013).
Implementasi Energi Potensial pada percoban Sederhana Menggunakan Media
Sederhana. Jurnal Universitas Internasional Batam
KEGIATAN BELAJAR 3
GAS DAN THERMODINAMIKA

Sifat-sifat gas telah menarik minat peneliti sejak jaman dahulu. Hal ini mendorong
mereka untuk menyelidiki sifat-sifat tersebut secara ilmiah. Kita mengenal ilmuwan-
ilmuwan yang memulai kajian ilmiah sifat-sifat gas seperti Robert Boyle (1697-1691),
Jacques Charles (1746-1823), dan Joseph Gay-Lussac (1778-1850). Sehingga hukum-
hukum gas diberi nama sesuai dengan nama mereka sebagai penghargaan. Pada bab ini
kita akan mempelajari hukum-hukum gas yang ditemukan secara empirik (eksperimen)
dan teori kinetik gas yang merupakan penerapan hukum dinamika Newton pada molekul-
molekul gas serta aplikasinya dalam termodinamika.

3.1 Gas Ideal


Gas yang akan kita bahas di sini adalah gas ideal. Gas ideal sebenarnya tidak ada
di alam. Gas ideal merupakan penyederhanaan atau idealisasi dari gas yang sebenarnya
(gas nyata) dengan membuang sifat-sifat yang tidak terlalu signifikan sehingga
memudahkan analisis.Namun orang dapat menciptakan kondisi sehingga gas nyata
memiliki sifat-sifat yang mendekati sifat-sifat gas ideal. Beberapa sifat gas ideal sebagai
berikut.

Sifat 1: Tidak ada interaksi antar molekul-molekul gas

Antar molekul gas tidak ada gaya tarik-menarik atau tolak-menolak meskipun jarak antar
molekul sangat dekat. Interaksi yang terjadi antar molekul gas hanyalah tumbukan antar
molekul yang sifatnya elastik sempurna. Setelah tumbukan tidak terjadi perubahan energy
kinetik total molekul. Sebaliknya pada gas nyata ada tarikan antar molekul-molekulnya jika
jarak antar molekul sangat dekat. Gaya Tarik menarik inilah yang menyebabkan gas dapat
mencair. Sedangkan gas ideal tidak dapat mencair.
Gas nyata mendekati sifat gas ideal jika jarak rata-rata antar molekul sangat jauh
sehingga gaya tarik antar molekul dapat dianggap nol. Jarak antar molekul yang besar
dapat dicapai dengan memperkecil tekanan gas dan meperbesar suhunya (jauh di atas
titik didih).

Sifat 2: Molekul-molekul gas dapat dipandang sebagai partikel-partikel yang


ukurannya dapat diabaikan (dapat dianggap nol).

Dengan anggapan ini ruang yang ditempati gas ideal dapat dianggap semuanya
ruang kosong karena volume total semua partikel gas dapat dianggap nol. Kondisi ini juga
dapat didekati oleh gas nyata pada tekanan rendah dan suhu tinggi di mana jarak rata-
rata antar molekul jauh lebih besar daripada diameter molekul gas.

Sifat 3: Dalam satu wadah partikel gas bergerak secara acak ke segala arah.
Tumbukan antar molekul gas maupun tumbukan antar molekul gas dengan dinding
wadah bersifat elastik sempurna sehingga energi kinetik total molekul-molekul gas
selalu tetap.

Setelah mendefinisikan sifat-sifat yang dimiliki gas ideal, mari kita membahas sifat-
sifat makroskopik gas tersebut. Sifat makroskopik gas ideal diawali dengan kajian
eksperimen. Dari kajian tersebut dibangunlah rumus empiris yaitu rumus yang diduga
memenuhi data-data pengamatan. Kemudian para fisikan membangun landasan teoretik
mengapa sifat-sifat gas ideal seperti apa yang diamati (diukur).

3.2 Hukum Boyle


Robert Boyle mengukur sifat-sifat gas dalam keadaan yang mendekati keadaan gas
ideal. Boyle mencapai kesimpulan bahwa : Pada suhu tetap maka volume gas
berbanding terbalik dengan tekanannya.
Gambar 3.1 (a) Skema percobaan Boyle. (b) Hubungan antara volum dan tekanan gas
pada suhu konsntan.Tekanan gas berbanding terbalik dengan volum.

3.3 Hukum Gay-Lussac


Gay-Lussac mengamati perubahan tekanan gas jika suhunya diubah-ubah dengan
mempertahankan volume gas agar tetap. Gay-Lussac mendapatkan kesimpulan Pada
volume tetap, tekanan gas berbanding lurus dengan suhunya

Gambar 3.2 (a) Skema percobaan Gay-Lussac. (b) Hubungan antara suhu dan tekanan
gas pada volum konsntan. Tekanan berbanding lurus dengan suhu sebagaimana
diungkapkan oleh hukum Gay-Lussac.

3.4 Hukum Charles


Charles mengamati sifat gas yang mendekati sifat gas ideal pada tekanan tetap. Ia
mengamati perubahan volum gas pada berbgai suhu. Charles sampai pada kesimpulan
bahwa Jika tekanan gas dipertahankan konstant maka volum gas berbanding
terbalik dengan suhunya

Gambar 3.3 (a) Skema percobaan Charles. (b) Hubungan antara suhu dan volum gas
pada tekanan konsntan. Volum berbanding lurus dengan suhu sebagaimana diungkapkan
oleh hokum Charles.

1. Rangkuman,
Gas yang akan kita bahas di sini adalah gas ideal. Gas ideal sebenarnya tidak ada
di alam. Gas ideal merupakan penyederhanaan atau idealisasi dari gas yang sebenarnya
(gas nyata) dengan membuang sifat-sifat yang tidak terlalu signifikan sehingga
memudahkan analisis.Namun orang dapat menciptakan kondisi sehingga gas nyata
memiliki sifat-sifat yang mendekati sifat-sifat gas ideal. Beberapa sifat gas ideal sebagai
berikut.

Sifat 1: Tidak ada interaksi antar molekul-molekul gas

Antar molekul gas tidak ada gaya tarik-menarik atau tolak-menolak meskipun jarak antar
molekul sangat dekat. Interaksi yang terjadi antar molekul gas hanyalah tumbukan antar
molekul yang sifatnya elastik sempurna. Setelah tumbukan tidak terjadi perubahan energy
kinetik total molekul. Sebaliknya pada gas nyata ada tarikan antar molekul-molekulnya jika
jarak antar molekul sangat dekat. Gaya Tarik menarik inilah yang menyebabkan gas dapat
mencair. Sedangkan gas ideal tidak dapat mencair.
Gas nyata mendekati sifat gas ideal jika jarak rata-rata antar molekul sangat jauh
sehingga gaya tarik antar molekul dapat dianggap nol. Jarak antar molekul yang besar
dapat dicapai dengan memperkecil tekanan gas dan meperbesar suhunya (jauh di atas
titik didih).
Sifat 2: Molekul-molekul gas dapat dipandang sebagai partikel-partikel yang
ukurannya dapat diabaikan (dapat dianggap nol).

Dengan anggapan ini ruang yang ditempati gas ideal dapat dianggap semuanya
ruang kosong karena volume total semua partikel gas dapat dianggap nol. Kondisi ini juga
dapat didekati oleh gas nyata pada tekanan rendah dan suhu tinggi di mana jarak rata-
rata antar molekul jauh lebih besar daripada diameter molekul gas.

Sifat 3: Dalam satu wadah partikel gas bergerak secara acak ke segala arah.
Tumbukan antar molekul gas maupun tumbukan antar molekul gas dengan dinding
wadah bersifat elastik sempurna sehingga energi kinetik total molekul-molekul gas
selalu tetap.

2. Kegiatan Proyek Minggu 12 - 16


Pertanyaan : Pembuktian hukum – hukum yang berlaku di bidang Gas dan
thermodinamika dengan peralatan-peralatan yang ada di sekitar anda.

PENILAIAN
AKTIFITAS
NO SINTAKS WAKTU
MAHASISWA S KU KK P

1 Start With the Pelaporan


Essensial Perumusan Minggu ke 12
Question Masalah
2 Design a Plan for Pelaporan
The pelaksanaan
Minggu ke 13
Project perencanaan
proyek
3 Create the Pelaporan
scedule penyusunan Minggu ke 14
jadwal kegiatan
4 Monitoring the Pelaksanaan Minggu ke 15
Students and Proyek
the Progress of
the Project
5 Assess The Menampilkan
Outcome Hasil Atau Minggu ke 16
Produk
6 Evaluate The Minggu ke 16
Experiences

3. Pustaka
 Abdullah, Mikrajudin. (2016). Fisika Dasari 1. Bandung: ITB. Agenchale, R (2004). The
Meaning of Scientific Literacy. International Journal of Environmental & Science Education
Vol. 4, No. 3.
 Arikunto, Suharsimi. (2007). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta :
Jakarta.
 Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta :
Jakarta.
 Asyhari, A., & Hartati, R. (2015). Profil Peningkatan Kemampuan Literasi Sains Siswa
Melalui Pembelajaran Saintifik. Jurnal Pendidikan Fisika Al-Biruni Vol. 4 No. 2.
 Danim, Sudarwan. (2010). Pengantar Kependidikan. Bandung : Alfabeta.
 Dewi, P. S., & Rochintaniawati, D. (2016). Kemampuan Proses Sains Siswa Melalui
Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran IPA Terpadu Pada tema Global Warming. Jurnal
UIN Jakarta Vol. 8 No. 1.
 Diana, S., Rachmatulloh, A., & Rahmawati, E. S. (2015). Profil Kemampuan Literasi Sains
Siswa SMA Berdasarkan Instrumen Scientific Literacy Assesments ( SLA ) High School
Students ’ Scientific Literacy Profile Based on Scientific Literacy Assessments ( SLA ).
 Jurnal Universitas Pendidikan Indonesia. Finawan, A., & Mardiyanto, A. (2011).
Pengukuran Debit Air Berbasis Mikrokontroler At89S51. Jurnal Politeknik Negeri
Lhoksemawe Vol. 8.
 Hernandez, Martinez, K., & Irene, K. and. (2015). Perspectives on Science Literacy: A
comparative study of United States and Kenya.
 Journal of Educational Research International. Kemendikbud. (2016). Jendela pendidikan
dan kebudayaan. Jakarta: Media Komunikasi dan Inspirasi.
 Kurnia, F., Zulherman, & Fathurohman, A. (2014). Analisis Bahan Ajar Fisika SMA Kelas XI
di Kecamatan Indralaya Utara Berdasarkan Kategori Literasi Sains.
GLOSARIUM

A.
Amperemeter : Alat untuk mengukur besar kuat arus listrik.
Amplitudo : Simpangan terjauh dari suatu benda yang berositasi.
Angka signifikan : Angka berarti yang harus diberikan pada proses pengukuran.
Arus listrik : Jumlah muatan listrik yang melewati suatu luas penampang dar penghantar listrik tiap
satu satuan waktu.
Arus listrik bolak-balik : Suatu arus listrik yang sedemikian sehingga menghasilkan arahnya
berubah-ubah dengan frekuensi tetap.
Arus searah : Suatu arus listrik yang aliran netto muatannya hanya dalam satu arah
Asas Black : Suatu asas yang menyatakan panas yang berikan sama dengan panas yang diterima.

B.
Beda potensial lsitrik : Selisih besar potensial listrik antara dua buah titik
C
Coulomb : Satuan muatan listrik dalam sistem satuan internasional
Celcius : Satuan muatan listrik dalam sistem satuan internasional
D
Daya : Kemampuan untuk melakukan usaha tiap satu satuan waktu.
Daya akomodasi mata : Daya suatu mata untuk mengatur kecembungan lensa mata
E
Elektron : Suatu partikel elemeter yang mempunyai massa diam 8,109558 x 10 -31 kg dan muatan
negatip sebesar 1,602192 x 10-19 coulomb.
Energi : Kemampuan untuk melakukan usaha.
F
Fahrenheit : Satuan suhu suatu benda yang diukur dengan termometer Fahrenheit
Frekuensi : Kelajuan dari suatu pengulangan kejadian yang teratur.
G
Gaya aksi : Gaya yang ditimbulkan oleh suatu benda terhadap benda lain yang saling bersentuhan.
Gaya gesek : Gaya yang arahnya menentang arah gerak benda pada suatu permukaan yang
saling bersentuhan dan besarnya tergantung kondisi permukaan yang saling bersentuhan tersebut.
Gaya gravitasi bumi : Gaya tarik yang ditimbulkan oleh bumi terhadap suatu benda.
Gaya reaksi : Gaya yang ditimbulkan oleh suatu benda yang merupakan perlawanan terhadap
gaya aksi yang ditimbulkan oleh benda lain yang saling bersentuhan.
Gaya normal : Gaya reaksi bidang terhadap suatu benda dan arahnya tegak lurus bidang dimana
benda berada.
Gaya luar : Suatu gaya dari luar yang dikenakan pada suatu benda atau system.
Gelombang : Gelombang elektromagnetik.
Gerak lengkung : Gerak benda pada lintasan lengkung.
Gerak lurus : Gerak pada lintasan lurus.
Gerak lurus beraturan : Gerak lurus dengan kecepatan konstan.
Gerak lurus berubah beraturan : Gerak lurus dengan percepatan konstan.
Gerak melingkar : Gerak benda dengan lintasan gerak pada lingkaran.
Gerak melingkar beraturan : Gerak melingkar dengan kecepatan sudut tetap/konstan.
Gerak melingkar berubah beraturan : Gerak melingkar dengan percepatan sudut tetap.
H.
Hukum Ohm : Hukum yang menyatakan bahwa tegangan listrik sebanding dengan kuat arus.
Hukum I Kirchhoff : Hukum yang menyatakan bahwa arus yang masuk titik cabang = arus keluar.
Hukum II Kirchhoff : Hukum yang menyatakan bahwa dalam rangkaian tertutup, jumlah aljabar ggl
penurunan tegangan = 0.
Hukum II Newton : Percepatan benda berbanding lurus dengan gaya luar yang bekerja padanya
dan berbanding terbalik dengan massa benda.
Hukum III Newton : Dua benda saling berinteraksi, benda utama melakukan gaya pada benda
kedua (Faksi ) yang sama besar tetapi berlawanan dengan gaya yang dilakukan oleh kedua benda
(Freaksi ).
 I.
Intensitas : Daya per satuan luasan.
Iris : Bagian dari mata yang berfungsi memberi warna pada mata.
J
Joule : Satuan usaha dalam SI, besarnya sama dengan kerja yang dilakukan oleh gaya 1 Newton
untuk memindahkan benda sejauh 1 meter.
K
Kelvin : Skala suhu
Kalor : Energi yang diberikan oleh benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah.
Kalor jenis : Banyaknya kalor yang diperlukan atau dilepaskan setiap kilogram massa untuk
menaikkan/menurunkan suhu satu Kelvin atau satu derajat Celcius.
Kalor uap : Banyaknya kalor yang diperlukan setiap kilogram zat untuk menguap pada titik
didihnya.
Kamera : Alat optik yang mampu merekam suatu pemandangan secara permanen pada pelat film.
Kapasitas kalor : Jumlah kalor yang diperlukan/dilepaskan jika suhu benda tersebut dinaikkan atau
diturunkan.
Kecepatan rata-rata : Perpindahan suatu benda dibagi waktu yang diperlukan benda tersebut untuk
berpindah.
Kecepatan sesaat : Kecepatan pada waktu tertentu.
Kecepatan sudut : Sudut yang ditempuh tiap satuan waktu.
Kelajuan : Gerak per satuan waktu
Kelajuan rata-rata : Gerak yang ditempuh dibagi waktu yang diperlukan
Kelembaban : Sifat benda untuk mempertahankan kedudukannya.
Konduksi : Proses perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa disertai perpindahan partikel tersebut.
Konveksi : Proses perpindahan kalor.
Konversi satuan : Mengubah satuan pengukuran.
Kumparan Ruhmkorf : Alat yang digunakan untuk menyelidiki gelombang elektromagnetik.
L.
Laju perambatan : Besar kecepatan gelombang merambat.
Lensa objektif : Lensa yang berada terdekat dengan benda.
Lensa okuler : Lensa yang berada dekat dengan mata.
Lup : Lensa yang digunakan untuk melihat benda-benda kecil.

Medan listrik : Daerah di sektiar muatan listrik yang masih dipengaruhi oleh gaya listrik.
Metode grafis : Metode operasi penjumlahan/pengurangan vektor dengan grafis.
Mikroskop cahaya : Mikroskop yang menggunakan cahaya sebagai sumber penglihatan.
Mikroskop elektron : Mikroskop yang mempunyai perbesaran lebih dari 1 juta kali
Muai panjang : Pertambahan panjang karena kenaikan suhu.
Muai luas : Perubahan luas suatu benda karena perubahan suhu.
Muai volum : Perubahan volum suatu benda karena perubahan suhu.
Multimeter : Alat ukur listrik yang dapat digunakan untuk mengukur kuat arus, tegangan dan
hambatan.
O
Ohm : Satuan hambatan listrik
Ohmmeter : Alat untuk mengukur besar hambatan listrik
P
Panjang gelombang : Jarak antara 1 puncak dengan puncak atau satu lembah dengan lembah
pada gelombang.
Penghantar : Benda yang dapat menghantar.
Percepatan : Perubahan kecepatan dalam waktu tertentu.
Percepatan rata-rata : Percepatan benda yang bergerak selang waktu t 1 dan t 2 .
Percepatan sesaat : Percepatan benda pada waktu tertentu atau 't o 0 ('t mendekati nol).
Perlambatan : Percepatan yang bertanda negatif, kecepatannya semakin berkurang.
Periskop : Teleskop yang digunakan di kapal selam.
Permeabilitas : Dilambangkan Po, suatu tetapan yang nilainya : -7-1 -1 4 x 10 WbA m
Permitivitas : Dilambangkan Ho, suatu tetapan yang nilainya : -122-1-2 8,85 x 10 CN m
Pupil : Celah lingkar yang lebarnya diatur oleh iris dan berguna untuk mengatur cahaya yang
masuk ke mata.
R
Rapat arus : Besar kuat arus listrik persatuan luas penampang.
Rapat energi : Tenaga : energi dikalikan medan kuadrat.
Retina : Lapisan serat syaraf yang mengandung struktur indra cahaya dan menyampaikan
informasi ke otak.
S
Sinar gamma : Gelombang elektromagnetik dengan frekuensi = 10 20 Hz - 1025 Hz
Sinar tampak : Gelombang elektromagnetik dengan frekuensi = 14144,3 x 10 Hz - 7 x 10 Hz
Sinar ultraviolet : Gelombang elektromagnetik dengan frekuensi = 10 15 Hz - 1016 Hz
Sinar X : Gelombang elektromagnetik dengan frekuensi = 10 16 Hz - 1020 Hz
Suhu : Tingkat derajat panas suatu benda/sistem.
T
Tegangan : Beda potensial antarujung-ujung penghantar.
Termometer : Alat untuk mengukur suhu.
Teropong bias : Teropong yang menggunakan lensa untuk menangkap bayangan.
Teropong Hubble : Teropong yang digunakan untuk mengamati benda-benda angkasa.
Teropong pantul : Teropong yang menggunakan cermin untuk menangkap bayangan.
Titik dekat mata : Jarak terdekat di mana lensa memfokuskan cahaya yang masuk tepat jatuh di
retina.
Titik jauh mata : Jarak terjauh di mana lensa memfokuskan cahaya tepat di retina.
Titik tripler air : Suatu titik, di mana fasa uap, cair dan padat berada bersama-sama dalam keadaan
setimbang.
V
Vektor : Suatu besaran yang punya nilai dan arah.
Volt : Satuan tegangan listrik
Voltmeter : Alat untuk mengukur besar tegangan listrik.
W.
Watt : Satuan daya.
Wattmeter : Alat untuk mengukur daya.
INDEKS

Amperemeter 2 Gaya gesek 21: Tegangan :9


Amplitudo 4 Gaya gravitasi bumi 18: Termometer 10
Angka signifikan 8 Gaya reaksi 19: Teropong bias : 23
Arus listrik 12 Gaya normal 21 : Teropong Hubble 34:
Arus listrik bolak-balik 17 Gaya luar 13: Teropong pantul :22.
Arus searah 21 Gelombang Titik dekat mata.19
Asas Black 34 elektromagnetik.12 Titik jauh mata16 :
Gerak lengkung 24: Titik tripler air :17
Gerak lurus 11 :
Gerak lurus berubah
beraturan 12:.
Gerak melingkar 15
Gerak melingkar
beraturan :17

Anda mungkin juga menyukai