OLEH:
KELOMPOK 2
NURUL RINI AMELIA MISBAH K011191066
FARIKHA AULIA K011191067
ALIF MUBARAK BAHTIAR K011191093
NUR FADHILAH K011191209
ADINDA FEBRIANI K011191220
NUR AFIFAH MUKHTAR K011191221
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat,
hidayah serta pertolongan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini yakni makalah
yang berjudul “Sistem Keseimbangan Tubuh”. Makalah di buat dengan tujuan menyelesaikan
kewajiban sebagai mahasiswa untuk selalu megerjakan tugas sebaik mungkin dan juga untuk
memberikan berbagai materi kepada semua pihak.
Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, yaitu Nabi
Muhammad SAW. Semoga apa yang kami lakukan dalam pembuatan makalah ini selalu
dibalas kebaikan dengan Allah SWT dan semoga materi yang ada di dalam makalah ini dapat
diterima dan bermanfaat bagi semua pihak. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan
yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada para pembaca khususnya para
mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) Universitas Hasanuddin.
Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk
itu, kritik dan saran sangat di butuhkan untuk penyempurnaan penulisan makalah berikutnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................
A. Latar Belakang......................................................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................
C. Tujuan...................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................
A. Definisi Keseimbangan Tubuh.............................................................................................
B. Komponen-komponen Keseimbangan Tubuh......................................................................
C. Mekanisme terjadinya Keseimbangan Tubuh......................................................................
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan Tubuh...................................................
E. Pengaruh Keseimbangan Tubuh terhadap Pekerja...............................................................
F. Gangguan Keseimabangan Tubuh terhadap Pekerja............................................................
G. Contoh Kegiatan dalam Menjaga Keseimbangan Tubuh di Tempat Kerja........................
H. Contoh Aktivitas yang dapat Melatih Keseimbangan Tubuh.............................................
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................
A. Kesimpulan.........................................................................................................................
B. Saran...................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tubuh manusia memiliki berbagai kemampuan yang saat ini belum dikembangkan
secara maksimal. Dengan perkembangan yang semakin maju, maka kita harus
mengetahui lebih banyak fungsi tubuh kita. Sistem gerak di dalam tubuh manusia harus
berjalan dengan harmonis sehingga manusia dapat bergerak dengan baik. Tubuh
memiliki kemampuan dalam melakukan berbagai kegiatan. Kemampuan tersebut
meliputi kelenturan, keseimbangan, dan kekuatan (Mekayanti, Indrayani, & Dewi, 2015).
Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan tubuh
ketika ditempatkan di berbagai posisi. Definisi menurut O’Sullivan, keseimbangan
adalah kemampuan untuk mempertahankan pusat gravitasi pada bidang tumpu terutama
ketika saat posisi tegak. Selain itu menurut Ann Thomson, keseimbangan adalah
kemampuan untuk mempertahankan tubuh dalam posisi kesetimbangan maupun dalam
keadaan statik atau dinamik, serta menggunakan aktivitas oto yang minimal.
Keseimbangan juga diartikan sebagai kemampuan relatif unutk mengontrol pusat massa
tubuh (center of mass) atau pusat gravitasi (center of gravity) terhadap bidang tumpu
(base of support) (Juniardi, 2013).
Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan proyeksi pusat tubuh
pada landasan penunjang baik saat berdiri, duduk, transit dan berjalan (Winter, 1995
dalam Howe, et al. 2008). Keseimbangan dibutuhkan untuk mempertahankan posisi dan
stabilitas ketika bergerak dari satu posisi ke posisi yang lain (Lee& Scudds, 2003).
Keseimbangan juga merupakan kemampuan bereaksi secara cepat dan efisien untuk
menjaga stabilitas postural sebelum, selama, dan setelah pergerakan serta dalam
berespon terhadap gangguan eksternal. Keseimbangan dipertahankan oleh integrasi yang
dinamik dari faktor internal dan eksternal yang melibatkan lingkungan (Gribble &
Hertel, 2004 dalam Cetin, 2008).
Keseimbangan adalah keadaan suatu objek ketika besar gaya atau momentum yang
diterima benda tersebut adalah Keseimbangan merupakan hasil koordinasi yang
kompleks dari sistem somatosensorik (visual, vestibular, proprioseptif) dan motorik
(muskuloskeletal) yang kemudian diolah oleh otak untuk menentukan respon atau
pengaruh internal dan eksternal tubuh. Bagian otak yang mengatur meliputi serebelum,
talamus, dan korteks prefrontal. Dengan adanya kemampuan mempertahankan
1
keseimbangan tubuh, kita dapat berdiri, berjalan, dan melakukan aktivitas gerak dengan
baik. Penurunan fungsi keseimbangan tubuh dapat menyebabkan menurunnya kualitas
hidup akibat ketidakmampuan diri untuk melakukan kegiatan sehari-hari dengan baik
bahkan dapat juga menyebabkan cedera mulai dari yang ringan hingga berat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi keseimbangan tubuh?
2. Apa saja komponen-komponen keseimbangan tubuh?
3. Bagaimana mekanisme terjadinya keseimbangan tubuh?
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keeimbangan tubuh?
5. Bagaimana pengaruh keseimbangan tubuh terhadap pekerja?
6. Apa saja gangguan keseimbangan tubuh akibat kerja di tempat kerja?
7. Apa saja contoh kegiatan dalam menjaga keseimbangan tubuh di tempat kerja?
8. Apa saja contoh aktivitas yang dapat melatih keseimbangan tubuh?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi keseimbangan tubuh
2. Mengetahui komponen-komponen keseimbangan tubuh
3. Mengetahui mekanisme terjadinya keseimbangan tubuh
4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keeimbangan tubuh
5. Mengetahui pengaruh keseimbangan tubuh terhadap pekerja
6. Mengetahui gangguan keseimbangan tubuh akibat kerja di tempat kerja
7. Mengetahui contoh kegiatan dalam menjaga keseimbangan tubuh di tempat kerja
8. Mengetahui contoh aktivitas yang dapat melatih keseimbangan tubuh
2
BAB II
PEMBAHASAN
5
dan kulit dapat menerima rangsang propioseptif dengan posisi tubuh terhadap kondisi
tubuh di sekitarnya dan posisi diantara segmen-segmen tubuh.
Semua input sensoris dan rangsangan yang diterima dan akan disalurkan ke nuklus
vestibularis yang berada di batang otak, sehingga dapat terjadi pemrosesan pada
koordinasi di serebelum, dan dari serebelum informasi yang didapat disalurkan kembali
pada nuklus vestibularis. Karena hal tersebut terjadilah ouput atau keluaran ke badan dan
neuron motorik otot ekstremitas yang dapat memelihara keseimbangan dan postur yang
diinginkan, keluaran ke motorik otot mata eksternal adalah gerakan pada mata dan
keluaran ke sistem saraf pusat yang merupakan persepsi gerakan dan orientasi. Dengan
terjadinya mekanisme tersebut jika dapat berlangsung dengan optimal dapat
menghasilkan keseimbangan yang statis yang normal (Guyton dan Hall, 2007 dalam
Azizah, 2011).
Menurut Sherwood (2002) mekanisme fisiologi terjadinya keseimbangan dimulai
ketika reseptor di mata menerima masukan penglihatan, reseptor di kulit menerima
masukan kulit, reseptor di sendi dan otot menerima masukan proprioseptif dan reseptor
di kanalis semikularis dan organ otolith.
6
keadaan tidak seimbang. Pusat gravitasi seseorang berada pada 1 inci di depan
vertebrae sacrum 2 (Huxham et al., 2001).
b. Garis gravitasi (Line of Gravity – LOG)
Garis gravitasi ialah garis imajiner yang ditarik secara vertikal melewati
pusat gravitasi dan jatuh tepat di tengah tengah bidang tumpu. Derajat stabilitas
tubuh ditentukan dari hubungan antara garis gravitasi (LOG), pusat gravitasi
(COG), serta bidang tumpu (Base of Support) (Huxham et al., 2001).
c. Bidang Tumpu (Base of Support)
Bidang tumpu ialah bagian tubuh yang berhubungan dengan permukaan
tumpuan. Apabila garis gravitasi tepat berada dibidang tumpu maka tubuh akan
berada dalam keadaan seimbang. Stabilitas tubuh juga dipengaruhi oleh luas
dari bidang tumpu. Semakin dekat bidang tumpu dengan pusat gravitasi, maka
stabilitas tubuh akan semakin tinggi. Disamping itu, semakin lebar bidang
tumpu maka semakin tinggi tingkat stabilitas tubuh (Chang, 2009).
Penurunan arkus kaki bagian longitudinal medial akan menyebabkan
perubahan pusat tekanan. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan tumpuan
pada bidang tumpu yang akan mengurangi stabilitas tubuh (Lugade et al., 2010).
Peningkatan IMT dapat mengakibatkan terjadinya penurunan arkus kaki yang
berpengaruh pada perubahan kedudukan kaki dan perubahan pusat tekanan.
Kedudukan kaki yang bergeser menjauhi pusat tekanan dan pusat gravitasi akan
menurunkan stabilitas tubuh (Syafi’i et al.,2016).
d. Kekuatan Otot
Kekuatan otot ialah kemampuan otot untuk menghasilkan tenaga dalam
usaha maksimal baik secara statis maupun dinamis. Kekuatan otot dihasilkan
dari kontraksi otot secara maksimal. Otot yang kuat ialah otot yang mampu
berkontraksi dan relaksasi dengan baik. Apabila otot dalam keadaan kuat maka
keseimbangan dan aktivitas sehari-hari akan berjalan baik. Kekuatan otot dari
kaki, lutut serta pinggul sangat penting untuk mempertahankan keseimbangan
tubuh saat adanya gaya dari luar. Kekuatan otot memiliki hubungan langsung
dengan kemampuan otot guna melawan gaya gravitasi serta beban eksternal
yang secara terus menerus mempengaruhi posisi tubuh (Knudson, 2007).
2. Faktor Fisik
Faktor fisik ialah faktor-faktor yang terkait dengan Berat badan, umur, jenis
kelamin, genetik, aktivitas fisik, orientasi ruang, serta motorik strategi.
7
a. Umur
Umur memiliki pengaruh yang kuat pada kemampuan keseimbangan
seseorang. Anak usia 4 – 24 bulan hanya menggunakan satu komponen
keseimbangan yaitu visual untuk mengontrol keseimbangan. Anak usia 3 – 6
tahun sudah terjadi peningkatan yaitu terjadi integrasi antara komponen visual
dan vestibular untuk mengontrol keseimbangan. Pada usia 7 – 10 tahun, anak –
anak sudah mengintegrasikan seluruh komponen keseimbangan layaknya orang
dewasa normal yaitu komponen visual, vestibular, dan somatosensoris untuk
mengontrol keseimbangan (Weiss et al., 2010).
b. Berat Badan
Berat badan mempengaruhi keseimbangan. Berat badan yang berlebih
dapat menjadi acuan bahwa terdapat lemak berlebih dalam tubuh. Lemak ini
akan mendorong otot dan menyebabkan turunnya kekuatan otot. Penurunan
kekuatan ini akan menyebabkan kurangnya kemampuan otot untuk menjaga
posisi tubuh sehingga keseimbangan tubuh menjadi menurun. Selain itu
peningkatan berat badan juga dapat menyebabkan peningkatan tekanan plantaris
dan menyebabkan terjadinya penurunan tinggi arkus longitudinal medial kaki.
Keadaan ini akan menyebabkan berpindahnya titip pusat tekanan yang akan
mempengaruhi titik pusat gravitasi. Perpindahan ini menyebabkan penurunan
keseimbangan pada tubuh.
c. Jenis Kelamin
Jenis kelamin mempengaruhi kekuatan maksimal otot yang berhubungan
dengan luas permukaan tubuh, komposisi tubuh, kekuatan otot, jumlah
hemoglobin, hormon, kapasitas paru – paru, dan sebagainya. Pada usia belia
hingga pubertas kebugaran pada anak laki – laki hampir sama dengan kebugaran
pada anak perempuan (Ruhayati dan Fatmah, 2011).
d. Genetik
Genetik mempengaruhi level kemampuan fisik seseorang. Genetik
merupakan sifat – sifat spesifik seseorang yang dibawa sejak lahir. Sifat genetik
mempengaruhi fungsi pergerakan anggota tubuh dan kontraksi otot yang
berhubungan dengan jenis serabut otot seseorang. (Ruhayati dan Fatmah, 2011).
e. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik menggambarkan gerakan tubuh yang disebabkan oleh
kontraksi otot sehingga dihasilkan energi yang mampu digunakan dalam
8
menjalankan kehidupan sehari – hari. Aktivitas fisik yang bersifat sedang
hingga berat minimal dilakukan kurang lebih 30 menit setiap hari dalam
seminggu diperlukan untuk menjaga kesehatan tubuh. Aktivitas fisik dapat
membantu seseorang untuk menjaga berat badannya dimana penurunan berat
badan ataupun pencegahan peningkatan berat badan dapat dilakukan dengan
beraktivitas fisik minimal kurang lebih 60 menit dalam satu hari.
10
Individu dengan kerusakan sistem vestibular yang disebabkan oleh cedera
otak, infeksi virus atau penuaan mungkin mengalami vertigo dan instabilitas
postur (Kisner and Colby, 2007). Contoh penyakitnya yaitu Meniere ditandai
dengan keluhan berulang berupa vertigo, tinitus dan gangguan pendengaran
(Ratna, 2014).
11
Kerusakan basal ganglia, cerebelum atau area motor suplement mengganggu
proses datangnya informasi sensoris, mengakibatkan kesulitan mengadaptasikan
informasi sensoris dalam menanggapi perubahan lingkungan dan terganggunya
antisipasi dan reaksi penyesuaian postural (Kisner and Colby, 2007).
3. Gangguan pada Biomekanik dan Motor Output
Defisit dalam komponen motor kontrol keseimbangan dapat disebabkan oleh
gangguan sistem muskuloskeletal dan neuromuskuler. Malalignment postur
mengakibatkan COM (center of mass) bergeser dari pusat BOS (base of support)
meningkatkan perubahan pada batas stabilitasnya. Karena kaki beroperasi sebagai
rantai tertutup, gangguan LGS(lingkup gerak sendi) atau kekuatan otot di salah satu
sendi dapat mengubah postur dan keseimbangan gerakan di seluruh tungkai.
Sebagai contoh, pembatasan gerakan pergelangan kaki karena kontraktur,
penggunaan ortose pada kaki atau kelemahan pada penggerak dorsi fleksi
pergelangan kaki menghilangkan penggunaan ankle strategy mengakibatkan
peningkatan penggunaan otot panggul dan trunk untuk kontrol keseimbangan. Pada
individu dengan kasus neurologis kegagalan untuk menghasilkan kekuatan otot yang
adekuat karena abnormalitas tonus atau gangguan koordinasi dari strategi motorik
menghambat kemampuan seseorang untuk merekrut otot yang dibutuhkan untuk
keseimbangan. Nyeri dapat mengubah batas normal stabilitas seseorang dan jika
berlangsung terus-menerus mengakibatkan gangguan mobilitas (Kisner and Colby,
2007).
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Keseimbangan merupakan salah satu faktor yang dibutuhkan individu dalam
melakukan gerak yang efektif dan efisiensi selain fleksibilitas (fleksibility),
keoordinasi (coordination), kekuatan (power) dan daya tahan (endurance)
2. Komponen keseimbangan tubuh terdiri dari sistem visual, sistem vestibular, sistem
somatosensoris (proprioseptif), dan kekuatan otot
3. Fisiologi mulai terjadinya keseimbangan saat reseptor di mata menerima masukan
penglihatan, reseptor di kulit menerima masukan kulit, reseptor di sendi dan otot
menerima masukan proprioseptif dan reseptor di kanalis semikularis dan organ
otolith.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan tubuh yaitu faktor biomekanik dan
faktor fisik. Faktor biomekaniku terdiri dari pusat gravitasi, garis gravitasi, bidang
tumpu, dan kekuatan otot. Faktor fisik terdiri dari umur, berat badan, jenis kelamin,
genetik, dan aktivitas fisik
5. Keseimbangan tubuh sangat berperangaruh terhadap pekerja. Keseimbangan yang
buruk akan meningkatkan resiko jatuh.
6. Gangguan keseimbangan tubuh akibat kerja di tempat kerja yaitu gangguan pada
Sensory input, gangguan pada integrasi sensor motor, dan gangguan pada
bioemekanik dan motor output
7. Contoh kegiatan dalam menjaga keseimbangan tubuh di tempat kerja yaitu
memperhatikan sikap tubuh, mengingat pentingnya kesegaran jasmani, dan menjaga
lingkungan kerja
8. Contoh aktivitas fisik yang dapat melatih keseimbangan tubuh yaitu berdiri dengan
satu kaki, leg swings, memutar tangan searah jarum jam, memutar kaki searah jarum
jam, keseimbangan di permukaan tidak rata, dan squat dengan satu kaki
B. Saran
Melatih dan menjaga keseimbangan tubuh di tempat kerja harus ditingkatkan
dalam upaya mencegah terjadinya kecelakaan akibat kerja dan mampu meningkatkan
kesehatan para pekerja. Kemampuan menyeimbangkan antara massa tubuh dengan
bidang tumpu akan membuat manusia mampu untuk beraktivitas secara efektif dan
14
efisien. Menghindari faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan tubuh maka juga
akan membantu menghindarkan tubuh dari gangguan-gangguan kesehatan yang mungkin
terjadi.
15
DAFTAR PUSTAKA
D.P, Mekayanti Ayu., Ni.k, Indrayani., Nk. Dewi Kormia. 2015. Optimalisasi Kelenturuan
(Flexibelity), Keseimbangan (Balance), dan Kekuatan (Strength) Tubuh Manusia
Secara Instan dengan Menggunakan “Secret Method”
Distefano, L. J., Blackburn, J. T., Marshall, S. W., & Padua, D. A. (2009). Gluteal muscle
activation during common therapeutic exercises. journal of orthopaedic & sports
physical therapy, 39(7), 532-540.
Hanes, D. A., & McCollum, G. (2006). Cognitive-vestibular interactions: a review of patient
difficulties and possible mechanisms. Journal of vestibular research, 16(3), 75-91.
https://flexfreeclinic.com/artikel/detail/154?title=pentingnya-keseimbangan-tubuh
Irfan muhammad. 2010. Fisioterapi bagi Insan Stroke. Graha Ilmu. Jakarta
Kisner, C., & Colby, L. A. (2007). Therapeutic exercises. Foundations and techniques, 6,
260-5.
Kusuma Y. W., 2019, KORELASI INDEKS MASA TUBUH (IMT) DENGAN
KESEIMBANGAN DINAMIS LANJUT USIA DI POSYANDU DAHLIA 14
KELURAHAN PUCANG SAWIT KECAMATAN JEBRES SURAKARTA, Publikasi
Ilmiah: Program Studi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Mekayanti, A., Indrayani, & Dewi, K. (2015). Optimalisasi Kelenturan (Flexibelity),
Keseimbangan (Balance), dan Kekuatan (Strength) Tubuh Manusia secara Instan
dengan Menggunakan “Secret Method.” Jurnal Virgin, Jilid 1, Nomor 1, Januari 2015,
(2015), 40-49. ISSN: 2442-2509.
Prasad, S., & Galetta, S. L. (2011). Anatomy and physiology of the afferent visual
system. Handbook of clinical neurology, 102, 3-19.
Ratna Sari, D. (2014). Rehabilitasi vestibular pada penyakit meniere ditinjau dari Ked, dan
Islam (Doctoral dissertation, Universitas YARSI).
Sahabuddin, H. U. M. A. I. R. A. H. (2016). Hubungan antara flat foot dengan keseimbangan
dinamis pada murid TK Sulawesi kota Makassar. Skripsi: Program Studi Fisioterapi
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar.
Watson, M., Saraiya, M., Benard, V., Coughlin, S. S., Flowers, L., Cokkinides, V., ... &
Giuliano, A. (2008). Burden of cervical cancer in the United States, 1998–
2003. Cancer, 113(S10), 2855-2864.
16