Anda di halaman 1dari 6

Analisis Buku Pengayaan, Case Based Learning, Project Based Learning dan

Kemampuan Berpikir Kritis, Kreatif Mahasiswa

Mardatilla
Program Magister Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Riau

Abstrak
Provinsi Riau merupakan salah satu wilayah yang tidak pernah luput dari kebakaran hutan
dan lahan. Salah satu penyebab kebakaran semakin parah, karena kejadian kebakaran hutan
dan lahan terjadi pada ekosistem gambut, hal ini mengindikasikan bahwa kurangnya
pengetahuan dasar oleh masyarakat Riau terutama terhadap lahan gambut yang memiliki
karakteristik mudah terbakar. Buku pengayaan diharapkan dapat menjadi salah satu pilihan
bahan belajar mandiri. Kemudian dengan penerapan metode kasus dan model project based
learning dapat berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis dan kreatif mahasiswa,
khususnya pada materi ekositem lahan gambut.

Kata kunci : Buku pengayaan, cased study, project based learning, berpikir kritis dan kreatif

Pendahuluan
Riau merupakan hamparan daratan yang memiliki area lahan gambut dengan luas ± 4,04
juta Ha. Provinsi Riau merupakan salah satu wilayah yang tidak pernah luput dari kebakaran
hutan dan lahan. Salah satu penyebab kebakaran semakin parah, karena kejadian kebakaran
hutan dan lahan terjadi pada ekosistem gambut (Kusmajaya et al., 2019). Kebakaran hutan
dan lahan di Riau selalu berulang setiap memasuki musim kemarau. Kebakaran hutan dan
lahan tahun 2015 merupakan kejadian terbesar, berdasarkan lokasi kejadian 75 persen terjadi
di lahan gambut (Yunianto, 2021). Hal ini mengindikasikan bahwa kurangnya pengetahuan
dasar oleh masyarakat Riau terutama terhadap lahan gambut yang memiliki karakteristik
mudah terbakar. Kurangnya pemahaman masyarakat mengenai dampak dari tradisi
membakar lahan menyebabkan semakin banyaknya musibah kebakaran di wilayah ini
(Sitorus & Hidayat, 2020).
Universitas Riau mengedepankan Centre of Excellent (CoE) UNRI: Wetland Ecosystem
and Disaster Management (Manajemen Ekosistem Lahan Basah dan Kebencanaan untuk
mewujudkan visi misinya. Namun setalah dilakukan analisis materi pada salah satu mata
kuliah umum yaitu Ilmu Lingkungan dan Mitigasi Bencana belum ditemukan bahasan khusus
mengenai Lahan Basah sebagai kajian utamanya. Juga analisis buku panduan pembelajaran
mata kuliah Universitas Riau (2021) yang didalamnya terdapat panduan pelaksanaan
pembelajaran Mata Kuliah Universitas (MKU) yang salah satunya memuat mata kuliah Ilmu
Lingkungan dan Mitigasi Bencana, ditemukan bahwa didalam perangkat berupa Rancangan
Pembelajaran Semester (RPS), belum memuat pembahasan tentang lahan basah secara
terperinci. Ilmu Lingkungan dan Mitigasi Bencana adalah mata kuliah yang membahas
pengertian dasar tentang ilmu lingkungan, ekologi, dan beberapa permasalahan lain yang
berkaitan dengan lingkungan hidup alam dan lingkungan sosial budaya manusia dan
permasalahan mitigasi bencana. Mata kuliah tersebut bersifat pengantar bagi mata kuliah lain
yang berisi pemahaman yang lebih mendalam tentang dasar pengelolaan lingkungan secara
umum, yang dijabarkan salah satu dari lima mata kuliah lainnya pada program Mata Kuliah
Umum (MKU) di Universitas Riau (SK Penetapan COE Keputusan Rektor Universitas Riau
no 4293/UN19/KPT/2020 13 November 2020).
(Suryaman, 2020) menyatakan metode pembelajaran dalam Permendikbud No., 3 Tahun
2020, Pasal 11 yaitu standar proses pembelajaran untuk mencapai CPMK/sub CPMK
dijabarkan dalam bentuk kriteria atau indikator capaian yang relevan dengan materi
pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran yang berfariasi meliputi diskusi
kelompok, simulasi, pembelajaran kolaboratif, pembelajaran kooperatif berbasiskan masalah
atau kasus. Mata kuliah Ilmu lingkungan dan mitigasi bencana dikembangkan merujuk IKU
ke 7 Kelas yang Kolaboratif dan Partisipatif (Buku Panduan Indikator Kinerja Utama
Perguruan Tinggi Negeri, Ditjen Dikti Kemendikbud Tahun 2020). Dalam mewujudkan kelas
kolaboratif dan partisipatif tersebut dilaksanakan metode pembelajaran case based learning
dan model project based learning.
Pembelajaran berbasis kasus (case based learning) adalah sebuah strategi yang
mempromosikan belajar aktif siswa (Japar, 2018). Pembelajaran berbasis kasus adalah suatu
metode pembelajaran yang dirancang untuk meningkatkan berpikir tingkat tinggi dalam
memecahkan suatu kasus. Pembelajaran berbasis kasus dapat membantu siswa untuk
menghubungkan pendidikan dan latihan khusus sambil mengembangkan keterampilan
profesional untuk praktek. Salah satu model pembelajaran yang dapat mendorong mahasiswa
untuk mengembangkan kecakapan hidup terutama pada matakuliah lingkungan adalah model
pembelajaran berbasis proyek (project based learning) (Al Mulhim & Eldokhny, 2020).
Pembelajaran berbasis proyek merupakan penerapan dari pembelajaran aktif, secara
sederhana pembelajaran berbasis proyek didefinisikan sebagai suatu pengajaran yang
mencoba mengaitkan antara teknologi dengan masalah kehidupan sehari-hari yang akrab
dengan mahasiswa. Siswa dapat belajar melalui pengalaman atau akuisisi konsep dibangun
berdasarkan produk akhir yang dihasilkan dalam belajar.
Permendiknas No. 24 tahun 2016 menyatakan bahwa pembelajaran di kelas perlu
diberikan kepada siswa agar memiliki rasa ingin tahu, jujur, logis, kritis, kreatif dan disiplin.
Kemampuan berpikir kritis memerlukan proses pembiasaan melalui kegiatan pembelajaran di
kelas. Keterampilan berpikir kritis dibutuhkan bagi siswa dalam kehidupan nyata, namun
seringkali terabaikan dalam proses pembelajaran (Haryanti, 2017). Sedangkan kemampuan
berpikir kreatif ialah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa
gagasan maupun karya nyata relatif berbeda dengan yang telah ada sebelumnya (Noviyana,
2017). Kemampuan berpikir kreatif salah satu aspek kognitif yang harus diperhatikan dalam
proses pembelajaran (Antika & Nawawi, 2017). Sebagaimana pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif adalah suatu kemampuan seseorang yang
dapat menghasilkan gagasan baru dalam suatu aspek pemikiran kognitif dalam kegiatan
pembelajaran. Kemampuan berpikir kreatif dapat dikembangkan melalui model pembelajaran
Project Based Learning (PjBL) (Annisa et al., 2019).
Berdasarkan wawancara dengan salah satu dosen pengampu Mata Kuliah Ilmu
Lingkungan dan Mitigasi Bencana, belum ada sumber belajar khusus yang mengkaji tentang
lahan gambut. Buku pengayaan diharapkan dapat menjadi salah satu pilihan bahan belajar
mandiri. Buku pengayaan disusun secara sistematis, mementingkan aktifitas belajar peserta
didik, penampilan yang menarik, serta disampaikan dengan bahasa yang komunikatif,
diharapkan dapat memfasilitasi peserta didik belajar secara mandiri. Buku pengayaan mampu
meningkatkan motivasi belajar dan berpikir kreatif peserta didik tentang keanekargaman yang
ada di kabupaten Kampar (Syah & Yustina, 2021). Proses pembelajaran dapat dilakukan
sesuai dengan kemampuan pemahaman masing-masing peserta didik serta dapat dilakukan di
luar kelas, dengan demikian penguasaan materi dapat dicapai tepat waktu tanpa harus
menyamaratakan kemampuan peserta didik.
Sesuai dengan kebijakan merdeka belajar, Indikator Kinerja Utama (IKU), dan penerapan
kurikulum Outcome-Based Education (OBE) serta banyaknya kasus kebakaran lahan gambut
di Provinsi Riau penulis tertarik agar produk yg dikembangkan dapat berkontribusi dalam
menambah sumber belajar pada pembelajaran Ilmu Lingkungan dan Mitigasi Bencana
khususnya lahan gambut. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti akan membahas Buku
Pengayaan Materi Lahan Gambut dengan Cased Study, Project Based Learning dan
Kemampuan Berpikir Kritis, Kreatif Mahasiswa.

Metode
Tulisan ini menggunakan metode studi pustaka. Studi pustaka merupakan metode
pengumpulan data yang diarahkan kepada pencarian data dan informasi melalui dokumen-
dokumen, baik dokumen tertulis, foto-foto, gambar, maupun dokumen elektronik yang dapat
mendukung dalam proses penulisan (Darmalaksana, 2020).

Hasil dan Pembahasan


Buku pengayaan dapat memfasilitasi pembelajaran secara mandiri dan membantu
peserta didik memecahkan suatu permasalahan serta membangun konsep baru melalui
penemuan dan pemikiran ilmiah (Syah & Yustina, 2021). Keberadaan buku pengayaan
sebagai bacaan mahasiswa maupun dosen sangat penting dan menentukan keberhasilan
pembelajaran (Husamah et al., 2015). Buku pengayaan dapat dijadikan sumber belajar
mandiri peserta didik agar mereka bisa memperoleh ilmu pengetahuan yang lebih luas dan
mendalam (Oktavianie et al., 2018). Buku pengayaan mampu meningkatkan motivasi belajar
dan berpikir kreatif peserta didik tentang keanekargaman yang ada di kabupaten Kampar
(Syah & Yustina, 2021). Buku Pengayaan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis
peserta didik (Basyir et al., 2020).
Pembelajaran berbasis kasus dapat membantu mahasiswa untuk menghubungkan
pendidikan dan latihan khusus sambil mengembangkan keterampilan profesional untuk
praktek. (Koehler et al., 2020) menyebut dalam metode CBL, kelompok peserta didik belajar
bersama berfokus pada pemecahan masalah secara kreatif, namun dosen sebagai fasilitator
tetap menjadi kontrol bila diskusi yang berkembang keluar dari masalah utama. CBL
merupakan salah satu metode pembelajaran SCL dapat membuat mahasiswa untuk berpikir
kritis, komunikasi, dan keterampilan interpersonal (Hasamnis et al., 2019). CBL dapat
menjembatani kesenjangan antara teori dan praktek dan juga menuntut mahasiswa untuk
melakukan penelitian dan mengevaluasi beberapa sumber data, membina literasi informasi
sehingga dapat membuat mahasiswa untuk selalu berpikir kritis. CBL juga efektif untuk
mengembangkan dunia nyata, keterampilan professional dan dapat meningkatkan
keterampilan mahasiswa dalam komunikasi tertulis dan lisan serta kolaborasi dengan tim.
Keterampilan ini diperlukan pada waktunya untuk bertindak secara profesional di masa depan
(Thibaut & Schroeder, 2020).
Pembelajaran berbasis kasus melibatkan pembelajar yang berusaha untuk memecahkan
pertanyaan yang tidak mempunyai jawaban tunggal yang benar. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan tehnologi mendorong semua sektor untuk berkembang, termasuk dalam
pendidikan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi di bidang pendidikan
menyebabkan mahasiswa juga diharuskan menjadi pembelajar aktif dan mampu berpikir
kritis. Pembelajaran berbasis kasus menjadi salah satu metode pembelajaran yang dirancang
untuk meningkatkan berpikir tingkat tinggi dalam memecahkan suatu kasus (Haryanto &
Khairudin, 2014). Pembelajaran berbasis kasus dapat membantu siswa untuk
menghubungkan pendidikan dan latihan khusus sambil mengembangkan keterampilan
profesional untuk praktek. Keuntungan penggunaan pembelajaran berbasis kasus adalah: a)
Siswa dapat memilih data yang factual, menerapkan peralatan analisa, mengungkapkan kasus
(isu), merefleksikan pada pengalaman mereka yang relevan, dan menggunakan kasus yang
mereka hubungkan dengan situasi yang baru, b) Siswa menerima pengetahuan sebenarnya
dan mengembangkan analisa, berkolaborasi, dan trampil berkomunikasi, c) Kasus menambah
pengertian siswa dengan adanya kesempatan untuk melihat teori dalam prakteknya, d) Siswa
terlihat lebih terlibat, tertarik, dan melibatkan diri dalam pembelajaran, e) Pembelajaran
berbasis kasus mengembangkan ketrampilan siswa dalam pembelajaran kelompok, berbicara,
dan berpikir kritis, f) Karena kasus didasarkan pada masalah yang realistic dan sesuai dengan
masanya, penggunaan kasus ini di kelas membuat pelajaran lebih relevan atau sesuai.
PjBL dapat menciptakan motivasi belajar siswa dan minat terhadap proses belajar.
Proses belajar berbasis proyek merupakan suatu bentuk pembelajaran pada siswa yang
berkontribusi pada hasil bersama sehingga memiliki unsur pengalaman belajar dengan
refleksi aktif dan keterlibatan sadar. PjBL dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah salah satunya kemampuuan berpikir kreatif (Astuti & Baysha, 2020).
Model pembelajaran yang dibangun berdasarkan kegiatan proyek dapat memberikan
tantangan kepada siswa dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan dari model PjBL adalah
memberikan berbagai macam pengalaman belajar membentuk peran serta dalam proses
merespon ide satu sama lain, mengorganisasikan upaya dan kontribusi yang berbeda dari
anggota dan seluruh sub kelompok, menyelesaikan perselisihan meraih kesepahaman
bagaimana memecahkan masalah dan menyelesaikan tugas sehingga dapat meningkatkan
belajar siswa dengan menciptakan lingkungan yang baik. PjBL merupakan model
pembelajaran yang dapat memupuk kemampuan berpikir kreatif siswa (Sularmi et al., 2018).
Pengalaman belajar terstruktur yang didasarkan pada keyakinan bahwa pembelajaran terjadi
ketika individu diberi tugas suatu penyelidikan seputar masalah yang terjadi.
Model Project-Based Learning (PjBL) merupakan alternatif model pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik siswa dan mencakup empat unsur utama dalam proses
pembelajarannya yaitu sikap, proses, produk, dan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Implikasi model PjBL dengan memberdayakan keterampilan proses sains siswa melalui
kinerja ilmiah untuk memecahkan suatu permasalahan dan menghasilkan produk sehingga
hasil belajar siswa maksimal. PjBL berpengaruh terhadap hasil belajar dan keterampilan
proses sains, PjBL memberikan pengaruh yang lebih baik dalam merangsang dan
mengembangkan keterampilan proses sains mahasiswa (Suryaningsih & Ainun Nisa, 2021).
Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial dan berfungsi
efektif dalam semua aspek kehidupan. Dalam proses pembelajaran untuk mencapai hasil yang
optimal dibutuhkan berpikir secara aktif. Hal ini berarti proses pembelajaran yang optimal
membutuhkan pemikiran kritis dari si pembelajar. Oleh karena itu, berpikir kritis sangat
penting dalam proses kegiatan pembelajaran. Berpikir kritis merupakan proses berpikir
intelektual di mana pemikir dengan sengaja menilai kualitas pemikirannya, pemikir
menggunakan pemikiran yang reflektif, independen, jernih, dan rasional. Kemampuan
berpikir kritis dapat dikembangkan melalui pembelajaran dengan model case based learning
(Lestari et al., 2020). Beberapa kemampuan dasar yang harus dimiliki untuk dapat berpikir
secara kritis antara lain adalah (Suwarsi et al., 2018): mengenal dan mendefinisikan masalah;
melakukan observasi secara teliti; ingin tahu, mengajukan petanyaan yang relevan, dan
menggunakan berbagai sumber untuk menemukan fakta; memeriksa keyakinan, asumsi dan
opini; menilai validitas pernyatataan dan argumen; mengetahui perbedaan antara argumen
logis dan tidak logis; menemukan solusi yang tepat dan membuat keputusan yang bijak.

Kesimpulan
Buku pengayaan dapat memfasilitasi pembelajaran secara mandiri dan membantu peserta
didik memecahkan suatu permasalahan serta membangun konsep baru melalui penemuan dan
pemikiran ilmiah. Pembelajaran berbasis kasus dapat membantu mahasiswa untuk
menghubungkan pendidikan dan latihan khusus sambil mengembangkan keterampilan
profesional untuk praktek. PjBL dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah salah satunya kemampuan berpikir kreatif.

Saran
Diharapkan adanya pengembangan buku pengayaan dengan metode kasus dan project based
learning terhadap kemampuan berpikir kritis dan kreatif mahasiswa pada materi ekosistem
lahan gambut.

Daftar Pustaka
Astuti, E. R. P., & Baysha, M. H. (2020). Implementasi Project Based Learning Mata Kuliah
Penulisan Naskah Media Pendidikan Pembelajaran Daring. Journal Scientific of
Mandalika (JSM), 1(1).
Basyir, S. N., Rustana, C. E., & Wibowo, F. C. (2020). Pengembangan Buku Pengayaan
Fisika Kelautan Berbasis Augmented Reality Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kritis. https://doi.org/10.21009/03.snf2020.02.pf.15
Darmalaksana, W. (2020). Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka dan Studi Lapangan.
Pre-Print Digital Library UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Haryanto, H., & Khairudin, M. (2014). Implementasi Pembelajaran Kooperatif Berbasis
Kasus untuk Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran Kecerdasan Buatan. Jurnal
Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan UNY, 22(1).
https://doi.org/10.21831/jptk.v22i1.8849
Hasamnis, A. A., Arya, A., & Patil, S. S. (2019). Case-based learning: Our experience in
clinical pharmacology teaching. Journal of Pharmacy and Bioallied Sciences, 11(2).
https://doi.org/10.4103/JPBS.JPBS_135_18
Husamah, Fatchur, R., & Sutomo Hedi. (2015). Pengembangan buku pengayaan ekologi
hewan berbasis hasil penelitian tentang struktur komunitas Collembola sepanjang DAS
Brantas Hulu Kota Batu. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi 2015, Yang
Diselenggarakan Oleh Prodi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah
Malang, Tema: “Peran Biologi Dan Pendidikan Biologi Dalam Menyiapkan Generasi
Unggul Dan Berdaya Saing Global”, Malang, 21, 339–345.
Kusmajaya, S., Supriyati, S., Adiputra, A., & Permadi, M. G. (2019). Pemetaan Bahaya dan
Kerentanan Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan di Provinsi Riau. Jurnal Geografi,
Edukasi Dan Lingkungan (JGEL), 3(1). https://doi.org/10.29405/jgel.v3i1.2993
Lestari, D. A., Ariyanto, J., & Harlita, H. (2020). Perbandingan Keterampilan Berpikir Kritis
Siswa Dengan Model Problem-Based Learning Dan Numbered Heads Together Berbasis
Student Created Case Studies. Edusains, 12(1). https://doi.org/10.15408/es.v12i1.12291
Oktavianie, M. A., Irwandi, D., & Murniati, D. (2018). PENGEMBANGAN BUKU
PENGAYAAN KIMIA BERBASIS KONTEKSTUAL PADA KONSEP
ELEKTROKIMIA. JTK (Jurnal Tadris Kimiya), 3(1).
https://doi.org/10.15575/jtk.v3i1.2594
Sitorus, S. H., & Hidayat, R. (2020). Strategi mitigasi kebakaran hutan dan lahan melalui
pemberdayaan masyarakat di sungai pakning kabupaten bengkalis provinsi riau.
International Conference Communication and Sosial Sciences (ICCOMSOS), 1(1).
Sularmi, Utomo, D. H., & Ruja, I. N. (2018). Pengaruh project-based learning terhadap
kemampuan berpikir kritis. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan,
3(4).
Suryaningsih, S., & Ainun Nisa, F. (2021). Kontribusi STEAM Project Based Learning
dalam Mengukur Keterampilan Proses Sains dan Berpikir Kreatif Siswa. Jurnal
Pendidikan Indonesia, 2(6). https://doi.org/10.36418/japendi.v2i6.198
Suwarsi, Mutki, Z., & Prabowo, A. (2018). Meningkatkan keterampilan HOTS siswa melalui
permainan kartu soal dalam pembelajaran PBL. Prisma, Prosiding Seminar Nasional
Matematika, 1.
Syah, F., & Yustina, Y. (2021). Developing biology enrichment book of fish diversity of
aquatic ecosystems in Kampar District. JPBI (Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia),
7(2). https://doi.org/10.22219/jpbi.v7i2.13439
Thibaut, D., & Schroeder, K. T. (2020). A case-based learning approach to online
biochemistry labs during COVID-19. Biochemistry and Molecular Biology Education,
48(5). https://doi.org/10.1002/bmb.21408
Yunianto, A. S. (2021). Pemetaan Permasalahan Kebakaran Hutan dan Lahan Kasus di
Provinsi Riau. Jurnal Penelitian Kehutanan Sumatrana, 2(1).
https://doi.org/10.20886/jpks.2021.2.1.25-37

Anda mungkin juga menyukai