Anda di halaman 1dari 4

SIDE TO SIDE SUTURE TECHNIQUE

Anastomosis mengacu pada sambungan bedah yang menggabungkan dua struktur. Sambungan
ini dibuat saat bagian yang sakit pada saluran pencernaan harus diangkat. Kemudian, kedua
ujung yang tersisa dihubungkan kembali. Ada 3 syarat utama yang dapat membahayakan proses
penyembuhan anastomosis seperti: (1) Ketegangan yang tidak semestinya pada dinding lambung;
(2) Relatif iskemia di situs anastomosis di fundus dan; (3) Penyempitan lumen esophagus serviks
terutama pada penyakit esophagus nonobstruktif. Dari gagasan bahwa konstruksi anastomosis
lubang besar harus mengurangi risiko pembentukan striktur (kondisi penyempitan saluran) maka
saat ini sudah ada pengembangan teknik jahitan side to side. Dalam penelitian yang dilakukan
oleh Collard et al., 1998 disimpulkan bahwa teknik jahitan side to side pada esofagogastrostomi
menghasilkan anastomosis yang lebih besar daripada teknik jahitan end to side.

Pada kasus esofagogastrostomi dengan teknik jahitan side to side, cincin kerongkongan (cervical
esophagus) telah ditranseksi dan ditarik ke atas, sayatan kecil dibuat di bagian atas transplantasi
lambung. Dinding posterior esophagus dan fundus ditempatkan berdampingan. Two forks of an
Endo-GIA stapler ditempatkan di dua dinding yang berlawanan dengan permukaan di lumen
lambung dan kartid staples di lumen esophagus. Setelah mendekati dua garpu stapler Endo-GIA
(Two forks of an Endo-GIA stapler), pelatuk stpaler ditekan untuk memungkinkan penempatan
pisau ke depan dan penempatan tiga baris staples di setiap sisi. Setelah dua garpu dipisahkan,
stapler dilepas dan kedua tepi luka yang distaples ditarik ke samping akibat kerja otot intramural.
Celah medial dengan demikian menjadi bukaan berbentuk V antara dua lumina. Kedua dinding
posterior menyelaraskan diri dengan mengerahkan traksi ke bawah pada bagian transplantasi.
Dinding anterior dijahit satu sama lain menggunakan single-layer running teknik jahitan mirip
dengan digunakan dalam anastomosis manual.
Gambar 1. Anastomosis side-to-side antara seluruh lambung dan cincin esophagus dengan
stapler Endo-GIA 30. Perhatikan bukaan berbentuk V diantara dua lamina. Garis staple jantung
terlatak jauh dari tempat anastomosis di bagian atas fundus

Jika pada kasus enteroenterostomy, anastomosis side-to-side dilakukan pada perbatasan


antimesenterik dari dua loop sehingga dapat menghindari mesenterium dan juga tidak
mengganggu suplai darah. Klem usus halus digunakan pada dua ujung yang terbagi.
Anastomosis biasanya dilakukan dalam dua lapisan. Jahitan tetap diambil di dua sudut. Jahitan
seromuscular luar posterior menggunakan tipe lambert (biasanya juga pola interrupted tetapi bisa
saja dengan pola continuous). Lumen harus dibuka sekitar 5 mm dari lapisan seromuskular;
bukaan ini harus sedekat mungkin dengan ujung tertutup untuk menghindari blind loop. Kauter
dapat digunakan untuk membuka usus (arus koagulasi untuk otot dan pemotongan untuk lapisan
mukosa). Sayatan garis tengah paling cocok untuk enteroenterostomi. Enteroenterostomi sebagai
bagian dari operasi bypass lambung juga dapat dilakukan secara laparoskopi dengan jahitan atau
stapler. Enteroenterostomi dapat dilakukan baik dalam satu lapisan atau dalam dua lapisan.
Enteroenterostomi dapat dilakukan dengan tiga teknik yatu :

1. End-to-end, keuntungan dari teknik ini adalah hanya ada satu garis jahitan, berbeda dengan
dua garis jahitan pada anastomosis ujung ke sisi dan tiga garis jahitan pada teknik side to
side. Sedangkan, kerugiannya adalah bahwa ada perbedaan ukuran luminal antara usus yang
berdilatasi proksimal dan usus yang kolaps distal sehingga sulit untuk diatur dan sudut
mesenterika kondisinya kritis karena pada area ini rentan terhadap kebocoroan anastomosis.
2. End-to-side
3. Side-to-side, ini digunakan untuk bypass (short-circuit operation) tetapi dapat juga digunakan
setelah reseksi; keuntungannya adalah perbedaan ukuran luminal tidak menjadi masalah dan
stoma yang besar dapat dibuat; kerugiannya yaitu blind loop/blind pouch.

Untuk pola jahitan dapat digunakan yang interrupted ataupun continuous untuk
enteroenterostomi. Jahitan interrupted menyebabkan lebih sedikit iskemia dan memastikan
penyesuain perbedaan luminal yang lebih baik tetapi pengerjaannya membutuhkan lebih banyak
waktu serta lebih banyak bahan jahitan dan lebih banyak simpul. Jahitan continuous bersifat
hemostatic, membutuhkan waktu lebih sedikit, menggunakan lebih sedikit bahan jahitan dan
sedikit simpul. Namun, jahitan continuous menyebabkan lebih banyak iskemia.

Untuk mengidentifikasi masalah anastomosis terkait teknik side-to-side melalui konsentrasi


tegangan, harus dicatat bahwa konsentrasi tegangan local dari cabang arteri (mengacu pada
cabang yang tidak dibentuk melalui pembedahan) terutama dipengaruhi oleh geomteri
persimpangan cabang pembuluh darah. Dalam kasus anastomosis, sambungan juga ditekankan
karena kontak jaringan jahitan arteri pada lubang jahitan. Maka masih perlu diselidiki apakah
ketidakcocokan elastis merupakan faktor ketiga untuk konsentrasi stress lebih lanjut pada garis
jahitan sehingga mempengaruhi perkembangan hyperplasia intima (Roussis et al., 2015).
DAFTAR PUSTAKA

Collard, J. M., Romagnoli, R., Goncette, L., Otte, J. B. dan Kestens, P. J. (1998). Terminalized

semimechanical side-to-side suture technique for cervical esophagogastrostomy. Elsevier

Science Inc, 65(1) : 814-817.

Roussis, P. C., Giannakopoulos, A, E. dan Charalambous, H. P. (2015). Analytical side-to-side

related anastomotic strategies and artery patching. Open Biomed Eng J, 9 : 1-9.

Anda mungkin juga menyukai