Anda di halaman 1dari 16

MODUL BEDAH ANAK

ILEOSTOMI
A. PENDAHULUAN
Baum, pada tahun 1879, merupakan ahli bedah pertama yang melakukan ileostomi pada
pasien ileus obstruksi akibat kanker kolon ascenden. Pasien tersebut survive, namun akhirnya
meninggal setelah operasi ke-2, untuk reseksi kanker kolon ascenden dan anastomose
ileocolica. Kraussold, Billroth, Bergman, dan Maydl, merupakan ahli bedah yang mulai
sering melakukan ileostomi sejak abad ke-19 dengan hasil yang baik. Sejak saat itu teknik
pembuatan ileostomi terus mengalami perkembangan. Pencapaian terbaik dilakukan oleh
Dr.Alfred Strauss dari Chicago, pada tahun 1920, yang melakukan ileostomi dan kolektomi
pada pasien kolitis ulseratif pada seorang ahli kimia yang bernama Koenig. Koenig kemudian
membuat ileostomi bag, yang secara komersial kemudian dikenal dengan Koenig-Rutzen bag.
Ileostomi bag ini kemudian digunakan secara luas hingga tahun 1950. Seiring dengan
perkembangan teknik ileostomi, maka para ahli juga mulai mempelajari komplikasikomplikasi yang muncul pasca ileostomi. Crile dan Turnbull mengemukakan masalah cairan
ileostomi sebagai penyebab terjadinya serositis pada permukaan serosa yang terekspos.
Kemudian mereka menganjurkan untuk melapisi serosa dengan lapisan mukosa yang
dieversikan akan meminimalisir disfungsi ileostomi. Akhirnya Brooke, pertama kali
memperkenalkan teknik full-thickness eversi pada mukosa, yang kemudian diterima secara
universal. Prosedur ini juga disebut dengan maturasi ileostomi. Dua even yang menandai
suksesnya operasi pembuatan stoma dan rehabilitasi pasien dengan stoma adalah dengan
dibentuknya klub ileostomi pertama di rumah sakit Maount Sinai New York pada tahun 1951
dan diadakannya program pendidikan untuk perawat stoma oleh Rupert Turnbull pada tahun
1961. Sampai 1997 terdapat 2300 perawat telah mendapat sertifikasi untuk merawat stoma.
Peningkatan kualitas hidup pasien dengan stoma mencakup perkembangan alat-alat stoma.
Teknik operasi dikembangkan untuk tetap menjaga viabilitas stoma. Kebutuhan akan perawat
stoma juga sangat memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas hidup pasien
dengan stoma.

Divisi bedah anak departemen ilmu bedah


Fakultas kedokteran universitas hasanuddin

Page 1

MODUL BEDAH ANAK

ILEOSTOMI
B. ANATOMI
Usus halus merupakan tabung kompleks, berlipat-lipat yang membentang dari pilorus
sampai katup ileosekal. Pada orang hidup panjang usus halus sekitar 12 kaki (22 kaki pada
kadaver akibat relaksasi). Usus ini mengisi bagian tengah dan bawah rongga abdomen. Ujung
proksimalnya bergaris tengah sekitar 3,8 cm, tetapi semakin ke bawah lambat laun garis
tengahnya berkurang sampai menjadi sekitar 2,5 cm.
Struktur usus halus
Struktur usus halus terdiri dari bagian-bagian berikut ini:
a. Duodenum: bentuknya melengkung seperti kuku kuda. Pada lengkungan ini terdapat
pankreas. Pada bagian kanan duodenum merupakan tempat bermuaranya saluran empedu
(duktus koledokus) dan saluran pankreas (duktus pankreatikus), tempat ini dinamakan papilla
vateri. Dinding duodenum mempunyai lapisan mukosa yang banyak mengandung kelenjar
brunner untuk memproduksi getah intestinum. Panjang duodenum sekitar 25 cm, mulai dari
pilorus sampai jejunum.
b. Jejunum: Panjangnya 2-3 meter dan berkelok-kelok, terletak di sebelah kiri atas intestinum
minor. Dengan perantaraan lipatan peritoneum yang berbentuk kipas (mesentrium)
memungkinkan keluar masuknya arteri dan vena mesentrika superior, pembuluh limfe, dan
saraf ke ruang antara lapisan peritoneum. Penampang jejunum lebih lebar, dindingnya lebih
tebal, dan banyak mengandung pembuluh darah.
c. Ileum: ujung batas antara ileum dan jejunum tidak jelas, panjangnya 4-5 m. Ileum
merupakan usus halus yang terletak di sebelah kanan bawah berhubungan dengan sekum
dengan perantaraan lubang orifisium ileosekalis yang diperkuat sfingter dan katup valvula
ceicalis (valvula bauchini) yang berfungsi mencegah cairan dalam kolon agar tidak masuk
lagi ke dalam ileum.

Divisi bedah anak departemen ilmu bedah


Fakultas kedokteran universitas hasanuddin

Page 2

MODUL BEDAH ANAK

ILEOSTOMI

C.

DEFINISI

ILEOSTOMI
Ilesostomi berasal dari kata ileum dan stoma. Ileum merupakan bagian terbawah dari usus
halus. Stoma berarti membuka. Hal ini berarti ileum akan melewati stoma setelah operasi.
Ileostomi adalah proses operasi untuk membuka dinding perut. Ujung dari ileum (bagian
terbawah dari usus halus) dibuat melewati dinding perut yang terbuka tersebut untuk
membentuk stoma, biasanya terletak di bagian bawah kanan perut. 1,2
Tidak seperti anus, stoma tidak memiliki katup ataupun otot untuk menutup. Hal ini
berarti, seseorang dengan stoma tidak dapat mengontrol pengeluaran feses melalui stoma.
Selain itu, stoma juga tidak memiliki ujung saraf, sehingga tidak menjadi sumber nyeri.2
Jika ilesototomi hanya bersifat sementara, hal ini berarti bahwa baik sebagian maupun
seluruh colon diangkat, tetapi rectum tidak diangkat. Jika ileostomi bersifat permanen, maka
rektum, kolon, dan anus akan diangkat. Dalam hal ini, pasien akan menggunakan kantung
eksternal untuk menampung fesesnya seumur hidup.

D. JENIS ILEOSTOMI
Divisi bedah anak departemen ilmu bedah
Fakultas kedokteran universitas hasanuddin

Page 3

MODUL BEDAH ANAK

ILEOSTOMI
1. End Ileostomi
End ileostomi diindikasikan pada kasus-kasus dengan prosedur proktokolektomi
total, pada kasus-kasus inflammatory bowel diseases, poliposis familial atau
penyakit kolon lainnya yang membutuhkan reseksi. End ileostomi hampir
dipastikas sebagai prosedur stoma permanen pada kasus-kasus kolon diatas.
Setelah melakukan identifikasi pembuluh darah dan mesenterium, ileum direseksi
dengan menggunakan stapler atau klem usus. Insisi sirkumferensial sepanjang 2,5
cm 3cm dibuat pada kulit pada regio kanan bawah. Hal yang perlu diperhatikan
adalah tidak melakukan eksisi/pembuangan lemak subkutis yang berlebihan,
karena lemak tersebut akan berguna untuk ileostomi. Keating et al, menganjurkan
insisi tranverse pada lipatan kulit. Tidak dilakukan eksisi kulit dan lemak
subkutis, sehingga akan mengurangi tegangan saat penjahitan. Setelah melakukan
insisi pada fascia, otot rektus dipisahkan dengan menggunakan klem. Setelah itu
peritoneum dibuka sepanjang 3-4 cm, atau dengan ukuran diperkirakan sama
dengan lebar masuknya jari telunjuk dan jari tengah ketika. Kemudian 5-6 cm
ileum dikeluarkan dari lubang insisi, dan dilakukan fiksasi dengan menjahit ileum
dengan peritoneum dan fascia posterior otot rektus dengan menggunakan benang
yang dapat diserap. Maturasi/eversi pada ileum dapat langsung dilakukan atau
setelah dilakukan penutupan abdomen. Keuntungan maturasi setelah penutupan
abdomen ialah mencegah masuknya isi ileostomi kedalam intra-abdominal atau
pada luka. Sementara keuntungan maturasi langsung sebelum penutupan abdomen
adalah memberikan kesempatan pada ahli bedah untuk memastikan viabilitas dari
ileostomi. Maturasi dilakukan dengan cara melakukan penjahitan pada tiga titik
yaitu; puncak/ujung ileum, lapisan seromuskular ileum, dan kulit. Jahitan tiga titik
dapat dibuat pada tiga tempat terpisah dan simetris. Terdapat literatur yang
menyebutkan bahwa penjahitan dilakukan pada subkutis, bukan pada bagian kulit.
Hal ini dilakukan untuk mencegah penempelan sel-sel mukosa pada kulit, yang
berakibat pada iritasi peristoma. Penjahitan terputus dengan menggunakan benang
yang dapat diserap. Pada beberapa bagian defek (diantara jahitan tiga titik
tersebut) dapat ditambahkan jahitan pada dua titik, yaitu kulit dan puncak ileum.
Ileostomi harus menonjol minimal 2 cm diatas dinding abdomen. Ileostomi
dengan maturasi oleh Brooke telah diterima secara luas di seluruh dunia. Teknik
Divisi bedah anak departemen ilmu bedah
Fakultas kedokteran universitas hasanuddin

Page 4

MODUL BEDAH ANAK

ILEOSTOMI
ini dapat mencegah terjadinya retraksi stoma, serositis, dan obstruksi pada lobang
ileostomi. Pada beberapa pasien, ileum yang direseksi boleh jadi mengalami
oedem, pada kedaan ini maturasi dengan teknik Brooke tidak mungkin dilakukan.
Pada situasi ini teknik Turnbull dapat diterapkan. Dengan melakukan reseksi pada
lapisan serosa dan muscularis, dan eversi lapisan mukosa. Terdapat literatur yang
menyebutkan bahwa ileum yang mengalami oedem dapat pula ditunda
maturasinya hingga 2-7 hari, menunggu sampai berkurangnya oedem (secondarily
matured).

Divisi bedah anak departemen ilmu bedah


Fakultas kedokteran universitas hasanuddin

Page 5

MODUL BEDAH ANAK

ILEOSTOMI

2. Loop Ileostomi
Loop ileostomi umumnya digunakan untuk melindungi anastomose ileo-anal atau
kolon yang beresiko untuk mengalami kebocoran. Atau juga pada kasus multiple
anastomose pada kolon bagian distal, seperti pada kasus Crohns diseases.
Walaupun loop kolostomi kolon transversum dapat dilakukan untuk melindungi
anastomose tersebut, namun penggunaan ileostomi lebih dianjurkan. Jika
dibandingkan dengan kolostomi, ileostomi lebih tidak berbau, dan memiliki efek
samping yang lebih minimal dibandingkan dengan kolostomi kolon transversum.
Divisi bedah anak departemen ilmu bedah
Fakultas kedokteran universitas hasanuddin

Page 6

MODUL BEDAH ANAK

ILEOSTOMI
Disamping itu pada saat penutupan stoma, resiko sepsis pada ileostomi lebih
minimal. Loop ileostomi juga lebih mudah dibuat, penempatan stoma yang lebih
baik, dan secara keseluruhan lebih ditolerir oleh pasien. Sementara loop kolostomi
tranversum dengan lumen yang lebih besar, akan lebih sulit untuk melakukan
eversi, bahkan lebih mudah untuk terjadi prolapse atau retraksi, penempatannya
pada epigastrium juga sangat tidak nyaman untuk pasien.
Loop ileostomi biasanya dikerjakan pada saat laparotomi dan reseksi usus,
sehingga eksposure lapang operasi diperoleh melalui insisi midline. Lokasi loop
ileostomi sama seperti end ileostomi yaitu di kuadran kanan bawah. Panjang insisi
kulit dapat lebih panjang. Loop ileostomi dikeluarkan dan dijaga jangan sampai
terjadi pemuntiran pembuluh darah dan mesenterium. Loop ileostomi dimaturasi
dengan melakukan insisi tranverse pada bagian distal usus (bukan ditengahtengah). Setelah dilakukan insisi pada loop (insisi lebih ke bagian distal usus),
akan terbentuk stoma fungsional atau stoma bagian proksimal yang berukuran
lebih besar daripada stoma bagian distal. Eversi stoma bagian proksimal dilakukan
dengan membuat jahitan pada tiga titik; ujung stoma dan seromuskular ileum
dengan kulit. Pada beberapa bagian defek dapat ditambahkan jahitan pada dua
titik; kulit dan puncak ileum.

Divisi bedah anak departemen ilmu bedah


Fakultas kedokteran universitas hasanuddin

Page 7

MODUL BEDAH ANAK

ILEOSTOMI

Prasad et al, memodifikasi loop ileostomi dengan memotong ileum dan sebagian
mesenterium dengan menggunakan stapler. Bagian proksimal ileum kemudian
difiksasi dan dimaturasi seperti ileostomi Brooke. Bagian antemesenterium dari
ileum distal difikasi dan dimaturasi pada kulit, sehingga terbentuk ileostomi distal
yang lebih kecil. Modifikasi ini dapat berguna pada pasien dengan dinding
abdomen yang tebal dan mesenterium yang pendek.

Divisi bedah anak departemen ilmu bedah


Fakultas kedokteran universitas hasanuddin

Page 8

MODUL BEDAH ANAK

ILEOSTOMI
E. TEHNIK OPERASI
1.

Prosedur Pra Operasi


Terdapat beberapa prosedur yang dilakukan sebagai persiapan operasi ileostomi,
antara lain :
Dua minggu sebelum operasi :

2 minggu sebelum operasi, pasien akan diminta untuk menghentikan konsumsi


obat-obatan yang menghambat proses pembekuan darah, misalnya aspirin,
ibuprofen, dan naprosyn.

Berhenti merokok

Laporkan kepada dokter apabila terdapat penyakit-penyakit penyerta sebelum


operasi, seperti demam, batuk, dan lain-lain

Mulai mengomsumsi makanan tinggi serat dan minum 6-8 gelas air setiap hari
selama 2 minggu.

Sehari sebelum operasi :

Makan porsi sedikit saat sarapan dan makan siang

Pasien diminta untuk hanya boleh mengonsumsi hanya air setelah siang

Pasien dilarang untuk meminum apapun setelah tengah malam, termasuk air.

Terkadang pasien diminta untuk menggunakan enema atau laksansia untuk


membersihkan saluran cerna.

Pada hari operasi :

2.

Hanya boleh mengonsumsi obat yang diberikan oleh dokter dengan sedikit air.

Prosedur Operasi
Ileostomi dilakukan dengan menggunakan anestesi umum. Setelah pasien
teranestesi, operator akan membuat insisi sepanjang delapan inci pada garis tengah
perut. Insisi ini akan menembus kulit, otot, dan jaringan abdomen. Terdapat beberapa
tipe ileostomi, antara lain :

Divisi bedah anak departemen ilmu bedah


Fakultas kedokteran universitas hasanuddin

Page 9

MODUL BEDAH ANAK

ILEOSTOMI

Ileostomi tipe Brooke

Alasan Pemilihan

Output :
Manajemen :
Cairan atau pasta - Perawatan kulit dibutuhkan
- Gunakan kantung yang
yang mengandung
memiliki penutup sehingga
enzim-enzim
mudah dikosongkan.
pencernaan.

tipe Brooke :
Kolitis Ulseratif
Penyakit Crohn
Familial Polyposis
Keganasan
Ileostomi tipe Brooke merupakan Ileostomi tipe kedua yang paling sering
digunakan. Pertama-tama akan dibuat insisi pada abdomen sebagai lokasi ileostomi,
kemudian operator akan menarik loop ileum melewati lokasi insisi. Setelah itu, ujung
ileum tersebut akan dilipat ke dalam dan dijahit ke permukaan kulit sekitarnya, dan
akan membentuk stoma yang berbentuk bulat, berwarna merah jambu, dan lembut
seperti mukosa buccal mulut. Stoma ini berdiameter kurang lebih 2 cm dan berlokasi
di kuadran kanan bawah perut pada permukaan kulit yang datar dan lembut.
Pengeluaran feses tidak dapat dikontrol, sehingga mengharuskan pasien untuk
menggunakan kantung di perut secara terus-menerus dan mengosongkannya secara
berkala.

Ileostomi tipe J-Pouch/Pelvic Pouch (Ileoanal Reservoir)

Alasan Pemilihan tipe J-

Output :

Divisi bedah anak departemen ilmu bedah


Fakultas kedokteran universitas hasanuddin

Manajemen :
Page 10

MODUL BEDAH ANAK

ILEOSTOMI
Pouch/Pelvic Pouch:
Kolitis Ulseratif
Familial Polyposis
Komplikasi keganasan

Terbentuk feses

Pengeluaran feses secara

yang lembut dan

natural akan terjadi, tapi

lunak.

perawatan kulit peri-anal

tetap dibutuhkan.
Ileostomi tipe Ileoanal Reservoir merupakan jenis ileostomi yang paling
sering dilakukan. Pada ileostomi tipe ini akan dibuat kantong internal yang berasal
dari ileum dan rectum dan berlokasi di dalam pelvis. Kantong tersebut dihubungkan
dengan anus, dan kemudian feses akan melewati kantong tersebut dan akan disimpan
di sana. Ketika impuls untuk buang air besar muncul, maka feses dapat dikeluarkan
melalui anus. Spinchter ani harus tetap intak untuk mencegah feses meluap.
Konsistensi feses pada kantong tersebut bergantung pada jenis makanan, minuman,
dan obat-obatan yang dikonsumsi. Nama lain tipe ini antara lain J-pouch, W-pouch,
atau S-pouch bergantung pada prosedur operasinya.

Ileostomi tipe Continent Ileostomy (Abdominal Pouch)

Alasan Pemilihan tipe


Continent Ileostomy:
Kolitis Ulseratif
Familial Polyposis
Komplikasi keganasan

Output :
Terbentuk sisa

Manajemen :
Cairan didrainase secara

yang cair atau

berkala menggunakan kateter

konsistensi

kecil dan menggunakan

seperti pasta
penutup stoma
Ileostomi tipe Continent Ileostomy merupakan tipe ileostomi standar yang

berbeda. Pasien tidak perlu menggunakan kantung eksternal pada ileostomi tipe ini.
Prosedur tindakannya adalah dengan melipat ileum itu sendiri ke dalam sehingga
terbentuk reservoir atau katong di dalam abdomen. Beberapa kali sehari, pasien harus
menyambungkan kateter dengan stoma untuk mendrainase kotoran melalui reservoir.
3.

Prosedur Pasca Operasi

Divisi bedah anak departemen ilmu bedah


Fakultas kedokteran universitas hasanuddin

Page 11

MODUL BEDAH ANAK

ILEOSTOMI
Pasien harus tetap dirawat inap selama kurang lebih 3-7 hari. Kemudian, pada
hari yang sama setelah dioperasi, pasien tidak diperbolehkan untuk minum. Pada
keesokan harinya, pasien baru diperbolehkan untuk minum air dan secara perlahanlahan jenis minuman akan ditingkatkan konsistensinya untuk melatih pencernaan. 2
hari setelah operasi, pasien diperbolehkan untuk makan.

F. INDIKASI ILEOSTOMI
Ileostomi dilakukan jika penyakit maupun kelainan pada usus besar tidak dapat diatasi
melalui pengobatan. Alasan terbanyak untuk ileostomi adalah karena Inflammatory Bowel
Disease. Terdapat 2 tipe Inflammatory Bowel Disease, yaitu Penyakit Crohn dan Kolitis
Ulseratif. Penyakit Crohn memengaruhi ujung usus halus, yaitu ileum. Selain itu, dapat pula
memengaruhi usus besar dan bagian lain saluran pencernaan. Kolitis ulseratif adalah keadaan
inflamasi mukosa usus bagian dalam yang menyebabkan rasa nyeri pada kolon dan rectum.
Adapun penyakit-penyakit lain yang memerlukan tindakan ileostomi, antara lain yaitu :

Penyakit Hirschprung

Kanker kolon atau kanker rectal

Penyakit congenital, yaitu Familial Polyposis, di mana terbentuk polip di rectum

Defek pada saluran cerna

G. KOMPLIKASI OPERASI
1. Perdarahan
2. Prolaps
Keadaan ini sering diakibatkan pembukaan yang terlalu besar pada dinding abdomen
atau fiksasi usus yang tidak cukup kuat pada dinding abdomen.
3. Ileostomi retraksi
4. Kelainan Kulit yang Berat
Divisi bedah anak departemen ilmu bedah
Fakultas kedokteran universitas hasanuddin

Page 12

MODUL BEDAH ANAK

ILEOSTOMI
Akan tampak area kulit yang mengalami kemerahan, bersisik, dan lembab
pada daerah tempat melekatnya kantung di sekitar stoma. Sangatlah penting untuk
langsung mengobati iritasi kulit pada fase-fase awal. Obat yang sering di berikan
adalah Miconazol cream.
5. Obstruksi
Terkadang, pada beberapa periode awal waktu tertentu, ileostomi akan tidak
berfungsi. Hal ini normal. Namun, apabila ileostomi tetap tidak berfungsi 4-6 jam dan
terdapat keram perut maupun mual, hal tersebut harus segera ditangani. Beberapa hal
yang dapat dilakukan jika terdapat obstruksi, adalah :

Perhatikan daerah stoma yang mengalami pembengkakan dan bukalah kantung


selama beberapa saat, hingga tidak lagi bengkak.

Berendam di air hangat agar terjadi relaksasi otot-otot abdomen

Ubah posisi tubuh

Jangan mengonsumsi laksansia

6. Diare
Diare terjadi karena terlalu cepatnya pangan melewati usus halus, sehingga
cairan dan elektrolit belum sempat diabsorbsi.
7. Ketidakseimbangan Elektrolit
Hal ini terjadi sebagai akibat dari dibuangnya usus dalam jumlah yang besar,
sehingga penyerapan mineral dan elektrolit tidak maksimal dan menyebabkan
kekurangan komponen-komponen tersebut.
8. Phantom Rectum
Phantom Rectum ini sifatnya sama dengan Phantom Limb pada pasien post
amputasi. Adalah hal yang normal jika seorang pasien tetap merasakan dorongan
untuk buang air besar. Hal ini dapat berlangsung hingga bertahun-tahun. Pada pasien
yang rektumnya tidak diangkat, pasien mungkin merasakan hal ini dan juga akan
mengeluarkan mucus saat mencoba buang air besar ditoilet.
9. Short Bowel Syndrome
Divisi bedah anak departemen ilmu bedah
Fakultas kedokteran universitas hasanuddin

Page 13

MODUL BEDAH ANAK

ILEOSTOMI
Hal ini dapat terjadi sebagai akibat dari diangkatnya usus halus yang terlalu
banyak. Semakin sedikit usus halus yang tersisa, maka semakin encer pula feces
pasien. Hal ini menyebabkan penggantian kantung yang lebih sering karena
kelembapan kulit yang meningkat dan akan merusak barier kulit.
10. Nekrosis Ileostomi
Hal ini diakibatkan tidak adekuatnya suplai darah. Komplikasi ini biasanya terlihat
12-24 jam setelah pembedahan.

H. TERAPI DARI KOMPLIKASI


1. Ileostomi retraksi
Komplikasi ini dapat ditangani denganmenyediakan kantong khusus. Memperbaiki
stoma dapat pula menjadi pilihan penanganan Selain itu patut diperhatikan pada saat
insisi, ukuran inisis jangan terlalu kecil dan yang dikeluarkan jangan terlalu pendek.
2. Prolaps
Pembedahan ulang untuk mengatasi prolaps dengan mengambil vaskularisasi yang
melampaui segmen usus yang disuplai.
3. Nekrosis Ileostomi
Diperlukan pembedahan ulang untuk menanganinya.
4. Imbalans Elektrolit
Dilakukan koreksi dari elektrolit setelah operasi
1. Pengelolaan dehidrasi hiponatremik
Pengelolaan dehidrasi hiponatremik didahului dengan pengelolaan dehidrasi secara
umum

kemudian

dilanjutkan

dengan

penanganan

hiponatreminya

dengan

menambahkan cairan yang mengandung garam untuk mengkoreksi kekurangan Na+.


Jumlah Na+ yang diberikan adalah 10-12 mEq/L perhari dan jika perlu 15 mEq/L per
hari pada hiponatremia yang berat. Rumus kebutuhan Na+ sebagai berikut: (Kadar
Na+ serum kadar Na+ sekarang) x 0.6 x berat badan dalam kg.
Divisi bedah anak departemen ilmu bedah
Fakultas kedokteran universitas hasanuddin

Page 14

MODUL BEDAH ANAK

ILEOSTOMI
Perlu ditambahkan Na+ rumatan 3 mEq/L perhari dalam larutan dekstrose 5%. Untuk
kadar Na+ 120-130 mEq/L, jumlah ini harus diberikan dalam waktu 24 jam. Untuk
kadar Na+ dibawah 120 mEq/L, rehidrasi seharusnya diberikan beberapa hari sampai
Na+ mencapai 130 mEq/L dengan ketentuan 10 mEq/ hari (misalnya 2 hari untuk
kadar Na+ 110 mEq/L) ditambah kebutuhan Na+ rumatan.
2. Pengelolaan dehidrasi hipernatremia
Pada pengelolaan pasien hipovolemia dengan hipernatremia pada saat awal
dibutuhkan salin normal atau ringer laktat untuk mengembalikan sirkulasi effektif
volume plasma. Albumin 5% atau plasma dapat dipakai juga. Pasien dengan
hipovolemia dan hipernatremia membutuhkan larutan hipotonik yang terdiri dari
garam untuk mengembalikan kadar Na+ 2-5 mEq/kg berat badan dan mulai dengan
rumatan Na+ (3mEq/kg Na+) dalam cairan terdiri dari 20 sampai 40 mmol/L KCl dan
5% glukosa. Untuk kadar Na+ 150-160 mEq/L, maka volume cairan yang akan
diberikan harus dalam periode 24 jam. Osmolaritas cairan ekstraseluler akan turun
lebih cepat dibandingkan dengan otak yang melakukan osmoler idogenik untuk
melindungi osmolaritas intraseluler, maka koreksi Natrium+ tidak boleh melebihi 10
mEq/ L perhari. Untuk kadar Na+ serum > 160 mEq/L, maka rehidrasi harus dibagi
dalam beberapa hari untuk menurunkan kadar Na+ secara pelahan sampai kadar 150
mEq/L dengan pemeriksaan 10 mEq/L perhari. Misalnya kadar Na+ 170 mEq/L maka
diperlukan 2 hari.
3. Kalium
Rumus kebutuhan Kalium sebagai berikut: (Kadar Kalium serum kadar Kalium
sekarang) x 0.3 x berat badan dalam kg.
Hipokalemia ialah keadaan kadar kalium serum kurang dari 3 mEq/L. Pemberian KCl
intravena dilakukan apabila terjadi aritmia, kelemahan otot yang berat, distress
respirasi, Pemberian intravena ini harus dilakukan bersama monitor jantung yang
ketat. Setelah kadar K+ stabil maka pemberian diganti per oral. Pemberian preparat
K+ disesuaikan dengan etilogi. Pada penyakit saluran cerna yang biasanya diikuti
dengan hipofosfatemia maka pemberian K+ desertai dengan garam fosfat. Sedangkan
pada hipokalemia akibat alkalosis metabolik maka KCl yang dipakai.

Divisi bedah anak departemen ilmu bedah


Fakultas kedokteran universitas hasanuddin

Page 15

MODUL BEDAH ANAK

ILEOSTOMI
DAFTAR PUSTAKA
1. American Accreditation HealthCare Commission. Ileostomy. Cited at : http ://
www.nlm.nih.gov /medlineplus /ency/article/007378.htm. On October 9 2014.
2. American

Cancer

Society.

Ileostomy

Guide.

Accessed

at

http://www.cancer.org/treatment/treatmentsandsideeffects/physicalsideeffects/ostomies/ile
ostomyguide/ileostomy-guide-toc (002870-pdf). On October 9, 2014.
3. United Ostomy Associations of America, Inc. Ileostomy Guide. Accessed at
www.ostomy.org/ostomy_info/pubs/uoa_ileostomy_en.pdf. On October 9, 2014.
4. Healthline

Networks.

Ileostomy.

Accesed

at

http:/

/www.healthline.com/

health/ileostomy#Overview1. On October 9, 2014.


5. Principle and Practice of Surgery for the Colon, Rectum and Anus, 3rd edition.
6. Maingots Abdominal Operations
7. Zollingers Atlas of Surgical Operations, 8 th edition
8. The ASCRS Textbook of Colon and Rectal Surgery.

Divisi bedah anak departemen ilmu bedah


Fakultas kedokteran universitas hasanuddin

Page 16

Anda mungkin juga menyukai