Isim nakirah ialah isim yang menunjukkan suatu perkara yang tidak ditentukan.
a. Untuk menunjukkan satu, seperti pada َعى++ ِة يَ ْس++َى ْال َم ِد ْين++ص
َ ٌل ِّم ْن َأ ْق++ُ ا َء َرج++( َو َجYasin, 36:20).
sesuatu macam dari kehidupan, yaitu mencari tambahan untuk masa depan, sebab
c. Untuk menunjukkan satu dan macam sekaligus. Misalnya pada: ق ُك َّل دَآبَّ ٍة ِّم ْن َمآ ٍء
َ َ( َوهللاُ َخلAn-
Nur, 24:45). Maksudnya setiap macam dari segala macam binatang itu berasal dari suatu
macam air dan setiap individu (satu) binatang itu berasal dari satu nutfah.
e. Untuk menunjukkan arti banyak, seperti pada ayat: رًا+ ْا َأَلج++َ( َأِئ َّن لَنAsy-Syu’ara, 26:42).
f. Untuk membesarkan dan menunjukkan banyak (gabungan dua poin di atas) misalnya: وَِإ ْن
jumlahnya.
ُر++َان ِمنَ هللاِ َأ ْكب ِ ةً فِي َجنَّا++َا ِكنَ طَيِّب++ا َو َم َس++َ ِد ْينَ فِ ْيه++ِا ُر خَ ال++َ( اَْأل ْنهBara’ah, 9:72). Maksudnya,
ْ ْد ٍن َو ِر++َت ع
ٌ َو++ض
keridhaan yang sedkit dari Allah itu lebih besar dari pada surga, karena keridhaan itu
isim ma’rifah (ta’rif) mempunyai beberapa fungsi yang berbeda sesuai dengan macamnya.
[2]
a. Ta’rif dengan isim dhamir (kata ganti) karena keadaan menghendaki demikian, baik dhamir
1) Menghadirkan pemilik nama itu dalam hati pendengar dengan cara menyebutkan namanya
yang khas.
2) Memuliakan, seperti pada ayat: ِ( ُم َح َّم ٌد َرسُوْ ُل هللاAl-Fath, 48:29).
َ َوُأولَِئ
َ ك ُه ُم ْال ُم ْفلِح
2) Menjelaskan keadaannya dengan menggunakan kata tunjuk jauh, seperti: ُون
(ABaqarah, 2:5).
3) Menghinakan dengan memakai kata tunjuk dekat, seperti: ٌَو َم ا َه ِذ ِه ْال َح َي اةُ ال ُّد ْن َيا ِإاَّل لَ ْه وٌ َولَ ِعب
(Al-‘Ankabut, 29:64).
َ ك ْال ِك َت ابُ اَل َري
4) Memuliakan dengan memakai kata tunjuk jauh, seperti pada: ْب فِي ِه َ ِ( َذلAl-
Baqarah, 2:2)
5) Mengingatkan (tanbih) bahwa sesuatu yang ditunjuk (musyar ilaih) yang diberi beberapa
sifat itu sangat layak dengan sifat yang disebutkan sesudah isim isyarah tersebut. Misalnya:
ا++وْ نَ بِ َم++ُ َوالَّ ِذ ْينَ يُْؤ ِمن. َصالَةَ َو ِم َّما َر َز ْقناَهُ ْم يُ ْنفِقُوْ ن
َّ ب َويُقِ ْي ُموْ نَ ال َ ٰذلِكَ ْال ِكتَابُ الَ َري
ِ اَلَّ ِذ ْينَ يُْؤ ِمنُوْ نَ بِ ْال َغ ْي. َْب فِ ْي ِه هُدًى لِ ْل ُمتَّقِ ْين
ٰ دًى ِم ْن َربِّ ِه ْم َوُأ+ُك َعلَى ه
Al-Baqarah,( َوْ ن+ُولِئكَ هُ ُم ْال ُم ْفلِح ٰ ُأ. َوْ ن+ُاْآل ِخ َر ِة هُ ْم يُوْ قِن+ِك َوب ُأ َ ُأ ْن ِز َل ِإلَ ْي
َ ولِئ ِ ك َو َمآ ْن
َ +ِز َل ِم ْن قَ ْبل+
)2:2-5
1) Karena tidak disukainya menyebutkan nama sebenarnya untuk menutupinya atau
(Yusuf, 12:23).
2) Untuk menunjukkan arti umum, seperti: ( َوالَّ ِذ ْينَ َجاهَ ُدوْ ا فِ ْينَا لَنَ ْه ِديَنَّهُ ْم ُسبُلَنَاAl-‘Ankabut, 29:69).
3) Untuk meringkas kalimat, seperti: الُوْ ا++َ َّرَأ هللاُ ِم َّما ق+َ( يَآ َأيُّهَا الَّ ِذ ْينَ آ َمنُوْ ا الَ تَ ُكوْ نُوْ ا َكالَّ ِذ ْينَ آ َذوْ ا ُموْ ٰسى فَبAl-
Ahzab, 33:69). Andaikata nama-nama orang yang mengatakan itu disebutkan tentulah
1) Untuk menunjukkan sesuatu yang sudah diketahui karena telah disebutkan (ma’hud zikri),
seperti: ٌّاجةُ َكَأنَّهَا َكوْ َكبٌ ُد ِّري ُّ َ ا، اَ ْل ِمصْ بَا ُح فِي ُز َجا َج ٍة،ٌ َمثَ ُل نُوْ ِر ِه َك ِم ْش َكا ٍة فِ ْيهَا ِمصْ بَاح،ض
َ لز َج ِ ْت َواَْألر
ِ هللَا ُ نُوْ ُر السَّمٰ َوا
(An-Nur, 24:35).
ِ لَقَ ْد َر
2) Untuk menunjukkan sesuatu yang sudah diketahui bagi pendengar seperti pada: ُض َي هللا
( َع ِن ْال ُمْؤ ِمنِ ْينَ ِإ ْذ يُبَايِعُوْ نَكَ تَحْ تَ ال َّش َج َر ِةAl-Fath, 48:18).
ُ ( اَ ْليَوْ َم َأ ْك َم ْلAl-
3) Sesuatu yang sudah diketahui karena ia hadir pada saat itu seperti: ت لَ ُك ْم ِد ْينَ ُك ْم
Maidah, 5:3).
Maksudnya, kitab yang sempurna petunujuknya dan mencakup semua isi kitab yang
6) Untuk menerangkan esensi, hakikat dan jenis, seperti dalam ayat: َو َج َع ْلنَا ِمنَ ْال َمآ ِء ُك َّل َش ْي ٍء َح ٍّي
(Al-Anbiya, 21:30).
Di dalam beberapa redaksi yang mirip terdapat jenis morfem (kata) tetentu yang
persis sama, namun berlainan ketika memakainya. Pada salah satu redaksi, umpamanya, di
awal morfem tersebut ditambahkan alif lam ()ال, kata serupa inilah yang disebut ma’rifat.
Dalam pada itu, ayat lain yang beredaksi mirip dengannya, juga memakai morfem yang
sama, tapi tanpa alif lam. Kata yang serupa ini disebut nakirat. Jadi yang dimaksud dengan
perbedaan ma’rifat dan nakirat di sini ialah berbedanya cara pemakaian jenis morfem