Anda di halaman 1dari 12

NASKAH ROLEPLAY

MATA KULIAH KEPERAWATAN KELUARGA

Dosen Mata Ajar

Ns. Elly junalia., S.kep., M.kep

Di Susun Oleh Kelompok 6 (Reg 12B)

1. Nadhilah Tryandini J (11191036)


2. Nesih Fitriah (11191038)
3. Novelia Rahmawati (11191068)
4. Prizka Fitriyani (11191041)
5. Risma Rostika F (11191051)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA

2022
NASKAH ROLEPLAY

1. Nadhilah Tryandini J (Ide Naskah & editor)


2. Nesih Fitriah (Penulis Naskah)
3. Novelia Rahmawati (Dokter & editor)
4. Prizka Fitriyani (Konselor)
5. Risma Rostika F(Tiara)
6. Muhammad Ghozali (Andi)
7. Ricardo Marcell (Kamera)

Pada awal tahun 2021 terdapat pasangan yang baru menikah Andi dan Tiara, mereka sangat
ingin cepat dikaruniai seorang anak. setelah 3 bulan menikah, datanglah saat saat yang mereka
nantikan. Tiara dikabarkan telah mengandung seorang anak, betapa bahagianya andi dan Tiara
serta kedua orang tuanya. Pada saat Tiara sedang mengandung Andi sangat memanjakan istrinya,
apapun yang istrinya inginkan selalu dipenuhi oleh andi. bahkan diusia kandungan trimester
pertama, mereka sudah mendesain kamar untuk calon buah hatinya. Waktu berjalan hingga usia
kandungan Tiara memasuki trimester kedua, Andi dan sudah mengetahui jenis kelamin dari
buah hati mereka melalui USG, Andi sangat senang karna buah hati mereka berjenis kelamin
perempuan. Tibalah usia kandungan tiara memasuki 7 bulan, mereka memeriksakan kembali
kandungan tiara ke dokter sambil menanyakan apakah bisa untuk lahir normal atau dengan
metode caesar.

Dokter sedang memeriksa kandungan tiara

Tiara : bagaimana dok kondisi kehamilan saya?

Dokter : bagus bu janinnya aktif, berdasarkan hasil pemeriksaan tidak terdapat kelainan
pada janin ibu.

Tiara : terus dok berdasarkan hasil pemeriksaan itu bisa gak dok kalau nanti proses
persalinanya dilakukan secara normal?

Dokter : saya lihat posisi kepala janin ibu sudah berada di panggul dan tidak ada lilitan
tali pusar, jadi ada kemungkinan ibu bisa melahirkan secara normal.

Andi : jadi istri saya bisa melahirkan secara normal dok?


Dokter : insyaallah bisa pak

Setelah mereka berkonsultasi dengan dokter mereka pulang dengan hati yang tenang dan
gembira, andi dan tiara merasa kehidupan pernikahan mereka sangat bahagia, anak yang mereka
tunggu dalam hitungan bulan sudah akan lahir, hal itulah yang akan menambah kehangatan
dalam rumah tangga mereka. Waktu terus berjalan, Tiara dan Andi melakukan aktfitasnya sepeti
biasa hingga saat yang di nanti harusnya tiba. Usia kandungan sudah memasuki 38 minggu,
namun hari dimana yang seharusnya Tiara melahirkan tidak kunjung tiba, cinta belum merasakan
kontraksi. Akhirnya mereka berdua pergi untuk memeriksakan ke dokter. Tibanya di rumah sakit

Tiara dan andi menunggu untuk giliran di panggil ke ruang dokter. Akhirnya tiba saatnya Tiara
dan andi dipersilahkan untuk masuk ke ruang pemeriksaan.

Dokter : selamat pagi

Tiara : pagi dok

Dokter : gimana keadaannya?

Tiara : ini dok saya kan sudah masuk usia lebih dari 38 minggu, tetapi kok saya belum
merasakan kontraksi apapun ya dok?

Andi : iya dok, bukannya istri saya seharusnya melahirkan di usia kandungan 38
minggu dok?

Dokter : oke baik, kalau gitu mari kita periksa dulu ya.

Dokter pun memeriksa kandungan berupa usg dan djj pada kandungannya Tiara, setelah
pemeriksaan selesai dokterpun menjelasakn kepada andi dan Tiara

Dokter : berdasarkan hasil pemeriksaan, kondisi kandungan ibu Tiara normal, tidak ada
masalah.

Tiara : terus gimana dok?

Dokter : sebaiknya ibu di caesar saja bu, saya menghawatirkan kondisi bayi dalam
kandungan jika melewati usia HPL
Tiara : tapi ini kehamilan pertama saya dok, saya ingin merasakan melahirkan normal,
apa tidak ada cara lain?

Dokter : yasudah jika ibu memang memaksa ingin melahirkan secara normal 1 minggu
lagi kita lakkukan pemeriksaan kembali jika masih belum ada kontraksi. Dalam
rentang waktu tersebut usahakan banyak gerak dan lakukan olahraga ringan
seperti gymball, serta coba rangsang kontraksi dengan berhubungan bersama
suami.

Sampai dirumah_

*Tiara terlihat murung*

Andi : sayang apa gak sebaiknya cesar aja?

Tiara : tapi aku maunya normal, biar sembuhnya juga lebih cepat, dan
kemungkinan untuk bisa memiliki banyak anak lebih besar. Kalau sesar
proses pemulihannya bisa sampai bertahun-tahun mas.

Andi : tapi dari pada nanti anak kita jadi kenapa-kenapa, mending sesar aja.

Tiara : mas, kamu gak mikirin aku? Kamu Cuma mikirin anak kita doang, ya?

Andi : ya bukan gitu maksud aku, kalau kamu tunda-tunda begini juga kan bisa
bahaya di kamunya juga. Ini kan buat kebaikan kamu dan anak kita juga
sayang.

Tiara : gataulah mas, pokoknya aku maunya melahirkan secara normal.

Andi : yasudah kalo emang mau kamu kaya gitu, jangan salahin aku kalo terjadi
sesuatu sama anak kita

Tiara : okeii aku yakin aku bisa melahirkan normal.

Kemudian andi pergi meninggalkan tiara sendiri di kamar dengan perasaan kesal

_satu minggu kemudian_


Setelah berkonsultasi dengan dokter mereka berdua pun Kembali kerumah. Dan melakukan yang
dianjurkan dokter, tetapi selama 1 minggu berlangsung tidak terjadi kontraksi sama sekali.
Akhirnya Andi dan Tiara kembali ke dokter.

Dokter : selamat pagi

Tiara : pagi dok

Dokter : gimana keadaannya?

Tiara : masih belum ada perkembangan dok

Dokter : oke baik, kalau gitu mari kita periksa dulu ya

Dokter pun melakukan pemeriksaan

Dokter : bu pak maaf sebelumnya sepertinya ibu Tiara harus segera dilakukan operasi
Caesar segera, karna detak jantung janin melemah bu

Tiara : ya Allah dok tolong lakukan yang terbaik untuk anak saya agar anak saya bisa
lahir dengan selamat

Andi : tolong yang dok usahakan yang terbaik untuk menolong anak dan istri saya

Oparsi Caesar berlangsung dengan cepat, namun anak tiara dan andi tidak dapat di selamatkan.
Akhirnya dengan berat hati dokter dan perawat di ruang oprasi mengabarkan kepada andi bahwa
anaknya telah meninggal dunia di dalam kandungan. Duka menyelimuti andi dan tiara. Andi dan
tiara sangat terpuruk dengan kejadian yang menimpa mereka, dimana anak yang mereka
nantikan ternyata telah meninggalkan mereka sebelum mereka merasakan membesarkan
anaknya.

Tiara : mas maafin aku ya, aku sangat nyesel sama keputusan aku yang ingin
melahirkan secara normal, mungkin jika saya mendengarkan omongan dokter dan
pendapat kamu anak kita masih bisa selamat mas *sambil menangis*

Andi : iya kan aku udah bilang dari awal sama kamu, lebih baik ikut saran dokter. Tapi
kamu malah maksain diri buat lahiran secara normal.
Tiara : tapi mas ini kehamilan pertama aku, aku juga mau merasakan selayaknya jadi
ibu.

Andi : ya apa bedanya dengan melahirkan Caesar kamu pasti bakalan jadi ibu juga kan?
kalo kaya gini siapa yang egois kamu terlalu perduliin kemauan kamu daripada
keselamatan anak kita *dengan tatapan emosi*

Tiara : terus aja mas kamu salahin aku *menangis dengan kencang*

Andi : ya memang kamu yang salah, kamu tuh terlalu mikirin diri kamu sendiri

Tiara : cukup mass cukup *cinta menangis sambil berjalan keluar kamar*

Tiara tampak depresi karna selalu menyalahkan dirinya sendiri atas kepergian anaknya di
tambah lagi andi pun menjadi sering marah marah padanya.

Namun lambat laun andi merasakan bahwa hubungan rumah tangganya semakin renggang, dan
andi juga merasa kasihan terhadap istrinya yang mengurung diri dikamar serta kehilangan
banyak berat badan. Oleh karena itu Andi membawa Tiara ke konselor untuk memperbaiki
hubungan rumah tangganya.

Andi : sayang hari ini kita jalan jalan yu, udah lama juga kan kita ga keluar berdua

Tiara yang kaget dengan perubahan suaminya tersebut pun mengiyakan ajakan suaminya

Tiara : iya mas aku juga ngerasa kita udah makin jarang menghabiskan waktu berdua

Andi : okee kita pergi sekarang ya

Akhirnya andi dan tiara tiba di konselor yang mereka tuju

Tiara : kita ngapain kesini mas? Kamu pikir aku gila? Maksud kamu apa si mas?

Andi : bukan gitu sayang kamu tenag dulu bisa ga sih? Aku bawa kamu kesini itu karna
aku ngerasa rumah tangga kita semakin hari semakin renggang, aku tuh mau
rumah tangga kita harmonis kaya dulu sayang. *ucap andi sambil berusaha
menengkan istrinya*

Tiara : ya kenapa harus kesini mas? Kan bis akita selesaikan berdua aja, inikan masalah
rumah tangga kita

Andi : ya aku ngerasa kalo kita gabisa selsaiin berdua sayang, karna pasti gada titik
terangnya yang ada nanti malah makin renggang hubungan kita. Gada yang bisa
kasih solusi. Percaya sama aku sayang ini cara terbaik buat mengembalikan
rumah tangga kita seperti dulu lagi. * ucap sambil menatap dan menggenggam
tangan istrinya*

Tiara : yasudah mas kalo memang ini cara untuk mengembalikan kita seperti dulu lagi
aku ikutin saran kamu

Andi dan tiara keluar mobil dan menemui konselor

Konselor : selamat pagi bapak dan ibu, mari silahkan duduk

Andi : iya bu terimakasih

Konselor : sebelumnya perkenalkan nama saya … saya sebagai konselor yang akan
membantu memberi solusi dalam permasalahn ibu dan bapak, sebelumnya bapa
dan ibu ini nama nya siapa ?

Andi : nama saya andi dan ini istri saya Tiara

Konselor : baik bapa andi dan ibu tiara, sekarang tinggal dimana kalo boleh saya tau?

Andi : saya dan istri saya tinggal di perumahan permata sari

Konselor : kalau begitu bapa dan ibu ini bekerja?

Andi : iya, saya bekerja si salah satu perusahaan telekomuniaksi bu, kalo istri saya tidak
bekerja semenjak menikah

Konselor : kalo boleh saya tau bapa dan ibu ini tinggal di rumah sendiri atau masih ikut
dengan orang tua?

Andi : alhamdulillah kami sudah punya rumah sendiri bu


Konselor : baik bapa dan ibu sebelumnya saya berterimaksih sudah mempercayakan saya
sebagai konselor yang akan membantu bapa dan ibu mencari solusi dalam
permasalahan bapa dan ibu, sebelumnya cerita yang akan bapa dan ibu katakan
akan terjamin kerahasiaannya. Dan agar lancarnya sesi konseling hari ini ada
baiknya bapa dan ibu berbicara secara terbuka pada saya.

Andi & Tiara : baik bu

Konselor : kalau begitu kita mulai sesi konseling ini ya, bapa dan ibu ini ingin berkonsultasi
masalah apa?, bisa ceritakan ke saya awal mulanya adanya suatu masalah

Andi : saya ingin berkonsultasi masalah rumah tangga saya bu

Konselor : memangnya ada apa dengan rumah tangga bapa dan ibu

Andi : jadi semenjak saya dan istri saya kehilangan bayi kami semua berubah dbegitu
saja, saya merasa rumah tangga say aini mulai merenggang dan saya juga tidak
tega melihat istri saya tampak depresi dan akhirnya istri saya menyalahkan
dirinya sendiri bu saya pun sebenarnya juga sangat kecewa dengan keputusan istri
saya Ketika mengambil keputusan secar sepihak, karena ia tetap kekeh ingin
melahirkan normal, tetapi tidak kunjung terjadinya kontraksi, akhirnya setelah
dilakukan Caesar segera oleh dokter tetapi anak saya tidak dapat diselamatkan bu
*dengan wajah murung*

Tiara : aku kan udah bilang sama kamu mas, aku mau melahirkan secara normal, ya aku
juga gaakan taau kan kalo jadinya bakal kaya gini. Yang kehilangan anak kita
bukan Cuma kamu mas, aku yang paling merasa kehilangan.

Andi : ya itu kesalahan kamu sendiri, karna keegoisan kamu semua jadi kaya gini

Konselor : bapa andi dan ibu Tiara harap tenang terlebih dahulu ya

Tiara : ibu liat sendiri kan dia selalu nyalahin saya, memangnya dia pikir yang
kehilangan anak dia saja? Saya yang mengandung anak saya selama Sembilan
bulan saya Cuma pengen melaahirkan secara normal saya ingin memberikan
seluruh tenaga saya buat anak saya. Tapi dia ga pernah ngerti
Andi : bukannya saya gabisa ngertiin kamu tapi liat kan sekarang, seandainya saja
kamu mau untuk oprasi sesar, pasti anak kita masih adaa

Konselor : baik bapa andi dan ibu Tiara tenang dulu, saya sudah tau letak permasalahnnya
dimana. Untuk ibu Tiara apa ada yang mau ibu sampaikan sebelumnya kepada
bapa andi?

Tiara : saya Cuma mau suami saya mendukung saya bu di saat seperti ini, saya juga
marah pada diri saya sendiri karna anak saya yang saya kandung tidak dapat lahir
dengan selamat, saya maunya suami saya juga mengerti akan posisi saya saat ini,
saya tau ini kesalahan saya. Saya yang bersikeras agar dapat melahirkan normal.
Tapi apa daya saya bu tuhan berkendak lain saya mencoba untuk iklas walaupun
berat.

Konselor : bagaimaana dengan bapa andi, apa yang bapa ingin sampaikan kepada ibu Tiara

Andi : jujur saya masih sangat kecewa dengan istri saya, saya pun menyalahkaan diri
saya sendiri karna tidak dapat menyelamatkan bayi saya. Saya juga cape jika
harus terus bertengkar dengan istri saya seperti ini.

Konselor : okee baik sekarang saya tahu keinginan dari ibu dan bapa, ini permasalannya ibu
Tiara dan bapa Andi ini ingin di mengerti, ingin di support satu sama lain, namun
belum bisa saling memaafkan dan menerima keadaan. Mungkin mulai saat ini ibu
dan bapa harus mulai menerima keadaan satu sama lain dan bisa saling support,
kalau begitu bapa andi dan ibu cinta bisa saling memaafkan sekarang? apa bapa
dan ibu ini setuju?

Andi : sayang maafin aku ya kalo di pikir pikir aku yang salah disini aku yang
meyalahkan kamu, disini aku gabisa mengerti keadaan kamu sekarang dan aku
juga yang belum bisa menerima ini semua *dengan wajah penuh penyesalan*

Tiara : iya mas aku juga minta maaf aku yang terlalu egois, aku yang selalu bertindak
tanpa tahu konsekuensinya gimana.

Tiara dan andi saling memandang tanpa sadar mereka berdua pun menangis dan saling
memaafkan satu sama lainnya.
Konselor : baik bapa andi dan ibu tiara sampai sini saya akan memberi tugas kepada bapa
dan ibu untuk lebih sering berkomunikasi dan saling mendengarkan pendapat satu
sama lainnya dan harus belajar mengikhlaskan apaa yang sudah terjadi, saran saya
jika ada selisih paham antaara bapa dan ibu sebaiknya dibicarakan dengan tenang
dan berpikir terlebih dahulu sbelum bertindak. Apakah sampai sini sudah
mengerti atau ada yang ingin ditanyakan?

Tiara & andi : baik bu kami paham

Konselor : oke, kalau begitu sesi konseling ini sudah selesai, dua minggu yang akan datang
bapa dan ibu Kembali kesini, saya akan melakukan evalusa untuk bapa Andi dan
ibu tiara.
Tiara : terimakasih banyak ya bu atas saran dan masukan yang diberikan

Andi : baik kalau begitu saya dan istri pamit ya bu

Konselor : sama sama ibu Tiara. Hati hati di jalan ya pak bu.

setelah berkonsultasi dengan konselor mereka pun pulang. Selama dua minggu andi dan tiara
melakukan saran yang diberikan oleh konselor. Dah hubungan mereka pun semakin hari
membaik.

Dua minggu kemudia andi dan tiara Kembali untuk menemui konselor.

Konselor : selamat pagi ibu tiara dan bapa andi mari silahkan masuk

Setelah dipersilahkan masuk oleh konselor, andi dan tiara pun dipersilahkan duduk

Konselor : bagaimana kabar bapa andi dan ibu tiara?

Andi : alahamdulillah kabar saya dan istri saya baik

Konselor : alhamduliilah kalau begitu saya turut senang mendengarnya. Bagaimana bapa
andi dan ibu tiara mengenai perkemabangan permasalah dua minggu lalu?
Apakah tugas dan saran saya di terapkan dalam hubungan bapa dan ibu?
Tiara : sudah bu saya dan suami sudah menerpkannya *sambil menatap suaminya dan
tersenyum*

Konselor : setelah menerapkan nya bagaimana perasaan bapa dan ibu belakangan ini?

Tiara : saya merasa lebih tenang bu karna suami saya selalu ada di saat saya butuh dia,
dan saya juga mulai belajar untuk berpikir sebelum bertindak, kami juga lebih
sering berkomunikasi lebih intens sekarang.

Konselor : bagaimana dengan bapa?

Andi : saya juga mulai bisa menerima keadaan yang telah terjadi, saya berusaha untuk
mengerti kemauan dari istri saya dan memikirkan perasaan istri saya.

Konselor : baik kalau begitu permasalahan ibu dan bapa bisa saya katakan sudah
terselesaikan, saya harap kedepannya ibu dan bapak tidak lagi mengalami
permasalahan yang sama, dan juga saya harap ibu dan bapa tetap saling support
dan menghargai pendapat satu sama, dan jika ada kesalahpahaman di bicarakan
dengan kepala dingin.

Tiara : iya bu saya sangat berterimakasih sudah membantu dan memberikan saran serta
solusi untuk kami berdua

Konselor : sama sama ibu, saya juga berterimkasih kepada bapa dan ibu sudah mau terbuka
pada saat konseling berlangsung

Andi : baik kalau begitu saya dan istri saya pamit pulang dulu ya bu, terimaksaih atas
bantuannya

Konselor : sama sama pak andi dan bu tiara, hati hati dijalan

Anda mungkin juga menyukai