Konduksi : perpindahan panas melalui suatu benda oleh perpindahan momentum dari molekul atau atom tanpa proses pencampuran. Contoh : aliran panas melalui dinding metal. Konveksi : perpindahan panas dari fluida panas kebagian yang dingin degan pengadukan. Contoh : memasak air Radiasi : proses aliran panas dari fluida yang bersuhu tinggi ke fluida yang bersuhu rendah bila fluida tersebut terpisah dalam suatu ruang tanpa menggunakan medium. Alat penukar panas Alat yang difungsikan untuk mengakomodasikan perpindahan panas dari fluida panas ke fluida dingin dengan adanya perbedaan temperatur. Karena panas yang dipertukarkan terjadi dalam sebuah sistem maka kehilangan panas dari suatu benda akan sama dengan panas yang diterima benda lain. Kemampuan untuk menerima panas dipengaruhi oleh 3 hal 1. Koefisien overall perpindahan panas (U) menyatakan mudah atau tidaknya panas berpindah dari fluida panas ke fluida dingin dan juga menyatakan aliran panas menyeluruh sebagai gabungan proses konduksi dan konveksi. 2. Luas bidang yang tegak lurus terhadap arah perpindahan panas. Karena luas perpindahan panas tidak konstan, sehingga dalam praktek dipilih luas perpindahan panas berdasarkan luas dinding bagian luar. 3. Selisih temperatur rata-rata logaritmik (T LMTD). LMTD : perbedaan temperatur yang dipukul rata-rata setiap bagian HE. Karena perbedaan temperatur di setiap bagian HE tidak sama. Keuntungan shell & tube exchanger 1. Memiliki permukaan perpindahan panas persatuan volume yang lebih besar 2. Mempunyai susunan mekanik yang baik dengan bentuk yang cukup baik untuk operasi bertekanan. 3. Tersedia dalam berbagai bahan konstruksi 4. Prosedur pengopersian lebih mudah 5. Metode perancangan yang lebih baik telah tersedia 6. Pembersihan dapat dilakukan dengan mudah Penentuan fluida dalam shell atau tube Fluida bertekanan tinggi dialirkan di dalam tube karena tube standar cukup kuat menahan tekanan yang tinggi. Fluida berpotensi fouling dialirkan di dalam tube agar pembersihan lebih mudah dilakukan. Fluida korosif dialirkan di dalam tube karena pengaliran di dalam shell membutuhkan bahan konstruksi yang mahal yang lebih banyak. Fluida bertemperature tinggi dan diinginkan untuk memanfaatkan panasnya dialirkan di dalam tube karena dengan ini kehilangan panas dapat dihindarkan. Fluida dengan viscositas yang lebih rendah dialirkan di dalam tube karena pengaliran fluida dengan viscositas tinggi di dalam penampang alir yang kecil membutuhkan energi yang lebih besar. Fluida dengan viskositas tinggi ditempatkan di shell karena dapat digunakan baffle untuk menambah laju perpindahan. Fluida dengan laju alir rendah dialirkan di dalam tube. Diameter tube yang kecil menyebabkan kecepatan linier fluida (velocity) masih cukup tinggi, sehingga menghambat fouling dan mempercepat perpindahan panas. Fluida yang mempunyai volume besar dilewatkan melalui tube, karena adanya cukup ruangan. Analisa kinerja HE 1. Koefisien overall perpindahan panas (U) menyatakan mudah atau tidaknya panas berpindah dari fluida panas ke fluida dingin dan juga menyatakan aliran panas menyeluruh sebagai gabungan proses konduksi dan konveksi. 2. Fouling factor (Rd) fouling adalah peristiwa terakumulasinya padatan yang tidak dikehendaki di permukaan Heat Exchanger yang berkontak dengan fluida kerja, termasuk permukaan heat transfer. Peristiwa tersebut adalah pengendapan, pengerakan, korosi, polimerisasi dan proses biologi. Angka yang menunjukkan hambatan akibat adanya kotoran yang terbawa fluida yang mengalir di dalam HE. Penyebab terjadinya fouling : - Adanya pengotor berat yaitu kerak keras yang berasal dari hasil korosi ataucoke keras. - Adanya pengotor berpori yaitu kerak lunak yang berasal dari dekomposisi kerak keras. Akibat fouling : - mengakibatkan kenaikan tahanan heat transfer, sehingga meningkatkan biaya, baik investasi, operasi maupun perawatan. - ukuran Heat Exchanger menjadi lebih besar, kehilangan energi meningkat, waktu shutdown lebih panjang dan biaya perawatan meningkat. Variabel operasi yang berpengaruh terhadap fouling : a.Kecepatan Linier Fluida (Velocity) Semakin tinggi kecepatan linier fluida, semakin rendah kemungkinan terjadinya fouling. Sebagai batasan dalam rancangan dapat digunakan nilai-nilai berikut: 1). Kecepatan fluida proses di dalam tube adalah 3-6 ft/s 2). Kecepatan fluida pendingin di dalam tube adalah 5-8 ft/s 3). Kecepatan fluida tube maksimum untuk menghambat terjadinya fouling adalah 10-15 ft/s 4). Kecepatan fluida shell adalah 1-3 ft/s. b. Temperature permukaan dan temperature fluida : kecepatan terbentuknya fouling akan meningkat dengan meningkatnya temperatur. c.Pressure drop : untuk mengetahui sejauh mana fluida dapat memepertahankan tekanan yang dimilikinya selama fluida mengalir. Disebabkan oleh 2 hal : Friksi aliran dengan dinding dan pembelokan aliran Jika ΔP terlalu besar: 1. Disebabkan jarak antar buffle yang terlalu dekat 2. Aliran menjadi lambat 3. Perlu tenaga pompa yang besar Jika ΔP terlalu rendah : Perpindahan panas tidak sempurna 3 tipe pembersihan HE 1. Chemical/ Physical Cleaning : metode pembersihan dengan mensirkulasikan agent melalui peralatan biasanya menggunakan HCl 5-10%. 2. Mechanical Cleaning Drilling atau Turbining : Pembersihan dilakukan dengan mendrill deposit yang menempel pada dindingtube. Hydrojeting : Pembersihan dilakukan dengan cara menginjeksikan air ke dalam tube pada tekanan yang tinggi, untuk jenis deposit yang lunak. 3. Gabungan dari keduanya Komponen dasar penyusun HE 1. Tube Merupakan pipa kecil yang tersusun di dalam shell Aliran di dalam tube sering dibuat melintas lebih dari 1 kali dengan tujuan untuk memeperbesar koefisisen perpindahan panas lapiasan film fluida dalam tube. 2. Tube Pitch Lubang yang tidak dapat dibor dengan jarak yang sangat dekat, karena jarak tube yang terlalu dekat akan melemahkan struktur penyangga tube. Tipe susunan tube Susunan Segitiga (Triangular Pitch) Keuntungan : Film koeffisien lebih tinggi daripada square pitch. Dapat dibuat jumlah tube yang lebih banyak sebab susunannya kompak. Kerugian : Pressure drop yang terjadi antara menengah ke atas. Tidak baik untuk fluida fouling Pembersihan secara kimia Susunan Segitiga Diputar 30o (Rotated Triangular Pitch) Keuntungan : Film koeffisisennya tidak sebesar susunan triangular pitch, tetapi lebih besar dari susunan square pitch. Dapat digunakan pada fluida fouling Kerugian : Pressure drop yang terjadi antara menengah ke atas. Pembersihan secara kimia Susunan Bujur sangkar (Square Pitch) Keuntungan : Bagus untuk kondisi yang memerlukan pressure drop rendah. Baik untuk pembersihan luar tube secara mekanik. Baik untuk menangani fluuida fouling. Kerugian : Film koeffisiennya relatif rendah Susunan Bujur sangkar yang Diputar 45o (Diamond Square Pitch) Keuntungan : Film koeffisiennya lebih baik dari susunan square pitch, tetapi tidak sebaik triangular pitch dan rotated triangular pitch. Mudah untuk pembersihan dengan mekanik Baik untuk fluida fouling. Kerugian : Film koeffisisen relatif rendah Pressure drop tidak serendah square pitch 3. Clearance Jarak terdekat antara 2 tube yang berdekatan 4. Tube Sheet : suatu flat lingkaran yang fungsinya memegang ujung-ujung tube dan juga sebagai pembatas aliran fluida di shell & tube 5. Baffle Sekat-sekat yang digunakan untuk : Mengatur aliran lewat shell sehingga turbulensi yang tinggi akan diperoleh Menahan struktur tube bundle Menahan atau mencegah terjadinya getaran pada tube 6. Shell : merupakan bagian tengah alat penukar panas dan tempat untuk tube bundle 7. Tube Side Channel dan Nozzle : mengatur aliran fluida di tube 8. Channel Cover Tutup yang dapat dibuka saat pemeriksaan dan pembersihan BWG (Birmingham Wire Gage) yaitu menyatakan ukutan tebal tube. BWG kecil berarti tube semakin tebal dan sebaliknya. Keuntungan HE countercurrent : mempunyai LMTD yang besar, sehingga luas transfer panas yang dibutuhkan kecil, maka ukuran HE juga kecil. Akibat terlalu banyak passes/lewatan pada HE : ΔP besar Diperlukan tenaga untuk memompa yang besar Sulit dilakukan pembersihan karena banyak pipa belok Pada HE, pendingin masuk lewat bawah karena cairan akan memenuhi rongga atas terlebih dulu. Sedangkan pemanas (steam) masuk lewat atas karena steam akan memenuhi rongga atas telebih dahulu. Reboiler merupakan alat penukar panas yang disertai dengan adanya perubahan fasa. Dimana terjadi perubahan fasa cair menjadi uap. Pada proses industri reboiler umumnya berhubungan dengan menara distilasi. Alat ini berfungsi untuk mendidihkan cairan di bagian bawah kolom dan menyuplai panas ke dalam kolom distilasi. Media pemanasnya bisa berupa steam atau air panas. Prinsip kerja Zat cair dari kolom distilasi memasuki unit bagian reboiler dan sebagian diuapkan di dalam tabung yang dipanaskan oleh steam. Karena densitasnya lebih rendah, campuran uap dan cairan itu naik dan menarik lebih banyak lagi zat cair. Umpan zat cair dan uap itu keluar melaui puncak tabung dengan kecepatan tinggi, keduanya lalu dipisahkan satu sama lain dan zat cairnya didaur ulang. Di dalam reboiler dihasilkan sejumlah uap sebagai umpan untuk menara distilasi. Uap yang dihasilkan akan naik ke bagian atas menara distilasi berkontak dengan aliran cairan yang turun dari tray, uap ini dihasilkan dari cairan di tray terbawah yang dididihkan di dalam reboiler. Cairan hanya sebagian saja yang diuapkan, sebagian disirkulasi di dalam reboiler dan sisanya dibuang dari sistem sebagai produk bawah menara distilasi. Residence time cairan di dalam bagian bawah menara distilasi berkisar 5-10 menit. Kriteria pemilihan reboiler 1. Horizontal Thermosyphon Kapasitas>vertical thermosiphon tidak perlu skirt (support) maintenance dan cleaning lebih mudah 2. Vertikal Thermosyphon perlu skirt (support) maintenance dan cleaning lebih sulit kapasitas kecil 3. Kettle reboiler Luas transfer besar (utk kapasitas besar) Tidak memerlukan pompa, karena cairan keluar secara gravitasi. Waktu tinggal lama Mahal Fouling tendency besar 4. Forced circulation utk cairan yg viscous (>25 cP) cocok utk sistem vakum butuh pompa Fungsi baffle pada reboiler untuk mengendalikan tinggi cairan di dasar menara (weir) Fungsi LC pada reboiler untuk mengatur tinggi cairan dalam reboiler supaya sama dengan tinggi pada dasar menara, sehingga aliran dapat mengalir dari distillasi ke reboiler. Kondensor : alat untuk mengembunkan fluida dari fase uap sampai ke titik pengembunan pada suhu yang sama atau yang lebih rendah lagi Proses kondensasi : Uap mula-mula membentuk tetesan. Tetesan-tetesan bergabung sehingga membesar dan mengalir ke bawah tabung karena pengaruh gaya gravitasi. Rd hitung sebaiknya tidak melebihi 10% dari Rd required karena: • Supaya HE dibersihkan setahun sekali • Jika Rd terlalu besar UD kecil perlu A yang besar, sehingga biaya mahal • Jika rd terlalu kecil HE harus sering dibersihkan (< 1 tahun), sehingga biaya perawatan besar. Langkah-langkah perancangan Shell & Tube Exchanger : 1. mencari Q (beban panas) dari neraca panas 2. menentukan Δt Δt LMTD = Δt = Δt LMTD x FT untuk 1-2 exchanger FT > 0,75. jika FT pada 1-2 Exchanger < 0,75 maka gunakan 2-4 Exchanger. Untuk 2-4 exchanger FT > 0,9 untuk removable longitudinal baffle. FT 0,85 untuk welded longitudinal baffle. FT dihitung karena di dalam tube terjdi perubahan arah aliran. Sebagai contoh untuk 1-2 exchanger, lewatan merupakan gabungan antara aliran searah dan lawan arah. Dengan demikian dalam 1-2 exchanger tersebut jika dihitung LMTD untuk countercurrent maka harus dihitung faktor koreksi FT nya. 3. Assumsikan UD sementara dari Tabel 8 Kern, 1965. Lalu hitung area heat transfer A dengan persamaan : A > 200 ft2 gunakan shell & tube A < 100 ft2 gunakan double pipe 4. Tentukan klasifikasi tube dari Tabel 10 Kern : L = 6, 8, 12, 16, 20 ft, BWG, OD, a” 5. Tentukan jumlah tube Nt Koreksi UD Temperatur kalorik Tc = T2 + Fc(T1-T2) tc = t1 + Fc(t2-t1) Temperatur rata-rata fluida yang terlibat dalam pertukaran panas Dihitung untuk fluida dengan viskositas > 1 cP. 6. menghitung flow area: luas penampang yang tegak lurus arah aliran. Shell : C’ = PT-OD B = maksimum = IDshell (pers. 11.3 Kern, 1965, hal 226) Minimum = IDshell/5 (pers. 11.4 Kern, 1965, hal 226) as tube : at 7. menghitung mass velocity (G): Gs dan Gt 8. menghitung bilangan reynold shell : De = ..... in (fig. 28, Kern) Res = tube : D = .... in (Tabel 10, Kern) Ret = 9. menentukan heat transfer factor, jH: shell dari figure 28 Kern dan tube dari figure 24 kern 10. menentukan termal function 11. menentukan hi & ho film koefisien hi & ho adalah suatu ukuran aliran panas per unit permukaan dan unit perbedaan temperatur yang mengindikasikan laju perpindahan panas. 12. menentukan hio 13. temperatur dinding tw 14. koefisien hi dan hio terkoreksi pada temperatur dinding tw 15. Uc (koefisien perpindahan panas menyeluruh saat bersih) 16. Rd Rd yang diperlukan = ….. hr.ft2.oF/btu (Tabel 8. Kern, 1965). Rdhitung Rddiperlukan (memenuhi) 17. ΔP shell : f = ……. (Fig. 29 Kern, 1965) N+1 = 12.L/B ΔPs = tube : f = …… (figure 26, Kern) ΔPt = ΔPr = ΔPtube = 2) PIPA Sch. Number: 10, 20, 30, 40, 60, 80, 100, 120, 140, 160 Sch. Number menunjukkan ukuran ketebalan pipa Sch pada pipa baja yang sering digunakan 1. Standar (Sch. 40) untuk welded construction untuk tekanan < 25 atm Untk D<10 in 2. Extra-strong (Sch. 80) Jika dipakai iron fitting 3. Double extra-strong (Sch. 160) Diameter optimum 1. carbon steel Di,opt (mm) = 282 x (G kg/s)0,52 x (r kg/m3)-0,37 2. stainlees steel Di,opt (mm) = 226 x (G kg/s)0,50 x (r kg/m3)-0,35 Pada pipa perlu ditentukan diameter optimum karena: Jika diameter pipa besar alirannya lambat biaya material mahal pressure drop kecil kerja pompa dan biaya pemompaan kecil Jika diameter pipa kecil alirannya cepat pressure drop besar kerja pompa dan biaya pemompaan besar biaya material murah Gate valve: cocok utk open and shut control, tdk utk partial control Globe valve: cocok utk partial control 3) Pompa Kriteria pemilihan pompa 1. Pompa reciprocating Proses yang memerlukan head tinggi Kapasitas fluida yang rendah Liquid yang kental (viscous liquid) dan slurrie (lumpur) Liquid yang mudah menguap (high volatile liquid) 2. Pompa sentrifugal Konstruksinya sederhana dan murah Kecepatan putarannya stabil Dapat dihubungkan langsung dengan motor pengendali Discharge linenya bisa ditutup sebagian atau bisa ditutup penuh tanpa merusak pompa. Dapat menangani liquid yang mengandung solid yang banyak. Ongkos perawatan lebih rendah bila dibandingkan dengan reciprocating pump. Dapat dibuat dari bahan tahan korosi. Prinsip kerja pompa sentrifugal: Fluida Masuk melalui bagian suction yang dihubungkan secara cocentric dengan suatu poros yang mempunyai element yang berputar secara cepat yang disebut impeller. Impeller ini mempunyai baling-baling radial. Liquid mengalir masuk dan keluar ruangan antara dua vane dan meninggalkan impeller dengan kecepatan yang tinggi, kemudian ditampung dalam casing yang berbentuk spiral yang disebut volute, dan meninggalkannya secara tangensial melalui discharge. Di dalam volute ini velocity head dari liquid dirubah menjadi pressure head. Tenaga untuk memutar impeller diperoleh dari luar, yaitu dari direct connected motor pada kecepatan konstan biasanya sekitar 3500 rpm. Kavitasi: kondisi dimana terjadinya bubble (gelembung udara) di dalam pompa akibat kurangnya NPSHa (terjadi vaporisasi) dan pecah pada saat bersentuhan dengan impeller atau casing. Ciri-ciri kavitasi Suara berisik Adanya getaran pada pompa Bunyi dengung keras pada pipa Tekanan buang yang fluktuasi Penyebab kavitasi Luasan aliran pada mata impeller pompa biasanya lebih kecil dari daripada luasan aliran pipa hisap pompa atau luas aliran yang melalui baling baling impeller. Ketika cairan dipompakan memasuki mata pompa sentrifugal, pengurangan luas area aliran terjadi seiring penambahan kecepatan aliran seiring dengan pengurangan tekanan. Jumlah aliran pompa yang lebih besar, penurunan tekanan yang lebih besar antara lubang hisap pompa dengan mata impeller. Jika tekanan yang turun cukup besar, atau temperatur cukup tinggi, tekanan yang turun mungkin cukup untuk menyebabkan kavitasi . Banyak gelembung udara terbentuk akibat tekanan yang jatuh di ujung impeller di sapu oleh baling baling impeller melalui aliran fluidanya. Ketika gelembung udara memasuki daerah dimana tekanan local lebih besar dari tekanan uap yang menjauhi baling baling impeller, tiba tiba meletup. Proses pembentukan gelembung udara dan berikutnya meletup di dalam pompa disebut kavitasi. Friksi antara permukaan fluida yang akan dipompakan dengan pompa inlet besar (Hfs>>), sehingga dapat mengurangi NPSHA. Menurunnya tekanan absolut atau karena ketinggian (PA<<), dimana tekanan absolut yang tinggi sangat dibutuhkan untuk menaikkkan NPSHA. Penurunan tekanan absolut di dalam tangki disebabkan karena tekanan hidrostastis fluida yang semakin kecil karena level cairan akan semakin rendah karena cairan di dalam tangki semakin lama semakin berkurang jumlahnya. Naiknya temperatur dari pompa liquid (PV>>), peningkatan temperatur disebabkan karena adanya gesekan fluida, sehingga dengan naiknya temperatur tekanan uap fluida juga akan meningkat. Jika tekanan uap semakin besar maka kemungkinan terjadinya kavitasi akan semakin besar. Akibat kavitasi Kavitasi menurunkan performa pompa, menyebabkan fluktuasi jumlah aliran dan tekanan buang. Menyebabkan kerusakan komponen pompa bagian dalam. Ketika pompa mengalami kavitasi, gelembung udara terbentuk didaerah tekanan rendah tepat sebelum putaran baling baling impeller. Gelembung uap kemudian bergerak pada baling baling impeller, dimana mereka meletup dan menyebabkan kejutan secara fisik, pada sudut depan baling baling impeller. Kejutan secara fisik membuat bintik bintik kecil pada bagian ujung baling baling impeller. Setiap bintik bintik kecil mempunyai ukuran mikron, tetapi akibat akumalasi dari jutaan bintik bintik ini dari waktu kewaktu benar benar merusak impeler pompa. Menyebabkan kelebihan getaran pada pompa, yang mana bisa menyebabkan kerusakan bearing pompa, ring penahan aus dan seal-seal. Cara mengatasi kavitasi Tekanan fluida pada semua titik dalam pompa harus dipertahankan diatas tekanan uap. Jumlah yang digunakan untuk menentukan supaya tekanan zat cair yang dipompa mampu mengindari kavitasi adalah tinggi tekan hisap dikenal dengan NPSH (Net Positive Suction Head). NPSH yang tersedia harus lebih besar atau sama dengan NPSH yang dibutuhkan, NPSHa ≥ NPSHr. NPSH yang tersedia (NPSHa) Tekanan yang dibutuhkan pada suction pompa yang lebih tinggi daripada tekanan uap cairan yang dipompa. NPSH yang dibutuhkan (NPSHr) NPSH minimum untuk menghindari kavitasi. Meningkatkan NPSHA Cara meningkatkan NPSHA : Menambah tekanan pada hisapan pompa dengan cara meninggikan level zat cair di dalam tanki atau menambah tekanan pada daerah di atas zat cair untuk menambah tekanan hisap. Mengurangi temperatur zat cair yang dipompakan. Pengurangan temperatur zat cair yang dipompakan sehingga mengurangi tekanan uap yang akibatnya menaikan NPSHA. Mengurangi kehilangan head pada pipa hisap pompa dengan cara menambah diameter pipa, mengurangi jumlah elbow, katup dan fiting pada pipa, mengurangi panjang pipa. Mengurangi NPSHR pompa Cara mengurangi NPSHR : Pengurangan jumlah aliran yang melalui pompa dengan pengecilan katup buang akan mengurangi NPSHR. NPSHR tergantung pada kecepatan pompa yaitu semakin cepat impeler pompa berputar maka semakin besar NPSHR. Oleh karena itu kecepatan pompa harus dikurangi, sehingga NPSHR pompa akan berkurang. Langkah-langkah perhitungan pompa sentrifugal : Menentukan kapasitas pompa Dengan diketahui laju alir massa dari neraca massa dan over desain 10%, maka debit aliran dapat diketahui. Q= Dari Gambar 7.14 a & b Walas dengan diketahui kapasitas pompa maka dapat diketahui jumlah suction yang akan digunakan. Menentukan D pipa optimum (Coulson, 1983) Untuk carbon steel Di opt = 282 (G)0,52 (ρ)-0,37 Untuk stainless steel Di opt = 226 (G)0,5 (ρ)-0,35 dengan : G = Flow rate, kg/s ρ = density, kg/m3 Di opt = diameter pipa, mm Menentukan jenis pipa standar Tabel 11 Kern, 1965 atau Tabel A.5-1, Geankoplis 1993. Menentukan Bilangan Reynold (NRe) Bilangan reynold (NRe) dapat dihitung dengan persamaan: NRe = (Geankoplis, 1993, pers.4.5-5) Keterangan : NRe = Bilangan Reynold = Densitas larutan (kg/m3) ID = Diameter dalam pipa (m) v = Kecepatan aliran (m/s) = Viskositas larutan (kg/m.s) Kecepatan aliran, v : v = Menghitung Panjang Equivalent Gambar. 127 Brown, 1950 dan Tabel. 2.10-1 Geankoplis, 1993 Menghitung total friksi (f) Contraction loss hc = = (Geankoplis, 1993. pers.2.10-16) Friksi pada pipa lurus Ff = (Geankoplis, 1993. pers.2.10-6) f = ....? (Gambar.2.10-3, Geankoplis,1993) Friksi pada elbow hf = (Geankoplis, 1993. pers.2.10-17) Kf = 0,75 (tabel 2.10-1, Geankoplis) Expansion loss hex = Kex = Loss pada valve Globe valve wide = 1 = Kf = 9,5 (Tabel 2.10-1, Geankoplis, 1983) Gate valve wide = 2 = Kf = 0,17 (Tabel 2.10-1, Geankoplis, 1983) hf = (Geankoplis, 1993. pers.2.10-17) Menghitung tenaga pompa yang digunakan Persamaan neraca energi yang dijelaskan melalui persamaan Bernaulli (pers. 2.7-28 Geankoplis, 1983) : Ws = Wp = (Geankoplis, 1993. pers.3.3-1) Efisiensi pompa dietahui dari Gambar 10.62, Coulson,1983, hal 380 Power : BHP = G x Wp (Geankoplis, 1993. pers.3.3-2) Motor penggerak : Berdasarkan fig. 4-10, vilbrandt,F.C., 1959, diperoleh efisiensi motor P = (Geankoplis, 1993. pers.3.3-5) Menentukan power motor berdasarkan standar NEMA (Alfa Laval Pump Handbook) Cek Kavitasi: NPSH (Net Positive Suction Head) available : NPSH A = (Alfa Laval Pump Handbook, 2001) NPSH R = (pers. 7.15 Walas, 1988) Keterangan : n = kecepatan putaran 3500 rpm (Walas, 1988) Q = ........ S = kecepatan spesifik 7900 rpm (Walas, 1988) Pemilihan pipa yang dipakai untuk aliran zat cair dipengaruhi oleh : Diameter pipa Kekuatan pipa terhadap kondisi operasi Ketahanan pipa terhadap korosifitas 4) Ekonomi 1) Perhitungan Biaya Capital Investment Capital Investment adalah banyaknya pengeluaran-pengeluaran yang dibutuhkan untuk mendirikan fasilitas-fasilitas pabrik dan untuk pengoperasiannya. Capital Investment terdiri dari : a. Fixed Capital Investment (FCI) Fixed Capital Investment adalah biaya yang dibutuhkan untuk mendirikan fasilitas- fasilitas pabrik, yang termasuk di dalamnya yaitu : 1. Purchased Equipment Cost (PEC) PEC adalah biaya pembelian peralatan proses, termasuk pajak bea masuk, asuransi, provisi bank, dan biaya pengangkutan hingga sampai di lokasi pabrik. 2. Installation Cost Installation Cost adalah biaya yang dibutuhkan untuk pemasangan alat-alat proses di lokasi pabrik. 3. Piping Cost Piping Cost adalah biaya yang dikeluarkan untuk sistem pemipaan dalam proses dan biaya pemasangannya. 4. Instrumentation Cost Instrumentation Cost adalah biaya yang digunakan untuk melengkapi sistem proses dengan suatu sistem pengendalian (control). 5. Insulation Cost Insulation Cost adalah biaya yang dibutuhkan untuk sistemn insulasi di dalam proses produksi. 6. Electrical Cost Electrical Cost adalah biaya yang dipakai untuk pengadaan sarana pendukung dalam penyediaan atau pendistribusian tenaga listrik. 7. Building Cost Building Cost adalah biaya yang diperlukan untuk mendirikan bangunan- bangunan di dalam lingkungan pabrik, antara lain perkantoran, kantin, tempat ibadah, laboratorium, saluran air bersih, dan sanitasi. 8. Land and Yard Improvement Land and Yard Improvement adalah biaya untuk pembelian tanah, perbaikan kondisi tanah, pembuatan jalan ke areal pabrik dan paving. Jika pabrik didirikan di kawasan industri, biaya-biaya selain pembelian tanah tidak menjadi tanggungan pabrik lagi karena sudah disediakan. 9. Utility Cost Utility Cost adalah biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan unit-unit pendukung proses, antara lain unit penyediaan air, steam, cooling tower dan udara tekan. 10. Environmental Cost Environmental Cost adalah biaya untuk pemeliharaan kelestarian lingkungan di kawasan pabrik dan sekitarnya. 11. Cost Of Engineering and Construction Cost Of Engineering and Construction adalah biaya untuk design engineering, field supervisor, temporary construction dan inspection. 12. Contractor’s fee Contractor’s fee adalah biaya yang dipakai untuk membayar kontraktor pembangun pabrik. 13. Cost of Contingency Cost of Contingency adalah biaya kompensasi terhadap pengeluaran yang tak terduga, perubahan proses meskipun kecil, perubahan harga dan kesalahan estimasi. b. Working Capital Investment (WCI) Working Capital Investment adalah biaya yang dibutuhkan untuk menjalankan operasi dari suatu pabrik selama kurun waktu tertentu secara normal, yang termasuk di dalamnya yaitu : 1. Raw Material Inventory Raw material inventory adalah biaya yang dibutuhkan untuk persediaan bahan baku, besarnya tergantung dari kecepatan konsumsi bahan baku, nilainya, ketersediaannya, sumber dan kebutuhan storagenya. 2. In Process Inventory In process inventory adalah biaya yang harus ditanggung selama bahan sedang berada dalam proses, besarnya tergantung pada lama siklus proses. 3. Product Inventory Product Inventory adalah biaya yang diperlukan untuk penyimpanan produk sebelum produk tersebut dilempar ke pasaran. 4. Extended Credit Extended Credit adalah persediaan uang untuk menutup penjualan barang yang belum dibayar. 5. Available Cash Available Cash adalah persediaan uang tunai untuk membayar buruh, services, dan material. Manufacturing Cost Manufacturing Cost merupakan jumlah direct, indirect dan fixed manufacturing cost yang bersangkutan dalam pembuatan produk. a. Direct Manufacturing Cost (DMC) Direct Manufacturing Cost adalah pengeluaran yang bersangkutan khusus dalam pembuatan produk, termasuk di dalamnya yaitu : 1. Raw Material Biaya bahan baku meliputi 2 macam, yaitu : - Harga pembelian sampai di tempat dari bahan-bahan yang dipakai dalam produksi. - Harga amortisasi dari bahan katalis selama waktu pemakaiannya. 2. Labor Cost Labor Cost adalah biaya untuk membayar buruh yang terlibat langsung dalam proses produksi. 3. Supervisory Expense Supervisory expense adalah biaya untuk menggaji semua personal yang bertanggung jawab langsung terhadap operasi produksi. 4. Maintenance Cost Maintenance Cost adalah biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan peralatan proses. 5. Plant Supplies Cost Plant Supplies Cost adalah biaya yang diperlukan untuk pengadaan plant supplies, antara lain lubricants, charts, dan gaskets. 6. Royalties and Patents Biaya paten untuk keperluan produksi diamortisasi selama waktu proteksinya (selama paten berlaku). Royalties biasanya dibayar berdasarkan kecepatan produksi atau penjualan. 7. Cost of Utilities Cost of Utilities adalah biaya yang dibutuhkan untuk pengoperasian unit-unit pendukung proses sehingga dihasilkan steam, air bersih, listrik, dan bahan bakar. b. Indirect Manufacturing Cost (IMC) Indirect Manufacturing Cost adalah pengeluaran sebagai akibat dan bukan langsung karena operasi pabrik, termasuk di dalamnya yaitu : 1. Payroll Overhead Payroll Overhead adalah pengeluaran perusahaan untuk biaya pension, liburan yang dibayar perusahaan, asuransi, cacat jasmani akibat kerja dan keamanan. 2. Laboratory Perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk pengoperasian laboratorium karena laboratorium dibutuhkan untuk menjamin quality control. 3. Plant Overhead Plant overhead adalah biaya untuk service yang tidak langsung berhubungan dengan unit produksi, termasuk di dalamnya adalah biaya kesehatan, fasilitas rekreasi, pembelian (purchasing), pergudangan (warehousing) dan engineering (termasuk safety dan protection). 4. Packaging Biaya packaging dibutuhkan untuk membayar biaya pengepakan dan container produk, besarnya tergantung dari sifat-sifat fisis dan kimia produk serta nilainya. 5. Shipping Biaya ini diperlukan untuk membayar ongkos pengangkutan barang produksi hingga sampai di tempat pembeli. c. Fixed Manufacturing Cost (FMC) Fixed Manufacturing Cost adalah pengeluaran yang berkaitan dengan initial fixed capital dan harganya tetap, tidak bergantung pada waktu dan tingkat produksi, termasuk di dalamnya yaitu : 1. Depresiasi Depresiasi adalah biaya penyusutan nilai peralatan dan gedung, besarnya diperhitungkan dari perkiraan lamanya umur pabrik. 2. Property Taxes Property taxes adalah pajak property yang harus dibayar oleh pihak pabrik, besarnya tergantung dari lokasi dan situasi di mana plant tersebut berdiri. 3. Asuransi Pihak perusahaan harus mengeluarkan uang untuk biaya asuransi pabriknya, semakin berbahaya plant tersebut, maka biaya asuransinya semakin tinggi. General Expense General expense adalah pengeluaran umum meliputi pengeluaran-pengeluaran yang bersangkutan dengan fungsi-fungsi perusahaan yang tidak termasuk Manufacturing Cost. a. Administration Cost Administration Cost adalah biaya yang diperlukan untuk menjalankan administrasi perusahaan, termasuk di dalamnya yaitu : 1. Management Salaries Management salaries adalah gaji yang harus dibayarkan kepada semua karyawan perusahaan di luar buruh produksi, antara lain manager utama, manager, sekretaris dan kepala bagian. 2. Legal Fees and Auditing Legal Fees adalah biaya untuk fee yang legal, sedangkan auditing adalah biaya untuk membayar akuntan publik. 3. Biaya untuk peralatan kantor dan komunikasi Biaya ini digunakan untuk membeli peralatan kantor seperti kertas, tinta dan lain-lain serta untuk biaya komunikasi di lingkungan perusahaan seperti telepon dan internet. b. Sales Expense Sales Expense adalah biaya administrasi yang diperlukan dalam penjualan produk, termasuk didalamnya biaya promosi apabila produk tergolong baru. c. Research Biaya riset diperlukan untuk mendukung pengembangan pabrik, baik perbaikan proses maupun peningkatan kualitas produk. d. Finance Finance adalah pengeluaran untuk membayar bunga pinjaman modal. 2) Analisa Kelayakan Untuk dapat mengetahui kelayakan sebuah pabrik dapat dilihat dari profitabilitasnya. Jika profitabilitasnya tinggi maka pabrik potensial untuk dibangun. Untuk menganalis apakah pabrik tersebut potensial untuk didirikan atau tidak maka dilakukan analisa atau evaluasi kelayakan. Beberapa cara analisa kalayakan adalah : 1. Percent Profit on Sales (POS) Profit on sales adalah besarnya keuntungan kasar dari setiap satuan produk yang terjual. 2. Percent Return on Investment (ROI) Return of Invesment adalah perkiraan keuntungan yang dapat diperoleh setiap tahun, didasarkan pada kecepatan pengembalian modal tetap yang diinvestasikan. 3. Pay Out Time Pay Out Time adalah jumlah tahun yang telah berselang sebelum diperoleh suatu penerimaan melebihi investasi awal atau jumlah tahun yang diperlukan untuk kembalinya capital investment oleh profit sebelum dikurangi depresiasi. 4. Break Even Point (BEP) Break Even Point adalah titik yang menunjukkan pada tingkat berapa biaya dan penghasilan jumlahnya sama. Dengan Break Even Point kita dapat menentukan tingkat berapa harga jual dan jumlah unit yang dijual secara minimum dan berapa harga serta unit penjualan yang harus dicapai agar mendapat keuntungan. Dalam hubungan ini : Fa = Fixed Manufacturing Cost Ra = Regulated Cost Va = Variable cost Sa = Penjualan produk 5. Shut Down Point (SDP) Shut Down Point adalah suatu titik atau saat penentuan suatu aktivitas produksi dihentikan. Penyebabnya antara lain variable cost yang terlalu tinggi, atau bisa juga karena keputusan manajemen akibat tidak ekonomisnya suatu aktivitas produksi (tidak menghasilkan profit). 6. Discounted Cash Flow (DCF) Discounted Cash Flow adalah salah satu cara untuk menganalisa kelayakan ekonomi pabrik dimana Discounted Cash Flow didefinisikan sebagai jumlah uang dari keuntungan yang tidak digunakan untuk pinjaman modal dan bunganya. Harga ditrial sampai didapat: Dalam hubungan ini : FCI = Fixed Capital Investment WC = Working Capital SV = Salvage Value CF = Cash Flow i = Rate of Return 5) Lainnya Tekanan hidrostatis : tekanan disebabkan ketinggian cairan diatasnya harus setimbang dengan tekanan panahannya. BM tanpa koma : menunjukkan jumlah nukleon (proton + neutron) dalam inti atom. BM pakai koma : semua unsur di alam terdiri atas isotop-isotop dan suatu unsur merupakan campuran isotop-isotop unsur tersebut. Karena masing-masing isotop memiliki massa atom yang berbeda maka harga massa atom (Berat molekul) suatu unsur yang dipakai dalam perhitungan kimia adalah massa atom rata-rata dari seluruh isotop unsur tersebut. Kapasitas produksi tidak sama degan data import Kapasitas produksi = 22.000 ton/thn Kebutuhan = 27.000 ton/thn Keuntugan digunakan saturated steam dibandingkan superheated steam : Panas/energi saturated lebih besar karena adanya panas laten, sedangkan superheated panas sensibel yang bergantung pada ΔT, maka daya pemanasnya sangat kecil. Pada saturated jika ingin merubah tekanan maka temperatur berubah tertentu. Pada superheated temperatur tidak bergantung tekanan, sehingga untuk tekanan tertentu temperatur dapat bermacam-macam. Specific gravity : densitas relaif suatu zat terhadap densitas air pada temperatur standar 4oC (ilmuwan) atau 15oC engineer. Titik kritis : kondisi dimana tidak dapat dibedakan lagi antara cairan dan uap. Viskositas : sebuah gaya yang menghambat aliran Cairan ideal = cairan hypothetical (tdk nyata) yg viskositasnya nol. Campuran : materi yang terbentuk dari 2 macam zat atau lebih yang memiliki sifat zat asalnya. Larutan : suatu campuran yang homogen dari suatu zat terlarut (solute) dan zat yang melarutkannya (solven). Kapasitas panas : banyaknya panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu suatu zat 1 o C. Panas jenis : banyaknya panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 gram zat 1oC. Kapasitas panas molar : banyaknya panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 mol zat 1oC. Entalpi pembentukkan molar standar (ΔHof) : banyaknya panas yang diserap/dilepaskan ketika 1 mol senyawa tersebut dibentuk dari unsur-unsurnya dalam keadaan standar. H2 + ½ O2 H2O Panas pembakaran : banyaknya panas yang dilepaskan ketika 1 mol senyawa tersebut terbakar sempurna dengan oksigen. C + O2 CO2 Panas netralisasi : jumlah panas yang dilepaskan ketika 1 mol air terbentuk akibat reaksi asam dengan basa atau sebaliknya. Panas pelarutan : panas yang dilepas/diserap ketika 1 mol senyawa dilarutkan dalam pelarut berlebih yaitu sampai suatu keadaan dimana pada penambahan pelarut selanjutnya tidak ada panas yang diserap/dilepaskan lagi. Panas pengenceran : banyaknya panas yang dilepas/diserap ketika suatu zat atau larutan diencerkan dalam batas konsenterasi tertentu.