Penanganan AAA :
Terapi dengan metode endovascular menjadi andalan utama pada saat ini,
dan memerlukan dukungan angiologik, radiologik, serta peralatan bedah
endovascular. Untuk melakukan terapi AAA dengan metode EVAR, diperlukan
kerja sama yang baik dengan ahli radiologi intervensional, kardiologi
intervensional dan ahli bedah TKV/ahli bedah vaskular, dan dalam
pelaksanaannya diperlukan diperlukan unit instalasi radiologi intevensional.
Metode ini dapat dilakukan pada ruang pembedahan hybrid atau pada ruang
pembedahan yang dilengkapi dengan meja pembedahan dengan sarana radiologik
C-arm.
Kendala utamanya adalah biaya operasionalnya yang relatif lebih mahal
dibandingkan dengan pembedahan vaskular konvensional/terbuka, meskipun
secara evidence based dari hasil berbagai RCT dan studi multisentern, EVAR
menunjukkan keuntungan dan kerugiannya untuk masing-masing jenis AAA.
Untuk metode ini lebih dari 60% penderita dengan AAA dilakukan terapi EVAR,
baik EVAR maupun pembedahan terbuka dapat dilakukan dengan angka kematian
(mortalitas) yang rendah dan dengan angka komplikasi yang dapat diterima
(acceptable).
Komplikasi
- Type I
Umumnya langsung diketahui pada waktu implantasi protesa dan segara
ditangani terapinya. Bila pasca tindakan EVAR tampak pada pemeriksaan
radiologis, maka harus segera dilakukan terapi. Biasanya sering
bersamaan/mirip dengan gejala terjainya rupture AAA. Bisa dijembatani
dengan mangkok aorta yang pendek (short aortic cuff), atau menggunakan
palmaz stent.
- Type II
Pada type ini biasanya Nampak pada 10-20% pascabedah dengan ct scan.
Umumnya dapat sembuh spontan pada 80% kasus dalam waktu 6 bulan
pasca tindakan EVAR. Indikasi melakukan tindakan pada type I adalah
kobocoran bertambah, atau terjasi pembentukan/pertumbuhan dari
besarnya aneurisma. Dapat dilakukan juga dengan embolisasi trankateter (
control embolization).
- Type III
Frekuensi kejadian sekitar 0-15%, dapat menjadi predictor kuat terjadinya
ruptur. Tindakan yang dapat dilakukan adalah menambah protesa untuk
kontinuitas dengan memakai komponen untuk menutup lobang kebocoran.
- Type IV
Umumnya juga dapat sembuh sendiri setelah beberapa bulan pasca
tindakan EVAR.
- Endoleak
- Oklusi kaki protesa/tertekuk (stent-graft limb kink)
- Dilatasi leher proksimal
- Migrasi stent
- Terjadinya ruptur AAA
Prognosis
Jika aneurisma aorta perut pecah, prognosisnya buruk. Lebih dari 50%
pasien meninggal sebelum mereka mencapai ruang gawat darurat. Mereka yang
bertahan hidup memiliki angka kesakitan yang sangat tinggi. Prediktor kematian
termasuk serangan jantung sebelum operasi, usia >80 tahun, jenis kelamin
perempuan, kehilangan banyak darah, dan transfusi yang sedang berlangsung.
Pada pasien dengan ruptur aneurisma aorta perut, salah satu faktor yang
menentukan angka kematian adalah kemampuan untuk melakukan kontrol
proksimal. Bagi mereka yang menjalani perbaikan elektif, prognosisnya baik
hingga sangat baik. Namun, kelangsungan hidup jangka panjang bergantung pada
penyakit penyerta lain seperti penyakit paru obstruktif kronik, penyakit jantung,
dan penyakit pembuluh darah perifer. Diperkirakan 70% pasien akan bertahan
hidup selama lima tahun setelah perbaikan.