Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI

“PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DI


LINGKUNGAN INDUSTRI”

Dosen Pengampu :

Ahmad Husaini, SKM, M.Kes

Disusun Oleh :

Devi Octafia (1813201003)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT SEKOLAH


TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN IBU JAMBI
TA 2021-2022
KATA PENGANTAR
i
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini.
          Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan
Allah Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam
kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
        Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, tim penulis telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai
dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka
menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini. 
Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca dan
teman-teman.

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

1.1........................................................................................................................................Lata
r belakang.....................................................................................................................1
1.2........................................................................................................................................Tuju
an penulisan..................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................3


A. Konsep Dasar Udara.............................................................................................3
B. Sifat-Sifat Udara....................................................................................................3
C. Pencemaran Udara................................................................................................6
D. Sumber Pencemar Udara......................................................................................6
E. Dampak Pencemaran Udara................................................................................8
F. Pengendalian Pencemaran Udara........................................................................8

BAB III PENUTUP........................................................................................................... 13


A. Kesimpulan.............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Udara adalah faktor pendukung utama kehidupan manusia di bumi. Dan
komponen penyusun udara yang paling penting adalah oksigen. Ya, oksigen yang kita
hirup dan mengalir dalam darah kita.Tahukah anda, oksigen ternyata hanya 21% dari
keseluruhan atmosfer bumi. Komposisi terbesar adalah gas nitrogen yang kadarnya
mencapai 77%. Sedangkan yang 1% adalah gas-gas penyusun lainnya.
Oksigen memang berperan amat penting bagi kehidupan di bumi. Gas ini
terlibat dalam hampir semua reaksi kimia yang menghasilkan energi yang diperlukan
oleh makhluk hidup tingkat tinggi seperti manusia. Namun Allah telah menentukan
kadar oksigen dalam udara yang kita hirup dengan sangat tepat. Seorang profesor
mikrobiologi terkenal, Michael Denton dalam bukunya, Nature’s Destiny : How the
Laws of Biology Reveal Purpose in the Universe, bahwa oksigen adalah unsur yang
sangat mudah bereaksi. Bahkan kandungan oksigen di atmosfer yang sekarang, yakni
21% sangatlah mendekati ambang batas yang aman bagi kehidupan pada suhu
lingkungan. Kemungkinan terjadinya kebakaran hutan meningkat sebesar 70% untuk
setiap kenaikan 1% kandungan oksigen dalam atmosfer. Tingginya kadar oksigen ini
akan lebih memudahkan munculnya nyala api dan peristiwa pembakaran daripada
biasanya. Akibatnya, percikan api kecil saja sudah mampu memicu kebakaran besar
(Stern C Arthur, 1977).
Kadar oksigen di atmosfer tidak bertambah dan tidak berkurang. Ini adalah
hasil daur ulang yang amat luar biasa yang melibatkan manusia, hewan dan tumbuh-
tumbuhan. Manusia dan hewan terus menerus menggunakan gas oksigen dan
mengeluarkan gas karbon dioksida. Sebaliknya, tumbuhan mengambil karbon
dioksida untuk proses fotosintesis, dan melepaskan oksigen. Tumbuhan membebaskan
jutaan ton oksigen ke atmosfer setiap harinya. Dengan adanya serangkaian peristiwa
ini, kehidupan pun dapat terus berlanjut.
Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang
mengelilingi bumi. Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konsistan.
Komponen yang konsentrasinya selalu bervariasi adalah air dalam bentuk uap H2O
dan karbon dioksida (CO2). Jumlah uap air yang terdapat di udara bervariasi

1
tergantung dari cuaca dan suhu. Udara adalah campuran beberapa macam gas yang
perbandingannya tidak tetap tergantung pada suhu dan tekanan udara.

1.2. Tujuan Penulisan


Untuk mengetahui bagaimana pengendalian pencemaran udara di lingkungan
industry.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Udara
Udara adalah salah satu komponen lingkungan yang merupakan kebutuhan
paling mendasar bagi seluruh umat manusia dan juga makhluk hidup yang lain untuk
mempertahankan kehidupannya. Kita bisa membayangkan kalau di permukaan bumi
ini tidak ada udara. Kita tidak akan bisa melihat burung-burung yang terbang,
pesawat terbang, balon terbang, bahkan tidak pernah ada angin karena angin adalah
udara yang bergerak, tidak ada awan karena awan adalah gumpalan uap air yang
mengambang di udara, bahkan tidak pernah terjadi hujan. Proses metabolisme dalam
tubuh manusia juga tidak mungkin dapat berlangsung tanpa adanya oksigen yang
berasal dari udara.
Pencemaran udara sekarang ini terutama di kota-kota besar di Indonesia,
sudah sampai pada tingkat yang sangat menghawatirkan. Sumber pencemaran udara
yang utama berasal dari berbagai aktivitas manusia antara lain industri, transportasi,
perkantoran, dan perumahan. Berbagai aktivitas tersebut merupakan kontribusi
terbesar dari pencemar udara yang dibuang ke udara bebas. Sumber pencemaran
udara juga dapat disebabkan oleh berbagai kegiatan alam, seperti kebakaran hutan,
gunung meletus, gas alam beracun, dll. Dampak dari pencemaran udara tersebut
dapat menyebabkan penurunan kualitas udara, yang pada akhirnya berdampak
negatif terhadap kesehatan manusia.
Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang
mengelilingi bumi. Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konsistan.
Komponen yang konsentrasinya selalu bervariasi adalah air dalam bentuk uap H2O
dan karbon dioksida (CO2). Jumlah uap air yang terdapat di udara bervariasi
tergantung dari cuaca dan suhu. Udara adalah campuran beberapa macam gas yang
perbandingannya tidak tetap tergantung pada suhu dan tekanan udara.

B. Sifat-Sifat Udara
Pada umumnya benda yang terdapat di permukaan Bumi ini ada tiga jenis,
yakni benda padat, benda cair dan benda gas. Setiap jenis benda tersebut mempunyai
bentuk dan juga sifat yang berbeda- beda. Udara termasuk ke dalam salah satu jenis

3
benda tersebut, yakni benda gas. Oleh karena itu udara mempunyai beberapa sifat
yang khas dimiliki oleh benda gas.
Berikut ini merupakan sifat-sifat udara, yakni :
1. Berbentuk Gas
Udara merupakan salah satu benda yang berbentuk gas. Selain itu
udara yang ada di permukaan Bumi ini terdiri atas berbagai macam gas. Hal
ini mempunyai arti bahwasannya udara adalah benda yang berbentuk gas.
Benda-benda gas, khususnya udara ini tidak dapat kita lihat, tidak dapat kita
cium baunya namun dapat kita rasakan. Salah satu bukti kita bisa
merasakannya adalah ketika kita bisa menghirup udara dan juga ketika udara
bergerak maka kita akan bisa merasakan melalui pori- pori kulit kita.
2. Memiliki Massa atau Berat
Salah satu sifat yang dimiliki oleh udara adalah bahwa udara memiliki
massa atau berat. Kita semua mengetahui bahwasannya semua jenis benda
mempunyai massa. Meskipun udara merupakan benda yang tidak berwujud
(tidak dapat kita lihat) dan juga tidak dapat dicium, namun udara memiliki
massa atau berat. Udara memiliki massa atau berat yang dapat diukur dengan
suatu alat tertentu.
3. Menempati Ruang
Sifat dari udara yang selanjutnya adalah bahwa udara menempati
ruang. Udara merupakan benda yang sangat ajaib karena di berbagai sudut
ruangan selalu ada udara. Selain itu di celah terkecil pun dapat ditempati oleh
udara. Sebagai bukti yang dapat kita rasakan adalah kita bisa bernafas
dimanapun kita berada, bahkan ketika berada di tempat yang tertutup dan
tanpa ventilasi sekalipun. Hal inilah yang terkadang menyadarkan kita bahwa
udara selalu ada dimana saja dan udara juga selalu ada bahkan di area tertutup
sekalipun.
4. Mempunyai Tekanan
Sifat yang dimiliki udara selanjutnya adalah bahwa udara memiliki
tekanan. Tekanan yang dimiliki udara ini berbeda- beda antara satu tempat
dengan tempat yang lain. Salah satu hal penting dari tempat yang sangat bisa
mempengaruhi tekanan adalah ketinggian. Udara yang panas akan mempunyai
tekanan udara yang lebih rendah daripada udara yang dingin. Selain itu udara
yang bergerak memiliki tekanan yang lebih rendah daripada udara yang diam.

4
5. Akan Memuai Apabila Dipanaskan
Udara merupakan sebuah benda yang tidak dapat kita lihat bentuknya,
karena memang udara tidak berbentuk. Namun hal tersebut bukan berarti
bahwa udara tidak bisa mengalami perubahan. Salah satu sifat yang dimiliki
udara adalah akan memuai apabila udara tersebut dipanaskan.
6. Akan Menyusut Apabila Didinginkan
Jika sebelumnya sudah dikatakan bahwasannya udara dapat memuai
apabila dipanaskan, maka hal yang sebaliknya juga akan berlaku, yakni udara
akan mengalami penyusutan apabila didinginkan.
7. Berhembus Dari Tempat yang Bertekanan Tinggi Menuju Ke Tempat yang
Bertekanan Lebih Rendah
Udara merupakan benda gas. Benda-benda gas termasuk udara ini
memiliki sifat sangat fleksibel, bahkan tingkat ke fleksibelan yang dimilikinya
jauh melebihi benda-benda cair. Udara, dimana-mana selalu ada, bahkan di
permukaan Bumi diliputi dengan lapisan-lapisan udara. Udara dapat dengan
bebas bergerak tanpa bisa kita lihat, tanpa bisa kita cium namun terkadang
dapat kita rasakan. Udara yang dapat bergerak bebas ini mempunyai pola atau
sifat. Seperti halnya air yang mengalir dari tempat yang lebih tinggi menuju ke
tempat yang lebih rendah maka udara berhembus dari tempat yang memiliki
tekanan tinggi menuju ke tempat yang mempunyai tekanan yang lebih rendah.
8. Ada dimana saja
Semua makhluk hidup yang ada di kerak Bumi selalu membutuhkan
udara untuk dapat tumbuh dan bertahan hidup. Dan apabila kita amati maka
dimanapun tempat di Bumi ini maka akan selalu ada udara. Hal ini dibuktikan
bahwa ada banyak sekali makhluk hidup yang dapat bertahan hidup di sudut-
sudut Bumi, bahkan ditempat yang sangat terpencil ataupun tertutup sekalipun.
Hal ini membuktikan bahwa udara selalu ada di mana- mana. Bukti seperti ini
juga dapat kita buktikan sendiri. kita masih tetap bisa bernafas apabila sedang
berada di tempat yang tertutup sekalipun, misalnya di lift.
9. Tidak Dapat Dilihat, namun Dapat Dirasakan
Udara bergerak berupa angin, angin yang berhembus akan dapat kita
rasakan ketika angin ini menerpa pori-pori kulit. Perubahan suhu akan kita
rasakan, terkadang kita akan merasakan dingin namun terkadang kita akan
merasakan segar. Hal ini darat kita rasakan, bahwa terkadang kekuatan dari

5
udara yang bergerak ini akan dapat mengangkat helai- helai rambut yang kita
miliki.
10. Bentuk, Volume dan Massa Jenisnya Selalu Berubah- Ubah
Bentuk dari udara adalah berubah- ubah sesuai dengan tempat atau
wadahnya. Selain bentuk, volume dan juga massa jenis yang dimiliki oleh
udara juga selalu berbeda- beda tergantung tempat atau keberadaan dari udara
itu sendiri.

C. Pencemaran Udara
Menurut Chambers dalam Mukono (2008), pengertian pencemaran udara
adalah bertambahnya bahan atau substrat fisik atau kimia ke dalam lingkungan udara
normal yang mencapai sejumlah tertentu, sehingga dapat dideteksi oleh manusia
atau yang dapat dihitung dan diukur, serta dapat memberikan efek pada manusia,
binatang, vegetasi dan material. Sedangkan menurut Kumar dalam Mukono
(2008), pengertian pencemaran udara ialah adanya bahan polutan di atmosfer yang
dalam konsentrasi tertentu akan mengganggu keseimbangan dinamik atmosfer dan
mempunyai efek pada manusia dan lingkungannya.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 41 Tahun 1999 mengenai
Pengendalian Pencemaran udara, yang dimaksud dengan pencemaran udara adalah
“masuknya atau dimaksuknya zat, energi dan/atau komponen lain ke dalam udara
ambient oleh kegiatan manusia sehingga mutu udara ambient turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambient tidak memenuhi fungsinya”.
Sedangkan Menurut Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan
Lingkugan Hidup No. KEP – 03 / MENKLH/ II / 1991 yang dimaksud dengan
pencemaran udara ialah “masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi,
dan atau komponen lain ke udara oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga
kualitas udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara menjadi
kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya”.

D. Sumber Pencemar Udara


Terdapat dua jenis sumber pencemar yaitu sebagai berikut:
1. Zat pencemar primer, yaitu zat kimia yang langsung mengkontaminasi udara dalam
konsentrasi yang membahayakan. Zat tersebut bersal dari komponen udara alamiah

6
seperti karbon dioksida, yang meningkat diatas konsentrasi normal, atau sesuatu
yang tidak biasanya, ditemukan dalam udara, misalnya timbal.
2. Zat pencemar sekunder, yaitu zat kimia berbahaya yang terbentuk di atmosfer
melalui reaksi kimia antar komponen-komponen udara.

Sumber pencemar primer di udara dapat digolongkan menjadi 2 yaitu sumber


yang bersifat alamiah (natural) dan kegiatan manusia (antropogenik). Contoh sumber
alami adalah akibat letusan gunung berapi, kebakaran hutan, dekomposisi biotik,
debu, spora tumbuhan, dan lain sebagainya. Sedangkan pencemaran antropogenik
banyak dihasilkan dari aktivitas transportasi, industri, rokok, dari persampahan, baik
akibat dekomposisi ataupun pembakaran, dan rumah tangga.
1. Sumber Alamiah (Natural)
a. Akibat Letusan Gunung Berapi
b. Akibat Kebakaran Hutan
2. Sumber Kegiatan Manusia (Antropogenik) Sumber antropogenik diantaranya
berhubungan dengan proses pembakaran berbagai jenis bahan bakar, diantaranya:
a. Sumber tidak bergerak (stationary source)
1) Sumber titik, yaitu sumber pada titik tetap, seperti cerobong asap atau
tangki penyimpanan yang memancarkan pencemar udara
2) Sumber area, merupakan serangkaian sumber-sumber kecil yang
bersama-sama dapat mempengaruhi kualitas udara di suatu daerah.
b. Sumber bergerak (mobile source) contoh : kendaraan bermotor, pesawat,
dan/atau kapal laut
1) Sumber on-road (bergerak di jalan), contohnya: mobil, motor, bis
kota, metromini, dan lain-lain.
2) Sumber non-road (bergerak bukan di jalan), contohnya: pesawat
terbang, kapal laut, kereta api, dan lain-lain.
c. Debu zat kimia maupun partikel-partikel sebagai hasil dari industri pertanian
dan perkebunan
d. Asap dari penggunaan cat, hair spray, dan jenis pelarut lainnya
e. Gas yang dihasilkan dari proses pembuangan akhir di TPA, yang umumnya
adalah gas metan

7
f. Peralatan militer contoh: senjata nuklir, gas beracun, senjata biologis, maupun
roket.

E. Dampak Pencemaran Udara


A. Dampak terhadap lingkungan
1. Pemanasan Global
2. Kerusakan ekosistem
3. Penipisan lapisan ozon
4. Hujan asam
5. Gangguan estetika lingkungan

B. Dampak terhadap kesehetan


Dampak buruk polusi udara bagi kesehatan manusia tidak dapat dibantah lagi,
baik polusi udara yang terjadi di alam bebas (outdoor air pollution) ataupun yang
terjadi di dalam ruangan (indoor air pollution), polusi terjadi di luar ruangan
terjadi karena bahan pencemar, sementara yang berasal dar iindutri, transportasi
di dalam ruangan dapat berasal dari asap rokok, dan gangguan sirkulasi udara.
Akibat-akibat yang timbul pada tubuh manusia karena bahan pencemar udara
dipengaruhi oleh beberapa factor seperti jenis bahan pencemar, toksisitasnya, dan
ukuran partikelnya. Bahan oksidan seperti ozon dan PAN (peroxya-cetylnitrate)
dapat mengiritasi mukosa sauran pernafaan, yang berakibat pada peningkatan
insiden penyait saluran pernafasan kronik yang non spesifik (CNSRD = “Chronic
non specific respiratory diseases”), seperti asma dan bronchitis. Beberapa bahan
organic berupa partikel debu dapat menyebabkan pneumoconiosis, bahan biologis
seperti virus, bakteri dan jamur dapat menimbulkan infeksi dan reaksi oksida
nitrogen (NOx) dan sulfur dioksida (SO2) juga dapat mengakibatkan CNSRD.
Beberapa bahan pencemar yang masuk dari paru dapat masuk ke sirkulasi darah
seperti halnya gas CO yang bersifat neurotoksik (racun saraf) dan “benzene”
yang merupakan bahan karsinogen.

F. Pengendalian Pencemaran Udara


Peraturan mengenai pengendalian pencemaran udara skala nasional adalah
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang

8
Pengendalian Pencemaran Udara. Sedangkan peraturan tingkat Provinsi Jawa Barat
adalah Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 11 Tahun 2006. Untuk
mengurangi pencemaran udara hingga mencapai tingkat yang tidak membahayakan
atau mencemari lingkungan udara ambien dan memenuhi baku mutu emisi udara
adalah dengan menggunakan alat atau teknologi pengendalian pencemaran udara.
Alat Pengendali Partikulat Pencemaran Udara :
1. Wet Scrubber
Cara kerja :
Arus gas kotor dibawa menuju kontak dengan liquid pencuci dengan cara
menyemprotkan, mengalirkan atau dengan metode kontak lainnya. Kemampuan
alat ini terbatas menyisihkan partikel < 0.3 mikron.
2. Gravity Settling Chamber
Cara kerja :
Prinsip penyisihan partikulat dalam Gravity Settler adalah gas yang mengandung
partikulat dialirkan melalui suatu ruang (chamber) dengan kecepatan rendah
sehingga memberikan waktu yang cukup bagi partikulat untuk mengendap secara
gravitasi ke bagian pengumpul debu (dust collecting hoppers).
3. Siklon
Cara kerja :
Peralatan mekanis yang digunakan untuk menyisihkan partikel dengan ukuran > 5
mikron dengan efisiensi penyisihan 50-90%. Prinsip kerja siklon yaitu dengan
memanfaatkan gaya sentrifugal dan inersia dari udara/gas buangan. Udara yang
mengandung partikulat menyebabkan partikel terlempar ke luar, membentur
dinding, dan bergerak turun ke dasar siklon. Dalam aplikasi di dunia industri,
siklon sering digunakan sebagai precleaner untuk alat kontrol polusi udara yang
lebih rumit seperti electrostatic precipitator atau baghouses.
4. Electrostatic Precipitator (EP)
Cara kerja :
Alat pengendali pencemar partikulat yang didasari pada konsep presipitasi akibat
gaya elektrostatik. EP sangat efektif sebagai pengendali partikulat yang
berukuran kurang dari 10 mikron. Pemberian muatan listrik oleh precipitator
discharge electrode disebut sebagai corona discharge. Partikel diberikan muatan
negative (negative charging) sehingga menimbulkan gaya elektrostatis. Gaya ini
akan berinteraksi sehingga partikulat akan mengalami presipitasi pada sistem

9
pengumpul (berbentuk plat atau tabung) yang bermuatan positif. Setelah
menempel pada bidang pengumpul maka akan terjadi discharging muatan hingga
kolektor ternetralisir oleh jumlah partikulat bermuatan yang menempel.
5. Fabrik filter/ Baghouse
Cara kerja :
Unit pengendali pencemaran udara yang disisihkan melalui mekanisme impaksi,
intersepsi dan difusi. Fabric filter menggunakan bahan filter tertentu seperi nilon
atau wol untuk menyisihkan partikel dari aliran gas

Alat Pengendali Gas Pencemaran Udara :


1. Adsorber
Cara kerja :
Unit pengendali gas yang menggunakan prinsip adsorpsi. Adsorpsi adalah suatu
proses tertahannya pencemar gas yang terdapat dalam aliran gas buang pada
suatu permukaan padat. Adsorben adalah permukaan padat yang mampu menarik
molekul gas pencemar (seperti karbon aktif, silica gel, activated alumina),
adsorbat adalah molekul gas pencemar yang tertahan pada permukaan padat
(seperti senyawa organik volatil, thinner cat, pelarut / solvents).
2. Absorber/ scrubber
Cara kerja :
Unit pengendali gas yang menggunakan prinsip absorpsi. Absorpsi adalah
mekanisme dimana satu atau lebih zat pencemar dalam aliran gas dieliminasi
atau dihilangkan dengan cara melarutkannya dalam cairan.
3. Kondenser
Cara kerja :
Unit pengendali gas yang menggunakan prinsip kondensasi, yaitu proses
penyisihan gas pencemar dengan cara merubah fasa dari fasa gas ke fasa cair.
Kondenser bentuknya sederhana, relatif murah dan biasanya menggunakan air
atau udara untuk mendinginkan dan mengkondensasikan uap. Umumnya
digunakan sebelum adsorber, absorber, atau insinerator untuk mengurangi total
massa gas buang yang akan diolah.
4. Unit pembakaran/ combustion
Cara kerja :

10
Unit pengendali yang bekerja dengan prinsip okidasi, digunakan untuk
mengendalikan senyawa organik volatil (VOC) dan atau senyawa-senyawa
beracun. Pada temperatur yang cukup tinggi dan waktu tinggal yang cukup,
senyawa organik dapat dioksidasi membentuk CO2 dan uap air. Oksidasi
senyawa organik yang mengandung klorin dan florin atau sulfur dapat berupa
HCl, HF, Cl2 atau SO2.

Secara umum kewajiban usaha dan/atau kegiatan dalam pengendalian pencemaran


udara dalam peraturan terkait emisi sumber tidak bergerak adalah sebagai berikut :
a. Membuang emisi gas melalui cerobong yang dilengkapi dengan sarana
pendukung dan alat pengaman sesuai peraturan yang berlaku;
b. Memasang alat ukur pemantauan yang meliputi kadar dan laju alir volume untuk
setiap cerobong emisi yang tersedia serta alat ukur arah dan kecepatan angin;
c. Melakukan pencatatan harian hasil emisi yang dikeluarkan dari setiap cerobong
emisi (CEMs).
d. Melakukan pengujian emisi yang dikeluarkan dari setiap cerobong paling sedikit
2 (dua) kali selama periode operasi setiap tahunnya bagi sumber emisi tidak
bergerak yang beroperasi selama 6 (enam) bulan atau lebih;
e. Melakukan pengujian emisi yang dikeluarkan dari setiap cerobong paling sedikit
1 (satu) kali selama periode operasi setiap tahunnya bagi sumber emisi tidak
bergerak yang beroperasi kurang dari 6 (enam) bulan;
f. Menggunakan laboratorium yang terakreditasi dalam pengujian emisi
sebagaimana dimaksud dalam huruf d dan huruf e;
g. Melakukan pengujian emisi setelah kondisi proses pembakaran stabil;
h. Menyampaikan laporan hasil analisis pengujian emisi sebagaimana dimaksud
dalam huruf c kepada Bupati/Walikota, dengan tembusan Gubernur dan Menteri
paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan, untuk huruf d atau e paling
sedikit 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan;
i. Melaporkan kejadian tidak normal dan/atau keadaan darurat yang
mengakibatkan baku mutu emisi dilampau serta rincian upaya
penanggulangannya kepada Bupati/Walikota, dengan tembusan Gubernur dan
Menteri.

11
Ketentuan teknis cerobong emisi diatur dalam Keputusan Kepala Bapedal Nomor
205 Tahun 1996 tentang Pedoman Teknis Pengendalian Pencemaran Udara Sumber
Tidak Bergerak, yaitu:
1. Persyaratan cerobong
Lokasi lubang sampling pada cerobong ditentukan sebesar 8 (delapan) kali
diameter cerobong dari aliran bawah (hulu) dan 2 (dua) kali diameter dari aliran
atas (hilir) dan bebas dari gangguan aliran seperti bengkokan, ekspansi, atau
pengecilan aliran di dalam cerobong.
2. Persyaratan lubang pengambilan sampel
Untuk mengambil sampel emisi cerobong diperlukan pembuatan lubang
pengambilan sampel dengan persyaratan:
a. Diameter lubang pengambilan sampel sekurang-kurangnya 10 cm;
b. Lubang pengambilan sampel harus memakai tutup dengan sistel plat flange
yang dilengkapi dengan baut;
c. Arah lubang pengambilan sampel tegak lurus dinding cerobong.

3. Persyaratan pendukung
Persyaratan pendukung lubang pengambilan sampel diantaranya:
a. Tangga besi dan selubung pengaman berupa plat besi
b. Lantai kerja (landasan pengambilan sampel) dengan ketentuan sebagai
berikut:
 Dapat mendukung beban minimal 500 kg;
 Keleluasaan kerja bagi minimal 3 0rang;
 Lebar lantai kerja terhadap lubang pengambilan sampel adalah 1,2 m dan
melingkari cerobong;
 Pagar pengaman setinggi 1 m;
 Dilengkapi dengan katrol pengangkat alat pengambil sampel;
 Stop kontak aliran listrik yang sesuai dengan peralatan yang digunakan
yaitu Voltase 220V, 3A, single phase, 50 Hz AC.
 Penempatan sumber aliran listrik dekat dengan lubang pengambilan
sampel.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pencemaran udara yang di udara telah semakin tinggi konsentrasinya. Perlu
lebih ditingkatkan metode pengendalian yang dilakukan. Peningkatan dan modifikasi
alat dan metode sangat diperlukan untuk memperbaiki kualitas udara. Kesadaran akan
perlindungan terhadap lingkungan juga sangat diperlukan demi terciptanya
lingkungan yang bersih dan sehat.

13
DAFTAR PUSTAKA
 Kemenkes, Penyehatan Udara Edisi Tahun 2018

 Badan pengelolaan lingkungan hidup daerah provinsi jawa barat , Buku panduan
pengawasan dan kumpulan peraturan pengendalian pencemaran lingkungan, Oktober
2014
 Afif Budiyono, Jurnal pencemaran udara : dampak pencemaran udara pada
lingkungan

14

Anda mungkin juga menyukai