Anda di halaman 1dari 23

ZAINAB TRAUMA

VASKULAR
PEMBULUH DARAH TERDIRI DARI :

• Arteri
• Vena
• Kapiler
ARTERI

• Biasanya bulat dengan dinding yang relatif tebal


• Tunika interna :
- endotelium : biasanya bergelombang berhubungan dengan konstriksi
pembuluh
- membran elastik internal : ada
• Tunika media : tebal, didominasi oleh otot polos dan serat elastik
- membran elastik eksternal : ada
• Tunika eksterna : serat kolagen dan elastik
VENA

• Biasanya datar dengan dinding yang relatif tipis


• Tunika interna :
- endotelium : seringkali halus
- membran elastik internal : tidak ada
• Tunika media : tipis, didominasi oleh otot polos dan serat kolagen
- membran elastik eksternal : tidak ada
• Tunika eksterna : serat kolagen, elastik, dan otot polos
KAPILER

• Dindingnya tipis
• Dibedakan menjadi 2 tipe :
- continous capillaries : ada di semua jaringan tubuh kecuali epitel dan
kartilago
- fenestrated capillaries : di hipotalamus, kelenjar pituitari, kelenjar tiroid,
traktus intestinal, dan bagian filtrasi tubulus ginjal.
• Trauma tumpul vaskular  high velocity accident  outcome jelek, karena
besarnya kerusakan jaringan sekitarnya
• Trauma tajam vaskular (50-90%) dari semua trauma vaskular
• Trauma iatrogenik  dapat terjadi pada diagnostik invasif, prosedur
monitoring, terapi, pengangkatan tumor-tumor pelvis (termasuk kandungan)
ANAMNESA

• Pada trauma hebat penderita tidak sadar seringkali tidak bisa didapatkan
anamnesa yang tepat
• JAM KEJADIAN PENTING!
• Titik kritis iskemi jaringan < 6-8 jam  untuk mencapai revaskularisasi optimal
PEMERIKSAAN FISIK

• Lakukan dengan baik & benar


• Survey sekunder  periksa sejauh mana kerusakan vaskular yang terjadi
berkaitan dg traumanya
• Inspeksi: kondisi luka, perdarahan aktif
• Palpasi: SELALU bandingkan kanan & kiri
• Auskultasi: bruit ?
• Kenali HARD SIGNS trauma vaskular
• Hati-hati pada dislokasi persendian & trauma yg posisinya merupakan
perjalanan suatu pembuluh darah
• Periksa ABI (Ankle Brachial Index)
TIPE TRAUMA VASKULAR

1. Kontusio  kerusakan intima  thrombus  oklusi


2. Transeksi Partial  puncture
3. Transeksi Total
4. Arteriovenous fistula
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Non-invasif  Duplex Ultrasonografi


• Invasif  Angiografi
KUNCINYA

• Catat lama iskemi


• Imobilisasi awal sebelum pemeriksaan lebih lanjut
• Periksa semua pulsasi perifer semua ekstremitas
• Cari soft & hard signs
• Tentukan ABI
• Hati-hati vasospasme vaskular
KENALI HARD SIGNS

1. Hilangnya pulsasi distal dari lokasi trauma


2. Bruit atau teraba thrill
3. Perdarahan aktif
4. Hematoma luas
5. Iskemi bagian distal dari lokasi trauma
Bila terdapat kelima tanda diatas  WAJIB eksplorasi TANPA penunjang lain
SOFT SIGNS

1. Hematoma
2. Riwayat perdarahan saat kejadian
3. Hipotensi tak jelas penyebabnya
4. Gangguan saraf perifer
Lakukan observasi ketat, duplex ultrasonografi & arteriografi
PENATALAKSANAAN UMUM

 Resusitasi  ATLS
 Terapi definitif  peralatan bedah vaskular harus tersedia
 HATI-HATI penggunaan Heparin  terutama pada penderita multitrauma
 Gunakan loup saat penyambungan vaskular
 Jangan ada tension (idealnya 1-2 cm)
 Monitoring post op harus baik
KUNCINYA

 Kontrol perdarahan  direct pressure


 HINDARI TORNIQUET
 Pasang oksigen
 Unstable fracture  stabilisasi frakturnya dulu
 Pendekatan bedah  mengekspos arteri proksimal & distal yg sehat
 Defek 1-2 cm  interposisi graft
 KENALI sindroma kompartemen & reperfusi
TERAPI ENDOVASKULAR

• Semakin luas digunakan


• Untuk kasus-kasus yg sulit dikoreksi dengan pembedahan
REKONSTRUKSI PEMBULUH DARAH

 Lakukan setelah kontrol perdarahan & debridement luka


 Pilihannya: jahit primer, angioplasty dg patch vena, reseksi & end-to-end
anastomosis, graft interposisi
 Vena saphena kontralateral  ideal untuk interposisi graft
 Protesa graft  bila kedua tungkai terkena trauma
 Pertimbangkan pemakaian graft pada luka terinfeksi
PROSEDUR DE PALMA

• Dilakukan pada kasus-kasus trauma ataupun tumor-tumor di rongga pelvis


• Prinsip: melakukan “tunneling” untuk mengambalikan back flow pada sisi vena
yg terkena trauma sehingga edema berkurang
DE PALMA’S PROCEDURES
(VEIN TO VEIN CROSSOVER)
KOMPLIKASI TRAUMA VASKULAR

• Aneurisma semu
- timbul setelah kateterisasi a. femoralis
- nyeri & bengkak pulsatif
- konfirmasi dengan Duplex USG
- penjahitan bagian yg lubang
- perlu patch vena
 Arteriovenous fistula
- timbul beberapa minggu pasca trauma
- tungkai bengkak dg dilatasi vena superfisial
- bruit sesuai detak jantung
- konfirmasi diagnostik  arteriografi
- fistula dapat dipisah dg menjahit arteri & vena terkait
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai